Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
TRAN THI NGOAN
"This article introduces the research results of a site index classification for Acacia hybrid plantations in Dong Nai Province. The objectives of this study were to (i) determine a baseline age of Acacia hybrid plantations to establish their site indices and (ii) develop site index curves for Acacia hybrid plantations. Three standard plots were established for each age group of 1-10 years with 111 trees per plot; 108 trees were measured for the estimation of growth criteria. Three trees were used for tree truncation, and truncated trees did not count for the estimation of tree growth criteria. In this study, the site index (SI) for Acacia hybrid plantations was divided into three levels according to the total height of the dominant trees. The heights collected from 108 trees were used to build the functions of the SI, and three truncated trees were used to examine the possibilities of the functions of SI. Research results showed that the appropriate baseline age of Acacia hybrid plantations at Dong Nai Province is 8 years. The site indices of hybrid plantations were divided into three site levels of I, II, and III, corresponding to heights of 24, 20 and 16 m, respectively. To improve the effectiveness of Acacia hybrid plantation businesses, owners should focus on growing plantations at site index levels of I or II."
Bogor: Seameo Biotrop, 2021
634.6 BIO 28:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis pupuk Multicore yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Acacia mangium di pembibitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK), dengan enam perlakuan dosis pupuk Multicore yaitu : 0 g/tanaman (kontrol), 2 g/tanaman, 4 g/tanaman, 6 g/tanaman, 8 g/tanaman, dan 10 g/tanaman, persentase tumbuh, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pada petumbuhan awal (4 MST, 6 MST, dan 8 MST), perlakukan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Namun di akhir pengamatan (10 MST dan 12 MST), perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Penggunaan pupuk Multicote dengan dosis 10 g/tanaman memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia. Tanpa pupuk Multicote tinggi tanaman, bobot basah, bobot kering tanaman Akasia adalah yang paling rendah."
JMSTUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidya Paramita
"Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh durasi aplikasi gel topikal gum arabic dengan konsentrasi 20 mg/ml dengan lama paparan 16 menit, 48 menit dan 96 menit terhadap kekerasan email terlebih dahulu didemineralisasi menggunakan larutan asam sitrat 1%. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 27 email gigi sapi. Uji statistik yang digunakan adalah Friedman dan Kruskal-Walis. Hasil uji statistik menunjukkan terjadi peningkatan nilai kekerasan email gigi yang berbeda bermakna pada setiap kelompok waktu setelah aplikasi gel gum arabic 20 mg/ml. Walaupun peningkatan tersebut tidak dapat mengembalikan nilai kekerasan awal email. Peningkatan kekerasan email terbesar terjadi pada kelompok waktu 96 menit.

The aim of this study is to analyze effect of topical gel gum arabic 20 mg/ml with duration of application: 16 minutes, 48 minutes and 96 minutes, on the enamel hardness after demineralized using 1% citric acid solution. Samples used are 27 bovine teeth. The statistical test used are Friedman and Kruskal-Wallis. The results of the statistical test revealed that there is an increase in the value of teeth enamel hardness after application of gel, but it cannot restore the initial value of hardness. The highest increas of hardness is in the group of 96 minutes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi Sunardi
"Eruption of Mount Merapi in 2010 caused a dense cover of Acacia decurrens Willd., which is an Invasive Alien Plant Species (IAPS). The dense cover happened in all areas of Mount Merapi National Park (MMNP) in Java, Indonesia. This study was aimed to describe the relationship between major natural disturbance from volcanic eruption in triggering the invasion of A.decurrens in Mount Merapi National Park. Vegetation data were collected using line transect in two different sites. The first site was Cangkringan which was affected by pyroclastic flow and the second site was Selo which was not affected by pyroclastic flow. Distribution patterns and association of A.decurrens with other species in each location was analyzed using ordination analysis of the Non-Metric Multidimensional Scaling (NMDS). Microclimate such as temperature, humidity, light density and soil humidity was recorded in each location. Correlation between species abundance and microclimate data was assessed using Canonical Correspondence Analysis (CCA). The results showed that the population of A. decurrens was more dominant in Cangkringan than in Selo site. Cangkringan site was impacted with pyroclastic flow during Mount Merapi eruption in 2010, while Selo site was not affected. In Cangkringan, A.decurrens was distributed in clump, while in Selo the plant was randomly distributed. Ordination analysis using NMDS showed that there was positive association between A.decurrens and herbaceous plant. Negative association was observed between A.decurrens and other tree species. CCA analysis showed that temperature and light density was positively correlated with A. decurrens abundance. This study showed that the IAPS invasion in MMNP was correlated with the eruption of Mount Merapi."
Bogor: Seameo Biotrop, 2017
634.6 BIO 24:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Ghiffarina Wardoyo
"Madu dikenal dengan aktivitas biologisnya yang beragam, salah satunya adalah sebagai imunomodulator, yakni agen yang dapat mempengaruhi respon sistem imun. Di Indonesia, salah satu jenis madu yang sudah mulai banyak diproduksi adalah madu dari nektar Acacia crassicarpa. Penelitian ini dilakukan dengan uji proliferasi sel limfosit dengan uji MTS untuk mengetahui efek penambahan madu dalam berbagai variasi konsentrasi terhadap respon sel imun, identifikasi senyawa polifenol menggunakan Liquid Chromatography Mass Spectometry (LCMS/MS), serta pengukuran kadar senyawa fenolik total dimana senyawa polifenol yang terkandung dalam madu turut diduga memiliki efek imunomodulasi bagi tubuh. Selain itu dilakukan uji fisikokimia berdasarkan standar SNI 8664:2018. Hasil pengujian menunjukkan bahwa madu Acacia crassicarpa dapat meningkatkan viabilitas sel limfosit yang terinduksi LPS hingga mencapai 90% pada variasi konsentrasi madu Acacia crassicarpa terbesar yakni 160 μg/ml. Hal ini didukung dengan temuan senyawa-senyawa fenolik dan metabolit dalam madu yang lebih banyak dibandingkan madu randu sehingga diduga dapat mempengaruhi aktivitas imunomodulasi tersebut. Madu Acacia crassicarpa asal Tanjung Jabung Barat, Jambi menunjukkan kandungan fenolik total tertinggi sebesar 494,03 ppm, yang berpotensi memiliki aktivitas biologis lebih tinggi dibandingkan madu serupa asal daerah lain. Hasil pengujian fisikokimia menunjukkan bahwa madu Acacia crassicarpa memiliki kualitas yang baik dan aman dikonsumsi, namun dengan catatan pada beberapa parameter dimana hasil uji melebihi standar yang ditetapkan yakni kadar air, kadar gula pereduksi, kadar sukrosa, dan keasaman.

Honey is well-known for its various biological activities, one of which as an immunomodulator, which are substances that can affect the response of the immune system. In Indonesia, one type of honey that is widely cultivated recently is the Acacia crassicarpa honey. This research was conducted by testing lymphocyte cell proliferation with MTS assay to determine the effect of various concentrations on immune cell response, identification of polyphenolic compounds using Liquid Chromatography Mass Spectometry (LCMS/MS), as well as measurement of total phenolic content in which polyphenolic compounds in honey are suggested to have immunomodulation effect on human body. In addition, physicochemical tests were conducted based on the SNI 8664:2018 standard. The test results showed that Acacia crassicarpa honey able to increase the cell viability of LPS-induced lymphocytes up to 90% which is shown by honey concentration of 160 μg/ml. This result is supported by the findings of more phenolic and metabolic compounds compared to randu honey, therefore suggests these compounds may affect the immunomodulating activity. Acacia crassicarpa honey from West Tanjung Jabung, Jambi showed the highest total phenolic content of 494.03 ppm, and may have higher biological activity potential compared to similar honey from other regions. The results of physicochemical test showed that Acacia crassicarpa honey has good quality and safe for consumption, but with a note on several parameters where the test results exceeded the established standards; with those parameters being water content, reducing sugar content, sucrose content, and acidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Mawardi
"Tesis ini menganalisa tentang keputusan pemerintah Indonesia yang pada akhirnya mengeluarkan Tata Niaga Impor Gula. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Indonesia sebagai setelah berjalannya liberalisasi pertanian berupa AoA WTO selama beberapa waktu dan ternyata tidak berdampak baik bagi perkembangan industri gula domestik Indonesia.
Berakhirnya Perang Dingin pada akhir tahun 1980-an telah mendorong terjadinya perubahan dalam konstalasi hubungan internasional dan terciptanya suatu tatanan dunia baru (new world order). Isu geo-politik dan keamanan yang selama ini mendominasi interaksi global secara perlahan beralih ke isu geoekonomi. Karena itu era pasca Perang Dingin lebih banyak diwamai oleh peningkatan kerjasama internasional terutama dalam bidang ekonomi. Bila pada era Perang Dingin perspektif dominannya adalah `division', kini beralih menjadi `integration'.
Dalam konteks ekonomi, integrasi merupakan upaya untuk menyatukan potensi ekonomi dari berbagai negara dengan tujuan yang lama, yaitu mencapai kesejahteraan. Kerjasama ekonomi ini terinstitusionalisasikan melalui beberapa lembaga, baik yang bersifat internasional maupun regional. Peningkatan kerjasama ekonomi internasional misalnya ditandai dengan perundingan yang diselenggarakan secara berkelanjutan untuk menyempurnakan sistem perdagangan dunia. Putaran Kenedy, Putaran Tokyo, dan Putaran Uruguai menupakan upaya untuk melakukan moderasi sistem perdagangan dunia menjadi lebih terbuka.
Dengan demikian, semangat internasionalisme baru akan membuka jalan untuk menumbuhkan suatu sistem ekonomi global untuk kepentingan dunia. Pembentukan lembaga - lembaga multirateral, seperti World Bank, IMF, dan WTO, berupaya untuk mengurangi hambatan dalam perdagangan internasional dan arus modal.
Keberadaan badan - badan keuangan tersebut ternyata mejadi alat tunggangan negara - negara maju untuk mensukseskan kepentingan mereka. Seperti yang dilakukan terhadap WTO, yang diharapkan dapat menjadi jembatan untuk masuknya komoditas dan barang produksi mereka ke negara - negara lain dengan tanpa kesulitan, terutama negara - negara berkembang. Salah satu komoditastersebut adalah gula. Dengan alasan liberalisasi pertanian sebagai wujud datangnya masa perdagangan bebas, WTO akhimya mengeluarkan AoA yang mengatur tentang bebas masuknya beberapa komoditas luar negeri. Hal ini ternyata merugikan negara - negara berkembang karena kesempatan bebas masuknya komoditas tersebut mematikan industri domestiknya.
Indonesia sebagai salah satu produsen gula terbesar di Indonesia pada masa lalu, juga terkena imbasnya karena pemberlakuan AoA ini. Industri Gula domestiknya tidak mampu bersaing dengan gula impor yang masuk. Selain kualitas yang bagus, harga gula - gula impor tersebut sangat murah. Sebagai akibatnya, banyak petani tabu, sebagai bahan baku gula, mulai beralih menanam tanaman budidaya lain, sedangkan pabrik gula sebagai pengolah mulai banyak yang tutup. Hal ini akhirnya membuat pemerintah Indonesia berusaha membuat cara untuk bisa mengembalikan kondisi industri gula domestiknya. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan mengeluarkan Tata Niaga Gula Impor.
Penulisan pada tesis ini menggunakan perspektif nasionalis sebagai kerangka pemikiran, untuk menelaah mengapa pada akhirnya Indonesia mengeluarkan Tata Niaga lmpor Gula setelah pasca pelaksanaan AoA WTO. Sedangkan perspektif liberalis hanya menjelaskan keberadaan pelaksanaan liberalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper aims to provide an overview of the traces of the cultural activity in the Plantations of Cisalak Baru-Bantarjaya, Regency of Lebak. The traces of the cultural activities can be tracked and assessed through some old buildings as the remains of material culture in the site and the surrounding gardens. The assessment is done using survey research methods which are equipped with data collection techniques such as interviews. The achieved results are that there is a variety of old buildings found with architectural of Indies style or Indo-European style. Several types of those buildings function as building houses,offices,factories, and others. Meanwhile, the cultural activities that take place are daily activities and economic activities or business plantations. Daily activities are characterized by residential or settlement buildings, while economic activity is indicated by the presence of factories and office buildings."
PURBAWIDYA 2:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aaryya Wijana Saktyabudi
"Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai gejala anak yang dipekerjakan pada perkebunan rakyat tembakau di Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah kriminologi kritis. Data sekunder yang digunakan untuk membahas gejala anak yang dipekerjakan adalah laporan penelitian, artikel jurnal, dan skripsi yang membahas mengenai situasi anak yang dipekerjakan pada perkebunan rakyat tembakau. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak yang dipekerjakan pada perkebunan tembakau mengalami kekerasan pengabaian atau pembiaran berupa jam kerja yang berlebihan dan dampak kesehatan seperti Green Tobacco Sickness. Selain itu, terdapat pula faktor-faktor struktural seperti neoliberalisme, norma sosial, dan kemiskinan yang masih melekat pada masyarakat sehingga masih melanggengkan anak-anak untuk dipekerjakan dan berdampak pada child well-being mereka. Dalam hal ini, pemerintah sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab tidak berperan aktif dalam mengatasi gejala yang ada.

This final project discusses the symptoms of child labor on people’s tobacco plantations inIndonesia.Criticalcriminology isusedasananalysistoolinthiswriting.Secondary data used to discuss child labor symptoms include research reports, journal articles, and theses that discuss the situation of children working on people’s tobacco plantations. The analysis results show that children working on people’s tobacco plantations experience physical neglect and abuse, such as excessive working hours and health impacts like Green Tobacco Sickness. Additionally, there are structural factors like neoliberalism, social norms, and poverty that still persist in society, perpetuating the employment of children and affecting their well-being. In this case, the government, as an institution with responsibility, has not played an active role in addressing the existing symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lana Utrujatulhayat
"Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan provinsi Riau sebagai penyumbang lahan perkebunan kelapa sawit terluas. Sektor perkebunan tersebut berkembang hampir di seluruh wilayah kabupaten provinsi. Dari tiga sistem pengelolaan perkebunan, pengembangan sektor kelapa sawit ini lebih gencar dilaksanakan dengan status perkebunan swasta baik perusahaan maupun investor asing. Seiring dengan pertumbuhannya yang semakin meningkat, sektor perkebunan kelapa sawit justru berpotensi menimbulkan masalah terhadap kelestarian lingkungan. Menggunakan green criminology sebagai perspektif utama yang didukung teori marxs ecology, penelitian ini menjelaskan bagaimana lingkungan hidup secara tidak langsung mengalami viktimisasi secara struktural akibat upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit di provinsi Riau. Pendekatan kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka digunakan peneliti untuk mendeskripsikan fenomena dan memberikan porsi analitis dalam pembahasan penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bentuk viktimisasi struktural terhadap lingkungan tersebut terjadi dengan proses perumusan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi RTRWP Riau sebagai legal factor.

Indonesia is the largest palm oil producer in the world with Riau province as a contributor to the largest palm oil plantation. The plantation sector is spread all over the provincial area. Based on 3 three plantation maintenance systems, the development of palm oil sector is more intensively conducted with the status of private estates both companies and foreign investors . As development rise, palm oil plantation sector potentially creates problem to the environment. Using green criminology as the main perspectives that supported by Marx 39 s ecology theory, this research explains how living the environment ecology indirectly experiences structural victimization because of the state rsquo s efforts in developing palm oil sector in Riau province. A qualitative approach with the method of observation, interview, and literature study used by researchers to describe the phenomenon and provide an analytical portion in the discussion of this study. This research concluded that the structural form of victimization against the environment occurred with the drafting local regulation process Ranperda of Riau Provincial Spatial Planning RTRWP as a legal factor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cerli Febri Ramadani
"Riau memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Sebanyak 1,2 juta hektar perkebunan kelapa sawit berada di kawasan hutan dan tidak memiliki izin. Penelitian ini menggunakan penelitian normatif yuridis. Penelitian ini mengindetifikasi penyebab terjadinya alih fungsi kawasan hutan yang tidak memiliki izin khususnya untuk perkebunan kelapa sawit. Dampak yang terjadi akibat alih fungsi ini adalah rusaknya ekosistem hutan, negara mengalami kerugian pajak, konflik perusahaan dengan masyarakat, dan hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat. Alih fungsi kawasan hutan diperbolehkan berdasarkan Pasal 19 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, namun harus diimbangi dengan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Undang-undang Kehutanan dan Perkebunan sebagai undang-undang dasar alih fungsi kawasan hutan sudah cukup memperhatikan lingkungan, namun hal ini tidak sejalan dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang banyak mengganti dan menghapus pasal-pasal dari Undang-undang Kehutanan dan Perkebunan menjadi tidak ramah lingkungan dan tidak sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai grundnorm yang menganut Green Constitution.

Riau has the largest oil palm plantations in Indonesia. As much 1,2 million hectares of oil palm plantations are located in forest land and unlicensed. This research used normative juridical. This research identifies cause functions shift forest land unlicensed especially for oil palm plantation. Impact this functions shift is damaged forest ecosystems, tax losses, corporate conflict with communities, and livelihood loss. The functional shift of forest land be permitted based on article 19 Law Number 41 of 1999 on Forestry but must balance with sustainable and environmentally friendly development. Forestry law and Plantation law as the constitution  forest shift functional land notice environment,  but not in line with Law Number 11 of 2020 on Job Creation which replaces a lot and removes articles from The 1945 Constitution of the Republic of Indonesia as grundnorm follow The Green Constitution."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T55477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>