Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hisab Akbar Regaty
"Propaganda politik dapat berupa hoaks. Manipulasi dalam hoaks dapat menimbulkan kepanikan, ketakutan, dan perilaku di luar nalar. Manipulasi pada hoaks vaksin COVID-19 tidak hanya terkait urusan kesehatan namun juga berunsur politik. Penelitian yang dilakukan mengidentifikasi hoaks vaksin pada periode 01 Januari 2021 sampai dengan 31 Agustus 2021 yang ada pada situs covid19.go.id. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis Framing menurut Entman. Hasil penelitian menunjukkan jika hoaks vaksin COVID-19 merupakan propaganda politik hasil framing di media sosial dengan tujuan memegaruhi pembacanya untuk menolak vaksin yang dapat menurunkan kepercayaan dan mendiskreditkan pemerintah.

Political propaganda could be a hoax. Manipulation in hoaxes can lead to panic, fear, and behavior beyond reason. Manipulation of the COVID-19 vaccine hoax is not only related to health matters but also has political elements. The research carried out identified vaccine hoaxes for the period January 1, 2021 to August 31, 2021 on the covid19.go.id website. The methodology used is qualitative with Framing analysis technique according to Entman. The results show that the COVID-19 vaccine hoax is political propaganda resulting from framing on social media with the aim of influencing readers to reject vaccines that can reduce trust and discredit the government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anneila Firza Kadriyanti
"Pentingnya peran media massa terhadap kegiatan politik semakin tinggi. Di satu sisi, media membutuhkan cerita yang layak dijual untuk menarik minat audiens. Dalam hal ini, berita politik selalu menjual. Meskipun persoalan politik yang pelit dapat membuat jenuh masyarakat, berita politik tetap diminati karena urusannya selalu menyangkut kepentingan publik.
Di sisi lain, politikus dan partainya pun membutuhkan media sebagai corong untuk memperkenalkan dirinya. Jika tidak ada media, maka politisi dan partai politik tidak dapat menyebarkan tujuan politiknya yang dapat mempengaruhi publik.
Dalam hal ini, Penulis mencoba menjabarkan seperti apa relasi antara politik dan penggunaan media, serta unsur-unsur apa saja yang dapat mempengaruhi relasi tersebut.

The importance of mass media's roles to politics activities is getting higher. In one side, media needs stories to sell, so they can attract people's attention. Politics news always sell. Eventhough politics problems can saturate people, it is still demanded, because politics always connect with public's interest.
In another side, politicians and their parties need media as the medium to introduce them. If there is no media, political activities can not move to spread their purpose, and they can not influence people.
In this case, I try to spell out the relation between politics and the using of media, and what elements between them that can influence the relation.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari
"Melalui pendekatan ekonomi politik media, penelitian ini mengungkap bagaimana komodifikasi berita politik yang terjadi di proses produksi jurnalisme online. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap alasan komodifikasi di jurnalisme online bisa menyebabkan persebaran berita palsu dan dampaknya bagi publik. Produksi berita di jurnalisme online merupakan kolaborasi gatekeeping dan gatewatching di ruang pemberitaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kasus produksi berita di Tribunnews.com yang menggunakan informasi dari media sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi politik menjadi komoditas yang ditawarkan media massa kepada publik. Komodifikasi terhadap informasi politik dari media sosial berpotensi pada penyebaran berita palsu atau hoaks. Penyebabnya ada dua. Pertama penjaga gawang ruang pemberitaan hanya melakukan verifikasi terhadap akun media sosial yang menyebarkan informasi bukan verifikasi terhadap informasi itu sendiri. Kedua, penjaga gawang ruang berita bisa disetir oleh aktor politik dibalik akun media sosial. Praktik komodifikasi ini menyebabkan berbagai masalah bagi publik seperti ruang publik yang semu, kehilangan informasi subtantif, sulit mengenal kecakapan kandidat yang akan dipilih, hingga merisak proses berdemokarasi di pemilihan umum.

Through the media political economy approach, this study reveals how the commodification taken place on processes online journalism. The aim of the study was to reveal the reasons for commodification in online journalism could cause the spread of false news and its impact on the public. News production in online journalism are collaboration between gatekeeping and gatewatching in news room. The research method that is used is case analysist news production by Tribunnews.com that is using information from social media.
The result of the research showed that political information become commodity that is offered mass media to public. Commodification toward political information from social media have potential to be the distribution of fake news or hoax. There are two causes. First, First, the newsroom gatekeeper only verifies social media accounts that disseminate information rather than verifying the information itself. Second, newsroom gatekeeper can be driven by political actor behind social media account. This commodification practice causing some problems for public such as pseudo public sphere, lost of substantive information, hard to recognize the capability of the candidate that will be choosen, until disrupt the process of democratization in political elections.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Mahfud MD
Depok: Rajawali Pers, 2019
340.598 MOH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inco Hary Perdana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi political marketing Partai NasDem sebagai partai politik baru dengan tujuan memenangkan Pemilu Legislatif 2014, khususnya bagaimana peran kepemilikan media dalam strategi tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan kerangka konsep political marketing Lees‐Marshment (2001) dan strategi kampanye partai politik Nursal (2004).
Kesimpulan utama, Partai NasDem merupakan sales oriented party dan banyak menggunakan pull political marketing dalam menyampaikan pesan politik mereka. Melihat dari fakta di Indonesia bahwa partai politik masih sangatlah lekat dengan figur ketokohan untuk dapat mengangkat elektabilitasnya, maka dibahas pula pembelajaran dari fenomena Partai Demokrat yang dapat memenangkan pemilu pada keikutsertaannya yang kedua kali karena kekuatan figur tokoh SBY. Sehingga penelitian ini dapat melengkapi strategi political marketing Partai NasDem yang ada saat ini.

This study aims to determine how political marketing strategy NasDem Party as a new political party with the aim of winning the 2014 legislative elections, in particular how the role of media ownership in the strategy. This qualitative study uses the concept of political marketing framework Lees‐ Marshment (2001) and political partyʹs campaign strategy Nursal (2004).
The main conclusion, NasDem Party is party oriented sales and using pull political marketing in their political message. View of the fact that political parties in Indonesia are still very closely with the figures to be able to lift the electability, then discussed the phenomenon of learning from the Democratic Party who can win elections on the participation of two times the force of character figures SBY. So this study can complement the strategy of political marketing NasDem Party that exists today.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Secara fenomenalogis politik hukum dipresentasikan oleh kekuasaan eksekutif terutama ketika hendak atau dalam merespon kondisi empirik sehingga memberikan legitimasi menuju perlindungan bagi segenap bangsa Indonesia melalui pembentukan hukum. Gejala ini akan berbarengan dengan partisipasi dan tekanan sosial yang kuat. Berpegang pada prinsip teoritik bahwa hukum akan tetap dapat tegak dan atau ditegakkan sekali pun langit akan runtuhm kekuatan sosial akan melemah. Pada akhirnya akan disadari bahwa hukum yang lahir karena kekuatan sosial akan meluluhlantahkan sistem yang terbangun termasuk sistem hukum dan karena itu siklus kehidupan akan kembali juga lagi pada kenyataan bahwa hukumlah yang mampu mengatur interaksi sosial."
JLI 7:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Reginal Andreas
"Kepemilikan media massa yang independen merupakan syarat mutlak untuk mengarahkan proses pemilu yang jujur, adil dan transparan. Hanya saja media massa yang dimiliki elit politik sekarang ini justru tidak mengarah kepada pemilu yang diinginkan. Kepentingan pemilik media yang terjun ke dunia politik menyebabkan adanya ketimpangan yang terjadi. Dalam konteks Pemilu 2014 yang akan datang, media massa terutama TV memegang peranan penting dalam sosialisasi program, pengenalan caleg parpol, hingga pasangan capres dan cawapres yang berasal dari partai, baik dalam bentuk pemberitaan ataupun non-pemberitaan. Fenomena ini penulis analisis dari teori social responsibility dan teori agenda setting yang menjadi akar masalah penerapan Undang-undang Penyiaran untuk memberi sanksi kepada televisi hari ini di Indonesia.

AIndependency of media is an important requirement for an honest, fair dan transparent election. Unfortunately, some TV stations owned by the elites are actually misleading concept of providing te referred election process. One skepticism occurred toward media ownership linked with one political elite has led to the current the disproportionate distribution of people?s attention. In the context of of the 2014 election, mass media especially TV holds an important role in the socialization program, of the candidates of parliament members,, even the president candidate of which the media is affiliated with. This phenomena will be analyzed by using the theories of Social Responsibility and Agenda Setting. This misleading efforts of certain TV has the root of law enforcement of broadcast regulations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Maulida
"[ ABSTRAK
Menjelang Pemilu Presiden 2014 Indonesia, media massa sering membahas tentang latar belakang kedua calon presiden. Dengan mengambil kasus artikel dari Time.com, penulis mengungkap bagaimana majalah tersebut mengangkat latar belakang Prabowo yang dituduh terseret dalam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia pada rezim Suharto. Artikel tersebut menguak sisi negatif Prabowo dan cenderung mengarah pada upaya propaganda. Makalah ini menganalisis teknik propaganda dan faktor yang mempengaruhi media menjadi instrumen propaganda. Penulis menggunakan metode analisis framing Pan dan Konsicki (dalam Eriyanto, 2002) dengan analisis kualitatif terhadap artikel. Makalah ini beragumen bahwa isi pemberitaan Time.com berjudul “Here’s Why Some Indonesians Are Spooked by This Presidential Contender” tergolong dalam propaganda abu-abu yang dilakukan oleh media massa. Melalui analisis model propaganda penulis beragumen bahwa ideologi dominan turut menyebabkan media menjadi agen propaganda.
ABSTRACTpproaching the presidential’s election 2014, mass media often discuss about the background of two candidates. By taking the case from Time.com article the authors reveal how the magazine raised the background Prabowo allegedly dragged in case of violation of Human Rights (HAM) in Indonesia in the Suharto regime . The article reveals the negative side Prabowo and tends to lead to the propaganda effort . This paper analyzes the propaganda techniques and factors that influence the media became an instrument of propaganda. The author uses the method of analysis and framing Pan Konsicki (Eriyanto , 2002) with a qualitative analysis of the article . This paper argues that the content of Time.com titled " Here 's Why Some indonesians Are Spooked by This Presidential Contender " belong to the gray propaganda carried out by the mass media. Through analysis of the propaganda model of the author argues that the dominant ideology contributed to the media propaganda agent ., pproaching the presidential’s election 2014, mass media often discuss about the background of two candidates. By taking the case from Time.com article the authors reveal how the magazine raised the background Prabowo allegedly dragged in case of violation of Human Rights (HAM) in Indonesia in the Suharto regime . The article reveals the negative side Prabowo and tends to lead to the propaganda effort . This paper analyzes the propaganda techniques and factors that influence the media became an instrument of propaganda. The author uses the method of analysis and framing Pan Konsicki (Eriyanto , 2002) with a qualitative analysis of the article . This paper argues that the content of Time.com titled " Here 's Why Some indonesians Are Spooked by This Presidential Contender " belong to the gray propaganda carried out by the mass media. Through analysis of the propaganda model of the author argues that the dominant ideology contributed to the media propaganda agent .]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjo Kumolo
Jakarta: Expose, 2015
340 TJA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anggoro Mukti
"Penelitian ini merupakan kajian kriminologi yang melihat pola memperdagangkan pengaruh dalam kasus korupsi politik di Indonesia. Berfokus pada kasus-kasus yang melibatkan aktor-aktor politik seperti anggota DPR RI, partai politik dan kepala daerah. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan studi literatur dan kajian terhadap dokumen persidangan dan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya. Penjelasan terkait dengan pola memperdagangkan pengaruh pada penelitian ini menggunakan teori pola kejahatan oleh Brantingham (1981). Penelitian ini menemukan bahwa pola memperdagangkan pengaruh dalam kasus korupsi politik di Indonesia, dapat dijelaskan dengan teori pola kejahatan. Lebih jauh, penelitian ini menemukan adanya kesempatan struktural yang muncul dari proses sah yang kemudian mampu menyebabkan terjadinya korupsi dengan pola memperdagangkan pengaruh.

Current research is a criminological study that examines the pattern of trading influence in political corruption cases in Indonesia. Focusing on cases involving political actors such as members of the Indonesian Parliament, political parties and regional leaders. Current research's approach is qualitative utilizing scientific literature, trial documents studies and interviews as data collection techniques. The explanation related to the pattern of trading influence in this study uses the theory of crime patterns by Brantingham (1981). This study found that the pattern of trading influence in political corruption cases in Indonesia, can be explained using theory of crime patterns. Furthermore, current study found structural opportunities arising from legal processes which were then able to cause corruption by trading patterns of influence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>