Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164803 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leli Mulyati
"Penurunan kesadaran merupakan salah satu kondisi kritis yang perlu mendapatkan penanganan dan intervensi yang cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan intervensi akan mencegah berbagai komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh intervensi stimulasi sensori berbasis teori caring dan uncertainty terhadap proses pemulihan pasien penurunan kesadaran. Penelitian ini terbagi atas dua tahap yaitu penelitian kualitatif (fenomenologi dan diskusi kelompok terfokus) yang melibatkan 24 informan, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan intervensi stimulasi sensori dan penelitian kuantitatif (quasi eksperimen) yang melibatkan 63 responden secara consecutive sampling, yang dibagi dalam kelompok intervensi 1 dan 2 serta kelompok kontrol. Penelitian tahap ini dilakukan di tiga Rumah sakit, 2 di Jakarta dan 1 di Bengkulu. Hasil penelitian tahap satu didapatkan 5 tema dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus yang dijadikan sebagai salah sumber untuk menyusun intervensi stimulasi sensori yang dirangkum dalam buku panduan intervensi stimulasi sensori untuk pasien dan perawat dan keluarga. Hasil penelitian tahap dua didapatkan bahwa stimulasi sensori memberikan perbedaan bermakna pada tingkat kesadaran, fungsi sensori dan hemodinamik laju pernapasan dan saturasi okdigen dengan nilai (P<0.05. Tetapi tidak memberikan perbedaan secara bermakna secara uji statistik (P>0.05) pada indikator hemodinamik yang lainnya di antara 3 kelompok terhadap proses pemulihan kesadaran. Meskipun demikian secara klinis terlihat dapat memperpendek masa proses pemulihan kesadaran berdasarkan nilai mean tiap kelompok. Kesimpulan hasil penelitian yaitu intervensi stimulasi sensori dapat mempersingkat proses pemulihan kesadaran pasien.

Decreased awareness is a critical condition that needs to get fast and appropriate treatment and intervention. Speed ​​and accuracy of intervention will prevent various short-term and long-term complications in patients. This study aims to identify the effect of sensory stimulation interventions based on caring theory and uncertainty on the recovery process of patients with reduced consciousness. This study was divided into two stages, namely qualitative research (phenomenology and focus group discussions) involving 24 informants, then followed by the preparation of sensory stimulation interventions and quantitative research (quasi experiments). involving 63 respondents respectively consecutive sampling, divided into intervention groups 1 and 2 as well as the control group. This stage of the research was conducted in three hospitals, 2 in Jakarta and 1 in Bengkulu. The results of the first phase of the study obtained 5 themes from the results of in-depth interviews and focus group discussions which were used as a source for developing sensory stimulation interventions which are summarized in a sensory stimulation intervention manual for patients and caregivers and families. The results of the second phase of the study found that sensory stimulation provided significant differences in the level of consciousness and hemodynamics of respiratory rate and oxygen saturation with a value of (P<0.05. However, it did not provide significant statistical differences (P>0.05) in sensory function and other hemodynamic indicators among the 3 groups on the process of recovering consciousness. However, clinically it appears to shorten the period of consciousness recovery based on the mean value of each group. The conclusion of the results of the study is that sensory stimulation interventions can shorten the process of restoring patient consciousness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Kusuma Mahardini
"Tesis ini disusun untuk mengetahui efektivitas stimulasi elektrik saraf tibialis posterior pada pasien overactive bladder (OAB). Penelitian ini menggunakan desain uji eksperimental Randomized Control Trial. Subjek penelitian merupakan pasien OAB diatas usia 18 tahun. Dua puluh pasien dibagi secara acak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Semua subjek dari kedua kelompok mendapatkan tatalaksana standar berupa terapi perilaku, latihan otot dasar panggul dan pemberian antimuskarinik imidafenacine 2 x 0,1 mg. Sebagai tambahan, kelompok perlakuan diberikan stimulasi elektrik saraf tibialis posterior secara transkutan 10 Hz, 200 us, dengan intensitas yang masih dapat ditoleransi pasien, dilakukan 2x/minggu selama 8 minggu. Hasil keluaran penelitian ini berupa Overactive Bladder Symptom Score (OABSS) dan parameter catatan berkemih sebelum intervensi (T0), setelah 4 minggu (T1) dan setelah 8 minggu intervensi (T2). Analisis statistik dilakukan untuk membandingkan perubahan nilai OABSS dan parameter catatan berkemih sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian menyatakan bahwa stimulasi elektrik saraf tibialis posterior efektif dalam menurunkan frekuensi berkemih pada pasien OAB setelah diberikan intervensi selama 8 minggu. Rerata penurunan frekuensi berkemih pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing sebesar 6,81±3,09 dan 3,74±1,83 dan didapatkan perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,009. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan waktu intervensi yang lebih lama untuk menilai efektivitas stimulasi elektrik saraf tibialis posterior pada pasien OAB.

This thesis was aimed to determine the effectiveness of posterior tibial nerve stimulation in overactive bladder (OAB). This study design was randomized control trial. The subjects were OAB patients aged over 18 years old. Twenty subjects were randomly divided into 2 groups: intervention and control groups. The subjects from both groups received standard therapy consist of : behavioral therapy, pelvic floor exercise and antimuscarinic (imidafenacine 0,1 mg twice daily). In addition, the intervention group was given transcutaneous posterior tibial nerve stimulation of 10 Hz, 200 us, 30 minutes, with an intensity tolerable pain, 2 times/ week for 8 weeks. The Overactive Bladder Symptom Score (OABSS) and voiding diary parameters were used to measure before the intervention (T0), after 4 weeks (T1) and after 8 weeks of intervention(T2). Statistical analysis was performed to compare changes in OABSS and voiding diary between the intervention and control groups. The results stated that the posterior tibial nerve stimulation was effective in reducing the frequency of urination in OAB patients after being given an intervention for 8 weeks. The mean reduction in voiding frequency in the intervention and control groups was 6.81 ± 3.09 and 3.74 ± 1.83, respectively, and a significant difference was obtained with a value of p = 0.009. Further studies are needed with longer intervention times to assess the effectiveness of posterior tibial nerve electrical stimulation in OAB patients"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Rizka Sanni
"Persepsi sensori palsu atau pengalaman persepsi yang tidak ada dalam kenyataan tanpa adanya suatu rangsangan (objek) yang jelas dari luar terhadap panca indera dalam keadaan sadar biasa disebut dengan Halusinasi. Teknik distraksi mendengarkan musik pada Tn. L, berusia 24 tahun dengan ganguan persepsi sensori halusinasi pendengaran bertujuan untuk membantu mengontrol halusinasi menggunakan cara distraksi mendengarkan musik. Metode yang digunakan adalah case report dimana klien akan mendengarkan musik untuk membantu mendistraksi halusinasinya. Hasil dari intervensi distraksi mendengarkan musik menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor halusinasi dari skor 10 menjadi 5. Penulisan ini merekomendasikan untuk menggunakan musik sebagai cara untuk mendistraksi dan mengontrol halusinasi dan merekomendasikan rumah sakit untuk memfasilitasi intervensi distraksi mendengarkan musik.

Kata Kunci: Halusinasi, Skizofrenia, Musik


False sensory perceptions or perceptual experiences that do not exist in reality without a clear external stimulus (object) to the five senses in a conscious state are commonly called hallucinations. Musical distraction techniques on Mr. L is 24th years old with impaired sensory perception of auditory hallucinations aims to help control hallucinations using music listening distraction. The method used is a case report where the client will listen to music to help distract his hallucinations. The results of the music listening distraction intervention showed that the client experienced a decrease in hallucinations scores from a score of 10 to 5. This writing recommends using music as a way to distract and control hallucinations and recommends hospitals to facilitate music listening distraction interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosenberg, Jerome L.
Jakarta: Erlangga, 1985
540.76 ROS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Allan Yudhiatmoko
"Latar Belakang: Proses sensori merupakan dasar perkembangan otak anak, suatu fondasi penting dalam proses pembelajaran, persepsi dan aksi tubuh. Sensory Processing Disorders (SPD) merupakan gangguan dalam mengatur dan mengolah informasi sensorik yang masuk sehingga mengakibatkan ketidaksesuaian dengan respon dan prilaku yang diharapkan. Prevalensi SPD berkisar 5-15% pada anak tanpa disabilitas dan 40-88% pada anak dengan disabilitas. Profil sensori singkat (PSS) merupakan instrumen skrining perkembangan sensori, yang dapat mengukur performa anak pada aktivitas sehari-hari. Perbedaan letak geografis dan kebudayaan dapat mempengaruhi akivitas sensori anak sehingga diperlukan suatu studi transkultural untuk aplikasi instrumen tersebut.
Tujuan: Didapatkannya instrumen PSS yang valid dan reliabel dalam bahasa Indonesia.
Metode: Menggunakan 7 langkah studi validasi transkultural WHO dan uji reliabilitas menggunakan metode tes retest pada anak usia 3-10 tahun populasi normal dengan cara guided interview terhadap orangtua menggunakan instrumen PSS.
Hasil Penelitian: Didapatkan 208 sampel, pada uji validasi, menggunakan analisa konsep makna dan bahasa serta kesesuaian dengan budaya Indonesia, tim validasi melakukan modifikasi untuk 13 dari 38 item PSS. Modifikasi dilakukan karena terjadinya ketidaksesuaian makna dalam penerjemahan, tidak terdapatnya padanan kata yang sesuai, penekanan pada makna kalimat serta penambahan keterangan agar memperjelas pertanyaan instrumen. Pada uji reliabilitas, kami mendapatkan konsistensi internal yang baik (alpha Cronbach=0,875) dan nilai reliabilitas tes retest yang tinggi 0,987.
Kesimpulan: Profil sensori singkat telah valid dan reliabel dalam versi bahasa Indonesia sehingga dapat digunakan dalam skrining perkembangan sensori anak.

Background: Sensory processing is the basis of child brain development, an important foundation in learning process, perception and body action. Sensory processing disorders (SPD) is dysfunction in regulation and organizing sensory information that resulting in unappropiate respons and behaviour. Prevalence of SPD is 5-15% in child without disabilities and 40-88% in children with disabilities. Short sensory profile is sensory screening instrument that can measure child performance in daily basis. Difference in geographic location and culture influences child sensory activities. We need to perform transcultural study before using the instrument in our population.
Purpose: To achieve PSS instrument which valid and reliable in Indonesian language.
Methods: Using 7 step WHO transcultural validation study and test retest reliability children age 3-10 years in normal population using guided interview questionnaire on parents.
Results: There were 208 subjects. In validation study, using linguistic and concept meaning analyze, and adaption in Indonesian culture, validation team managed to modify 13 of 38 item of PSS. These modification happened because there were discrepancies found, from inaccurate translation, emphasis on sentences meaning, substitution of words/phrase because there was no equivalent in Indonesian language, and adding explanation to the sentences . In reliability study, we have good internal consistency (Cronbach alpha = 0,875) and high test retest reliability 0,987.
Conclusion: PSS is valid and reliable in Indonesia language, this instrument can be used in children sensory development screening.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elrod, Susan L.
Jakarta: Erlangga, 2007
576.5 ERL st (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Unaisati Bujung
"ABSTRAK
Fenomena bencana tsunami yang melanda Aceh pada akhir tahun 2004 telah mengakibatkan ribuan jiwa melayang. Desa Lambung merupakan salah satu wilayah yang penduduknya hanya berhasil selamat 18% dari total jumlah penduduk. Oleh sebab itu, dibangunlah escape building yang merupakan bangunan untuk menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami di desa tersebut. Masyarakat setempat diharapkan dapat berlindung pada bangunan ini apabila tiba-tiba gempa dan tsunami kembali terjadi. Kemauan warga untuk berlindung di escape building sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap keamanan berlindung di bangunan tersebut serta ketahanannya terhadap karakter gempa dan tsunami. Escape building ini telah diteliti kuat terhadap beban yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami, namun masih terdapat warga yang enggan untuk berlindung di bangunan tersebut pada saat gempa dan tsunami mengancam karena persepsi mereka yang kurang percaya terhadap keamanan berlindung di bangunan ini. Tsunami memang tidak sering terjadi, sehingga escape building juga direncanakan untuk kebutuhan kegiatan masyarakat setempat dalam kesehariannya. Namun pada kenyataannya, belum terdapat suatu kegiatan yang rutin dilaksanakan di escape building. Walaupun begitu, sewaktu-waktu terdapat pula kegiatan tertentu yang dilaksanakan di escape building, seperti maulid akbar, pameran kebudayaan, pelatihan masyarakat mandiri, dan resepsi pernikahan.

ABSTRAK
Phenomenon of the tsunami that hit Aceh in late of 2004 had resulted thousands of lives lost. Lambung village is one of areas where residents who survived only 10% of its total population. Therefore, escape building was built in Lambung village which is for the citizens to save their lifes if earthquake and tsunami disaster suddenly come. The willingness of citizens to take refuge in escape building is strongly affected by their perceptions of security to survive in the building and building?s resistance to the character of the earthquake and tsunami. The results of research on escape building shows that the building impervious to the burden caused by the earthquake and tsunami. Nevertheless, there are still citizens who do not want to take refuge in escape building when earthquake and tsunami threatening. It happen because their perception about bulding?s resistance to the earthquake and tsunami is low. Tsunami is not often happened, because of that escape building is also planned for the needs of local people in their daily life activities. But in fact, there is no routine activity yet in the escape building, but sometimes escape building is also used for certain activities, such as maulid akbar, exhibition, training, and wedding reception."
2015
S60027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Eva Dana
"Tujuan : Untuk mengetahui apakah neuromodulasi dengan stimulasi saraf tibialis posterior bermanfaat untuk memperbaiki fungsi buli-buli neurogenik baik pada tipe hiperrefleksia maupun tipe hipo/arefleksia. Desain : Studi intervensi pra dan pasca perlakuan. Metode : Intervensi terapi neuromodulasi dengan stimulasi saraf tibialis posterior sebanyak 10 kali terhadap 9 anak dengan buli-buli neurogenik akibat lesi medula spinalis. Perbaikan fungsi buli-buli setelah intervensi terapi, dinilai dengan melihat perubahan kapasitas buli-buli, compliance buli-buli, urin residu, tekanan detrusor saat pengosongan bUIi-buli (untuk tipe hiperrefleksia) dan detrusor leak point pressure (untuk tipe hipo/arefleksia).

Objective: To investigate whether neuromodulation with posterior tibial nerve stimulation can be used to improve hyperreffexic or hipo/areffexic neurogenic bladder function. Design: Pre and post treatment Intervention study. Method: Nine children with neurogenic bladder because of spinal cord lesion were given neuromodulation with 10 times stimulation of posterior tibial nerve. Urodynamic studies were compared pre and post treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1982
657 ACC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gray, Iain
"Summary:
Updated to include the changes in international accounting, auditing and financial reporting standards, this edition features new questions from some of the most prominent exam boards including ACCA, IACEW and CAI and a new emphasis on corporate governance and responsibilit"
Andover, Hampshire, U.K: Cengage Learning, 2015
657.45 GRA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>