Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghefira Nur Fatimah Widyasari
"Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian global, termasuk di Indonesia. Evaluasi kesehatan dini, menggunakan heart rate variability (HRV) melalui pengukuran root mean square of successive RR interval differences (RMSSD) dan percentage of successive RR intervals that differ by more than 50 𝑚𝑠 (pNN50), menjadi penting untuk merefleksikan respons relaksasi, stres, kualitas tidur, dan aktivitas fisik. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan saat seseorang masih dalam kondisi sehat. Sejalan dengan itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesehatan pasien dengan irama jantung normal melalui metode clustering pada variabel RMSSD, pNN50, dan usia, yang diambil dari rekaman elektrokardiogram milik online database Physionet. Setiap cluster yang terbentuk dapat memberikan informasi unik, memungkinkan penentuan risiko penyakit kardiovaskular serta penanganan yang tepat. Namun, karena pola data yang digunakan tidak jelas, mengandung outlier, dan berdimensi rendah, maka dilakukan perbandingan antara metode Hierarchical clustering dan Gaussian Mixture Models (GMM) clustering yang mampu mengatasi hal tersebut. Mengingat GMM clustering yang sangat sensitif terhadap inisialisasi awal, penelitian ini menggunakan dua pendekatan inisialisasi, yaitu acak dan K-Means. Penentuan metode terbaik dilakukan dengan mempertimbangkan metrik evaluasi (efektivitas) dan waktu komputasi metode (efisiensi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa GMM clustering dengan inisialisasi K-Means adalah metode terbaik dengan membentuk tiga cluster. Meskipun alat EKG menilai pasien dalam kondisi sehat, namun analisis clustering dapat mengungkapkan informasi penting, terutama bagi pasien yang teridentifikasi memiliki tingkat HRV yang relatif rendah.

Cardiovascular diseases are a leading cause of global mortality, including in Indonesia. Early health evaluation, utilizing heart rate variability (HRV) through root mean square of successive RR interval differences (RMSSD) and percentage of successive RR intervals that differ by more than 50 𝑚𝑠 (pNN50) measurements, is crucial to reflect responses to relaxation, stress, sleep quality, and physical activity. This evaluation is ideally conducted while an individual is still in a healthy condition. In line with that, this research aims to evaluate the health of patients with a normal sinus rhythm through clustering methods on variables like RMSSD, pNN50, and age, extracted from electrocardiogram recordings from the online Physionet database. Each cluster can provide unique information, enabling the identification of cardiovascular disease risks and appropriate interventions. However, due to unclear data patterns, the presence of outliers, and is low-dimensiona, a comparison is made between Hierarchical clustering and GMM methods, capable of addressing these issues. Given GMM clustering's sensitivity to initializations, this study employs two approaches, random and K-Means. The determination of the best method is based on considerations of evaluation metrics (effectiveness) and computational time (efficiency). Research results indicate that GMM clustering with K-Means initialization is the most effective and efficient method, forming three clusters. Despite ECG assessments indicating healthy conditions, clustering analysis can reveal crucial information, especially for patients identified with relatively low HRV levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Luthfi
"Peradaban yang terus berkembang telah membuat konflik antara manusia dan lingkungan menjadi semakin parah sehingga menyebabkan banyak terjadinya bencana alam. Banyak negara yang terdampak oleh bencana alam dan salah satunya adalah Indonesia. Kondisi dan letak geografis Indonesia menyebabkan banyak terjadinya bencana alam di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelompokan daerah bencana alam di Indonesia untuk mengetahui daerah yang paling sering terkena bencana alam. Metode clustering dapat digunakan untuk mengetahui daerah tersebut. Dari studi literatur yang telah dilakukan, belum ada penelitian yang menggunakan metode hierarchical clustering dan fuzzy c-means untuk clustering daerah bencana alam di Indonesia. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengklasifikasi daerah yang sering mengalami bencana alam di Indonesia dengan menggunakan metode hierarchical clustering dan fuzzy c-means. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bencana alam di Indonesia dari tahun 2019 hingga 2023. Variabel yang digunakan adalah jumlah kebakaran hutan dan lahan, banjir, cuaca ekstrem, gelombang pasang, tanah longsor, kekeringan, erupsi gunung api, dan gempa bumi di setiap kabupaten yang terdampak bencana alam. Hasil clustering menunjukan terdapat 66 daerah yang sering mengalami banjir, 45 daerah yang sering mengalami kebakaran hutan dan gelombang pasang, dan 30 daerah yang sering mengalami cuaca ekstrem, tanah longsor, kekeringan, erupsi gunung api, dan gempa bumi.

The continuously evolving civilization has exacerbated the conflict between humans and the environment, leading to increasingly severe natural disasters. Many countries are affected by natural disasters, and one of them is Indonesia. Indonesia's conditions and geographic location contribute to the occurrence of numerous natural disasters in the country. Therefore, it is necessary to classify areas prone to natural disasters in Indonesia to identify the most frequently affected regions. Clustering methods can be used to determine these areas. From the literature review conducted, there has been no research utilizing hierarchical clustering and fuzzy c-means methods for clustering areas prone to natural disasters in Indonesia. Therefore, the aim of this research is to classify areas that frequently experience natural disasters in Indonesia using hierarchical clustering and fuzzy c-means methods. The data used in this research is the natural disaster data in Indonesia from 2019 to 2023. The variables used include the number of forest and land fires, floods, extreme weather events, tidal waves, landslides, droughts, volcanic eruptions, and earthquakes in each disaster-affected district. The clustering results indicate that there are 66 regions frequently experiencing floods, 45 regions often experiencing forest fires and tidal waves, and 30 regions commonly facing extreme weather, landslides, droughts, volcanic eruptions, and earthquakes."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Adi Nugroho
"Laporan Tugas Akhir ini berisi mengenai penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam membandingkan kinerja beberapa algoritma, yang tergolong ke dalam agglomerative hierarchical, dalam hal melakukan clustering dokumen untuk mendapatkan solusi hierarchical cluster. Algoritma yang diperbandingkan adalah algoritma single link, complete link, dan average. Proses perbandingan dilakukan berdasarkan kualitas cluster yang dihasilkan pada sejumlah dataset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma average merupakan algoritma yang terbaik dalam menghasilkan solusi hierarchical cluster, diikuti oleh algoritma single link, dan algoritma complete link.
Penelitian ini juga melakukan penerapan teknik dalam feature selection untuk melihat seberapa besar efisiensi yang bisa diperoleh tanpa harus mengurangi kualitas solusi cluster yang dihasilkan. Teknik feature selection yang dipergunakan meliputi pembatasan nilai Document Frequency dan Information Gain. Efisiensi yang dilakukan oleh kedua teknik ini adalah melakukan pemilihan kata-kata yang penting saja yang diikutsertakan dalam proses clustering. Penelitian ini mencoba melihat seberapa besar efisiensi yang dapat diperoleh masing-masing teknik dan kemudian membandingkannya satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua teknik baik pembatasan nilai Document Frequency dan Information Gain mampu melakukan efisiensi pada titik-titik reduksi yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 10%-90% dari jumlah kata unik yang ada tanpa kualitas yang berkurang. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua teknik ini sama efektifnya dalam mereduksi dimensi dari dataset yang dipergunakan."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mushawwir Ardi
"ABSTRAK
Dengan meningkatnya jumlah persaingan, industri manufaktur dituntut lebih efisien dan fleksibel agar dapat bertahan dengan persaingan pasar yang ada, salah satu solusi peningkatan fleksibilitas dan efisiensi produksi yaitu dengan penerapan tata letak berdasar selulaar manufaktur. Pada penelitian ini dilakukan perancangan usulan tata letak baru berdasar manufaktur seluler guna mengurangi material handling, penelitian ini membandingkan hasil pengelompokan sel manufaktur dari 3 metode pengelompokan yang mana metode dengan performa paling baik akan dijadikan dasar untuk merancang tataletak usulan. Dari hasil perbandingan metode didapat metode Mod-SLC dan EDM-SLC memiliki hasil paling baik dengan hasil sel manufaktur yang sama, hasil usulan tataletak baru berdasarkan manufaktur seluler didapat penurunan material handling hingga 21,1 dari tataletak awal.

ABSTRACT<>br>
With the increasing number of competition, manufacturing industri is demanded more efficient and flexible to survive with the existing market competition, one of the solutions to increase the flexibility and efficiency of production is by the application of cellular manufacturing layout. This research propose new layout based on cellular manufacturing systems to reduce material handling, this study compares the results of the grouping of manufacturing cells from 3 grouping methods in which the best method will be used for designing the new layout. From the comparison of the method, Mod SLC and EDM SLC method has the best results with the same manufacturing cell results, the proposed layout based on cellular manufacturing shows a decrease of material handling up to 21,1 ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Aulia
"Jaringan mobile ad hoc adalah jaringan wireless yang terdiri dari node-node bergerak yang berkomunikasi tanpa melalui access point atau pun server. Kinerja protokol dan aplikasi MANET sangat dipengaruhi oleh frekuensi perubahan topologi jaringan dan model mobilitas yang berbeda yang dapat menyebabkan rute terputus karena node keluar dari jangkauan sinyal transmisi. Penerapan algoritma clustering dapat mengatasi kekurangan pada MANET seperti skalabilitas, keterbatasan sumber daya serta topologi yang dinamis.
Skripsi ini menggunakan algoritma DMP, sebuah algoritma clustering yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan topologi dan mengurangi pemilihan ulang cluster head sehingga stabilitas jaringan cluster dapat tercapai. Skripsi ini menganalisis perbandingan kinerja beberapa model mobilitas node terhadap stabilitas jaringan dan konsumsi energi pada MANET dengan algoritma clustering DMP. Stabilitas jaringan dinilai berdasarkan rata-rata jumlah cluster terhadap kecepatan maksimum node dan lama waktu simulasi, rata-rata jumlah anggota cluster terhadap kecepatan maksimum node dan waktu simulasi serta konsumsi energi terhadap waktu simulasi. Penelitian dilakukan menggunakan simulasi Network Simulator 2 (NS-2) versi 2.29 dan Bonnmotion versi 2.0 sebagai generator skenario mobilitasnya. Simulasi dijalankan pada sistem operasi Linux Ubuntu 12.04 LTS.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa model mobilitas RWP lebih stabil dari segi jumlah cluster untuk jumlah node 10, 40, dan 100 secara berturut-turut 5-6, 11-14,19-20 cluster. Dari segi jumlah anggota cluster, kestabilan jumlah anggota cluster menurun untuk ketiga model mobilitas. Dari segi total konsumsi energi, model mobilitas RWP lebih hemat dengan rata-rata total konsumsi energi pada jumlah node 10, 40 dan 100 secara berturut-turut 20, 43 dan 138 Joule.

Mobile ad hoc network is a wireless network which consists of mobile nodes that communicate without access point or server. Performance of MANET protocols and applications is strongly influenced by the frequency of changes in the network topology and the different mobility models that may lead to broken link because the nodes are out of signal transmission range. Implementation of clustering algorithms can solve the problems on MANET such as scalability, lack of resources and dynamic topology. In this work we use DMP algorithm, a clustering algorithm that can adapt quickly to the changes in topology and reduces re-election of the cluster head, so that stability of the cluster network can be achieved.
This work analyzes the performance comparison of several node mobility models to the network stability and energy consumption in MANET with DMP clustering algorithm. Network stability is assessed based on the average number of cluster to the maximum speed of the node and to the duration of the simulation, the average number of cluster member to the maximum speed of the node and to the duration of the simulation and the average number of energy consumption to the duration of the simulation. The study was conducted using simulation of Network Simulator 2 (NS-2) version 2.29 and Bonnmotion version 2.0 as mobility scenario generator. The simulation is run on Linux Ubuntu 12.04 LTS operating system.
The simulation results shows that Random Waypoint mobility model is more stable in terms of cluster number for number of nodes 10, 40, and 100 respectively 5-6, 11-14,19-20 cluster. In terms of the number of cluster member , the stability number of cluster member decreases for all three mobility models. In terms of total energy consumption, Random Waypoint mobility model is more efficient to the average total energy consumption for the number of nodes of 10, 40 and 100 respectively 20, 43 and 138 Joule.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Yuli Prianto
"Latar belakang: Angka morbiditas dan mortalitas meningkat pada pasien fibrilasi atrium (FA) yang mengalami gagal jantung akut. Pada pasien irama sinus, left atrial volume index (LAVI) dan heart rate variability (HRV) merupakan prediktor kuat terjadinya komplikasi kardiovaskular. Penelitian LAVI dan HRV pada pasien FA hingga saat ini belum konklusif.
Tujuan: Mengetahui hubungan LAVI dan HRV dengan kejadian gagal jantung akut pada pasien FA
Metode: Studi kohort retrospektif dengan populasi terjangkau pasien dewasa FA di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021 yang berasal dari registri Optimal INR measures for Indonesians (OPTIMA). Data sekunder LAVI diukur dengan ekokardiografi dan parameter HRV terdiri dari standar deviation of NN intervals (SDNN), root mean square of successive differences (RMSSD), rasio low frequency dan high frequency (LF/HF) diukur menggunakan alat HRV portabel. Pasien diikuti hingga 30 Januari 2023, luaran dinilai dengan melihat catatan medik atau melalui telepon.
Hasil: Dilakukan analisis pada 144 sampel. Proporsi kejadian gagal jantung akut sebesar 15,3%. Tidak terdapat hubungan antara SDNN dengan kejadian gagal jantung akut (RR 1,75; IK95% 0,260 – 11,779, p=0,565). Tidak terdapat hubungan antara LF/HF dengan kejadian gagal jantung akut (RR 2,865; IK 95% 0,765 – 10,732, p=0,118). Terdapat hubungan antara LAVI dengan kejadian gagal jantung akut (adjusted RR 2,501; IK 95% 1,003 – 6,236, p=0,049). Diabetes melitus dan hipertensi merupakan faktor perancu pada penelitian ini.
Kesimpulan: Peningkatan LAVI berhubungan dengan kejadian gagal jantung akut pada pasien FA. HRV tidak berhubungan dengan kejadian gagal jantung akut pada pasien FA.

Background Morbidity and mortality rates increase in patients with atrial fibrillation (AF) who experience acute heart failure. In patients with sinus rhythm, left atrial volume index (LAVI) and heart rate variability (HRV) are strong predictors of cardiovascular complications. Research on LAVI and HRV in AF patients has so far not been conclusive.
Objectives: To determine the relationship between LAVI and HRV and the incidence of acute heart failure in AF patients.
Methods: A retrospective cohort study was conducted with an accessible population of adult AF patients at RSCM from January 1, 2020, to December 31, 2021, originating from the Optimal measures INR for Indonesians (OPTIMA) registry. LAVI was measured by echocardiography, and HRV parameters consist of the standard deviation of NN intervals (SDNN), the root mean square of successive differences (RMSSD), and the ratio of low frequency and high frequency (LF/HF) measured using a portable ECG device. Patients were followed until January 30, 2023, and outcomes were assessed by looking at medical records or by telephone.
Result: A total of 144 subjects were analysed. The proportion of acute heart failure is 15.3%. There was no relationship between SDNN and the incidence of acute heart failure (RR 1.75; 95% CI 0.260–11.779, p=0.565). There was no relationship between LF/HF and the incidence of acute heart failure (RR 2.865; 95% CI 0.765–10.732, p=0.118). There is a relationship between LAVI and the incidence of acute heart failure (adjusted RR 2.501; 95% CI 1.003–6.236, p = 0.049). DM and hypertension were confounding factors in this study.
Conclusion: The elevation of LAVI is associated with the incidence of acute heart failure in AF patients. HRV is not associated with the incidence of acute heart failure in AF patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nurseptiani
"Demi meningkatkan okupansi atau dengan kata lain mengoptimumkan penggunaan kapasitas kendaraan pribadi, ridesharing hadir sebagai solusi akan hal ini. Ridesharing adalah sebuah model berkendara dengan prinsip berbagi tumpangan. Permasalahannya adalah bagaimana cara mengoptimumkan pencocokan antara pengemudi (driver) dan penumpang (rider) dengan jumlah partisipan (driver dan rider) yang besar dalam waktu optimasi yang singkat. Pada skripsi ini akan diterapkan metode Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC) untuk mengoptimalkan matching antara driver dan rider dengan fungsi objektif yaitu memaksimumkan total penghematan jarak (Distance Savings / DS). DS adalah selisih total jarak yang ditempuh driver dan rider tanpa ridesharing dengan jarak yang ditempuh pasangan tersebut dengan ridesharing. Metode AHC adalah metode clustering dimana setiap titik data dijadikan sebagai satu cluster, kemudian secara berturut-turut menggabungkan cluster yang mempunyai kemiripan sehingga semua cluster tergabung menjadi satu cluster yang berisikan semua objek pada data. Data yang di-input berupa data koordinat lokasi keberangkatan dan kedatangan partisipan. Output dari metode AHC adalah sebuah dendogram yang menggambarkan iterasi pembentukan cluster. Berdasarkan hasil clustering tersebut diperoleh sebuah himpunan kombinasi driver-rider yang kemudian akan diperiksa kelayakannya untuk melakukan ridesharing. Dari himpunan kombinasi yang layak untuk melakukan ridesharing akan dipilih pasangan yang paling optimum untuk melakukan ridesharing dengan menggunakan algoritma Hungarian sehingga menghasilkan total distance savings maksimum. Berdasarkan hasil simulasi program pada data percobaan, diperoleh maksimum total DS sebesar 244.78 kilometer yang dihasilkan dari 13 kombinasi driver-rider. Penggunaan clustering mampu mereduksi 257 dari 400 kombinasi driver-rider yang akan diuji kelayakannya untuk melakukan ridesharing.

To increase the occupancy rate, ridesharing is an alternative solution. Ridesharing is a mode of transportation in which individual travelers share a vehicle for a trip. The problem is how to optimize the matching problem of drivers and riders with a large number of participants in a short optimization time. This thesis purposed Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC) method to be applied in optimizing the matching between drivers and riders with an objective function maximizing the total distance savings (DS). DS is obtained from the difference in the total distance of individual trip with the distance of ridesharing trip. AHC method is a clustering method which each data point is made as one cluster, then successively combines clusters that have similarities until all clusters are merged into one cluster which containing all data points. The input data are the coordinates of the participants' departure and arrival location. The output of AHC is dendogram that illustrates the iteration of cluster formation. Based on clustering results, a set of driver-rider combination was obtained which were then examined for their eligibility to do ridesharing. Next, from the set of driver-rider combination which feasible to do ridesharing, we will determine driver-rider combination that generates maximum total DS by using Hungarian Algorithm. Based on simulation program results on experimental data, maximum total DS is 244.78 kilometers that was obtained from 13 driver-rider combinations. The use of clustering was able to reduce 257 out of 400 pair combinations that were tested for their feasibility to do ridesharing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirdasari
"Latar belakang: Pasien sindom koroner akut (SKA) dengan gejala ansietas berisiko mengalami luaran negatif yang dimediasi oleh disfungsi otonom yang dapat dinilai dengan variabilitas denyut jantung (VDJ). Penurunan VDJ ditemukan baik pada pasien SKA maupun ansietas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai VDJ pada pasien SKA dengan gejala ansietas dibandingkan dengan tanpa gejala ansietas dan menentukan korelasi antara nilai VDJ dengan gejala ansietas.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Subjek penelitian diambil dari data penelitian utama pada pasien SKA yang dirawat di ruang intensif rawat jantung RSCM periode April-September 2021 secara total sampling. Gejala ansietas dinilai dengan kuesioner. Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Data VDJ yang diambil adalah domain waktu (SDNN, RSSMD) dan frekuensi (LF, HF, rasio LF/HF). Uji Mann-Whitney dilakukan untuk perbedaan nilai VDJ antara subjek dengan gejala ansietas dibanding tanpa gejala ansietas, uji Spearman untuk korelasi antara nilai VDJ dengan gejala ansietas, dan analisis multivariat untuk faktor perancu.
Hasil: Tujuh puluh subjek SKA yang dilibatkan terdiri dari 23 subjek dengan gejala ansietas dan 47 subjek tanpa gejala ansietas. Tidak didapatkan perbedaan nilai VDJ (SDNN, RMSSD, LF, HF, rasio LF/HF) antara subjek dengan gejala ansietas dibanding tanpa gejala ansietas secara statistik. Setelah mengontrol variabel perancu, gejala ansietas memiliki korelasi dengan SDNN (r = -0,563; p<0,001) yang dipengaruhi oleh usia (p<0,004); sementara nilai LF (r = -0,63; p< 0,001) dipengaruhi oleh usia (p = 0,007) dan penyekat beta (p = 0,030).
Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan nilai VDJ antara pasien SKA dengan gejala ansietas dibanding tanpa gejala ansietas yang bermakna secara statistik, namun terdapat penurunan nilai SDNN, HF, dan rasio LF/HF pada kelompok dengan gejala ansietas yang lebih besar. Terdapat korelasi antara nilai VDJ (SDNN dan LF) dengan gejala ansietas pada pasien SKA.

Background: Acute coronary syndrome (ACS) patients with anxiety symptoms are at high risk of developing poor outcomes mediated by autonomic dysfunction that can be assessed with heart rate variability (HRV). Reductions in HRV are reported not only in ACS but also in anxiety. This study aims to compare HRV of ACS subjects with and without anxiety and to determine the correlation between HRV and anxiety symptoms.
Methods: This research is a cross-sectional study. The study subjects were taken from the primary research data of ACS patients treated at the ICCU of RSCM from April to September 2021 by total sampling. Anxiety symptoms are assessed with Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) questionnaire. HRV analysis consist of time (SDNN, RSSMD) and frequency (LF, HF, LF/HF ratio) domain. Data were analyzed using Mann- Whitney test for differences in HRV between ACS subjects with anxiety symptoms compared to those without anxiety symptoms, Spearman's test for the correlation between HRV and anxiety symptoms, and multivariate analysis for confounding factors.
Results: Seventy ACS subjects involved consisted of 23 subject with anxiety symptoms and 47 without anxiety symptoms. There was no statistical difference in comparison of HRV (SDNN, RMSSD, LF, HF, LF/HF ratio) between anxiety symptoms compare to those without anxiety symptoms. After controlling for confounding variables, SDNN has a correlation with anxiety symptoms (r = -0,563; p<0,001) which was influenced by age (p<0,004); while the LF has a correlation (r = -0,63; p< 0,001) which are influenced by age (p = 0,007) and beta blockers (p = 0,030).
Conclusion: There was no significant difference in HRV values (SDNN, RMSSD, LF, HF, ratio LF/HF) between ACS patients with anxiety symptoms compared to those without anxiety symptoms. There was a correlation between HRV (SDNN and LF) and anxiety symptoms.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorino Al Josan
"Cardiovascular diseases (CVD) merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. WHO memperkirakan angka 17,9 juta kematian pada tahun 2021 disebabkan oleh CVD. Di Indonesia sendiri, prevalensi penyakit jantung mencapai angka 1,5% atau sekitar 2,7 juta orang pada tahun 2018. CVD mencakup berbagai macam jenis penyakit jantung. Salah satu tipe penyakit jantung tersebut adalah congestive heart failure. Congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh bagian tubuh. CHF dapat terjadi dikarenakan melemahnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah sehingga mempengaruhi heart rate atau detak jantung manusia. Heart rate dapat direpresentasikan menggunakan sinyal yang dapat diukur menggunakan alat rekaman electrocardiogram (ECG/EKG). EKG adalah rekaman aktivitas elektrik jantung yang ditangkap melalui bagian permukaan tubuh. Heart rate variability (HRV) diketahui berkorelasi dengan berbagai penyakit jantung dan salah satunya adalah CHF. Dengan berkembangnya teknologi, terdapat beberapa penelitian mengenai implementasi artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi keberadaan CHF menggunakan model machine learning dan HRV sebagai fitur bagi model. Pada penelitian ini, akan dibangun dan dievaluasi kinerja model XGBoost untuk mendeteksi eksistensi penyakit CHF pada short-term HRV dari rekaman EKG 5 menit. Dataset yang digunakan berasal dari empat database yang berbeda yang diambil dari situs PhysioNet, yaitu NSRDB dan NSR2DB sebagai kelas sehat dan CHFDB dan CHF2DB sebagai kelas CHF. Masing-masing database memiliki rekaman long-term EKG. Seluruh rekaman tersebut dilakukan segmentasi selama 5 menit pada 2 jam pertama rekaman. Dari hasil segmentasi rekaman 5 menit tersebut akan dihitung nilai HRV yang akan menjadi fitur bagi model XGBoost. XGBoost dilatih menggunakan kombinasi teknik Grid Search dan K-Fold Cross Validation dengan nilai 𝐾 = 10. Terdapat 4 metrik yang dijadikan objektif optimisasi Grid Search, yaitu akurasi, sensitivitas, spesifisitas, dan skor AUC. XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi akurasi berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,954, sensitivitas sebesar 0,935, spesifisitas sebesar 0,96, dan skor AUC sebesar 0,947. XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi sensitivitas berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,966, sensitivitas sebesar 0,977, spesifisitas sebesar 0,963, dan skor AUC sebesar 0,97. XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi spesifisitas berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,962, sensitivitas sebesar 0,931, spesifisitas sebesar 0,971, dan skor AUC sebesar 0,951. Kemudian XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi skor AUC berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,955, sensitivitas sebesar 0,935, spesifisitas sebesar 0,962, dan skor AUC sebesar 0,948.

Cardiovascular diseases (CVD) is one of the major causes of death in the world. WHO estimated that 17.9 million of deaths during 2021 are caused by CVD. In Indonesia alone, the prevalence of heart diseases reached 1.5% or around 2,7 million people in 2018. CVD consists of various types of heart disease. Congestive heart failure is one of them. Congestive heart failure (CHF) is a condition where the heart cannot pump enough blood for the entire body. CHF can occur due to a weakening of the heart muscle's ability to pump blood, thereby affecting the human heart rate. Heart rate can be represented using signal that can be measured using electrocardiogram (ECG/EKG) recording. EKG is a recording of the heart's electrical activity captured through the surface of the body. Heart rate variability (HRV) have been known to be correlated with various heart diseases with CHF is one of it. With the advance of technology, there have been various research regarding the implementation of artificial intelligence (AI) to detect the presence of CHF using machine learning model and HRV as features for the model. In this research, we built and evaluated the performance of XGBoost model to detect the existence of CHF on short-term HRV from 5 minutes EKG recording. The dataset came from four different databases that can be accessed from PhysioNet website. Those are NSRDB and NSR2DB datasets to represent healthy class and CHFDB and CHF2DB to represent CHF class. Each database contains long-term EKG. All records are segmented by 5 minutes on the first 2 hours of the recording. HRV metrics are calculated from those 5 minutes segments to become features for the XGBoost model. XGBoost was trained using a combination of Grid Search and K-Fold Cross Validation techniques with 𝐾 = 10. There are 4 metrics that become the objective scoring function for the Grid Search. Those are accuracy, sensitivity, specificity, and AUC score. XGBoost trained to optimize accuracy managed to achieve 0.954 accuracy, 0.935 sensitivity, 0.96 specificity, and 0.947 AUC score. XGBoost trained to optimize sensitivity managed to achieve 0.966 accuracy, 0.977 sensitivity, 0.963 specificity, and 0.97 AUC score. XGBoost trained to optimize specificity managed to achieve 0.962 accuracy, 0.931 sensitivity, 0.971 specificity, and 0.951 AUC score. Lastly, XGBoost trained to optimize AUC score managed to achieve 0.955 accuracy, 0.935 sensitivity, 0.962 specificity, and 0.948 AUC score."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banjarnahor, Evander
"Berdasarkan data WHO pada pertengahan Juli 2021 lebih dari 185,2 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini menyerang penapasan manusia yang dapat mengakibatkan infeksi paru-paru pada manusia dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Tercatat bahwa lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat terinfeksi virus corona. Di Indonesia sendiri pada pertengahan Juli 2021 tercatat lebih dari 2,4 juta orang ternfeksi virus corona dan lebih dari 65,4 ribu orang meninggal akibat terinfeksi virus corona. Berdasarkan data tersebut, perlu dilakukan analisis kekerabatan virus SARS-CoV-2 untuk mengurangi penyebaran dan memberikan batasan sosial dari negara satu dengan negara lainnya. Identifikasi kekerabatan dari virus covid-19 dan penyebarannya dapat dilakukan dengan cara pembentukan pohon filogenetik dan clustering. Pada penelitian ini pohon filogenetik akan dibangun berdasarkan metode Hierarchical Clustering dengan menggunakan metode Multiple Encoding Vector dan K-Mer berdasarkan translasi DNA kodon menjadi asam amino. Jarak Euclidean akan digunakan untuk menentukan matriks jarak. Penelitian ini selanjutnya menggunakan metode K- Means Clustering untuk melihat penyebarannya, dimana nilai k ditentukan dari jumlah centroid yang dihasilkan dari metode Hierarchical Clustering. Penelitian ini mengambil sampel barisan DNA SARS-CoV-2 dari beberapa negara yang tertular. Dari hasil simulasi, nenek moyang SARS-CoV-2 berasal dari China. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa leluhur covid-19 yang paling dekat dengan Indonesia berasal dari India, Australia dan Spanyol. Selain itu dari hasil simulasi dihasilkan bahwa barisan DNA SARS-CoV-2 terdiri dari 9 cluster dan cluster keenam adalah kelompok yang memiliki anggota paling banyak. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa metode ini sangat opitimal dalam pengelompokan data dengan nilai 97.4%.

Based on WHO data in middle of July 2021, Coronavirus or Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is infecting more than 185.2 million people worldwide. The virus attacks human breathing, which can cause lung infections and can even cause death. More than 4 million people worldwide have died due to being infected with the coronavirus. In Indonesia alone, in mid-July 2021, there were more than 2.4 million people infected with the corona virus and more than 65.4 thousand people died from being infected with the corona virus. Based on those covid-19 survivor data, it is necessary to carry out a kinship analysis of the coronavirus to reduce its spreading. Identification of the kinship of the covid- 19 virus and its spread can be done by forming a phylogenetic tree and clustering. This study uses the Multiple Encoding Vector method and K-mer based on translation DNA codon to amino acid in analyzing sequences and Euclidean Distance to determine the distance matrix. This research will then use the Hierarchical Clustering method to determine the number of initial centroids and cluster, which will be used later by the K-Means Clustering method kinship in SARS-CoV-2 DNA sequence. This study took samples of DNA sequences of SARS-CoV-2 from several infected countries. From the simulation results, the ancestors of SARS-CoV-2 came from China. The results of the analysis also show that the closest ancestors of covid-19 to Indonesia came from India, Australia and Spain. In addition, the ancestors of SARS-CoV-2 came from China. The SARS- CoV-2 DNA sequence is also consisted of 9 clusters, and the sixth cluster is the group that has the most members. The results also show that this method is very optimal in a grouping of data with a value of 97.4%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>