Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erica Harlin
"Aksara adalah sebuah NLP tool yang menuruti Universal Dependencies (UD) v2. Penelitian terakhir terkait pemrosesan bahasa informal pada Aksara adalah v1.2 yang berfokus pada kemampuan Aksara untuk memproses kata-kata dasar informal dan kata-kata dengan afiksasi informal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Aksara dalam memproses noisy text. Dalam penelitian ini, terdapat 5 metode yang dipertimbangkan untuk menormalisasikan noisy text, yaitu: Levenshtein distance, Damerau-Levenshtein distance, perbandingan subsequence, longest common subsequence (LCS), dan SymSpell. Untuk menentukan metode mana yang paling cocok, kami membangun dataset sintetis berukuran 20.000 kata, lalu mengukur dan membandingkan performa metode yang satu dengan yang lain dalam menormalisasikan dataset sintetis tersebut. Metode yang akhirnya dipilih adalah SymSpell karena metode ini yang menghasilkan akurasi yang paling tinggi. Versi Aksara yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah Aksara v1.4 (Aksara baru). Untuk mengevaluasi Aksara baru, dipakai gold standard yang terdiri dari 152 kalimat dan 1786 token. Hasil evaluasi menunjukkan lemmatizer Aksara baru memiliki akurasi senilai 90.99% dan 91.66% untuk kasus case-sensitive dan case-insensitive. Untuk POS tagger, Aksara baru memiliki akurasi senilai 83%, recall senilai 83%, dan F1 score senilai 83%.

Aksara is an Indonesian NLP tool that conforms to Universal Dependencies (UD) v2. The latest work on Aksara pertaining to its informal language processing ability is Aksara v1.2, which is focused on Aksara’s ability to process informal root words and words with informal affixation. This work aims to enable Aksara to process noisy texts. In this research, there are 5 methods considered for normalizing noisy texts: Levenshtein distance, Damerau-Levenshtein distance, subsequence comparison, longest common subsequence (LCS), and SymSpell. To determine which method is best suited for this purpose, we built a synthetic dataset of 20,000 words, then measured and compared each method’s performance in normalizing the synthetic data. The chosen method is SymSpell as it yields the highest accuracy. This chosen method along with a context dictionary will be integrated into Aksara as a text normalizer. To evaluate new Aksara’s performance, a gold standard consisting of 152 sentences and 1786 tokens is used. The evaluation result shows that the new Aksara’s lemmatizer has an accuracy of 90.99% and 91.61% for case-sensitive and case-insensitive cases. For POS tagger, the new Aksara has an accuracy of 83%, a recall of 83%, and an F1 score of 83%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dondick Wicaksono Wiroto
"Sektor informal yang ingin ingin dikaji melalui penelitian ini adalah sektor informal Pedagang Kaki Lima (PKL). Keberadaan PKL menjadi suatu permasalahan bagi pemerintah-pemerintah daerah yang ada di Indonesia dan menjadi suatu tantangan bagi pemerintah kotanya dalam rangka melakukan penataan PKL kembali. Namun untuk menghindari pendewaan terhadap peran pemerintah, maka perlu untuk meneliti praktik-praktik dalam interaksi antar kelompok kepentingan yang dapat dapat terlibat dalam situasi mendukung dan tidak mendukung para PKL, sehingga PKL selalu dapat mereproduksi keberadaan mereka. Konsepsi kesadaran praktis dan diskursif dan praktik kekuasaan dari teori strukturasi Giddens akan digunakan untuk menjelaskan bahwa resistensi PKL itu muncul bukan saja karena tekanan struktural tetapi juga karena terjadi interaksi antar kelompok kepentingan.

Informal sector which wish to study through this research are sidewalk vendors in the informal sector (street vendors or PKL). The exitence of street vendors becomes a problem for local governments in Indonesia and a challenge for city governments to make re-arrangement of street vendors. However, to avoid deification to the role of government, it is necessary to examine practices in the interaction between interest groups that may be involved in situations to support and not support the street vendors, so that street vendors always able to reproduce their existence. Conception of practical and discursive consciousness and power practice which is derived from Giddens structuration theory will be used to explain that PKL resistance arises not only because of the structural pressures but also because there is interaction between the actors of interest groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27490
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Cities are developing in to a gigantic human settlement. They represent serious sub-regional gaps in economic and welfare. This article reviews the consequences of over-urbanoization. ..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Informal sector is one of many characteristics of Jakarta. As a metropolitan area, jakrta fails to provide enough jobs in the formal sector for its labour force...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hening
"ABSTRAK
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Tingginya jumlah
penduduk yang tidak disertai dengan kemampuan penyediaan kesempatan kerja
yang memadai menyebabkan munculnya masalah pengangguran. Kota Bandung,
sebagai satu-satunya Kota Kreatif di Indonesia, berupaya peningkatan penyerapan
tenaga kerja tidak hanya pada sektor formal tetapi juga informal guna menekan
angka penangguran. Skripsi ini membahas strategi Disnaker Kota Bandung dalam
meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor formal dan informal.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa terdapat dua strategi yaituStrategi Penyerapan Tenaga
Kerjadi DalamHubungan Kerja dan Strategi Penyerapan Tenaga Kerja di Luar
Hubungan Kerja.Tiap-tiap strategi memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan ancaman yang berbeda-beda. Terlepas dari pelaksanaan strategi tersebutyang
sudah baik atau tidak, pada akhirnya implementasi dari strategi tersebut
telahmemberikan kontribusi pada pencapaian sasaran strategis.

ABSTRACT
Population is a pivotal element of development. The high number of
people in coexistence with the lack of job opportunities has lead to the rise of
unemployment. Bandung, as the only Creative City in Indonesia, is seeking ways
to improve employment absorption not only at the formal but also informal sector
in order to reduce the number of unemployment. This study discusses the
strategies used by Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung in increasing employment
absorption in the formal and informal sectors. This study is a qualitative research
with descriptive design. The results indicate that there are two strategies, namely
the Employment Absorption in Work Relationgship Strategy and Employment
Absorption Outside of Work Relationship. Each strategies have their own
strengths, weaknesses, opportunities and threats. Regardless of whether the
implementation of the strategies is successful or not, in the end the
implementation of the strategies have contributed in achieving strategic
objectives."
2016
S63925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok A. Prabowo
"Tesis ini ingin mengetahui sejauh mana efektivitas sektor informal dalam bidang perdagangan dalam menanggulangi kemiskinan. Dimana objek penelitian mengambil satu dari sebelas desa atau kelurahan tertinggal yang ada di DKI Jakarta, yaitu Kelurahan Galur Jakarta-Pusat. Melalui penelitian deskriptif kualitatif yang terlaksana selama lima bulan didapat hasil penelitian yang memberikan justifikasi pada pernyataan diatas.
Sampel penelitian diambil dari pedagang sektor Jasa dan Perdagangan sebanyak 300 sampel yang diambil secara stratifikasi random. Stratifikasi ramdom tersebut diambil dari enam sekala usaha yang besarnya terbagi sesuai modal lancar yang dimiliki baik pada sektor informal bidang jasa maupun perdagangan
Dari penelitian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sektor informal bidang jasa dan perdagangan sama-sama meningkatkan pendapatan orang miskin yang bermigrasi dari desa ke Kelurahan Galur. Dan yang terpenting dari hasil penelitian ini adalah sektor informal bidang perdagangan lebih efektif dibandingkan sektor informal bidang jasa, didalam meningkatkan pendapatan orang miskin.
Keberhasilan menaikkan pendapatan melalui sektor informal bidang perdagangan adalah kondisi pengeluaran uang berbanding lurus dengan besarnya pendapatan yang diperoleh para pelaku ekonomi di sektor informal, dari yang tadinya berada dalam garis kemiskinan hingga setelah memasuki sektor informal berhasil keluar dari garis kemiskinan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T5690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendra Valentino
"Skripsi ini membahas tindakan kolektif sektor informal Pedagang Barel. dalam menjalani kehidupannya pedagang sektor informal seringkali menghadapi tantangan dari lingkungan eksternal. Dengan adanya tantangan tersebut maka diperlukan strategi agar pedagang tetap mampu mempertahankan eksistensinya. Pedagang informal Barel mendapat tantangan berupa penutupan pintu Barel oleh Pihak Rektorat UI. Tindakan kolektif menjadi pilihan para pedagang Barel untuk dapat mempertahankan klaim atas dibukanya pintu Barel. Tindakan kolektif yang mereka lakukan ini meliputi proses pengintegrasian interest individu-individu didalamnya sehingga menjadi interest kolektif, pengorganisasian, mobilisasi yang akhirnya menjadi sebuah tindakan kolektif itu sendiri. Dalam interaksinya dengan lingkungan eksternal, pedagang Barel mendapatkan opportunity maupun threat. Opportunity ini memberikan ruang bagi mereka untuk menyuarakan aspirasi dan juga memperkuat klaim yang mereka buat sebelumnya. Pada akhirnya tindakan kolektif yang mereka lakukan berhasil mempertahankan eksistensi mereka, hal ini ditandai dengan dibukanya kembali pintu Barel secara resmi oleh pihak UI.

This thesis discusses the collective action of Barel's informal sector traders. live their lives as informal sector traders, they often face challenges from the external environment. Given these challenges, they will need strategies so they still able to maintain their existence. Barel?s informal traders have a challenge when Universitas Indonesia closing Barel?s Gate. Collective action is choice for traders to be able to resist their claim for opening Barel?s gate. Their collective action involves the process of integrating individual interest so it becomes a collective interest, organization, and mobilization that eventually became a collective action itself. In its interaction with the external environment, Traders get the opportunity and threat. Opportunity give them ability to tell their aspirations and also strengthen the claims they have made previously. At the end collective action which they did successfully resist their existence, it is marked by the reopening of the Barel?s gate officially by UI."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia
"ABSTRAK
Penelitian ini mendiskusikan Sektor Informal dalam Ruang Ekonomi, dengan merunjuk pada Kota Depok sebagai lokus penelitian. Metodologi yang digunakan adalah Soft Systems Mehtodology based Action Research. Kerangka Teori yang digunakan adalah The New Institutionalism In Economic Sociology. Temuan penelitian ini adalah value bersama (ideologi) “Gotong-Royong” yang ada dalam diri aktor ekonomi di sektor informal, memberikan kontribusi positif pada outcome ekonomi. Rekomendasi teoritik yaitu (a) mempertimbangkan konteks saat menggunakan kerangka berpikir utama, (b) menggunakan model epistemologi untuk membangun tipe ideal yang dapat menggambarkan konteks lokus penelitian dan meletakkannya dalam kerangka teori yang digunakan untuk menganalisa apa yang menjadi research interest. Rekomendasi praktik adalah perlu penguatan value-bersama (ideologi) untuk memperkecil potensi konflik horisontal dalam ruang ekonomi di sektor informal, dimana aktor-aktor yang berinteraksi adalah aktor dengan value etnik/agama masing-masing.

ABSTRACT
This research discusses the Informal Sector in the Economic Field. Locus of the research is Kota Depok. This research uses the methodology „Soft Systems Methodology based Action Research‟. By using the framework of thinking “The New Institutionalism In Economic Sociology”, the finding of this research is common-values (ideology) „Gotong-Royong‟ provides a positive influence to the economic outcome with low negative implications. Theoretical recommendations as follows (a) have to consider the context of the locus, (b) to use epistemology model as an ideal type based on context of the locus, to debate the phenomenon which is the research interest of the researcher. Practical recommendation is to strengthen common-value (Ideology) „Gotong-Royong‟ to avoid horizontal conflicts among actors of the economic informal sector."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jibril Fitra Erlangga
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan segala risiko yang dihadapi oleh seniman Wayang Orang Bharata sebagai pekerja informal serta untuk mengetahui bagaimana mekanisme atau strategi yang dilakukan mereka untuk bertahan hidup ketika menghadapi risiko ini. Penelitian ini menggunakan metode Kualtitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang macam-macam risiko yang dihadapi para seniman Wayang Orang Bharata dan juga modal apa saja yang mereka miliki yang dapat membuat mereka dapat bertahan hidup ketika menghadapi risiko tersebut.

This study aimed to look at all the risks faced by artists Wayang Orang Bharata as informal workers and to find out how the mechanism or strategy that they have done to survive when faced with this risk. This study uses qualtitative with descriptive research. The results of this study describes the various risks faced by Wayang Orang Bharata artists and also any capital they have to make them able to survive when faced with these risks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Saherdi
"Berdasarkan pengertian Undang-Undang Nomer 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Kegiatan usaha kecil tersebut meliputi usaha informal dan usaha skala kecil tradisional. Kegiatan usaha kecil sektor informal tersebut antara lain mencakup berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Sedangkan pengertian usaha kecil tradisional menunjuk pada pengertian usaha kecil tradisional yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun menurun, dan atau berkaitan dengan produk barang kesenian.
Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan UKM. Alasan pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga, adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar. Usaha kecil dan usaha rumah tangga di Indonesia juga dianggap telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, rneningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.
Oleh sebab itu, keberadaan sektor informal di perkotaan, termasuk di Jakarta, secara ekonomi justru merupakan hal yang menguntungkan. Namun demikian, di kota Jakarta, tampaknya belum diimbangi dengan penataan yang optimal terhadap keberadaan usaha skala informal tersebut. Produk yang mereka jual ke pelanggan (masyarakat) cenderung kurang sesuai dengan perkembangan gaya dan sclera masyarakat sehingga potensi yang dimiliki oleh usaha skala informal tradisional menjadi tidak optimal. Kondisi tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap eksistensi usaha skala informal tradisional. Mereka menjadi kurang mampu bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh sektor-sektor lainnya. Padahal dari sejumlah produk yang dihasilkan oleh sektor usaha skala informal tradisional cukup banyak yang dapat dikembangkan menjadi produk unggulan, misalnya produk-produk berbahan dasar kayu, yang banyak diminati oleh masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan kajian yang komprehensif mengenai Strategi Pengembangan Produk Unggulan Usaha Skala Informal Tradisional di DKI Jakarta. Hasil kajian ini diharapkan dapat mendorong Usaha Skala Informal Tradisional menjadi lebih berdaya dan menjadi usaha formal yang tangguh dalam mengembangkan produk-produk unggulannya. Terkait dengan perrnasalahan tersebut maka tesis ini bertujuan untuk meneliti dan memberikan jawaban atas permasalahan pokok berikut :
1. Berdasarkan kriteria produk unggulan yang telah ditentukan, produk-produk dari usaha sektor informal apa saja yang termasuk unggulan?
2. Bagaimana strategi untuk rnengembangkan produk-produk yang dianggap unggulan tersebut?
Ruang lingkup penelitian dari tesis ini mencakup upaya penentuan kriteria unggulan, penentuan produk-produk unggulan dan penyusunan strategi pengembangan produk unggulan. Penentuan kriteria produk unggulan akan didasarkan pada teori, kajian yang telah ada sebelumnya maupun kriteria-kriteria yang telah terlebih dahulu dikembangkan oleh berbagai pihak. Sedangkan upaya penentuan produk unggulan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan bantuan model yaitu model AHP.
Selanjutnya, hasil penentuan kriteria dan produk unggulan akan dijadikan sebagai dasar untuk menyusun strategi yang dipandang efektif untuk mengembangkan produk dari usaha sektor informal.
Obyek penelitian ini adalah produk yang dihasilkan oleh usaha kecil sektor informal. Penelitian ini meliputi 5 kotamadya di DKI Jakarta, dan mencakup 15 produk yang dihasilkan oleh 75 pengusaha kecil sektor informal, yaitu masing-masing 5 orang di setiap kotamadya untuk satu produk yang sama.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh kegiatan Usaha Sektor Informal di DKI Jakarta, sangat beragam, dan beberapa diantaranya memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Di berbagai negara lain, tidak jarang produk-produk hasil kegiatan Usaha Sektor Informal dapat dikembangkan menjadi produk unggulan yang bahkan akhirnya menjadi penggerak tumbuhnya sektor-sektor lain. Namun disayangkan, bahwa di DKI Jakarta belum terdapat data-data mengenai kegiatan Usaha Sektor Informal yang rinci dan memadai untuk menjadi dasar pengambilan keputusan mengenai upaya pengembangan dan pemberdayaan Usaha Sektor Informal ini.
Oleh sebab itu, upaya untuk mengembangkan produk ini perlu didukung dengan strategi maupun taktik marketing yang benar. Salah satu upaya marketing yang cukup efektif adalah upaya penjualan produk melalui event event khusus yang diselenggarakan secara periodik. Hal ini selain dimaksudkan untuk mensosialisasikan produk kepada masyarakat, juga dapat berdampak pada peningkatan kualitas produk. Oleh sebab itu, pihak pemerintah daerah DKI Jakarta perlu memikirkan cara-cara seperti ini, yang bagi kota-kota di negara lain sudah sangat biasa, dan benar-benar efektif untuk memasarkan produknya sekaligus meningkatkan sektor pariwisata.
Upaya pengembangan dan pemberdayaan kegiatan dan produk ini juga tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat, termasuk sektor swasta. Oleh sebab itu, Pemda DKI Jakarta perlu melibatkan pihak swasta, yaitu dengan menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya kemitraan, baik secara langsung antara swasta dengan pengusaha sektor informal yang bersangkutan atau secara tidak langsung melalui Badan Pengembangan Prnduk Sektor Informal yang dibentuk secara bersama antara Pemda DKI Jakarta dengan pihak swasta. Untuk itu, Pemda DKI Jakarta perlu merumuskan adanya insentif yang akan diterima oleh pihak swasta yang melakukan kemitraan mengembangkan produk sektor informal ini.

According to the 1995 Act Number 9 re Small Businesses; what is meant by this type of business is a small--scale core economic activity for achieving criteria of net assets or annual sales such as ownership as specified in the above mentioned Act. Small business activities include informal sector and traditional small business. The former involves, amongst other things, non-registered, non-licensed and non-incorporated businesses while the latter refers to the definition of traditional small businesses which employs simple production tools over times or related to the art works.
There are, at least, three reasons underlying a developing country or the Third World to assume importance of Small and Medium Scale Businesses (SMB). One is because the SMB's performance tends to be better producing productive workforce. Secondly, as part of its dynamics, the SMB frequently gains its productivity through investment and changing technology or technological advance, Thirdly, or finally, one assures that the SMB has strengths or advantages in lights of flexibility rather than that of large businesses. Small and traditional industries in
Indonesia is also deemed to play important roles in receiving or accommodating workforce, increasing business units and strengthening household income.
As a result, the extant informal sector in urban areas, Jakarta included, is economically beneficial. The City of Jakarta seems to main, however, not balanced off with an optimum master-plan against its existence. The products which they sell to customers (general public) are less adapted to the style progression and public tastes and that the potentials which traditional informal scale businesses are not optimum. Such a condition has indirect impacts on the informal traditional activities. They are no longer competitive with outputs of other sectors. Now the products as the outputs of the informal traditional activities are sufficient to be developed into profitable products such as those of wooden basic material which most people desire.
For that purpose, it needs a comprehensive analysis on the Development Strategies for Profitable products of Informal Traditional Business Sector in DKI. Jakarta. Results of the analysis are expected to support Informal Traditional Businesses to be more competitive and established formal businesses. Moreover, this thesis intends to search and respond the statement of problems:
1. According to the criteria of determined profitable products, what are products of the informal business sector which belong to excellent or profitable products?
2. How about strategies to develop the profitable products?
Scope of study for this thesis reveals determination of profitable criteria, profitable products and development strategic arrangement for the same products.
These criteria of profitable products will be based on theories; previously developed analysis of criteria. While determination of profitable products upon the established criteria will be made by means of AHP Model. Furthermore, results of determination of both criteria and profitable products will constitute a basis for preparing effective strategies to develop a product of the informal business sector.
This research object is any product produced by small informal sector. The research involves all the 5 municipalities in DKI Jakarta and includes 15 products produced by 75 small informal businesses; 5 employers of every municipality for one similar product.
The research indicates that products produced by the Informal Business Sector in DKI Jakarta are various or diversified and therefore, some have greater potentials to be developed. In other several countries, outputs of the Informal Business Sector are often developed to be profitable products which are anticipated, later on, to drive development and growth of other sectors. Unfortunately, DKI Jakarta has no data and details of sufficient Informal Business Sector for a basis to make decisions on development efforts and empowerment.
Product development should be, therefore, strengthened by actual marketing strategies and tactics. One of the effective marketing efforts is selling of product through regularly-held special events. This does not only socializes products but also has impacts on the product's quality improvement. As a consequence, the government of DKI Jakarta must consider this type of ways that may be common for other cities and effective for marketing tourism sector.
Business and product development and empowerment lie not only in the hands of government but also become the responsibility of all levels of community including private sector. The Provincial Government of DKI Jakarta should, therefore, involve private sectors; creating conducive circumstances for creating partnership either directly between private and informal businesses or indirectly through Badan Pengembangan Produk Sektor Informal ("Informal Sector Product Development Agency") established jointly between the Provincial Government of DKI Jakarta and private sector. For that purpose, the Provincial Government of DKI Jakarta should formulate incentives which private sector will gain in order to provide and maintain partnership for this informal sector's product development,
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>