Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randhy Satrio
"Penelitian ini membahas tentang peran yang dimiliki oleh tiap aktor dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark. Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 merupakan sebuah kesempatan untuk Indonesia meningkatkan perekomiannya. Hal ini dapat dicapai dengan penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), karena sektor ini di rasa merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun, pada kenyataannya sektor ini mengalami sejumlah hambatan dalam pengembangannya. Akibat dari berbagai hambatan tersebut maka pemerintah membuat kebijakan untuk membangun 100 science techno park (STP) di seluruh Indonesia. Kota Cimahi merupakan salah satu wilayah yang ditunjuk pemerintah untuk membangun STP tersebut melalui Cimahi Technopark. STP sendiri terbentuk dengan konsep triple-helix yang didalamnya menekankan adanya kolaborasi di antara akademis, bisnis, dan pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran dari tiap aktor yang ada dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark. Teori yang digunakan adalah konsep triple-helix, dan teori peran pemerintah terhadap UMKM. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan melakukan wawancara mendalam, serta studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa peran dari tiap aktor dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark sudah dijalankan dengan cukup baik. Hal ini dapat di lihat dari akademisi sebagai aktor pertama telah berhasil memenuhi 3 dari 4 indikator yang di ada, sedangkan aktor kedua yaitu bisnis berhasil memenuhi 5 dari 6 indikator, dan untuk aktor yang terakhir yaitu pemerintah berhasil memenuhi 4 dari 5 indikator. Di sisi lain, untuk interaksi antar aktor triple-helix yang ada dapat di lihat dari adanya joint-program antar aktor, pengambilan peran oleh aktor lainnya dalam upaya pembentukan komunitas kreatif, serta kerjasama antar aktor akademis dan pencipta teknologi untuk ditinjau secara ekonomis.

This research discusses the role that each actor has in the triple-helix concept in Cimahi Technopark. The implementation of the ASEAN Economic Community (AEC) in 2015 is an opportunity for Indonesia to improve on its economy. This can be achieved by strengthening the small medium enterprise (SME) sector, as this sector is considered as the backbone of economy in Indonesia. However, in reality this sector is experiencing a number of obstacles on its development. As a result of these various obstacles, the government made a policy to build 100 science techno park (STP) throughout Indonesia. Cimahi City is one of the areas appointed by the government to build the STP through Cimahi Technopark. STP itself is formed with the concept of triple-helix in which it emphasizes the existence of collaboration among academic, business, and government. The purpose of this research was to analyze the role that each actor had in the triple-helix concept at Cimahi Technopark. The theories which are used for analyzing this research are triple-helix concept and government roles for SMEs. The approach used in this research is post-positivist paradigm by conducting in-depth interviews, as well as documentation studies. The result of this research is that the role of each actor in the triple-helix concept in Cimahi Technopark has been going well enough. This can be undestrood from the academics as the first actors have succeeded in fulfilling 3 of the 4 existing indicators, while the second actor which is the business managed to meet 5 of 6 indicators, and for the last actor the government managed to meet 4 of 5 indicators. On the other hand, for interaction between existing actors of triple-helix can be seen from the existence of joint-program between actors, role-taking by other actors in the effort of forming creative community, and cooperation between academic actor and technology creator to be reviewed economically."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivandi Ramadhan
"Bencana banjir di DKI Jakarta merupakan bencana yang harus lebih diperhatikan lebih dalam. Solusi dalam mengatasi bencana banjir dapat dilakukan atau diselesaikan melalui penanggulangan bencana banjir. Penanggulangan bencana banjir bisa dengan melakukan dan melaksanakan mitigasi bencana banjir untuk mengurangi risiko bencana banjir tersebut. Untuk memaksimalkan penanganan banjir pada sektor mitigasi bencana banjir diterapkan konsep triple helix. Konsep triple helix adalah sebuah kerjasama tiga stakeholder yaitu pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kerjasama ketiga stakeholder dalam upayanya untuk menghasilkan mitigasi banjir yang baik dengan mengeluarkan sebuah inovasi tepat guna melalui forum diskusi kebencanaan. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang berasal dari lembaga BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, dan HOT Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan post positivist dan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Pada penelitian ini menggunakan konsep triple helix dalam mengatasi mitigasi bencana banjir pada bencana banjir di DKI Jakarta melalui tiga dimensi, yaitu: Knowledge Space, Consensus Space, dan Innovation Space. Melalui penerapan dimensi triple helix pada kerjasama pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha dalam mitigasi bencana banjir akan menjelaskan upaya mitigasi bencana banjir melalui tiga dimensi Knowledge Space yang mana sudah terdapat forum diskusi kebencanaan terkait bencana banjir sebelum banjir 2020 melanda; Consensus Space yang mana ketiga pihak memiliki komitmennya dalam upaya mitigasi bencana, dan Innovation Space yang mana terdapat hasil inovasi tepat guna yang berasal dari kerjasama tiga pihak.

The flood disaster in DKI Jakarta is a disaster that must be paid more attention to. Solutions in overcoming flood disasters can be done or resolved through flood disaster management. Flood disaster management can do and implement flood disaster mitigation to reduce the risk of flood disasters. To maximize flood management in the flood disaster mitigation sector, the triple helix concept is applied. The triple helix concept is a collaboration of three stakeholders, namely government, academia, and business institutions. The purpose of this study is to describe the cooperation of the three stakeholders in their efforts to produce good flood mitigation by issuing an effective innovation through a disaster discussion forum. The number of informants in this study amounted to five people from BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, and HOT Indonesia. This research was conducted through a post-positivist approach and data collection techniques using literature study and in-depth interviews. This research uses the triple helix concept in overcoming flood disaster mitigation in flood disasters in DKI Jakarta through three dimensions, namely: Knowledge Space, Consensus Space, and Innovation Space. Through the application of the triple helix dimension to the collaboration of government, academia, and business institutions in flood disaster mitigation, it will explain flood disaster mitigation efforts through three dimensions of Knowledge Space, which has a disaster discussion forum related to floods before the 2020 floods hit; Consensus Space, where the three parties are committed to mitigating disasters, and the Innovation Space, where there are appropriate innovation results from the cooperation of three parties."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ismiati
"Status Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas mendorong pembangunan infrastruktur massif, terutama pelabuhan berskala internasional. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan laut di sekitarnya, termasuk TWA Laut Pulau Weh yang selama ini menjadi tujuan wisata utama di Sabang. Untuk itu diperlukan informasi terkait nilai ekonomi TWA Laut Pulau Weh agar dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki dan menentukan arah kebijakan pembangunan kawasan. Informasi nilai ekonomi kawasan tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan valuasi lingkungan. Studi ini menggunakan dua pendekatan valuasi, yaitu travel cost method dan contingent valuation method. Nilai ekonomi yang diperoleh dari TCM dan CVM secara berturut-turut adalah Rp 12.075.215.255 dan Rp 6.785.639.710.

Sabang's status as a free port and trade area encourages massive infrastructure development, especially international port. These conditions are feared to disturb the marine ecosystem balancing in the vicinity, including TWA Laut Pulau Weh which has been the main tourist destinations in Sabang. It required information related to the economic value of TWA Laut Pulau Weh that can be used as input and consideration to fix and determine the direction of policy development for the region. Information of economic value of the region can be obtained by means of environmental valuation. This study uses two valuation approaches, namely the travel cost method and the contingent valuation method. The economic value obtained from TCM and CVM respectively is Rp 12.075.215.255 and Rp 6.785.639.710."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifudin
"Tahap tanggap darurat bencana banjir di DKI Jakarta awal tahun 2013 lalu, menghambat proses pembangunan sosial dan menimbulkan berbagai permasalahan kesejahteraan sosial. Maka untuk itu melalui pendekatan kualitatif, penelitian tesis ini bermaksud mendeskripsikan apakah relasi triple helix terbangun dalam tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, ternyata tidak terbangun relasi triple helix. Padahal relasi triple helix saat tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu dapat terbangun karena adanya beberapa faktor pendukung seperti: (a) semangat kemanusiaan; (b) lokasi yang berdekatan; (c) kemampuan SDM dalam bidang tanggap darurat; dan (d) kemampuan finansial. Namun memang faktanya relasi triple helix ini tidak dapat terbangun secara sempurna saat tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu karena ada beberapa faktor penghambat seperti: (a) ketidakpercayaan; (b) prosedur birokrasi yang ketat; dan (c) ego sektoral.

Emergency response Phase of floods disaster in DKI Jakarta on early 2013, impede the process of social development and creates various social welfare issues. Through a qualitative approach, this thesis is intended to describe the triple helix relations in the emergency floods in early 2013. Based on the findings at the field, it did not wake triple helix relation. Though triple helix relations in current flood emergency response phase in 2013 could be developed due to several contributing factors such as: (a) humanity spirit; (b) adjacent locations; (c) human resource capabilities in emergency response, and (d) the financial capability. But in the fact a triple helix relations can not be developed completely when the emergency phase of floods in early 2013, because there are several inhibiting factors such as: (a) distrust, (b) strict bureaucratic procedures, and (c) sectoral ego."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayu Azizah
"Seiring dengan bertambahnya populasi manusia di muka bumi, kepedulian terhadap energi dan sumber pangan juga semakin besar. Masalah muncul terutama di kota-kota perkotaan yang padat dimana tidak mungkin untuk menanam pertanian konvensional. Banyak negara termasuk Indonesia sudah mulai menerapkan sel surya sebagai alternatif sumber energi lama seperti solar atau bahan bakar fosil. Namun, baru sedikit yang mulai menerapkan Agrophotovoltaics (APV), yang mengoptimalkan penggunaan gandanya sebagai sumber energi, khususnya untuk keperluan pertanian. Di sisi lain, pertanian vertikal adalah metode untuk mengolah sumber makanan berkelanjutan dengan memanfaatkan permukaan miring vertikal untuk membantu menghasilkan makanan bahkan di daerah perkotaan. Setelah menjalankan simulasi dengan HOMER Pro untuk APV dengan pertanian vertikal di Jakarta, hasilnya kemudian dianalisis melalui penilaian tekno-ekonomi dan kanvas model bisnis untuk prospek bisnisnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa masuk akal jika APV dibangun bersama dengan sistem hidroponik dan kemudian dijalankan sebagai bisnis menengah hingga besar mengingat biaya awalnya yang tinggi dibandingkan jika tidak dibangun bersama dengan sistem PV. Tidak hanya menjalankan bisnis penjualan tanaman dari sistem hidroponik yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi menguntungkan dalam jangka panjang, tetapi juga prospek yang baik untuk dipasang bersama dengan sistem APV dengan mempertimbangkan lingkungan.

Along with the increasing human population on earth, the concern regarding energy and food sources also grows bigger. The problem arises especially in crowded urban cities in which it is impossible for conventional farms to be planted. Many countries including Indonesia have started implementing solar cells as an alternative to the old energy sources such as diesel or fossil fuels. However, only a few have started implementing Agrophotovoltaics (APV), which optimizes its dual use as an energy source, in particular agricultural purposes. On the other hand, vertical farming is a method to cultivate sustainable food sources by utilizing vertically inclined surfaces to help produce foods even in urban areas. After running a simulation with HOMER Pro for APV with vertical farming in Jakarta, the results were then analyzed through techno-economic assessment and a business model canvas for its business prospect. The conducted analysis shows that it is plausible for APV to be built in together with a hydroponic system and then ran as a medium to big-sized business considering its high initial cost compared to when it’s not built in together with a PV system. Not only running a business of selling crops from a hydroponic system has a high potential to become profitable in the long run, it is also a good prospect for it to be installed along with APV system in consideration the environment."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahimah Rahmadian
"Keadaan geografis Indonesia memberikan kesempatan untuk perusahaan penyedia satelit untuk mengembangkan bisnisnya. Pengembangan tren satelit saat ini mengarah ke High Throughput Satellite (HTS), yang dapat diklasifikasikan sebagai teknologi yang sudah matang, dibuktikan dengan diluncurkannya HTS oleh banyak operator di dunia. PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom), sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara, perlu meluncurkan HTS untuk memenuhi ambisinya untuk menjadi tiga besar penyedia layanan satelit di Asia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis studi kelayakan implementasi HTS di PT. Telkom menggunakan analisis tekno ekonomi, yang menghitung aspek teknis dan ekonomi dalam implementasi HTS. Perhitungan link budget menghasilkan adanya link margin dan kondisi bandwidth limited, yang menunjukkan sistem berada dalam performansi yang layak. Desain layout beam berdasarkan potensi user menghasilkan 43 beams dengan 6 gateway. Sedangkan dari aspek ekonomi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Payback Period (PBP) dalam proyek selama 8,46 tahun dengan nilai IRR sebesar 20,61% dan NPV sebesar Rp1.031.349.555,99. Berdasarkan parameter-parameter tersebut dapat dilihat bahwa investasi HTS tergolong layak untuk diimplementasikan di PT. Telkom.

Indonesia’s geographical condition allowed satellite operators to develop their business. Current development of satellite trends leads to High Throughput Satellite (HTS) which could be classified as a mature technology, proven by HTS launched by many operators. PT. Telekomunikasi Indonesia as the biggest state-owned telecommunication companies in Indonesia should launch HTS to fulfil its ambition to be the top 3 full satellite service providers in Asia. This research aims to analyze the feasibility study of HTS implementation in PT. Telkom uses techno-economic analysis, which calculates technical and economic aspects in the implementation of HTS. Link budget calculations provide link margins and bandwidth-limited condition, which shows the system is in decent performance. The beam layout design based on the user's potential produces 43 beams with 6 gateways. From the economic aspect, the results showed that the Payback Period (PBP) duration is 8.46 years with an IRR of 20.61% and an NPV of Rp1,031,349,555.99. Based on these parameters, HTS investment is considered feasible to be implemented in PT. Telkom."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Christine Marsaulina
"Permintaan energi global telah berkembang secara eksponensial. Komitmen kuat Indonesia turut andil berperan dalam menanggulangi perubahan iklim tengah diperkuat dengan adanya sejumlah kebijakan di sektor energi. Limbah biomassa di Indonesia mempunyai potensi besar terutama tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Metode gasifikasi dapat digunakan untuk memproduksi biometanol dari bahan baku TKKS. Namun, biaya produksi yang mahal dan harga metanol yang fluktuatif mengharuskan adanya analisis risiko tekno-ekonomi untuk melihat kelayakan teknologi ini. Objektif pada penelitian ini adalah menemukan nilai NPV, IRR, PBP, dan PI dan probabilitasnya menggunakan simulasi Monte-Carlo. Unit produksi metanol pada penelitian ini didapatkan dari penelitian sebelumnya dan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Aspen Plus. Basis harga yang digunakan untuk perhitungan tekno-ekonomi adalah sebesar $607/ton. Selanjutnya, didapatkan nilai NPV $32,2 juta, IRR 15,5%, PBP 5,9 tahun, dan PI 2,04. Setelah melakukan 10.000 percobaan dengan menggunakan simulasi Monte-Carlo, NPV, IRR, PBP, dan PI mendapatkan hasil yang positif dengan nilai minimum dan maximum harga metanol sebesar $534/ton dan $728,4/ton, diikuti dengan probabilitas NPV ada di angka negatif kurang dari 1%. Pada analisis sensitivitas ditemukan variabel yang paling berpengaruh kepada profitabilitas pabrik adalah harga metanol dan investasi kapital, dengan harga metanol minimum untuk nilai NPV sama dengan nol adalah $502,15/ton.

Global energy demand has grown exponentially. Indonesia's strong commitment to play a role in tackling climate change is being strengthened by a number of policies in the energy sector. Biomass waste in Indonesia has great potential, especially oil palm empty fruit bunches (TKKS). The gasification method can be used to produce biomethanol from OPEFB raw materials. However, the high production costs and fluctuating prices of methanol require a techno-economic risk analysis to determine the feasibility of this technology. The objective of this research is to find the values of NPV, IRR, PBP, and PI and their probabilities using a Monte-Carlo simulation. The methanol production unit in this study was obtained from previous studies and was carried out using Aspen Plus software. The base price used for techno-economic calculations is $607/ton. Furthermore, the value of NPV is $32.2 million, IRR 15.5%, PBP 5.9 years, and PI 2.04. After carrying out 10,000 experiments using Monte-Carlo simulations, NPV, IRR, PBP, and PI got positive results with minimum and maximum methanol prices of $534/ton and $728.4/ton, followed by the probability that the NPV is in a negative number less than 1 %. In the sensitivity analysis, it was found that the variables that have the most influence on the profitability of the factory are the price of methanol and capital investment, with the minimum methanol price for the NPV value equal to zero is $502.15/ton."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, David
"Biaya operasional di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) cukup tinggi, hal ini disebabkan biaya bahan bakar genset dan biaya listrik yang besar dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang terus meningkat setiap tahun. Salah satu solusi untuk menekan biaya opersional sekaligus mengurangi emisi karbon dari sektor pembangkit adalah dengan memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap sistem grid-connection. Sekarang ini penggunaan sel surya makin giat dikembangkan terus sebagai salah satu alternatif sumber pembangkit energi listrik, walaupun biaya energinya masih tergolong mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi penggunaan dan penyerapan energi fotovoltaik sebagai sumber energi listrik ramah lingkungan dan mendapatkan kelayakan investasi PLTS atap sistem on-grid di SPBU. Kapasitas PLTS yang dipasangkan 15,36 kWp dengan pemanfaatan area atap SPBU. Dengan metoda pengukuran teknis dan perhitungan ekonomi maka berdasarkan data profil beban dan daya PLTS, biaya-biaya pengembangan sistem PLTS, dan konsumsi energi listrik pada SPBU diperoleh hasil energi yang diserap dari PLTS rata-rata sebesar 63%, NPV adalah Rp. 36.271.255,63; IRR sebesar 9,2% dan PBP selama 12,94 tahun, serta biaya energi PLTS Rp. 1.448,72 lebih rendah dibandingkan daripada TDL. Dengan pemasangan PLTS atap sistem yang terhubung dengan jaringan listrik PLN dapat diterapkan maka memberikan manfaat bagi pelanggan, biaya listrik menjadi lebih murah dengan penghematan tagihan 26%. Sehingga secara tekno ekonomi penerapan PLTS atap sistem on-grid layak dilaksanakan pada SPBU di Bekasi.

The operational costs of the gas stations (SPBU) are great, which is because of the cost generator fuel and the great electricity costs with the annual rise in electricity tariffs. One solution to cut operational costs and hence cut down the system's carbon emissions is to install rooftop solar power generation on-grid systems (solar PV). Nowadays, the use of solar cells is raised as an alternative energy source; Still, the energy cost of solar PV is costly. This study purposes to optimize the use and absorption of photovoltaic energy as an environmentally friendly source of electrical energy and to look at the feasibility of installing in solar power systems on-grid roofing at gas stations. They settled in the size of the PV of 15.36 kW with to plant the gas station's rooftop space. Through the scientific assessment and computation methods IRR, NPV, and PBP then based on the capacity chart and energy of PV, solar power system costs, and electrical energy utilization of the gas station are supplying the power absorbed of the PV is 63%, the NPV is equal to Rp. 36,271,255.63; the IRR is 9.2% and the PBP is during 12.94 years and COE is Rp 1,448.72 lower than the electricity tariff. By this system drop out, so it delivers benefits to consumers; electricity costs become tighter than that before by bill savings is 26%. Therefore, it is useful to define technical economical solar PV at the gas station in Bekasi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Kurnia
"Penelitian ini membahas mengenai kegiatan ekonomi para pedagang pasar terapung di Lok Baintan yang berlandaskan moral ekonomi dalam kebudayaan Banjar. Mereka umumnya merupakan ibu-ibu rumah tangga yang bekerja untuk membantu ekonomi rumah tangganya. Oleh karena itu, penerapan moral ekonomi tidak hanya diterapkan pada kegiatan ekonomi yang dilakukan di pasar terapung saja, tetapi juga dalam ekonomi rumah tangga. Moral ekonomi yang diterapkan oleh para pedagang pasar terapung adalah berhutang, prinsip timbal balik, suami bertindak sebagai pengambil keputusan dalam rumah tangga, menabung (saving), tawar menawar, kepercayaan (trust). Dalam konteks moral ekonomi ini, terdapat suatu konsep yang seharusnya tidak diterapkan oleh para pedagang, yaitu riba. Saya menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dalam kegiatan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara mendalam, dan studi pustaka.

This undergraduate thesis explains the economic activities which are based on the moral economy of floating market traders at Lok Baintan. Those traders are housewives who works to support their household economy. Therefore, the moral economy isn?t applied on economic activities in the floating market, but also in their household economy. Moral economy is applied by the traders in particular matters namely debt, reciprocal principle, husband act as decision maker in the household, saving, bargaining, and trust. In the context of moral economy, there is a concept that shouldn't be applied by traders, that is riba. This research was carried out based on qualitative approach and the datas were collected through observation, in-depth interview, and literature study."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Jayanti
"ABSTRAK
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, terutama di tingkat provinsi, terhadap emisi gas rumah kaca. Hal tersebut juga bermaksud untuk menjawab apakah pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan kualitas lingkungan. Penelitian ini menggunakan model regresi data panel dengan memasukkan data tingkat provinsi dari tahun 2004 hingga 2012 dengan memperhitungkan karakteristik regional seperti Indeks GINI dan Pembangunan Manusia. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa tidak semua provinsi memiliki respon yang sama terkait perubahan pertumbuhan ekonomi terhadap emisi gas rumah kaca.

ABSTRACT
The main objective of this study is to examine of how the economic development in Indonesia, especially on province level, influences on greenhouse gas emissions, thereby considering the question of whether or not economic development can coexist with environmental quality. This study is using unbalance panel data regressions with province level data from 2004 to 2012 and includes the regional characteristic such as GINI index and HDI. The result shows that provinces have difference impact on GHG emissions by the changing of economic development."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>