Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danang Ambar Prabowo
"Kedokteran Okupasi memiliki peran penting dalam aspek psikososial untuk meningkatkan produktivitas pekerja menghadapi bonus demografi tahun 2045yang sudah dimulai sejak tahun 2020. Dokter bidang kedokteran okupasi memberikan evaluasi kesehatan mental dan fisik kepada pekerja dengan melakukan identifikasi bahaya potensial di lingkungan kerja (terutama bahaya potensial aspek psikososial), pemeriksaaan kesehatan pekerja; menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja atau bukan, menentukan laik kerja atau Kembali kerja, serta memberikan rekomendasi/solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi stress kerja, kelelahan akibat kerja, dan masalah kesehatan kerja lainnya. Dengan pendekatan yang holistik, Kedokteran Okupasi dapat membantu pekerja mempertahankan kesehatan mental dan fisiknya, sehingga meningkatkan produktivitas dan kontribusi mereka dalam lingkungan kerja. Selain itu, Dokter bidang Kedokteran Okupasi Bersama dengan tenaga kesehatan lainnya juga dapat memberikan pelatihan dan workshop mengenai manajemen stres, keseimbangan kehidupan kerja, dan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dalam menghadapi perubahan lingkungan kerja dan tuntutan kerja di masa datang."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Mulyantini
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Pasca mengalami cacat anatomi akibat kecelakaan kerja, waktu yang dibutuhkan pekerja untuk kembali bekerja bervariasi, dengan berbagai faktor risiko yang berperan terhadap waktu kembali bekerja. Penelitian ini bertujuan membandingkan waktu kembali bekerja antara pekerja sektor ekonomi formal dengan informal dan faktor lainnya.
Metodologi: Penelitian retrospektif, dengan sampel pekerja yang mengalami cacat anatomi akibat kecelakaan kerja yang ditangani di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, periode 1 Januari 2013 - 31 Desember 2014. Klasifikasi kecelakaan, tindakan medis, penyakit penyerta serta pembiayaan diperoleh melalui rekam medik. Sosiodemografi, sektor pekerjaan, masa kerja, waktu kembali bekerja diperoleh dari kuesioner. Analisa korelasi dilakukan untuk melihat hubungan usia, masa kerja dengan waktu kembali bekerja. Pada faktor risiko juga dilakukan analisa bivariat menggunakan uji-t tidak berpasangan dan ANOVA. Faktor risiko yang memiliki (p<0,25) dilakukan analisa multivariat dengan regresi berganda.
Hasil : Diperoleh 61 subyek, mayoritas pria (95,1%), berpendidikan dasar-menengah (85,2%), tidak mendapat jaminan pembiayaan (57,4%), cacat anatomi pada ekstremitas atas (85,2%), melakukan kontrol luka (88,5%), mendapat tindakan bedah amputasi tertutup (91,8%), tanpa penyakit penyerta (88,5%). Sebanyak 33 (54,1%) subyek adalah pekerja sektor ekonomi formal. Waktu kembali bekerja pada pekerja sektor ekonomi formal lebih cepat dibandingkan dengan pekerja sektor ekonomi informal dengan rata-rata perbedaan waktu 9 hari (p<0,01). Tindakan bedah amputasi tertutup mengurangi waktu kembali bekerja selama rata-rata 11 hari (p<0,01).
Kesimpulan: Sektor ekonomi adalah determinan utama waktu kembali bekerja. Pekerja sektor formal mempunyai rerata waktu kembali bekerja lebih cepat dibandingkan dengan pekerja informal, kemungkinan berkaitan dengan sosio-ekonomi dan akses pelayanan kesehatan yang memadai pada pekerja sektor formal. Tindakan bedah amputasi tertutup mengurangi waktu kembali bekerja secara signifkan.

ABSTRACT
Introduction: Return to work time for workers with anatomical impairment due to occupational accident is varied as there are many risk factors associated with it. This study aimed to compare the mean differences return to work time between formal and informal workers and other factors.
Methods: This study was a retrospective study, using sample of workers with anatomical impairment due to occupational accident who received medical care at the Cipto Mangunkusumo hospital, during the period of 1st January 2013 - 31st December 2014. Accident classification, medical procedure, healhtcare coverage, other accompanying health conditions were obtained from the medical records. Sosiodemography, working sector, working period, return to work time were obtained through a questionnaire. Correlation analysis was performed to observe the relationship between age, working period with the return to work time. Bivariate analysis was also performed by using unpaired t-test and ANOVA. Multivariate analysis using multiple regression was then performed in risk factors known to have (p < 0,25).
Results : Sixty-one subjects were obtained consisted of male (95.1%), with basic and intermediate educational level (85.2%), did not possesed healthcare coverage (57,4%), had upper extremities anatomical impairment (85.2%), received wound control care (88.5%), underwent closed amputation procedure (91.8%), and did not have other accompanying health conditions (88.5%). Thirty-three (54.1%) subjects were categorized in a formal working group. Formal workers had a significantly shorter mean return to work time compared to informal workers with mean differences of 9 days (p< 0,01). Closed amputation procedure reduced 11 days of return to work time (p< 0,01).
Conclusion: Working sector was the main determinant for the return to work time. The formal workers had a significantly shorter return to work time compared to the informal workers, which might be associated with better socioeconomical status and access of healthcare. In addition, closed amputation procedure significantly reduced the return to work time., Introduction: Return to work time for workers with anatomical impairment due
to occupational accident is varied as there are many risk factors associated with
it. This study aimed to compare the mean differences return to work time
between formal and informal workers and other factors.
Methods: This study was a retrospective study, using sample of workers with
anatomical impairment due to occupational accident who received medical care at
the Cipto Mangunkusumo hospital, during the period of 1
vii
st
January 2013 - 31
December 2014. Accident classification, medical procedure, healhtcare coverage,
other accompanying health conditions were obtained from the medical records.
Sosiodemography, working sector, working period, return to work time were
obtained through a questionnaire. Correlation analysis was performed to observe
the relationship between age, working period with the return to work time.
Bivariate analysis was also performed by using unpaired t-test and ANOVA.
Multivariate analysis using multiple regression was then performed in risk factors
known to have (p < 0,25).
Results : Sixty-one subjects were obtained consisted of male (95.1%), with basic
and intermediate educational level (85.2%), did not possesed healthcare coverage
(57,4%), had upper extremities anatomical impairment (85.2%), received wound
control care (88.5%), underwent closed amputation procedure (91.8%), and did
not have other accompanying health conditions (88.5%). Thirty-three (54.1%)
subjects were categorized in a formal working group. Formal workers had a
significantly shorter mean return to work time compared to informal workers with
mean differences of 9 days (p< 0,01). Closed amputation procedure reduced 11
days of return to work time (p< 0,01).
Conclusion: Working sector was the main determinant for the return to work
time. The formal workers had a significantly shorter return to work time
compared to the informal workers, which might be associated with better
socioeconomical status and access of healthcare. In addition, closed amputation procedure significantly reduced the return to work time.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2006
616.980 3 OCC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Trie Annita Marchelia
"Kegiatan ramp handling merupakan kegiatan yang sangat vital dalam dunia ground handling karena dapat mempengaruhi keselamatan pekerja hingga penumpang dan crew. Berdasarkan data PT. X hingga tahun 2014 tercatat setiap tahunnya terjadi kecelakaan kerja di area kerja ramp. Tingginya risiko keselamatan kerja disertai dengan kontak pekerja dengan GSE sebagai alat bantu pelayanan dan terbatasnya area gerak di ramp membuat peneliti melakukan penelitian dengan tujuan akhir untuk dapat menentukan tingkat risiko dengan melakukan penilaian risiko pada setiap tahapan proses pekerjaan ramp handling yang dilakukan oleh PT. X di Bandara International Soekarno Hatta tahun 2015 yang meliputi tahapan pre-flght, tahapan on-ground, dan tahapan post-flight.
Penilaian risiko diawali dengan melakukan identifikasi bahaya/hazard dan uninspected event sesuai tahapan ramp yang kemudian dilanjutkan dengan proses analisis risiko K3 dengan menentukan nilai kemungkinan dan nilai konsekuensi. Nilai-nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan level risiko semi kuantitatif dalam standar AS/NZS 4360:2009. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan risiko tertinggi pada tahap pre-flight yaitu risiko/potensi terpapar bising, pada tahap on-ground berupa terpapar bising dan risiko tersedot mesin pesawat, dan tahap post-flight berupa risiko terpapar bising. Tingkat risiko yang telah didapatkan kemudian diberikan rekomendasi pengendalian oleh peneliti untuk perusahaan sehingga tingkat risiko kerja menurun dan angka kecelakaan kerja juga menurun.

Ramp handling activities is a vital activity in the world because it can affect ground handling worker safety to passengers and crew. Based on data recorded from PT. X until the year 2014 workplace accidents occur each year in the work area ramp. The high safety risk along with workers contact with GSE as tools and limited services in the area of ​​motion ramp researcher doing research with the ultimate goal to be able to determine the level of risk with risk assessment at each stage of the process ramp handling work carried out by PT. X at Soekarno Hatta International Airport in 2015 which includes the stages of pre-flght, on-ground stage, and post-flight phases.
Risk assessment begins with identifying hazards / hazard and uninspected event ramp to the stage, followed by a process of risk analysis to determine the possible value K3 and value consequences. The values ​​are then compared to the level of risk in the semi quantitative standard AS / NZS 4360: 2009. Based on the results, the highest risk in the pre-flight phase, namely the risk / potential noise exposure, at this stage of the on-ground in the form of noise exposure and the risk of air sucked in the engine, and post-flight phase in the form of risk of exposure to noise. The level of risk that has been obtained is then given recommendations by the researchers to control the company so that the level of risk decreased work and number of work accidents also declined.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yanu P.
"Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran umum dari perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pekerja las di jalan raya Kelapa Dua Kota Tangerang. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan observasional yakni cross sectional, yaitu untuk melihat hubungan antara variable independen dengan variable dependen, dalam hal ini faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja las Jalan Raya Kelapa Dua Tangerang pada bulan November 2009. Populasi pekerja las sebanyak 26 orang pekerja.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random sampling dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan program komputer, disajikan secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50 % pekerja yang berperilaku menggunakan APD dan 50 % pekerja yang berperilaku tidak menggunakan APD. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui dari enam variabel penelitian, terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan dan terdapat tiga yang tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku penggunaan APD. Konsep Lawrence Green yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor - faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku pekerja mengenai penggunaan alat pelindung diri pada penelitian ini ternyata kurang tepat digunakan untuk penelitian tentang keselamatan kerja karena pada dasarnya konsep ini hanya digunakan untuk penelitian tentang masalah perilaku kesehatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Monicasari
"ABSTRAK
Perundang-undangan mengatur mengenai Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) disetiap perusahaan guna melindungi pekerja/buruh dari ancaman kecelakaan
yang mungkin timbul di tempat kerja. Program K3 itu sendiri harus diterapkan
kepada seluruh pekerja/buruh. Dalam kenyataannya jaminan atas kecelakaan kerja
yang menimpa pekerja/buruh yang dialih daya/outsourcingkan hanya dibebankan
kepada satu pihak dan menimbulkan ketidakpastian yang selanjutnya akan dibahas
dalam pokok permaslahan yang diangkat dalam skripsi ini. Penelitian dalam skripsi
ini menggunakan bentuk metode penilitian yuridis-normatif yang mengacu pada
norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penulis juga melakukan serangkaian wawancara untuk digunakan sebagai data
pendukung. Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk mengetahui status hukum
pekerja alih daya/outsourcing dan pihak yang harus bertanggungjawab atas
kecelakaan kerja yang menimpa pekerja/buruh alih daya/outsourcing.

ABSTRACT
Every company has to make Occupational Health and Safety regulation to protect
their employee from accident that can happened while they are working.
Occupational Health and Safety programs itself should be applied to all
workers/laborers. In fact, the guarantee on accidents that befall workers/laborers who
converted only being charged to one side and cause uncertainty which is further
discussed in problems that is raised in this thesis. The research in this thesis using the
method of juridical-normative reference to legal norms a series of interviews to be
used as supporting data. The purpose of writing this essay is to determine the legal
status of outsourcing workers/laborers and the parties shall be liable for accident that
befall to outsourcing workers/laborers."
2016
S65358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Retno Wulandari
"Penelitian ini membahas tentang gambaran evaluasi implementasi Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) di laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium. Penelitian ini bersifat semi kuantitatif dengan desain studi deskriptif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi implementasi SMK3L di laboratorium FMIPA UI. Hasil penelitian didapatkan pemenuhan aspek SMK3L yaitu kebijakan dan komitmen K3L (31,2%), perencanaan (22,7%), implementasi (49,2%), pemeriksaan (17,7%), dan tinjauan manajemen (0%). Diharapkan agar FMIPA UI dapat mempertimbangkan saran yang diberikan untuk SMK3L di laboratorium.

This study examines about a descriptive evaluation of the implementation of Safety, Health, and Environment Management Systems (SHEMS) in the laboratory of mathematics and sciences faculties of Universitas Indonesia (FMIPA UI) in an effort to prevent accident in the laboratories. This research is a semi quantitative with a design of descriptive study.
The purpose of this study is to recognize the evaluation of the SHEMS implementation in the laboratory of FMIPA UI. The result shows that acquirements of the SHEMS for aspect are SHE policy (31,2%), planning (22,7%), implementation (49,2%), checking (17,7%), management review (0%). It is suggested that FMIPA UI should consider recommendations given to SHEMS in the laboratories.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Dinda Rahmaningtyas
"ABSTRAK
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan otot rangka. Pekerja manufaktur dikaitkan dengan beban kerja fisik tinggi dan menghabiskan sebagian besar waktu kerja berdiri atau duduk. Sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik individu, faktor fisik, dan faktor psikososial terhadap gejala gangguan otot rangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2020 dengan melibatkan 94 pekerja dengan rincian 68 pekerja lapangan dan 26 pekerja kantor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan NMQ, QEC, serta kombinasi kuisioner psikososial dari JCQ, COPSOOQ, dan ERI. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain karakteristik individu, faktor fisik, dan faktor psikososial. Sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah gejala gangguan otot rangka. Hasil penelitian pada karakteristik individu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis pekerjaan dengan gejala gangguan otot rangka pada tangan atau pergelangan tangan. Hasil penelitian pada faktor risiko fisik ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor risiko sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan gejala gangguan otot rangka pada tangan atau pergelangan tangan dan punggung atas. Sedangkan untuk faktor psikososial ditemukan hubungan yang signifikan antara tuntutan kerja tinggi serta stress kerja sedang dan tinggi dengan gejala gangguan otot rangka pada bahu, leher, dan punggung atas. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan intervensi untuk mengurangi risiko terhadap gangguan otot rangka.

ABSTRACT
Manufacturing is one of the sectors that has a high risk of musculoskeletal disorder. Manufacturing workers are associated with high physical workloads and spend most of their work time with standing or sitting. The aim of this research is to analyze individual characteristics, physical factors, and psychosocial factors of musculoskeletal disorder. This research was conducted in March-July 2020 involving 94 workers with 68 field workers and 26 office workers. The design used in this study was cross sectional with NMQ, QEC, and a combination of psychosocial questionnaires from JCQ, COPSOOQ, and ERI. The independent variables in this research are individual characteristics, physical factors, and psychosocial factors. The dependent variable of this research is musculoskeletal disorder symptoms. The results of individual characteristics found a significant relationship between the type of work with musculoskeletal disorder symptoms on the hands or wrists. The results of physical risk factors found a significant relationship between moderate, high, and very high risk with musculoskeletal disorder symptoms on the hands or wrists and upper back. Whereas for psychosocial factors found a significant relationship between high work demands and moderate high work stress with musculoskeletal disorder symptoms on shoulders, neck, and upper back. Therefore, we need control and intervention to reduce the risk of musculoskeletal disorder symptoms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Iadha Nuraini
"Manual Material Handling (MMH) merupakan kegiatan yang paling beresiko menimbulkan cidera tulang belakang dan telah menjadi fenomena di seluruh dunia, tidak hanya berkembang di negara maju, tetapi juga terjadi di negara berkembang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi cidera akibat MMH yaitu dengan persamaan Reccomended Weight Limit (RWL) yang dipublikasikan oleh NIOSH. Namun, persamaan NIOSH ini lebih banyak diujicobakan dan diteliti di negara-negara Eropa dan Amerika. Oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian terhadap orang Indonesia. Pada paper ini, penulis menganalisis faktor pengali vertikal dalam persamaan NIOSH untuk pekerja laki-laki di Indonesia. Faktor pengali ini dikaji dengan menggunakan tiga kriteria, yaitu kriteria biomekanik, fisiologi, dan psikofisik. Hasil dari penelitian ini berupa persamaan faktor pengali vertikal, yaitu VM = 1-0.0310083 (68-V) dan VM = 1-0.00708215 (68-V) untuk ketinggian di bawah knuckle.

Manual Material Handling (MMH) is a risky activity that causes low back pain and has become a worldwide phenomenon, not only in developed countries, but also occur in developing countries. One effort to reduce the injury caused by MMH is the Reccomended Weight Limit (RWL) equation, published by NIOSH. However, NIOSH equation is more tested and researched in European and America. Therefore, it is necessary adjustment for Indonesia people. In this paper, the author analyze the vertical multiplier factor in NIOSH equation for male workers in Indonesia. Multiplier factor is assessed using three criterias. There are biomechanics, physiology, and psychophysical. The result of this study is form of vertical multiplier equation, i.e VM = 1 - 0.0310083 (68-V) and VM = 1 - 0.00708215 (68-V) for an elevation below the knuckle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43433
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuniautami
"Penelitian ini untuk bertujuan mengevaluasi Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) di laboratorium Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 2016 dengan mencari besar persentase pemenuhan lima aspek: kebijakan dan komitmen, perencanaan, implementasi, pemeriksaan, dan tinjauan manajemen. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunujukkaan bahwa total pemenuhan SMK3L di laboratorium Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar 50,07%. Masing-masing aspek memiliki besar persentase 67% untuk aspek kebijakan dan komitemen, 33% untuk aspek perencanaan, 56,2% untuk aspek implementasi, 23,5% untuk aspek pemeriksaan, dan 0% untuk aspek tinjauan manajemen.

The purpose this research is to evaluate implementation of Safety, Health, and Environment Management Systems (SHEMS) in Faculty of Engineering Universitas Indonesia in 2016 to look for percentage of the fulfillment of the five aspects : policy and commitment, planning, implementation, inspection, and management review. This research is a semi-quantitative descriptive design. Total fulfillment SHEMS is 50,07%, and fulfillment of each aspects is 67% for policies and commitments, 37,1% for planning, 56,3% for implementation, 23,5% for inspection, and 0% for management review.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>