Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilik Sulistiyowati
"Penyalahguna NAPZA merupakan masalah terbesar di Indonesia. Setiap tahun meningkat sebesar 1,9% dari total penduduk Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan menduduki peringkat ke lima dengan prevalensi tertinggi setelah Jawa barat. Dampak psikologis yang menimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA antara lain ansietas, terjadinya perubaha  emosi, panik, gangguan memori, depreesi. Dalam mengatasi permasalahannya penyalahguna NAPZA membutuhkan pertolongan untuk pulih baik secara medis maupun non medis. Rehabilitytasi NAPZA merupakan cara efektif dalam mengatasi masalah ketergantungan. Selama menjalani program rehabilitasi penyalahguna nAPZA mengalami ansietas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui perubahan penyalahguna NAPZA sebelum diberikan intervensi dan setelah diberika  intervensi  Acceptance and Commitment therapy (ACT) dan Asertivenes Training (AT), perubahan tanda dan gejala GME (ansietas), perubahan kemampuan komitmen serta perubahan kemampuan asertif sebelum diberikan terapi dan setelah diberikan terapi. penelitian ini mengunakan desain quasi eksperimen dengan jumlah sampel 62 orang, dibagi menjadi 31 orang kelompok intervensi 1 yang mendapatkan tarik nafas dalam (TND), teraupeutic community (TC), Acceptance and Commitment therapy (ACT) dan 31 orang kelompok intervensi 2 yang mendapatkan tarik nafas dalam (TND), Theraupeutuiuic Community (TC), Asertivenes Training (AT). Uji analisis yang digunakan adalah non parametrik. Hasil penelitian menunjukan intervensi ACT efetif menurunkan tanda dan gejala GME (ansietas) pada kelompok intervensi 1 dan intervensi AT dapat menurunkan tanda dan gejala GME (ansietas) pada kelompok intervensi 2 secara bermakna (p Value < 0,05). Intervensi ACT dan AT direkomendasikan pada penyalahguna NAPZA yang menjalani rehabilitasi untuk menurunkan tanda dan gejala GME (ansietas).

Drug abuse is the biggest problem in Indonesia. everry years it is increasing by 1,9% of the total population of Indonesia. South Sumatera is ranked fifth with the higest prevalence after West java. Psicologycal factor that influence drug abuse due to lack of confidence, expriencing tests, emotional change, panic, memory impairment, depresion. in overcoming the problem, drug abusers need help to recover both medically and non medically. Drug rehabilitation is an effective way to overcome the problem of dependence. During the rehabilitation program, drug abusers experience anxiety. The purpose of this study was to influence changes insigns snd symtoms of drug abuses befor intervention and after  acceptance and commitmrnt therapy (ACT) and asertivenes Training (AT), changes in signs and symptoms of GME (anxiety), changes ability to conccept commitments, change assertive ability befor and after intervention. this study used a quasi eksperimental design with a sample 62 people divided into 31 people intervention group 1 who received deep breathing therapy (TND), Theraupeutic Community (TC), Acceptance and commitment therapi (ACT) and 31 people intervention group 2 who were given deep breathing therapy (TND), theraupeutic community (TC), Asertives Training (AT). The analisis test  use is a non parametric test. The result showed that the ACT intervention was effective in reducing anxiety in drug abusers and the AT intervention was effective significantly (p Value < 0,05). ACT and ATT intervenstionn is recommended for drug abusers undergoing rehabilitation to reduce anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erin Rika Herwina
"Perawat memegang tanggung jawab dalam pelaksanaan pemberian obat pada semua tatanan pelayanan yang berhubungan dengan faktor sistem dan faktor proses. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, untuk melihat hubungan pelaksanaan metode tim keperawatan dengan kesalahan pemberian obat, dengan jumlah sampel 76 perawat. Analisa dengan chi square dan multiple logistic regression. Perawat yang melakukan kesalahan minimum pemberian obat 53%, dan ada hubungan antara pelaksanaan metode tim keperawatan dengan kesalahan pemberian obat(p=0,004; α=0,05). Metode tim keperawatan sangat penting untuk pemberian obat yang aman. Rumah sakit perlu membuat kebijakan terhadap upaya keselamatan dengan merubah sistem dan pendidikan bagi perawat.

Medication administration is a key responsibility of nurses in many settings are systems factor and process factor. The study used the quantitative with correlation descriptive design with purpose to examine the relationship between team nursing and medication errors. This research used the descriptive correlation, with 76 nurses. Analysis was using chi square and multiple logistic regression. An approximately 53% nurses identified medication errors and there was a significant relationship of team nursing and medication errors (p=0,004; α=0,05). Team nursing was very important for medication safety. Strategies used included recommendation from voluntary organization to improve safety system change and education of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31059
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trianti Kartikasari Kusuma
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu standar pelayanan farmasi klinik yang diatur dalam Permenkes 72 tahun 2016. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Pada Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebayoran Lama sebagai rumah sakit milik pemerintah provinsi DKI Jakarta ditunjuk menjadi Rumah Sakit (RS) rujukan full Covid-19. Obat yang digunakan sebagai terapi Covid-19 merupakan obat potensial yang belum diuji klinis untuk menyembuhkan Covid-19 maka RSUD Kebayoran Lama sebagai rumah sakit rujukan full Covid-19 perlu melakukan kegiatan PTO pada pasien. Penelitian ini bertujuan melakukan analisa hasil PTO dan mengidentifikasi masalah terkait obat pada pasien Covid-19.
Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif dengan melihat data yang didapat dari form Pemantauan Terapi Obat (PTO). Berdasarkan data yang diperoleh, dibuat analisis PTO untuk tiap pasien.
Dari 26 pasien Covid-19, terdapat 5 pasien yang dilakukan analisis SOAP berdasarkan form PTO masing-masing pasien. Ditemukan 1 kasus pemilihan obat yang kurang tepat, 3 kasus mengalami pemberian dosis diatas batas normal, 4 kasus yang mengalami interaksi obat dan 2 kasus yang mengalami pemberian obat tanpa indikasi.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is obe of the clinical pharmacy service regulated in Permenkes 72 of 2016. Covid-19 is an infectious disease caused by infection of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). In March 2020, WHO declared Covid-19 a pandemic. The Kebayoran Lama Regional General Hospital (RSUD) as a hospital belonging to the DKI Jakarta government was appointed to be a full Covid-19 hospital. The drug used for Covid-19 therapy is a potential drug that has not been clinically tested to cure Covid-19, so RSUD Kebayoran Lama as a full Covid-19 referral hospital needs to carry out PTO activities on patients. This study aims to analyze PTO results and identify drug-related problems in Covid-19 patients.
The method used is a qualitative method by looking at the data obtained from the PTO form. Based on the data, a PTO analysis was made for each patient.
Of the 26 Covid-19 patients, there were 5 patients who underwent SOAP analysis based on the PTO form of each patient. There was 1 case of inappropriate drug selection, 3 cases experiencing dosages above the normal limit, 4 cases experiencing drug interactions and 2 cases experiencing drug administration without indications.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Windiastuti
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu kegiatan pelayanan farmasi klinik untuk memastikan terapi obat yang digunakan aman, efektif dan rasional yang mencakup pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki dan rekomendasi perubahan terapi. Masalah yang sering timbul dalam pengobatan terkait dengan pemberian obat yang kontraindikasi dengan kondisi pasien, cara pemberian obat yang tidak tepat, adanya interaksi antara 1 obat dengan obat lainnya atau pemberian dosis yang kurang tepat. Analisis DRP (Drug Related Problem) menggunakan metode PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) dan kemudian merekomendasikan penyelesaian DRP kepada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan). Pemantauan terapi obat (PTO) dilakukan pada pasien Tn.D.L., umur 78 tahun, berat badan 66 kg dan tinggi badan 165 cm. Pasien didiagonis CVD infark, sepsis ec pneumonia, HHD, Riwayat MRSA, DM tipe 2 dan hipoalbumin. Hasil SOAPI didapatkan pasien menerima obat klopidogrel dan lansoprazole yang digunakan secara bersamaan. Dari penelusuran melalui Micromedex, terdapat interaksi major obat antara klopidogrel dan lansoprazol yang jika digunakan bersamaan akan mengurangi aktivitas antiplatelet dari klopidogrel yang akan berpengaruh dalam pengobatan infark pasien. Serta ditemukannya penggunaan antibiotik meropenem dengan dosis 3x2 g melebihi dosis yang dianjurkan yaitu 1g/8jam. Rekomendasi penyelesaian yang disarankan yaitu penggunaan antiplatelet klopidogrel dan lansoprazol diberi jeda satu sama lain dan meropenem tetap diberikan pada pasien dengan dosis tinggi dengan pertimbangan MIC ≥ 16.

Drug Therapy Monitoring is a clinical pharmacy service activity to ensure that drug therapy is used safely, effectively and rationally including assessing drug selection, dosage, method of drug administration, therapeutic response, unwanted drug reactions and recommendations for therapy changes. Problems that often arise in treatment are related to the administration of drugs that are contraindicated with the patient's condition, inappropriate drug administration, interactions and inaccurate dosage. DRP (Drug Related Problem) analysis uses the PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) method and then recommends DRP to the Doctor. Drug therapy monitoring was carried out on the patient Tn.D.L., aged 78 years, body weight of 66 kg and a height of 165 cm. The patient was diagnosed with CVD infarction, sepsis ec pneumonia, HHD, history of MRSA, type 2 DM and hypoalbumin. SOAPI results showed that the patient received clopidogrel and lansoprazole that were used simultaneously. From Micromedex, there is a major drug interaction between clopidogrel and lansoprazole which would reduce the antiplatelet activity of clopidogrel which will affect the treatment of patient infarction. As well as the discovery of the use of the antibiotic meropenem at a dose of 3x2 g exceeding the recommended dose of 1g/8 hours. The recommendation solution is that the use of antiplatelet clopidogrel and lansoprazole is given a break from each other and meropenem is still given to patients with high doses with consideration of MIC ≥ 16.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elesenda May Gita
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang merupakan penyakit coronavirus jenis baru dan cepat menular sehingga penanganan harus dilakukan juga dengan cepat. Oleh karena itu, perencanaan daftar persediaan perlu dilakukan dengan cepat dan tepat, terutama obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) serta evaluasinya agar ketersediaan stok untuk penanganan, pengendalian, dan pencegahan COVID-19 terpenuhi. Tujuan dari penulisan ini adalah membuat daftar rencana perbekalan farmasi yang akan diadakan serta evaluasi perencanaan sediaan farmasi dan BMHP untuk terapi pasien COVID-19 di RSUD Kebayoran Lama dengan metode ABC VEN. Perencanaan dilakukan dengan metode epidemiologi dan konsumsi berdasarkan data riwayat pemakaian menggunakan data Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Gudang Farmasi RSUD Kebayoran Lama periode Agustus-Oktober 2020, yang terdiri dari daftar sediaan farmasi, bahan laboratorium, dan Alat Pelindung Diri (APD). Perencanaan kemudian dievaluasi menggunakan metode ABC, VEN, dan kombinasi keduanya. Hasil yang diperoleh adalah sebanyak 18 macam persediaan memiliki persentase ketersediaan sebesar kurang dari 50% yang harus segera untuk diadakan guna menghindari terjadinya kekosongan kebutuhan. Hasil evaluasi dengan metode ABC diperoleh kelompok A dengan jumlah sebanyak 11,1% macam persediaan memiliki alokasi dana sebesar 75,3%, kelompok B sebanyak 27,78% macam persediaan memiliki alokasi dana sebesar 18,6%, dan kelompok C sebanyak 61,1% macam persediaan memiliki alokasi dana sebesar 6,1%. Hasil evaluasi dengan metode VEN diperoleh kebutuhan yang direncanakan hampir semua termasuk dalam kelompok V atau Vital karena digunakan dalam tatalaksana terapi farmakologis untuk pasien COVID-19, pemantauan data laboratorium pasien yang juga meliputi untuk penegakan diagnosis, serta kebutuhan APD untuk petugas yang menangani pasien COVID-19. Rapid test termasuk dalam kelompok N karena dalam tatalaksana COVID-19 tidak diperlukan terutama untuk penegakan diagnosis. Hasil evaluasi dengan metode kombinasi ABC VEN diperoleh APD Coverall dan masker bedah sebagai jenis kebutuhan yang termasuk kategori A dan V, yaitu kelompok yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit terbanyak.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which is a new type of coronavirus disease and contagious rapidly, so it must be handled quickly. Therefore, planning as well as evaluation the inventory list needs to be done quickly and precisely, especially drugs and medical consumables as of the stock availability for medicating, controlling, and preventing COVID-19 is fulfilled. This paper aim is to make a list of plans for pharmaceutical supplies to be procured as well as an evaluation of the plan for pharmaceutical preparations and medical consumables for COVID-19 patients therapy at the Regional Public Hospital of Kebayoran Lama using the ABC VEN method. Planning is carried out by epidemiological and consumption methods based on the usage data and pharmacy supplies request report period August-October 2020 at pharmacy warehouse of hospital, which consists of pharmaceutical preparations, laboratory materials, and personal protective equipment. Then, planning is evaluated using ABC, VEN, and a combination BC VEN method. The results is 18 kinds of pharmacy supply have an availability percentage is less than 50%, which means those must be procured immediately in order to avoid the occurrence of vacancies. The results of the evaluation using the ABC method obtained that group A with a total of 11.1% of kinds of pharmacy supply has a fund allocation of 75.3%, group B of 27.78% of the kinds of pharmacy supply has a fund allocation of 18.6%, and group C of 61 1% of kinds of pharmacy supply has a fund allocation of 6.1%. The results of the evaluation using the VEN method obtained that almost all the planning list is included in the V or Vital group because it is used in the therapy management for COVID-19 patients, monitoring patient laboratory data which also includes diagnosis, as well as the need of personal protective equipment for officers handling COVID-19 patients. Rapid test is included in group N because it isn’t needed in the therapy management for COVID-19 patients, especially for diagnosis. The results of the evaluation using the ABC VEN combination method obtained personal protective equipment, named coverall and surgical masks as types of needs that belong to categories A and V, which means those are the most needed to control the disease."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Handayani
"Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan memahami berbagai pengalaman Injecting Drug User Living with HIV/AIDS (ILWHA) dalam menjalani terapi antiretroviral (ARV) saat terapi rumatan metadon. Partisipan berjumlah 6 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan analisis menggunakan metode "Colaizzi's".
Penelitian menyimpulkan setiap ILWHA mengalami kebugaran dan lebih fungsional dalam hidup. Terdapat berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan yaitu pelayanan yang terintegrasi antara ARV dan metadon, informasi penanggulangan efek ARV dan gizi serta informasi HIV, ARV dan metadon bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, perawat konselor ARV perlu memahami beban fisik, psikologis, dan sosial serta kedinamisan ILWHA dalam terapi ARV saat terapi rumatan metadon selain itu juga perlu mengidentifikasi dan mengembangkan lebih lanjut kebutuhan pelayanan kesehatan pada ILWHA.

The research is qualitative research with phenomenology approach aimed at understanding the various experiences Injecting Drug Users Living with HIV/AIDS (ILWHA) in antiretroviral (ARV) therapy during methadone maintenance therapy. Participants to taled six people chosen by purposive sampling. Collecting data by in-depth interviews and analysis using the method“Colaizzi’s”. Research concluded were every ILWHA fitness experienced and more functional in life. There were a variety ofhealth care needs of an integrated service between ARVs and methadone, information handling and nutrition and ARV effects of HIV information, ARV and metadon for the community. Based on this, nurses need to understand the burden of ARV counselor physical, psychological, and social development and dynamism ILWHA in ARV therapy during methadone maintenance therapy but it also needs to identify and develop further the need for health services in ILWHA."
Depok: Universitas Diponegoro. Fakultas Kedokteran ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 UI-JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farhah Utami Salim
"Apoteker sebagai tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam melakukan praktik kefarmasian sesuai dengan aturan yang berlaku. Peran apoteker sangat dibutuhkan salah satunya di fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang memenuhi syarat kompetensi dan etik kefarmasian. Untuk menjadi seorang apoteker yang kompeten, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan berpartisipasi langsung dalam melakukan praktik kefarmasian. Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu tahapan penting yang dilakukan oleh mahasiswa apoteker untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya, serta mempersiapkan diri sebagai tenaga kesehatan. Oleh karena itu, calon apoteker dituntut untuk melaksanakan praktik kerja profesi. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di tiga fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada periode 10-21 Januari 2022, Apotek Roxy Beringin pada periode 2-26 Februari 2022, dan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) pada periode 7 Maret-27 April 2022. Melalui proses Praktik Kerja Profesi Apoteker di puskesmas, apotek, dan rumah sakit tersebut, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk melakukan praktik kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pharmacists as health workers have an important role in carrying out pharmaceutical practice according to applicable regulations. The role of pharmacists is needed, one of which is in health care facilities in providing pharmacy practice that meet the requirements of pharmaceutical competence and ethics. To become a competent pharmacists, one of the efforts that can be done is to participate directly in carrying out pharmaceutical practices. Pharmacist internship is one of the important stages carried out by pharmacist students to improve skills and competencies, and also to prepare themselves as health workers. Therefore, prospective pharmacists are required to carry out professional work practices. The internship was carried out in three health care facilities, that is Kebayoran Lama Sub-district Public Health Center period January 10-21st 2022, Roxy Beringin Pharmacies period February 2-26th 2022, and Universitas Indonesia Hospital period March 7th-April 27th 2022. Through the process of pharmacist internship in public health center, pharmacies, and hospital, prospective pharmacists are expected to be able to gain insight, knowledges, skills, and experiences that are suitable for doing pharmaceutical practice in health care facilities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Devi Oktaviyani
"Apoteker merupakan gelar profesi bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan profesi apoteker dan mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan wadah yang sangat penting bagi mahasiswa Apoteker untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan di lapangan secara langsung. PKPA dapat membantu para mahasiswa calon Apoteker untuk dapat memperoleh pengalaman pekerjaan Apoteker di fasilitas pelaksanaan pekerjaan kefarmasian misalnya Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Pedagang Besar Farmasi (PBF), Pabrik Obat, dan BPOM sebelum mereka terjun secara mandiri sebagai Apoteker di fasilitas pelaksanaan pekerjaan kefarmasian tersebut. Tujuan pelaksanaan PKPA di fasilitas pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek dan Rumah Sakit yaitu untuk memberikan bekal kepada para calon Apoteker untuk mendalami dan menerapkan serta memahami peran, tugas, dan tanggung jawab Apoteker yang berkeja di Apotek dan Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan pekerjaan kefarmasian. Dengan demikian, pelaksanaan PKPA ini diharapkan dapat membantu melahirkan Apoteker yang berintegritas dan berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya dan mengembangkan ilmunya sebagai Apoteker di masa mendatang.

Pharmacist is a professional title for someone who has taken the pharmacist's professional education and takes the pharmacist's oath. Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) is a very important forum for pharmacist students to apply and develop the knowledge that has been learned during lectures in the field directly. PKPA can help pharmacist students to gain experience working as pharmacists in pharmaceutical work implementation facilities, such as pharmacies, hospitals, Puskesmas, pharmaceutical wholesalers (PBF), medicine factory, and BPOM before they enter independently as pharmacists in those facilities. the. The purpose of implementing PKPA at pharmacies and hospitals is to provide provisions for pharmacist students to explore and implement and also understand the roles, duties, and responsibilities of pharmacists who work in pharmacies and hospitals in accordance with the legislation on pharmaceutical work. Thus, the implementation of PKPA is expected to help produce pharmacists with high integrity and dedication in carrying out their duties and developing their knowledge as pharmacists in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>