Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Aria Pratama
"Penelitian ini berupaya mempertanyakan bagaimana nisan milik Mr. Ary Prins sebagai objek fisik dalam konteks kematian menjadi simbol memori yang berkaitan dengan individu atau peristiwa tertentu dan bagaimana suatu monumen komemoratif (peringatan) menjadi wujud nyata dari memori kematian yang berkelanjutan. Sosok Mr. Ary Prins memiliki latar belakang riwayat hidup yang menarik dengan nisan paling megah di Pemakaman Belanda Kebun Raya Bogor. Hasilnya, nisan Mr. Ary Prins merupakan suatu objek transisional dan monumen komemoratif yang merupakan bentuk upaya keluarga dan kolega untuk mengingat Mr. Ary Prins semasa hidupnya. Bentuk Obelisk yang dipilih merepresentasikan Mr. Ary Prins sebagai sosok yang memiliki kuasa, sementara ornamen - ornamennya mencerminkan bagaimana keluarga dan koleganya sangat kehilangan sosok Mr. Ary Prins. Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana memori kematian dipertahankan dan direpresentasikan melalui objek-objek fisik dalam masyarakat.

This research seeks to question how Mr. Ary Prins's tombstone as a physical object in the context of death becomes a symbol of memory related to a particular individual or event and how a commemorative monument (memorial) becomes a concrete form of continuous memory of death. Mr. Ary Prins has an interesting curriculum vitae with the most magnificent headstone at the Bogor Botanical Gardens Dutch Cemetery. As a result, Mr. Ary Prins is a transitional object and commemorative monument which is a form of family and colleagues' efforts to remember Mr. Ary Prins during his lifetime. The Obelisk shape chosen represents Mr. Ary Prins as a figure with power, while his ornaments reflect how his family and colleagues have lost the figure of Mr. Arya Princes. This research can provide new insights into how the memory of death is maintained and represented through physical objects in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Devi Erianti
"Fokus penelitian ini adalah mengenai penyelesaian masalah pelanggaran HAM di Indonesia (2001-2005) dan Argentina (1983-2007) melalui KKR serta Pengadilan HAM pada masa transisi. Permasalahan penelitian ini adalah perbandingan penerapan keadilan transisi antara Indonesia dan Argentina melalui KKR serta Pengadilan HAM. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara dengan narasumber yang terkait.
Penelitian ini menggunakan teori keadilan transisi untuk menjelaskan bahwa penyelesaian masalah HAM di masa lalu dapat dilaksanakan pada masa transisi demokrasi salah satunya melalui KKR dan Pengadilan HAM. Penelitian ini menunjukan bahwa demokrasi yang belum stabil di masa transisi di Indonesia dan Argentina mempengaruhi proses penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu.

This thesis focuses to settlement of violation of human rights in Indonesia (2001-2005) and Argentine (1983-2007) by commision of truth and reconciliation and human rights trial. The problem is comparison of transitional justice assembling between Indonesia and Argentine through commision of truth and reconciliation and human rights trial. The data was collected by study of literature and in-depth interview with the related informants.
This thesis uses transitional justice theory to explain that settlement past human rights violation could be excecute in transition of democracy that ones of its methods are commision of truth and reconciliation and human rights trial. This study concludes that unstable democracy in transition time either in Indonesia or Argentine affects to settlement of past human rights violation process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Wahyuningroem
"Dalam konteks konflik atau pasca konflik, perempuan mengalami kekerasan berlapis: baik sehari-hari maupun struktural. Dua pendekatan utama yang biasa digunakan dalam studi dan program dalam kedua konteks tersebut adalah perdamaian dan keadilan transisional. Keduanya memberikan fokus pada kekerasan yang dialami perempuan, namun tidak cukup memberikan analisis dan solusi atas terjadinya ketidakadilan struktural yang dialami perempuan. Tulisan ini merupakan refleksi dari perjalanan panjang keterlibatan penulis dalam kedua pendekatan tersebut. Pertanyaan utama makalah ini adalah: bagaimana perdamaian dan keadilan transisional dapat memberikan solusi untuk mentransformasi ketidakadilan struktural yang dialami perempuan di wilayah konflik dan pasca konflik? Mulai dari mana?"
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2021
305 JP 26:3 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kenya Mei Hanny
"ABSTRAK
Makalah ini membahas mengenai gambaran komunitas masyarakat Eropa pada saat masa kolonial di Bogor. Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah inskripsi/teks dan lambang heraldik yang terdapat pada makam di makam Belanda Kebun Raya Bogor. Inskripsi/teks dianalisis melalui tiga tahapan yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan penafsiran data dan ditemukan penggunaan kosakata awalan, sebutan, kalimat testimoni dan kutipan Alkitab/Injil. Selain itu, analisis terhadap lambang-lambang yang ditemukan pada makam dan nisan merepresentasikan orang tersebut semasa hidup dan setelah kematian. Melalui inskripsi/teks serta lambang memperlihatkan bagaimana status sosial seseorang atau komunitas yang telah meninggal dikenang dan memberikan gambaran mengenai adanya kehidupan setelah kematian.

ABSTRACT
This paper discusses the description of the European community during the colonial period in Bogor. In this study, the object of the study is the inscriptions or text and heraldic symbols found in the tomb and headstones in the Makam Belanda Kebun Raya Bogor. The analysis conducted towards the inscription/text are analyzed through three stages, namely data collection, data processing and interpretation of data and has resulted in the usage of opening phrases, honorific titles, testimonials, and quotes taken from the holy bible. In addition, the analysis for the symbols engraved in the tombs and the gravestones represents the person during life and after death. Through inscriptions / texts and symbols, it shows how the social status of a deceased person or community is remembered and gives an idea of the existence of life after death."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muhammad Arief Kurniawan
"Pemakaman adalah lahan yang difungsikan sebagai tempat penguburan jenazah. Akan tetapi di samping fungsinya yang sudah jelas, dalam kebudayaan Kristen Eropa yang berlangsung selama berabad-abad, pandangan terhadap pemakaman sejatinya selalu mengalami perubahan, sehingga fungsi pemakaman seringkali dicampurkan dengan fungsi ruang lain yang sama sekali tidak berkaitan. Fenomena tersebutlah yang disoroti oleh Foucault dalam teorinya mengenai ruang heterotopia (1967). Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk melihat ruang-ruang lain berdasarkan fenomena yang terdapat pada Pemakaman Belanda di Kebun Raya Bogor. Pemakaman tersebut menarik untuk dikaji menggunakan teori heterotopia Foucault karena letaknya yang relatif berbeda dari Pemakaman Belanda di Hindia-Belanda pada zamannya, yang umumnya terletak di lingkungan gereja atau di lahan terbuka. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa di Pemakaman Kebun Raya Bogor terdapat ruang-ruang lain pada pemakaman tersebut yang terwujud dalam tiga prinsip heteropologi, yaitu: adanya konsep ruang heterotopia krisis dan deviasi, perubahan fungsi pemakaman, dan penggabungan ruang-ruang lain yang tidak berkaitan.

Cemetery is an area that designated as a place for burial of the dead body. However, despite its obvious function, in European Christian culture that lasted for centuries, the view of the cemetery was actually always changing, so that the function of the cemetery was often mixed with other completely unrelated functions of space. This phenomenon is highlighted by Foucault in his theory of heterotopia (1967). In this regard, this study intends to look at other spaces of phenomena found in the Dutch Cemetery in the Bogor Botanical Gardens. The cemetery is interesting to study using Foucault's heterotopia theory because of its relatively different location from the Dutch cemeteries in the Dutch East Indies at that time, which were generally located in churches or in open fields. Based on the results of the study, it was concluded that at the Bogor Botanical Gardens Cemetery there are other spaces in the cemetery which are manifested in three heteropological principles: the concept of space of heterotopia crisis and deviation, changes in the function of the cemetery, and the incorporation of other unrelated spaces."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Triwardani
"Hal paling penting dalam perjalanan hidup individu adalah kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan relasi. Kemampuan ini dimiliki oleh setiap orang dalam kadar yang berbeda. Keluarga sebagai kelompok pez-Lama yang dikenai individu dalam perjalanan hidupnya sehingga proses pembelajaran membentuk pola relasi pertama kali diterapkan dalam keluarga Keutuhan orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan pola relasi sosial yang sehat. Keluarga utuh memberi peluang besar-bagi anak untuk mengaplikasikan kemampuan berkomunikasi dan membangun hubungan yang dekat (kelekatan antar anggota keluarga. Peranan keluarga dalam membentuk perasaan kelekatan (attachment) dalam diri individu sangat besar. Attachment yang kemudian digunakan sebagai kelekatan’ (Moesono, 1993) adalah pusat dari kehidupan seseorang, di mana prosesnya berlangsung mulai dari saat individu masih bayi, dan proses ini diteruskan hingga memasuki masa remaja hingga masa tua.
Namun dalam kenyataannya, tidak semua individu menjalani kehidupan dengan perjalanan mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa di dalam Lingkup keluarga utuh. Individu yang hingga dewasa muda masih tinggal di panti asuhan adalah salah satu kelompok yang sudah mengalami keterpisahan dengan figur orang tua sejak masa kecil. Perbedaan pola pengasuhan di panti-asuhan, membuat individu yang tinggal di dalamnya menghayati kelekatan yang berbeda pula dari individu yang tinggal bersama keluarga. HTP sebagai Salah satu instrumen psikologi dipercaya oleh Buck (1969) mampu menampilkan hasil gambar yang mewakili penghayatan subjek ams pola relasi dengan figur orang tua. Dari beberapa penelitian HTP diperoleh hasil bahwa pemanfaatan HTP dalam lingkup penelitian belum rnaksirnal, karena nilai validitas dari alat tes ini dinilai masih rendah, ditambah dengan ada banyaknya versi interpretasi yang diajukan oleh beberapa ahli.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif untuk mencari gambaran kelekatan pada subjek bemisia dewasa muda yang dari usia dini sudah tinggal di panti asuhan. Tampilan dari penghayatan kelekatan dari subjek ditelaah Lewat hasil gambar tes HTP. Subyek yang diikutsertakan adalah individu berusia dewasa muda yang sejak usia dini sudah mengalami keterpisahan dari figur orang tua karena ditempatkan di panti asuhan. Dari dua jenis panti asuhan yang ada di Indonesia, yaitu panti dengan sistem ibu asuh (pengurus : penghuni =1:1O), dan panti dengan sistem asrama (pengurus 2 penghuni = 1:20), diambil data dari panti jenis kedua (sistem asrama). Pemilihan panti jenis asrama dengan tujuan mendapatkan subyek dengan lingkungan yang berbeda secara signifikan dengan lingkungan keluarga.
Hasil gambar yang sudah ada lalu dibandingkan dengan hasil anamnesa dari subyek. Dari perbandingan ini, hendak dilihat bagaimana penghayatan tentang kelekatan pada individu yang menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya terpisah dari orang tua, apakah mengarah pada lingkungan di mana ia sekarang tinggal (panti asuhan), atau mengarah pada keluarga (yang sudah terpisah belasan tahun). Ketiga subyek mengemukakan alasan yang berbeda-beda mengenai pilihan figur kelekatan mereka. Dari ketiga subyek, hanya satu subyek yang dapat mewakilkan ayahnya dalam unsur pohon (sesuai dengan interpretasi dari Buck, 1969). Dari hasil anamnesa diperoleh data bahwa setiap subyek tetap menghayati kelekatan lebih pada keluarga dibandingkan dengan lingkungan panti Pann dengan sistem asrama membuat pengurus tidak memiliki waktu dan tenaga ekstra untuk memperhatikan penghuni panti satu persatu. Komunikasi yang terjalin dalam panti tidak kontinu dan bersifat formalitas saja Telaah dari kualitas ketiga unsur dalam gambar, dibandingkan dengan karakteristik ayah dan ibu dari hasil anamnesa, diperoleh data bahwa unsur dalam gambar cukup mampu mewakili figur orang tua.
Untuk kepentingan penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan metode penelitian yang lebih tepat untuk HTP, menggunakan rarer di luar peneliti sehingga tidak bias, memperbanyak sampel, meneliti pada beberapa panti asuhan atau dapat juga melakukan perbandingan antar individu yang tinggal di panti dengan yang masih tinggal bersama keluarga. Berhubungan dengan hasil penelitian, hal yang penting untuk diperhatikan adalah sikap kritis dalam melaksanakan administrasi tes dan interpretasinya. Tujuan yang hendak dicapai adalah mendapatkan hasil yang lebih komprehensif antara anamnesa tentang subyek dengan hasil gambar tes HTP."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keinginan dari seorang ibu untuk segera menyentuh bayinya segera setelah Iahir
merupakan suatu pengalaman yang sangat rnenakjubkan, sehingga ikatan kasih sayang
antara ibu dan janin yang sudah terjalin sejak dari kehamilan dapat dilmgkapkan secara
nyata. Perawat harus dapat menciptakan suatu lingkungan yang mendukung tezjadinya
kontak fisik ant/ara ibu dengan bayi. Dukungan dan dorongan semangat yang diberikan
perawat dapat meningkatkan peran seorang ibu untuk memainkan perannya dengan
penuh kasih sayang sehingga dapat terbentuk proses ikatan. Tujuan dari peuelitian ini
adalah untuk mengetahui persepsi perawat terhadap pentingnya penerapan bonding
attachment pada periode awal pelsalinan tahap tiga di RSAB-HK. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi perawat adalah perhatian yang selektif; ciri-ciri rangsangan dan
stimukus, nilai-nilai dan kebutuhan, pengalaman terdahulu, latar belakang pendidikan
dan budaya, kabutuhan dan status emosional. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif sederhana dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan
memakai analisa univaxiat dengan ketentuan persepsi baik, sedang dan kurang. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki persepsi baik (87%),
Penelitian ini merekomendasikan agar dapat dikembangkan pada penelitian yang
berikutnya supaya lebih bermakna dan lebih terlihat lagi bagaimana bonding attachment
itu diterapkan khususnya di kamar bersalin sesaat setelah bayi lahir sehingga berdampak
positif bagi ibu dan bayi. Pada penelitian berikutnya agar menggunakan metodology
yang dapat lebih mengeksplorasi lagi tentang persepsi perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5506
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Varadina Hany
"Kegiatan membersihkan merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan ruang. Kegiatan membersihkan berkaitan dengan adanya penghilangan dan pemisahan unsur dalam suatu ruangan atau objek. Penghapusan dan pemisahan terjadi sebagai hierarki domain bersih dan domain kotor. Antara domain bersih dan kotor, ada batas untuk menginformasikan transisi dari kotor ke bersih atau sebaliknya.Skripsi ini akan membahas terjadinya eliminasi dan pemisahan antara bersih dan kotor. Dengan melihat secara mendalam hal-hal tersebut, bagaimana kejadian tersebut terjadi dan mempengaruhi kegiatan pembersihan akan diketahui. Untuk memperkaya informasi tentang kegiatan, tesis ini akan mengobservasi lebih dalam tentang bersih dan kotor melalui kegiatan penghapusan dan pemisahan pengguna di rumah mereka. Melalui observasi yang telah dijelaskan sebelumnya, akan diketahui dampak dan keterkaitan antara kegiatan pembersihan dengan ruang yang terbentuk.

Cleaning activity is one of the ways to maintain a healthy space. Cleaning activity is connected with the presence of element elimination and separation in a room or an object. Elimination and separation happened as a hierarchy of clean and dirty domains. Between clean and dirty domains, a boundary exists to inform the transition from dirty to clean or otherwise. This thesis will discuss the occurrence of elimination and separation between clean and dirty. By deeply looking through those things, how the incident occurred and influenced cleaning activities will be known. To enrich information about the activities, this thesis will observe about clean and dirty through user elimination and separation activity in their house. Through the observation explained before, the impact and linkages between cleaning activities and formed space will be known."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nabilah Salahuddin Putri
"Transformasi objek merupakan sebuah proses perubahan yang dialami objek melalui konfigurasi dan mekanisme tertentu. Transformasi objek pada konteks urban melihat kehadiran objek sebagai sebuah interaksi pengguna untuk dapat terlibat dalam proses perubahan objek. Konsep pada transformasi objek mengacu kepada proses assembly-disassembly dimana objek mengalami penyusunan dan pembongkaran yang disebabkan dari adanya karakteristik bentuk geometri, volume, surfaces dari transformasi objek tersebut. Proses assembly disassembly dapat terjadi bila dilakukan dengan keikutsertaan pengguna dalam mengaktivasi transformasi objek. Perubahan transformasi objek tak lepas dari kemampuan fleksibilitas dan adaptabilitas yang dimiliki objek tersebut. Skripsi ini menelusuri kehadiran transformasi objek menuju kepada urban interior yang mengalami assembly-disassembly dengan adanya pembongkaran mekanisme assembly-disassembly oleh transformasi objek dan penyusunan mekanisme urban interior berbasis operasi transformasi.

Object transformation is a process of change experienced by objects through certain configurations and mechanisms. Object transformation in the urban context sees the presence of objects as a user interaction to be involved in the object change process. The concept of object transformation refers to the assembly-disassembly process in which objects undergo assembly and disassembly due to the characteristics of the geometric shapes, volumes, surfaces of the object transformation. The assembly-disassembly process can occur if it is carried out with the participation of the user in activating the object transformation. Changes in object transformation cannot be separated from the flexibility and adaptability of the object. This study discusses the presence of object transformation towards an urban interior that undergoes assembly-disassembly by dismantling the assembly-disassembly mechanism by object transformation and constructing an urban interior mechanism based on transformation operations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmia Nurwulandari
"Bandung di masa kolonial dikenal sebagai Parisnya Pulau Jawa atau yang populer dengan sebutan Parijs van Java. Sebutan itu memberikan kesan kota yang estetik dan dicintai oleh banyak orang bahkan hingga saat ini. Orang Belanda menyebut Bandung sebagai Een Western Enclave atau permukiman eksklusif bagi orang Barat yang membuat kota ini makin spesial. Penelitian ini berfokus pada perkembangan kota di Bandung pada awal abad ke 20, dari kota kecil di tengah perkebunan menjadi kota modern yang diakui dunia internasional. Bandung dicalonkan menjadi ibukota Hindia Belanda untuk menggantikan Batavia. Berbagai perubahan kota yang terjadi ikut berpengaruh pada tampilan estetika arsitektur dan kota. Namun, di balik gemerlap perkembangan yang pesat itu, terdapat sejumlah ide terkait estetika yang tidak saling berhubungan.
Penelitian ini mencoba menjawab apa aja citra estetik yang ingin ditampilkan di Bandung saat dipersiapkan menjadi ibukota baru beserta alasanalasannya yang dikaji melalui teori estetika Immanuel Kant dan teori metropolis karya Georg Simmel. Dengan menggunakan metode yang diperkenalkan oleh Iain Borden dan rekan-rekannya dalam buku The Unknown City, terungkap sejumlah pandangan terkait estetika yang membentuk citra kota Bandung, seperti potensi alam, ide keteraturan, eksotisme, ambisi terhadap hal-hal baru, imajinasi kenyamanan Eropa di kota tropis, sekaligus ketakutan akan wabah penyakit yang mengancam imajinasi kolonial.

Colonial Bandung was known as the Paris of Java (Parijs van Java). It gives an impression of aesthetic and is adored by the people until present day. The Dutch named Bandung as Een Western Enclave or an exclusive neighborhood for the European. This research focused on the development of the city in the early twentieth century, from a small town near the plantation to a modern city that is globally known, even to be prepared as a capital city of Dutch East Indies. The development also changed the visual of architecture and the city. However, behind the rapid development of the city, there are some ideas in aesthetics that was unrelated.
This research tried to answer what is the image of aesthetics that was appeared in Bandung as the future capital city of Dutch East Indies. I learn it through the Aesthetic theory of Immanuel Kant and Metropolis of Georg Simmel. With the method that is introduced by Iain Borden and friends in the book The Unknown City, I found some views that is related to the aesthetic and the city, such as nature beauty, the urban planning and design principle, ambition to the tecnology and innovation, exoticism, imagination of the ideal tropics, as well as fears that threatened colonial imagination.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>