Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulya Zahratul Afiah
"Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia masih rendah dan belum merata di setiap provinsi. Data SDKI 2012 dan 2017 melaporkan cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 37% dan 59%. Jawa Timur, Bali dan NTB merupakan provinsi dengan cakupan imunisasi selalu di atas cakupan nasional sedangkan Aceh, Sumatera Barat dan Riau selalu di bawah cakupan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-59 bulan di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi (Jawa Timur, Bali dan NTB) dan wilayah imunisasi dasar konsisten rendah (Aceh, Sumatera Barat dan Riau) menggunakan data SDKI 2012 dan 2017. Variabel dependen yaitu imunisasi dasar lengkap sedangkan variabel independen yaitu usia ibu, pendidikan ibu, indeks kekayaan, kunjungan antenatalcare dan tempat persalinan. Uji regresi logistik multivariabel digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi dan rendah tahun 2012 mencapai 43,8% dan 29,8% sedangkan tahun 2017 mencapai 51,4% dan 21,8%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa indeks kekayaan menjadi faktor yang paling mempengaruhi imunisasi dasar lengkap tahun 2012 di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi (OR=2,89) dan wilayah imunisasi dasar konsisten rendah (OR=2,64). Faktor yang paling mempengaruhi imunisasi dasar lengkap tahun 2017 di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi yaitu tempat persalinan (OR=2,3) sedangkan di wilayah imunisasi dasar konsisten rendah yaitu kunjungan antenatalcare (OR=2,09). Program antenatalcare dan perencanaan persalinan perlu diperkuat untuk mendukung program imunisasi dengan menargetkan ibu dari indeks kekayaan terbawah.

Complete basic immunization coverage in Indonesia is still low and not equally distributed in each province. The IDHS 2012 and 2017 data reports basic complete immunization around 37% and 59%. East Java, Bali and West Nusa Tenggara are province with immunization coverage above national coverage, while Aceh, West Sumatera and Riau are bellow national coverage. This study aims to compare the factors that influence complete basic immunization among children aged 12-59 months in consistently high (East Java, Bali and West Nusa Tenggara) and low (Aceh, West Sumatera and Riau) basic immunization areas uses 2012 and 2017 IDHS data. The dependent variable is complete basic immunization while the independent variables are maternal age, maternal education, wealth index, antenatal care visits and place of delivery. Multivariable logistic regression test was used to identify factors that most influence complete basic immunization. The results showed that the wealth index was the factor that most influenced complete basic immunization in 2012 in consistently high (OR=2,89) and low (OR=2,64) basic immunization areas. The factors that most influenced complete basic immunization in 2017 in consistently high basic immunization areas was the place of delivery (0R=2,3) while in consistently low basic immunization areas was antenatal care visits (OR=2,09). Antenatal care and birth planning programs need to be strengthened to support immunization programs by targeting mothers from the lowest wealth index."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shela Putri Sundawa
"Pendahuluan. Imunisasi telah berhasil menekan insiden beberapa penyakit infeksi sampai angka yang sangat rendah. Kelengkapan imunisasi merupakan salah satu indikator keberhasilan. Pendapatan keluarga dan pengambil putusan menjadi faktor lingkungan yang ikut berperan dalam kelengkapan imunisasi dasar pada anak.
Tujuan. Diketahuinya hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan pengambil putusan dan pendapatan keluarga di tempat penelitian
Metode Penelitian. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner terhadap 119 responden di Puskesmas Bondongan, kota Bogor dan 53 responden di Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta dengan anak berusia 1-5 tahun.
Hasil. Didapatkan angka kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun di Bogor dan di Jakarta berturut-turut sebesar 47,9% dan 22,6%. Analisis dengan fisher’s exact test diketahui tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga (p=0,606) dan pengambil putusan (p=0,67) dengan kelengkapan imunisasi.di Bogor. Hasil uji fisher’s exact test untuk daerah Jakarta, tidak ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan pendapatan keluarga (p=0,455) dan pengambil putusan (p=0,545).
Kesimpulan. Disimpulkan tidak terdapat hubungan antara pengambil putusan dan pendapatan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar anak 1-5 tahun di Bogor dan Jakarta.

Introduction. Immunization has been succeeded to reduce incidents of some infectious diseases to a very low number. Immunization coverage is one of indicator in immunization programme. Family income and decision maker are environment factors that influence immunization coverage of basic immunization in children.
Aim. To understand correlation between decision maker and family income with immunization coverage in the study location.
Method. The study is done with cross-sectional design. Sample are taken using questionnaires toward 119 respondent in Puskesmas Bondongan, Bogor and 53 respondents in Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta with children aged 1-5 years.
Result. In this study, basic immunization coverage in children aged 1-5 years in Bogor and Jakarta are 47,9% and 22,6%. Based on fisher’s exact test analyzing, there is no correlation between family income (p=0,606) and decision maker (p=0,67) with immunization coverage in Bogor. Fisher’s exact test for Jakarta shows no significant correlation between family income (p=0,455) and decision maker (p=0,545) with immunization coverage.
Conclusion. It can be concluded that decision maker and family income do not have correlation with complete basic immunization in children aged 1-5 years in Bogor and Jakarta."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ufi Alaia Furqon
"Program-program imunisasi telah berperan penting dalam mencegah meluasnya penyakit menular dan kematian pada anak. Meskipun Indonesia telah menempuh proses yang cukup baik dalam mengurangi angka kematian pada anak, namun jangkauan program imunisasi secara menyeluruh belum tercapai. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi tindakan imunisasi pada anak di Indonesia menggunakan data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS tahun 2012. Dengan metode regresi probit, penulis mencoba meng-estimasi tindakan imunisasi pada anak menggunakan beberapa variable berikut: karakteristik anak, pendidikan ibu, asset rumah tangga, lokasi tempat tinggal, dan wilayah. Penulis menganalisa dampak lokasi pada rumah tangga di level provinsi dan membagi lokasi responden antara di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Penulis menemukan bahwa tingkat pendidikan ibu, asset dalam rumah tangga, dan lokasi tempat tinggal merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tindakan vaksinasi/imunisasi. Selanjutnya, penulis juga menemukan perbedaan wilayah yang cukup kontras mengindikasikan bahwa ketersediaan sumber daya lokal berperan dalam kelancaran program imunisasi, dimana di masa sekarang pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih independen terhadap pemerintah pusat. Dengan cara mendorong kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan peningkatan pendidikan perempuan, taraf hidup rumah tangga, dan program kesehatan pada pemerintah daerah, maka program imunisasi dapat ditingkatkan jangkauannya secara menyeluruh.

Immunization programs have contributed significantly to preventing the spread of infectious diseases and mortality among children. Although Indonesia has experienced remarkable progress in reducing child mortality, universal immunization coverage has not been achieved. This paper aims to identify important factors affecting the incidence of child immunization in Indonesia using the Indonesia Demographic and Health Survey IDHS of 2012. By using a probit regression, I estimated the child immunization acceptance using several variables child characteristics, mother rsquo s education, household assets, urbanity, and region. I analyzed the impact of location of households at the provincial level and divided the location of respondents both inside and outside of Java. I found that mother rsquo s level of education, household assets, and urbanity are important factors affecting the uptake of vaccinations. In addition, I found significant regional differences in vaccination incidence, indicating that local resources serve as bottlenecks in vaccination, as the local governments are now independent from the national government. By encouraging government policies that improve women rsquo s schooling, household assets, and regional support for health, vaccination coverage could increase and even become universal.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Safitri Hanifa
"Tidak mendapatkan imunisasi dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit, terutama penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Sekitar 19,4 juta bayi di dunia masih tidak mendapatkan imunisasi dasar dan 60% diantaranya tinggal di Angola, Brazil, Kongo, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filifina, Vietnam, dan Indonesia. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi status imunisasi dasar adalah pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi potong lintang. Sampel penelitian yaitu anak usia 12-23 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 3386. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Persentase bayi yang memiliki status imunisasi dasar lengkap sebesar 60,5% dan 39,5% lainnya tidak lengkap. Sebagian besar ibu berpendidikan menengah (56,7%). Terdapat hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap. Terdapat interaksi antara pendidikan ibu dengan urutan kelahiran anak dan jumlah anggota keluarga dalam hubungannya dengan status imunisasi dasar.

Not getting immunized can increase a person’s risk of getting diseases, especially diseases that can be prevented by immunization. About 19.4 million babies in the world still do not get basic immunization and 60% of them live in Angola, Brazil, Congo, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Philippines, Vietnam, and Indonesia. One of the factors that can affect basic immunization status is education. This study aims to determine the relationship between mother’s education and the completeness status of basic immunizations in infants in Indonesia. This study used the 2017 IDHS data with a cross-sectional study design. The sample of the study were 3386 children aged 12-23 months who met the inclusion and exclusion criteria. The data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyzes. Percentage of children aged 12-23 months who had complete basic immunization status was 60.5% and 39.5% were incomplete. Most of the mothers have secondary education (56.7%). There is a significant relationship between mother’s education and status of basic immunizations. There is an interaction between maternal education and child birth order and the number of family members in relation to basic immunization status."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafyarie Harnan
"Jumlah kasus Campak di Indonesia tahun 2011 berjumlah 21.893 kasus dari 237.556.363 jumlah penduduk (IR=9,22 per 100.00 penduduk). Sedangkan jumlah kasus Campak di Provinsi Jawa Barat tahun 2011 sebanyak 4.276 kasus dari 43.021.826 jumlah penduduk (IR= 9,94 per 100.000 penduduk). Menurut Riskesdas 2010 Cakupan Imunisasi Campak di Jawa Barat berjumlah 72,8 persen dan Cakupan Nasional Campak berjumlah 74,4 persen. Artinya Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia belum mencapai target.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status Imunisasi Campak pada balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bakti Jaya Kota Depok Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2012 sampai Januari 2013 dan desain penelitian yang digunakan cross sectional, dengan populasi adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di kelurahan Bakti Jaya tahun 2013.
Hasil dianalisis baik secara univariat dan bivariat dengan program EpiInfo. Hasil penelitian menunjukkan proporsi imunisasi Campak pada balita usia 1-5 tahun di kelurahan Bakti Jaya tahun 2013 sebesar 76,7 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh adalah umur ibu dan tingkat pendidikan ibu. Diperlukan upaya dan peran serta keaktifan berbagai pihak serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya Imunisasi Campak.

The number of cases of measles in Indonesia in 2011 amounted 21.893 cases amounted to 237.556.363 of the total population ( IR = 9.22 per 100.00 inhabitants ). While the number of cases of measles in the province of West Java in 2011 as many as 4,276 cases of 43,021,826 total population ( IR = 9.94 per 100,000 population ). According Riskesdas 2010 Measles Immunization Coverage in West Java amounted to 72.8 percent and National Coverage Measles totaled 74.4 percent. This means Measles Immunization Coverage in Indonesia has not reached the target.
The purpose of this study is to describe and factors associated with measles immunization status in children aged 1-5 years in the working area of the Puskesmas Bakti Jaya in 2013. Study was conducted in Desember 2012 until January 2013 and the design of the study used a crosssectional, the population is mothers who have children aged 1-5 years in the village Bakti Jaya in 2013.
Results were analyzed both univariate and bivariate EpiInfo program. The results showed the proportion of measles vaccination in infants aged 1-5 years in the village Bakti Jaya in 2013 amounted to 76.7 %. Based on the results of this research is that the variables that influence the mother's age and education level of the mother. Required effort and the participation of various parties liveliness and importance of public awareness of Measles.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunia Nur Fadhillah
"Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, dinyatakan sebagai status kedaruratan bencana wabah di Indonesia. COVID-19 mengganggu layanan imunisasi, hal ini memungkinkan jutaan anak berpotensi terjangkit wabah penyakit seperti difteri, campak, polio dan komplikasinya. Berdasarkan teori Health Belief Model (HBM) dimana persepsi berpengaruh terhadap respon, pandemi COVID-19 diasumsikan dapat mempengaruhi persepsi orang tua dan pola pencarian imunisasi dasar. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif untuk melihat kaitan antara persepsi dan pola pencarian imunisasi dasar oleh orang tua saat pandemi COVID-19 di Kelurahan Bojong Menteng dan Kelurahan Margajaya Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan status ekonomi saat pandemi melatarbelakangi penundaan imunisasi anak, walau bukan menjadi faktor tunggal. Dukungan kader dan petugas kesehatan terhadap imunisasi berperan dalam keputusan untuk mengimunisasi anaknya. Penerapan strategi yang disesuaikan dengan karakter sosial budaya di tiap wilayah menjadi sangat penting. Saran: meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai COVID-19 dan informasi mengenai sistem layanan kesehatan yang aman saat situasi kedaruratan khusus seperti pandemi perlu disampaikan secara utuh untuk memberikan kepercayaan layanan imunisasi yang aman.

COVID-19 has hit the world, has been declared an emergency status for the outbreak in Indonesia. COVID-19 disrupts immunization services, this allows millions of children to potentially contract outbreaks such as diphtheria, measles, polio and its complications. The theory of the Health Belief Model (HBM) about perception can influences response, the COVID-19 pandemic is assumed to be able to influence parents' perceptions and basic immunization search patterns. This study used a qualitative analysis to see the pattern of basic immunization search for parents during the COVID-19 pandemic in Bojong Menteng and Margajaya, Kota Bekasi. The results of this study indicate that the economic status during the pandemic is behind the delay in immunization of children, although it is not a single factor. Support of cadres and health workers for immunization plays a role in the decision to immunize their children. The implementation of strategies that are adapted to the socio-cultural characteristics in each region is very important. The implementation of strategies that are adapted to the socio-cultural characteristics in each region is very important. Suggestion: increase public understanding of COVID-19 and information about a safe health service system when special emergencies such as a pandemic need to be conveyed in full to provide confidence in safe immunization services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mei Sarah Nurkhalizah
"Rencana strategis bidang kesehatan menargetkan indikator cakupan imunisasi dasar
lengkap dapat mencapai 93% tahun 2019. Tetapi, berdasarkan SDKI 2017 cakupannya
masih rendah, yaitu 59%, terutama cakupan vaksin multidosis seperti vaksin pentavalen
dan polio. Padahal, imunisasi dinilai sebagai salah satu upaya kesehatan yang costeffective
karena dapat mencegah beberapa penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status
imunisasi dasar lengkap berdasarkan SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional dan menganalisis sampel 3376 anak hidup umur 12-23 bulan di
Indonesia tahun 2017 yang terpilih dalam SDKI 2017. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan regresi logistik.
Temuan dari studi ini adalah cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 44,3%. Faktorfaktor
yang berhubungan secara statistik dengan imunisasi dasar lengkap adalah
kunjungan ANC (OR=1,74), tempat persalinan (OR=2,43), kepemilikan kartu imunisasi
(OR=1,85), umur ibu (OR=1,73), status pernikahan (OR=1,69), pekerjaan ibu
(OR=1,30), indeks kekayaan (OR=1,27), dan jumlah anak hidup (OR=1,35). Peneliti
menyarankan kepada tenaga kesehatan untuk menguatkan sistem pencatatan riwayat
imunisasi anak dan memberikan edukasi terkait imunisasi melalui layanan maternal
seperti kunjugan ANC dan pascapersalinan.

The strategic plan of the health sector targets the complete basic immunization coverage
indicator to reach 93% by 2019. However, based on the 2017 IDHS, the coverage is still
low, which is 59%, especially in mutidose vaccines such as pentavalent and polio
vaccine. In fact, immunization is considered as one of the a cost-effective public health
intervention because it can prevent some infectious diseases. This study aims to
determine coverage and factors associated with complete basic immunization based on
the 2017 IDHS. This study use a cross-sectional study design and analyzed 3376 sample
of living children aged 12—23 months in Indonesia. The analyses used in this study was
univariate, bivariate with chi-square test, and logistic regression. The findings of this
study is complete basic immunization coverage was 44,3%. Factors associated with
complete basic immunization were ANC visits (OR=1,74), place of birth (OR=2,43),
possession of immunization cards (OR=1,85), maternal age (OR=1,73), marital status
(OR=1,69), wealth index (OR=1,30), maternal occupation status (OR=1,27), and
number of living children (OR=1,35). Researcher suggest to health workers to
strengthen the system of recording children’s immunization history and provide
education related to immunization through maternal services such as ANC and
postpartum visits
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gusmi Ratih
"

ABSTRAK

Nama : Irma Gusmi Ratih
Program Studi : Epidemiologi
Judul : Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Measles Rubella
(MR) Dengan Status Imunisasi MR Pada Anak Usia 9 – 59 Bulan Saat
Kampanye Imunisasi MR Di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Dan Jawa
Barat Tahun 2017
Pembimbing : Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc
Latar Belakang. Kampanye Imunisasi MR Tahun 2017 di Pulau Jawa berakhir dengan
hasil belum optimalnya cakupan imunisasi MR, dimana cakupan imunisasi MR di
Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat lebih rendah dibandingkan 3 provinsi
yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan
status imunisasi MR pada anak usia 9-59 bulan saat Kampanye Imunisasi MR. Metode.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain studi cross sectional.
Sebanyak 3.099 responden yaitu ibu dari anak berusia 9-59 bulan di 3 provinsi yaitu
Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat menjadi populasi studi. Hasil. Analisis
multivariat dengan regresi logistik didapatkan POR hubungan pengetahuan ibu tentang
penyakit campak dengan status imunisasi MR sebesar 1,345 (95% CI 1,098 – 1,647)
setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan ibu tentang penyakit rubella; POR
hubungan pengetahuan ibu tentang penyakit rubella dengan status imunisasi MR
sebesar 2,578 (95% CI 1,495 – 4,446) dengan berinteraksi dengan variabel kepercayaan
dan dikontrol oleh variabel akses informasi; POR hubungan pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan status imunisasi MR sebesar 2,190 (95% CI 1,167 – 4,111) dengan
berinteraksi dengan variabel pendidikan ibu, dan sebesar 0,420 (95% CI 0,226 – 0,780)
dengan berinteraksi dengan variabel dukungan masyarakat, dan dikontrol oleh variabel
akses informasi, dukungan tenaga kesehatan, dan tempat pelayanan imunisasi.
Kesimpulan. Pengetahuan ibu tentang imunisasi MR yang meliputi pengetahuan
tentang penyakit campak, penyakit rubella, maupun pengetahuan tentang imunisasi itu
sendiri sangat berdampak dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi.
Kata Kunci: Kampanye MR, Pengetahuan Ibu


ABSTRACT

Name : Irma Gusmi Ratih
Study Program : Epidemiology
Title : Relationship Between Mother's Knowledge About Measles
Rubella Immunization (MR) With MR Immunization Status in
Children Aged 9-59 Months in MR Campaign at Banten, DKI
Jakarta, and West Java Province at 2017
Counsellor : Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc
Background. MR Campaign at 2017 in Java Island ends with the results of not yet
optimalized MR immunization coverage, which MR immunization coverage in Banten,
DKI Jakarta and West Java Provinces is lower than 3 other provinces. This study aims
to determine the relationship of knowledge of mothers with MR immunization status in
children aged 9-59 months during the MR Campaign. Method. This study uses
secondary data with a cross sectional study design. A total of 3,099 respondents which
were mothers from children aged 9-59 months in 3 provinces becoming the study
population. Results. Multivariate analysis with logistic regression found the POR
relationship between mother’s knowledge of measles with MR immunization status of
1,345 (95% CI 1,098 - 1,647) after being controlled by knowledge of mothers about
rubella disease; POR relationship between mother's knowledge about rubella with MR
immunization status of 2,578 (95% CI 1,495 - 4,446) by interacting with believ and
controlled by the information access; POR relationship between maternal knowledge
about immunization and MR immunization status of 2.190 (95% CI 1.167 - 4.111) by
interacting with mother’s education, and by 0.420 (95% CI 0.226 - 0.780) by interacting
with community support, and controlled by information access, support from health
workers, and immunization service place. Conclusion. The mother's knowledge about
MR immunization, which includes knowledge of measles, rubella disease, and
knowledge about immunization itself is very influential in efforts to increase
immunization coverage.
Keywords: MR Campaign, Mother’s Knowledge

"
2019
T52799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rudiansjah
"Program Imunisasi adalah membarikan kekebalan kepada anak, ibu hamil dan Pasangan Usia subur untuk menurunkan kesakitan dan kematian serta akibat buruk lebih lanjut penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.
Adanya SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Agama nomor : 294 tahun 1986/nomor : 77~ /Men. Kes/SKB / XI /1 988 t a nggal 13 nopember 1986, Keputusan Bersama Dit.Jend PPM & PLP De p. Kes dan Dit.Jend Bimas Islam Dep.Agama nomor : 94 tahun 1987/nomor : 6567-I/PD.03.04.IF tanggal 14 Desembe r 1987 serta I ns t ruksi Bersama Dit.Jend PPM & PLP Dep. Kes dan Di± .Jend Bimas Islam Dep.Agama nomor : 02 tahun 9189/nomor : 162-I/PD.03.04.EI tanggal 6 Maret 1989 tentang Petunjuk Pelaksanaan Imunisasi Calon pengantin.
Hasil pelaksanaan imunisasi tetanus t oxoid calon pengantin di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dari 3966 peristiwa pernikahanCalon pengantin yang melakukan imunisasi sekali 23,93 X, Imunisasi dua kali 21,46 7. dan tidak malakukan imunisasi 54,61 7., dengan adanya calon pengantin yang tidak melakukan imunisasi dan yang hanya melakukan imunisasi sekali merupakan masalah penelitian ini.
Beberapa penelitian tentang penggunaan pelayanan kesehatan termasuk Imunisasi bahwa karakteristik individu mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan, penelitia~ ini untuk mengetahui apakah ada hubungan karakteristik faktor pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap dan persepsi calon pengantin terhadap program imunisasi tetanus toxoid.
Desain penelitian adalah cross sectional, densan pengelolaan data menggunakan program komputer Epi Info dan SPSS/PC+ dilakukan uji statistik kemaknaan densan Kai kuadrad dan Uji Contosency Coeff isien serta Spearman correlation dan didukung dengan analisa kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan karakteristik faktor pendidikan, pekerjaan, pengetahuan , sikap dan persepsi calon pengantin terhadap program imunisasi tetanus toxoid dengan tingkat hubungan sedang dan baik .
Diketahuinya hubunsan karakteristik antara calon pensantin yang mendapat imunisasi sekali, dua kali dan yang tidak mendapatkan imunisasi, diharapkan dapat disusunnya kebijaksanaan pelaksanaan operasional program untuk meningkatkan cakupan imunisasi tetanus toxoid antara lain peningkatan persiapan masyarakat, penyu luhan kesehatan, penyebaran informasi dan Komunikasi Informasi dan Motivasi antara Puskesmas dengan Kantor Urusan Agama serta organisasi kemasyarakatan yang tumbuh berkembang dimasyarakat dan bimbingan monitoring yang terpadu antara Agama dengan Departemen Kesehatan dari tingkat I dan ke tingkat II ke tingkat Kecamatan.
Daftar bacaan 49 < 1971 - 1990 >"
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luriana Nur Pratiwi
"Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia akibat penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, pertusis, dan campak sehingga imunisasi merupakan salah satu upaya intervensi kesehatan masyarakat yang paling berhasil dan cost-effective, terutama bagi negara berkembang. Indonesia telah berhasil mencapai Universal Child Immunization (UCI) namun berdasarkan data WHO pada Weekly Epidemiological Record (No.46, 2011, 86, 509-520, 11 November 2011), Indonesia masih menempati peringkat ke-4 di dunia untuk undervaccination children dalam cakupan imunisasi DPT. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui gambaran imunisasi dasar lengkap dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita berusia 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010, dengan menganalisis data Riskesdas 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2012 dan desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dengan populasi ibu yang memiliki balita usia 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010. Hasil dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square, independent sample T-test, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi imunisasi dasar pada balita usia 12-23
bulan di Indonesia tahun 2010 sebesar 36,8%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa 8 variabel dinyatakan berhubungan secara statistik, yaitu daerah tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan neonatus, periksa kehamilan K4 ibu, penimbangan berat badan balita ke pelayanan kesehatan, penolong persalinan ibu, dan kepemilikan KMS/buku KIA/catatan kesehatan
lainnya. Diperlukan upaya dan peran serta aktif berbagai pihak untuk
meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada balita di Indonesia.

Abstract
Immunization prevent 2-3 millions child mortality in the world caused by
infectious disease such as diphteria, tetanus, pertusis, and measles, furthermore immunization is one of the most succsessful and cost-effective intervention in public health. In 1990, Indonesia ever reached Universal Child Immunization (UCI), however in Weekly Epidemiological Record of WHO (No.46, 2011, 86, 509-520, November 11th, 2011), Indonesia still in rank 4 for undervaccination children of three doses DTP vaccine in the world. Research objective is to know description and factors related to complete basic immunization in children under
five age 12-23 months in Indonesia in 2010 by analyzing data of Riskesdas 2010. Research was done in June, 2012 and design of this study is cross sectional, with mothers who have children under five age 12-23 months in Indonesia at 2010 as its population. Data was analyzed in univariate and bivariate using chi square test, independent sample T-test, and logistic regression. Result indicates that prevalence of complete immunization in children under five age 12-23 months in
Indonesia at 2010 is 36.8%. Result from the study shows 8 significant relationship between living area, education of mother, education of father, neonatal care, antenatal care, under five child?s weight measurement, childbirhts helper, and ownership of child health report. Active participation from various parties is needed to increase the prevalence of complete basic immunization status in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>