Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jun Absa B.
"Pendahuluan : Osteoarthrtis (OA) dideskripsikan sebagai sebuah proses degrasi matriks kartilago yang diikuti dengan ketidakefektifan usaha tubuh dalam memperbaiki. Hilangnya elastisitas pada kartilago dapat menyebabkan hilangnya kemampuan menahan air pada penggunaan beban yang berat. Aktivitas yang terbatas, interaksi sosial yang terbatas, Perubahan lingkungan, dan disfungsi bangun tidur yang selalu menjadi masalah karena nyeri yang muncul. Manajemen nonfarmakologi berupa terapi exercises fisik atau olahraga sangat direkomendasi oleh garis panduan klinis sebagai terapi inti atau managemen utama intervensi pasien dengan Osteoartritis. Perangkat VR salah satu metode pengendalian nyeri yang semakin pepuler. Virtual Reality (VR) adalah perangkat multimedia tiga dimensi yang memungkinkan pengguna untuk terlibat secara aktif di ruang virtual. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemberian terapi stretching exercise dengan media VR terhadap penurunan Skala Nyeri yang disertai kekakuan pada penderita Osteoarthritis (OA) lutut. Metode : Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen pretest postest dengan randomized control group pre post test design. Sampel penelitian adalah pasien osteoartritis grade 1-3 dengan total 46 responden. Nyeri diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), Kekakuan dengan Western Ontario dan McMaster University Arthritis Index (WOMEC) dan media Virtual Reality (VR) yang mengkombinasikan visual gerakan stretching exercises lutut. Hasil : Rerata skor nyeri pada kelompok intervensi menurun dari 5,39 menjadi 3,35 skor kekakuan pada kelompok intervensi menurun dari 6,91 menjadi 5,35. skor kekakuan pada kelompok intervensi menurun dari 6,91 menjadi 5,35. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh yang signifikan intervensi stretching exercises melalui VR terhadap nyeri dan kekakuan (p=< 0.00; α < 0,05 ). Kesimpulan : Penalitian ini menunjukkan bahwa stretching exercises dengan menggunakan media VR memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri dan kekakuan pada pasien Osteoartritis lutut.

Introduction : Osteoarthritis (OA) is described as a process of degradation of the cartilage matrix followed by the ineffectiveness of the body's efforts to repair it. Loss of elasticity in cartilage can cause loss of water holding ability when using heavy loads. Limited activities, limited social interactions, environmental changes, and sleep-wake dysfunction are always problems because of the pain that appears. Non-pharmacological management in the form of physical exercises or sports therapy is highly recommended by clinical guidelines as core therapy or main intervention management for patients with osteoarthritis. VR devices are one method of pain control that is becoming increasingly popular. Virtual Reality (VR) is a three-dimensional multimedia device that allows users to actively engage in virtual spaces. Objective: This study aims to identify the effectiveness of providing stretching exercise therapy using VR media to reduce the pain scale accompanied by stiffness in sufferers of knee osteoarthritis (OA). Method : This research method is a quasi-experimental pretest posttest with a randomized control group pre-post test design. The research sample was osteoarthritis patients grade 1-3 with a total of 46 respondents. Pain was measured using the Numeric Rating Scale (NRS), Stiffness with the Western Ontario and McMaster University Arthritis Index (WOMEC) and Virtual Reality (VR) media which combines visual knee stretching exercises. Results: The mean pain score in the intervention group decreased from 5.39 to 3.35. The stiffness score in the intervention group decreased from 6.91 to 5.35. Stiffness scores in the intervention group decreased from 6.91 to 5.35. The statistical test results showed that there was a significant effect of stretching exercises intervention via VR on pain and stiffness (p=<0.00; α <0.05). Conclusion: This research shows that stretching exercises using VR media have a significant effect on reducing pain and stiffness in knee osteoarthritis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, A.N. Dahlia
"Pendahuluan: Agitasi merupakan kejadian umum yang dialami pasien di ruang intensif, bersifat fluktuatif, terjadi kapan saja baik siang maupun malam hari sejak hari pertama menjalani perawatan di ruang intensif serta bisa berlanjut pada hari-hari berikutnya. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan agitasi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot terhadap penurunan agitasi pasien di ruang perawatan intensif. Metode: Desain penelitian quasy eksperiment pre post test design with control group. Metode pemilihan sampel yakni consequtive sampling dengan jumlah sebanyak 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang memenuhi kriteria inklusi berupa pasien berusia di atas 18 tahun, pasien dengan skala agitasi RASS ≥ 2, memiliki kemampuan mendengar yang baik dan berkomunikasi secara nonverbal (pada pasien terintubasi dapat dengan mengangkat jari, mengedipkan mata, atau menganggukkan kepala) jika ada pertanyaan peneliti pada saat pengumpulan data; GCS ≥ 9; tidak menggunakan sedasi minimal 3 jam sebelum perlakuan dan tidak menggunakan agen penghambat neuromuskuler. Instrumen penelitian dengan menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale dalam mengumpulkan data agitasi sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Wilcoxon terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada skor agitasi sesaat setelah (p<0,001: α:0,05) dan 3 jam setelah perlakuan (p=0,007: α:0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat agitasi antara kelompok kontrol dan intervensi sesaat setelah dan 3 jam setelah perlakuan (p<0.001; α:0.05). Kesimpulan: Intervensi kombinasi terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot sebagai bagian dari terapi komplementer dapat digunakan untuk menurunkan agitasi pada pasien di ruang intensif.

Agitation is a common occurrence experienced by patients in intensive care, is fluctuating, occurs at any time of the day or night since the first day of treatment in the intensive care unit and can continue in the following days. One intervention that can be used to reduce agitation is the provision of complementary therapy in the form of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy. Objective: This study aims to identify the effect of relaxation music therapy and bergamot citrus aromatherapy on reducing patient agitation in the intensive care unit. Methods: Quasy experimental research design pre post test design with control group. The sample selection method is consequtive sampling with a total of 50 respondents, divided into control groups and intervention groups who meet the inclusion criteria such as patients over 18 years of age, patients with RASS agitation scale ≥ 2, have good hearing ability and communicate nonverbally (in intubated patients can be by raising a finger, winking, or nodding the head) if there are researcher questions at the time of data collection; GCS ≥ 9; not using sedation at least 3 hours before treatment and not using neuromuscular blocking agents. The research instrument used the Richmond Agitation Sedation Scale in collecting agitation data before and after treatment. Results: Based on the results of bivariate analysis with Wilcoxon test, there is a significant mean difference in agitation score immediately after (p<0.001: α: 0.05) and 3 hours after treatment (p=0.007: α: 0.05). The Mann Whitney test results showed that there was a significant difference in the level of agitation between the control and intervention groups shortly after and 3 hours after treatment (p<0.001; α: 0.05). Conclusion: The combined intervention of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy as part of complementary therapy can be used to reduce agitation in patients in the intensive care unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaera Maya Sari
"Kelelahan merupakan gejala yang paling menyusahkan bagi pasien gagal jantung dan dapat memperburuk kondisi pasien gagal jantung. Intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan kelelahan pada pasien gagal jantung yaitu pemberian terapi komplementer dan alternatif. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh aromaterapi peppermint terhadap penurunan kelelahan pada pasien gagal jantung. Desain penelitian quasi eksperiment pretest posttest with control group. Metode pemilihan sampel menggunakan consequtive sampling dengan jumlah 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Fatigue Severity Scale (FSS) digunakan untuk mengumpulkan data (intervensi dilakukan selama 7 malam). Sebelum dan sesudah intervensi, kuesioner diisi oleh semua pasien. Kelompok intervensi diberikan aromaterapi peppermint, sedangkan kelompok kontrol diberikan intervensi standar rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi terjadi penurunan yang bermakna (p < 0,05: α 0,05) pada skor kelelahan. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Aromaterapi dengan minyak essensial peppermint dapat menurunkan kelelahan pada pasien gagal jantung, sehingga penggunaan wewangian ini dianjurkan.

Fatigue is the most troublesome symptom for Heart Failure patients and can worsen the condition of heart failure patients. Intervention that can be used to reduce fatigue in Heart Failure patient is complementary and alternative therapy. The purpose of this study was to identified the effect of peppermint aromatherapy on reducing fatigue in Heart Failure patient. Study design was quasi experiment with pretest posttest control group. The sample selection used consequtive sampling method with 50 respondents, divided into intervention and control group. The intervention group was given peppermint aromatherapy, while the control group with standard hospital intervention. The results showed that in the intervention group there was a significant decrease (p < 0.05: α 0.05) in the fatigue score. There was a significant difference between the intervention group and the control group after being given the intervention. Aromatherapy with peppermint essential oil can reduce fatigue in heart failure patients, so the use of this fragrance is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patiyus Agustiansyah
"ABSTRAK
Nama : Patiyus Agustiansyah/NPM 1506706023Program Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis dan Implementasi Lean pada Persiapan OperasiKanker Ginekologi di RSUP dr. Mohammad HoesinPalembangIndonesia saat ini memiliki beban kanker ginekologi besar yaitu insidensi,morbiditas dan mortalitasnya. Salah satu penanganan kanker ginekologi adalahpembedahan yang akan membantu kesintasan pasien. Waktu tunggu penjadwalanoperasi kanker ginekologi hendaklah memperhatikan progresifitas kankersehingga waktu tunggu operasinya tidak melebihi 2 minggu. Waktu tungguoperasi menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit.Tujuan penelitian ini adalah,untuk menganalisis waktu tunggu penjadwalan operasi kanker ginekologi diRSUP dr. Moehammad Hoesin Palembang dengan menggunakan prinsip Lean.Hasil penelitian menunjukan penegakan diagnosis selama 43.844 menit dan waktutunggu operasi selama 66.700 menit, dengan menerapkan prinsip lean makapenegakan diagnosis 10.328,5 menit dan waktu tunggu operasi 10.325 menit.Kesimpulan penelitian, pada current state terdapat 26 aktifitas; 12 aktifitas VA value added ratio / VAR waktu 0,46 ; VAR jarak 89,6 dan 14 aktifitas NVA waste pasien dan 4 waste aktifitas petugas. Aliran proses yang menghambat bottle neck terdapat di pendaftaran, di poliklinik, di pemeriksaan penunjang dandi bagian praoperatif waktu tunggu paling lama . Future State memiliki 15aktifitas VA VAR waktu 33 ; VAR jarak 95,8 dengan 8 aktifitas NVA waste aktifitas pasien dan 0 waste aktifitas petugas, dengan waktu tunggudiagnosis 10.328,5 menit sedangkan waktu tunggu penjadwalan operasi 10.325menit. Hasil perbandingan current state dengan future state didapatkanpeningkatan aktifitas value added sebanyak 7,7 dengan penurunan waktutunggu 81,3 dan penurunan jarak tempuh 0,42 . Analisis akar masalahpenyebab waktu tunggu lama penjadwalan operasi kanker ginekologi di RSMHdikarenakan kekurangan SDM registrasi, rekam medis, DPJP dan keterbatasaninfrastruktur CT scan, kamar operasi dan instrumen dan kelemahan mengelolaproses penjadwalan operasi tersebut. Saran peneliti adalah peningkatan kinerjadan penambahan SDM, membuat regulasi untuk memprioritaskan pelayananpasien kanker ginekologi, serta integrasi Sistem Informasi Manajemen RumahSakit di setiap unit pelayanan.Kata Kunci : prinsip lean, value added VA , non value added NVA , waste,waktu tunggu penegakan diagnosis, waktu tunggu operasi, kanker ginekologi

ABSTRACT
Name Patiyus Agustiansyah NPM 1506706023Program Studi Hospital Administration StudyTitle Lean Analysis and Implementation of Gynecology CancerOperative Scheduling in General Hospital dr. MohammadHoesin RSMH PalembangIndonesia currently has gynecologic cancer burden in the incidence, morbidityand mortality. One of gynecological cancer treatment is surgery which will helpthe survival rate of patients. The waiting time of gynecological cancer surgeryscheduling should bu focused to cancer progression so the waiting time should notexceed 2 weeks. The waiting time operation illustrates the quality of hospitalservices.The purpose of this study was to analyze the waiting time of gynecologiccancer surgery scheduling in RSMH by using the principles of Lean. The resultsshowed that establishing diagnosed need 43,844 minutes and the waiting timeoperation was 66,700 minutes. By applying Lean then the diagnosis establishing10,328.5 minutes, and operations waiting times 10,325 minutes. The studyconclusion showing for 26 activities of current state with 12 VA activities VARtime 0.46 VAR range for 89.6 and 14 NVA activities with 14 patient rsquo swastes activities and 4 employee wastes activities. The process flow whichinhibits bottle neck were lies in the stage of registration, at the outpatient clinic,at the laboratory examination and at the preoperative division the longest waitingtime . The waiting time for diagnosis process were 43.844 minutes, while thewaiting time scheduling of operation process were 66.700 minutes. Future Statehas 15 VA VAR time of 33 VAR range of 95.8 with 8 NVA activities and 8patients waste activity and 0 employee waste activities. The waiting time for adiagnosis process were 10328.5 minutes, while the waiting time for operationscheduling process were 10.325 minutes. The comparison between the currentstate to the future state resulted increasement of the VA activity for 7.7 with areduction in waiting time for 81.3 and mileage decrease of 0.42 . Analysis ofroot problems revealed that the long waiting times for scheduling process ofgynecologic cancer surgery in RSMH were due to lack of human resourcesquantity registration, medical records, doctor in charge and the lack ofinfrastructure CT scan, operating rooms and instruments and managerialweaknesses in managing the process of scheduling the surgery. Researcherssuggest to improve the performance of existing recruitment human resources,make regulations of a priority of gynecologic cancer patients, as well as theintegration of Hospital Management Information System in each unit.Keywords lean principles, values added VA , non value added NVA , waste,value added ratio, waiting time for establishing diagnosis, surgery waiting times,gynecological cancer"
2016
T47272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnidar
"Intensive Care Unit ICU merupakan area tersendiri dan mempunyai stressor yang dapat menyebabkan masalah psikologis baik pada klien, bahkan juga pada keluarga klien. Sehingga membutuhkan kemampuan bertahan resiliensi dan social support yang memadai dari pelayanan kesehatan setempat, khususnya caring perawat. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan persepsi perilaku caring perawat yang diterima keluarga klien di ICU terhadap resiliensi keluarga. Metode Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 37 keluarga klien di ICU RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,504 dengan p value < 0,05 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara persepsi keluarga klien tentang perilaku caring perawat terhadap resiliensi keluarga. Hasil penelitian menyarankan pihak rumah sakit untuk memaksimalkan peningkatan mutu terutama perawat sebagai orang yang pertama dan sering berhubungan dengan klien dan keluarga.

ICU is a specialized unit in hospital that having a spesific stressor which is psychological problem that perceived by clients and the family member. Therefore, they need a resillence ability and social support from nurses. This study examined the correlation between perception of nurse's caring behaviour accepted by client's family member in ICU to family resilience. The design of this study using correlational descriptive with cross sectional approach. This participants of this study consisted of 37 client's families in ICU RSUP Mohammad Hoesin Palembang. The data has been collected by a questionnaire. Pearson were used for analyzes data and result shows r 0,504, p value 0,05 which indicates a correlation between perception of nurse's caring behaviour accepted by client's family member in ICU to family resilience. Recommendation for hospital is to increase the quality of nursing care as a primary indicator of hospital quality service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Hendry
"Tesis ini membahas mengenai sejauh mana budaya keselamatan pasien pada residen. Desain penelitian cross sectional dengan analisis mixed method. Subjek penelitian seluruh residen dengan instrumen kuisioner HSOPS. Hasil penelitian menyimpulkan dimensi budaya keselamatan pasien yang paling rendah adalah dimensi respon tidak menghukum terhadap kesalahan (18%). 12 dimensi keselamatan pasien tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tingkat kelas residen (p> 0,05), tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh asal departemen.

The tesis focus about the patient safety culture among the resident. This is a cross sectional design research with mix method analysis where all the residen of Medical Faculty of Sriwijaya University as the research subject with HSOPS quesionaire as an instrument. The lowest culture dimension is nonpunitive response to errors (18%). The twelve dimension of patient safety did not influenced by the gender and class level of resident (p>0.05), but majority influenced by the departement catagory"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layla Izzatul Khuriyati
"Salah satu pelayanan unggulan di RSMH adalah pelayanan kemoterapi terpadu.Sebagai salah satu sumber daya dalam mendukung pelayanan tersebut adalah persediaan farmasi yang termasuk di dalamnya adalah obat Kemoterapi yang relative mahal. Dalam melakukan pengendalian persediaan RSUP Dr. Mohammad Hoesin belum mengklasifikasikan obat berdasarkan nilai pemakaian, nilai investasi dan kekritisan obat melalui metode tertentu. Maka dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengendalian obat kemoterapi melalui pendekatan Analisis ABC Indeks Kritis di ruang pencampuran Kemoterapi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini menggunakan desain riset operasional dengan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 83 item obat, untuk kelompok A(60%-30%- 10%) item obat kemoterapi adalah Paxus 100 mg injeksi. dengan nilai investasi sebesar Rp. 3.220.525.650,- dari total investasi Rp 33.509.826.356,-. Analisis Indeks Kritis kelompok A (70%-20%-10%) dengan nilai investasi sebesar Rp 11.045.150.780,- dari keseluruhan nilai investasi Rp 33.509.826.356,- terdiri dari 6 jenis item yaitu : Holoxan 1 gram injeksi, Leocovorin injeksi, Doxorubicin 50 mg injeksi, Brexel 20 mg injeksi, Brexel 80 mg injeksi dan Paxus 100 mg injeksi. Sedangkan kelompok A ( 80%-10%-10%) atau senilai Rp. 12.472.877.428,- dari total nilai investasi Rp. 33.509.826.356,- terdiri dari 8 item yaitu: Carboplatin 150 mg injeksi Holoxan 1 gram injeksi, Leocovorin injeksi, Doxorubicin 50 mg injeksi, Brexel 20 mg injeksi, Brexel 80 mg injeksi dan Paxus 100 mg injeksi, dan Taxotere 20 mg injeksi. Metode Analisis ABC Indeks Kritis ini dapat membantu rumah sakit dalam merencanakan kebutuhan obat dengan mempertimbangkan pemakaian, nilai investasi, kekritisan obat untuk melakukan efisiensi biaya rumah sakit.

One of the featured services at RSMH is integrated chemotherapy services. One of the resources in support of these services is a pharmaceutical supplies including the Chemotherapy drugs are relatively expensive. In conducting the inventory control Dr. Mohammad Hoesin Hospital not classify drugs based on user value, investment value and criticality of drugs through certain methods. So in this study aims to conduct chemotherapy drug control approach ABC Analysis Critical Index in the Cytostatica Handling Room of Pharmacy Instalation Dr. Mohammad Hoesin Hospital Palembang. This study design using operational research with quantitative and qualitative descriptive analysis. The results showed that out of 83 drug items, for group A (60% -30% -10%) is a Paxus 100 mg injection. with an investment of IDR. 3,220,525,650, - of the total investment of IDR. 33,509,826,356, -.Critical Index Analysis group A (70% -20% -10%) with an investment of IDR. 11,045,150,780, - of the total investment value of IDR 33,509,826,356, - consists of six types of items, namely: Holoxan 1 gram injection, Leocovorin injection, doxorubicin 50 mg injection, Brexel 20 mg injection, Brexel 80 mg injection and Paxus 100 mg injection. While the group A (80% -10% -10%) or IDR. 12,472,877,428, - of the total investment value of IDR. 33,509,826,356, - consists of eight items, namely: Carboplatin 150 mg injection, Holoxan 1 gram injection, Leocovorin injection, doxorubicin 50 mg injection, Brexel 20 mg injection, 80 mg injection Brexel and Paxus 100 mg injection, and Taxotere 20 mg injection. Critical Index ABC Analysis method can assist the hospital in a drug needs planning to consider: consumption, investment value, the criticality of drugs for hospital cost efficiency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pebriani
"Pembimbing praktek lapangan sangat menentukan dalam meningkatkan ketrampi]an tindakan keperawatan mahasiswa Akper Depkes Palembang di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Fungsi dari pembimbing praktek adalah memberikan bimbingan langsung selama proses belajar mengajar di lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pembimbing praktek lapangan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Rancangan penelitiannya adalah cross sectional, dengan sampel penelitian berjumlah 60 orang pembimbing praktek. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan observasi langsung, serta mengkaji data sekunder. Data kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 36,7 % pembimbing praktek yang menunjukkan kinerja kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara variabel: supervisi (p= 0,019), pengembangan karir (1)-0,014), dan motivasi (p= 0,022) terhadap kinerja pembimbing praktek. Begitu pula dari model regresi logistik diketahui bahwa variabel yang paling dominan menentukan kinerja pembimbing praktek adalah pengembangan karir (OR= 4,00; 95% CI: 1,17-13,67).
Sebagai saran untuk tindak lanjut, maka upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen RSUP Dr. Mohammad Palembang adalah dengan memberikan kesempatan kepada pembimbing praktek untuk melanjutkan pendidikan dan mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan keperawatan agar motivasi kerja mereka meningkat. Selain itu agar meningkatkan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing praktek.

Clinical Instructor (CI) one determinant factor to increase skill of nursing practices for student in Akper Depkes Palembang. The function of Clinical Instructor is giving the direct guidance learning process in the place of practice.
The purpose of this research is to investigate factors related to work performance Clinical Instructor in RSUP Dr, Mohammad Hoesin Palembang. The research use cross sectional design, with 60 Clinical Instructors as samples. Data are collected by using interview and direct observation besides secondary data. Data analyzed statically by using chi square and logistic regression.
The result of the research showed that there were 36, 7 % Clinical Instructors that showed low work performance. Based on bivariate analysis is known that there is significant relation between variables of supervision (p= 0, 019), career development (p=0,014) and motivation (p= 0,022) with work performance Clinical Instructors. Through logistic regression, it is known that the most dominant variable in determining the work performance Clinical Instructor is career development (OR= 4, 00; 95% CI: 1, 17-13, 67).
Referring to the result of this research, I advice that management RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang open opportunities Clinical Instructors to increase education and training that related with nursing. Another to increase supervision of guidance that does it Clinical Instructors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binarti Oktasia
"Depkes RI (1997) memperkirakan terdapat 1.000.000 ibu yang mengalami komplikasi obstetri setiap tahunnya, dan menyebahkan sekitar 20.000 terjadinya kematian ibu.
Komplikasi obstetri dapat terjadi pada masa hamil, persalinan dan nifas. Masa nifas merupakan masa kritis, baik bagi ibu maupun bayi. Penyebab terjadinya komplikasi obstetri pada masa nifas ini antara lain karena perdarahan, infeksi dan eklampsia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perdarahan masa nifas, salah satunya adalah retensio plasenta.
Retensio plasenta adalah tertahan atau belum lahirya plasenta dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi (Manuaba, 1998). Penyebab dan faktor predisposisi terjadinya retensio plasenta antara lain karena atonia uteri, adanya bekas jaringan parut pada dinding rahim dan penanganan yang salah pada kala III. Hal ini berkaitan erat dengan anemia, paritas dan penolong persalinan. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah kasus perdarahan masa nifas setiap tahunnya di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, dari 15 kasus pada tahun 1999 sampai 76 kasus pada tahun 2001 dengan penyebab terbanyak adalah retensio plasenta (70 kasus) dan belum diketahuinya atau belum ada penelitian tentang retensio plasenta di RS ini . Oleh karena itu diadakannya penelitian tentang hubungan antara anemia, paritas dan penolong persalinan dengan kejadian retensio plasenta di rumah sakit ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia, paritas dan penolong persalinan dengan retensio plasenta di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 1999-2001.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif cross-sectional, dengan metode pengumpulan data secara kuantitatif yang menggunakan data sekunder (catatan medik). Sampel penelitian ini berjumlah 150 ibu dengan kasus rujukan yang mengalami komplikasi masa nifas (perdarahan, infeksi dan eklampsia).
Hasil penelitian menunjukkan estimasi proporsi kejadian retensio plasenta adalah 46,7% dari keseluruhan besar sampel. Ada hubungan antara anemia (OR = 6,88; 95% CI : 5,00 - 8,75), paritas (OR = 0,49; 95% CI : 0,17 - 1,15) dan penolong persalinan (OR = 2,84; 95% CI = 2,24 - 2,90) dengan kejadian retensio plasenta.
Disarankan agar wanita hamil mengkonsumsi tablet besi, diadakannya penyebarluasan KIE kepada masyarakat oleh tenaga pemberi pelayanan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan bahaya dari anemia, pemilihan tempat dan jenis penolong persalinan, diadakannya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi bidan/perawat bidan serta pembinaan/supervisi kepada tenaga penolong persalinan.
Daftar bacaan : 55 (1977-2001)

The Relationship Between Anemia, Parity and Birth Attendant with to Evidence Placenta Retention in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital Year 1999-2001Indonesia Health Department (1997) estimate 1.000.000 mothers who had obstetric complication every year, and caused about 20.000 death mother.
Obstetric complication could happen on pregnancy, labor and post partum. Post partum is the critical phase for mother and the baby. The etiology of obstetrics complication on post partum are follows : bleeding, infection, and eclampsia. There are many factors which caused post partum bleeding, one of this factors is placenta retention.
Placenta retention is stand or not already horn of placenta in 30 minutes after baby born (Manuaba, 1998). Causes and predisposing factor of placenta retention are uterine atony and the wrong management of the third stage of delivery .That are related with anemia, parity and birth attendants. Bleeding cases trend to be increases every year in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital, from 15 cases in 1999 up to 76 cases in 2001 which the mostly caused is placenta retention (70 cases) and unknown. Research about placenta retention in this hospital has never been studied. The study must be done about relationship between anemia, parity and birth attendant with to evidence placenta retention in this hospital.
The aim of this study is to get information about relationship between anemia, parity and birth attendant with to evidence placenta retention in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital Year 1999-2001.
This study was descriptive study with cross sectional design. Data collection method quantitatively which used secondary data (medical record). Total sample was 150 mothers who had post partum complication (bleeding, infection, and eclampsia).
The result of study show that mother proportion with retention placenta 46,7% from all sample size. There are relationship between anemia (OR= 6,88; 95% CI : 5,00 - 8,75), parity (OR = 0,49; 95% CI : 0,17 -1,15) and birth attendant (OR = 2,84; 95% CI : 2,24 -2,90).
It is recommended for pregnancy women to consumed iron, disseminated KIE to the community, by the health provider, iron purpose and iron deficiency, how to choice of place and delivery provider. It's also necessary the training and to be continued of education development for the midwifery/nurse and establishment/supervision to the delivery provider.
Reference : 55 (1977-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Anggraini
"Masih rendahnya disiplin kerja perawat di rumah sakit rnerupakan suatu indikator masih kurang kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit. Faktor yang dominan mempengaruhi mutu rumah sakit adalah sumber daya manusia. Salah satu aspek kekuatan SDM itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan.
Peningkatan disiplin kerja perawat dapat dilakukan melalui berbagai upaya diantaranya dengan meningkatkan kepuasan remunerasi, dan pola gaya kepemimpinan hal ini juga disesuaikan dengan karakteristik individu dari perawat. Demikian halnya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Moh. Hoesin Palembang untuk meningkatkan disiplin kerja perawat PNS.
Disain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari perawat PNS di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berjumlah S4 orang dari 540 orang perawat yang menjadi populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik individu yang signifikan adalah umur, pendidikan, dan lama kerja perawat PNS memiliki hubungan dengan tingkat kedisiplinan perawat PNS di RSMH Palembang, kemudian variabel gaya kepemimpinan demokratis serta persepsi kepuasan remunerasi Perawat PNS. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel pada analisis bivariat yang lebih kecil dari alpha 5%. Hasil penelitian ini teruji pada tingkat keyakinan 95% dengan alha 5%.
Dampak dari penelitian ini adalah adanya informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan untuk RSMH Palembang khususnya bagian manajemen keperawatan untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja perawat sehingga akan meningkalkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

The low of nursing hospital discipline ability is become an indicator of less service nursing quality which accepted by society. Hospital achievement in run marked the function showed by the height of hospital service quality. Dominant factor that influences hospital quality is human resource. One of the strength aspects of this can be found in attitude and behaviors discipline due tue discipline has strong impact towards an organization to pursue success in achieve aim that planned.
Enhancing the discipline of nursing can be done in various things, such as increasing the satisfaction of remuneration, and this matter of leadership style pattern also accustomed with individual characteristics of nurse. However, such the things done by dr. Moh. Hoesin Palembang that to increase nurse discipline work of PNS.
Design of analytical that used is doing survey with quantitative approaching. Sample in this research is some of PNS nurse RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang that number 84 person from 540 nurses which become a population. Data collecting is done with distribute questioners.
The research result shows individual characteristics that have variable significant. For instance age, education, and how long PNS nurse has relationship connection with nurse discipline level at RSNH Palembang, then democratic leadership style variable with satisfaction perception remunerasi nurse PNS. This matter is seen from value signifikansi variable in bivariate analysis smaller than alpha 5%. This result, confidence analytically in level 95% with alha 5%.
Impact of this research is hopefully give useful information existence upon which deliberation to RSMH Palembang, especially management part to increase quality of the discipline of nurse, thus will increase well-being service quality for society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T21090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>