Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Aldo Gadra Paulus
"Sejak tahun 2004, Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan untuk mengembangkan destinasi pariwisata Indonesia di luar pulau Bali yaitu kebijakan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) dan Destination Management Organization (DMO). Hubungan antara pengembangan pariwisata dan tutupan  hutan merupakan subjek diskusi aktif, dan masih terdapat sedikit penelitian empiris mengenai topik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi perkembangan pariwisata menggunakan kepadatan tempat tidur hotel dengan tutupan hutan primer. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data gambar tutupan hutan Global Forest Watch, data tutupan lahan Global Administration Data System, dan data sosio-ekonomi publikasi Badan Pusat Statistik dari 32 provinsi Indonesia pada tahun 2011-2016. Melalui penggunaan model regresi clustered fixed effect, penelitian ini menemukan bahwa perkembangan pariwisata tidak memiliki hubungan signifikan dengan luas hutan primer di Indonesia.

Since 2004, Indonesia’s government have released several policies to further develop tourism destination outside of Bali such as Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) dan Destination Management Organization (DMO). The relationship between tourism development and forest cover is a subject of active discussion, and there is little empirical research on the topic. This study aims to examine the correlation of tourism development (hotel beds) with primary forest cover. The data used in the study are Global Forest Watch’s forest cover image data, Global Administration Data System’s land cover data, and Indonesia Central Agency of Statistics socio-economics’ publication data from 32 Indonesian provinces in 2011-2016. Through the use of a clustered fixed effects regression model, this study found that tourism has no significant relationship with primary forest area in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Perkembangan industri pariwisata sangat ditentukan oleh keberadaan infrastruktur daerah. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dari pembangunan infrastruktur wisata terhadap industri perhotelan dan penginapan dengan mengambil kasus Program Pengembangan Desa Wisata di Indonesia. Dengan menggunakan metode Difference-in-Differences (DID), penelitian ini menganalisa dampak sebelum dan sesudah adanya program pengembangan desa wisata antara 115 desa wisata yang mendapatkan program bantuan dan 266 desa wisata yang tidak mendapatkan program bantuan namun berada dalam satu kecamatan. Data yang digunakan adalah data panel yang bersumber dari data desa wisata Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Data BPS Podes tahun 2011, 2014, 2018, 2019 dan 2020. Studi ini menemukan bahwa desa wisata yang mendapatkan bantuan berpotensi meningkatkan jumlah hotel dan penginapan yang ada di desa sebanyak rata-rata 2 unit lebih banyak dibandingkan dengan desa wisata yang tidak mendapatkan bantuan dengan level signifikansi statistik sebesar 5%. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa desa wisata yang mendapatkan program bantuan dan memiliki daya tarik wisata pegunungan lebih signifikan meningkatkan industri perhotelan dan penginapan jika dibandingkan dengan desa yang memiliki daya tarik wisata pantai.

The development of the tourism industry is mainly determined by the existence of regional infrastructure. This study aims to evaluate the effect of tourist infrastructure development on the accommodation industry by taking the case of the Tourism Village Development Program in Indonesia. Using the Difference-in-Differences (DID) method, this study analyzed the impact before and after the Tourism Village Development Program implementation between 115 tourism villages that received assistance programs and 266 that did not receive the assistance but were in one sub-district. The panel data used in this study are combined from tourism village data from the Ministry of Village, Development of Disadvantaged Regions and Transmigration and National Village Potential Data (PODES) in 2011, 2014, 2018, 2019 and 2020. This study found that tourist villages that get assistance potentially increase the number of hotels and inns in the village by an average of two more units compared to tourist villages that do not get assistance with a statistical significance level of 5%. In addition, this study also found that tourist villages that get assistance programs and have mountain tourism attractions more significantly increase the accommodation industry compared to those with beach tourism attractions"
Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisya Novalia Wijayanti
"ABSTRAK
Investasi asing langsung di industri pariwisata pada saat ini sedang berkembang, dimana hotel dan restoran adalah contoh yang sangat nyata, meskipun diskusi diantara investasi asing langsung dan pariwisata tidak begitu menjadi perhatian di studi-studi yang telah lampau dan suatu hal yang tidak mudah untuk menentukan dengan tepat tujuan dari pariwisata yang mengartikan investasi asing langsung. Skripsi ini mencoba untuk mempelajari hubungan diantara investasi asing langsung dan jumlah turis di Indonesia pada ruang lingkup yang kecil dan besar. Ruang lingkup yang kecil yang dimaksud adalah untuk melihat apakah adanya hubungan antara investasi asing langsung dan jumlah turis di setiap provinsi di Indonesia, sedangkan ruang lingkup yang besar adalah untuk melihat apakah adanya hubungan antara investasi asing langsung dari berbagai negara dan pariwisata dari negara yang sama. Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan sekunder data sebagai sumber utama, untuk jangka waktu tiga bulanan pada tahun 2011 ? 2013. Hasil dari regresi menunjukkan hubungan yang positif dalam jumlah turis di setiap provinsi di Indonesia maupun dari berbagai negara pada investasi asing langsung di Indonesia.
ABSTRACT
Foreign direct investment (FDI) in tourism industry is currently developing with hotel and restaurant as the most obvious examples, even though the discussion between FDI and tourism was not really much in the interest of past studies and not easy to determine exactly the objective of tourism that defines FDI. This thesis attempts to study the relationship between FDI and the number of tourists in Indonesia within the small and large scope. The small scope is to see whether there is a relationship between FDI and number of tourists in each province in Indonesia, whereas the large scope is the relation between FDI from a certain country and number of tourists from that same country. This thesis uses quantitative research with secondary data as the main source, for quarterly time period in 2011 ? 2013. The regression results indicate that the number of tourists both in each province in Indonesia and from a certain country positively related to the FDI in Indonesia."
2014
S59345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Penelitian ini untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran kayu bulat dan mengetahui terjadinya kesenjangan antara permintaan dan penawaran kayu selama periode tahun 1976 sampai dengan 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tanda koefisien pads model permintaan dan penawaran sudah sesuai dengan harapan. Beberapa variabel pada model permintaan kayu bulat mempunyai koefisien yang tidak sesuai dengan harapan, diantaranya harga kayu bulat (Pd-L) yang mempunyai koefisien positif, tidak sesuai dengan hukum permintaan. Hal ini dapat diatasi dengan menambah sebuah variabel perbedaan harga antara harga kayu bulat domestik dengan harga kayu bulat internasional. Selanjutnya, pada model penawaran diperoleh koefisien negatif untuk variabel kebijakan (Pol). Hal ini menunjukkan bahwa variabel kebijakan dalam bentuk larangan ekspor kayu bulat tidak berjalan efektif dan cenderung counterproductive terhadap pengembangan industri primer hasil hutan kayu. Disamping itu, kebijakan larangan ekspor kayu bulat dan investasi industri kayu yang berintikan kayu lapis telah menyebabkan hilangnya mekanisme pasar kayu bulat. Dalam kondisi pasar tidak bersaing sempuma (imperfect market), sistem perijinan memberi kesempatan kepada pare pengusaha besar untuk membangun posisi oligomonopsonist. Kondisi ini berdampak pada harga kayu tegakan (stumpage value) jauh lebih rendah dibanding intrinsic value atau harga kayu bulat yang seharusnya.
Untuk mengurangi kesenjangan antara permintaan dan penawaran kayu, maka pemerintah perlu mengambil kebijakan yang terkait langsung dengan sisi permintaan dan sisi penawaran. Penanganan sisi permintaan akan jauh lebih sulit dibanding sisi penawaran, karma di sisi permintaan terkait dengan kondisi politik disamping kondisi ekonomi. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada sisi permintaan adalah: kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku dikaitkan dengan mendorong industri kayu lanjutan, daftar negatif investasi, perpajakan, kredit perbankan, dan pengadaan kayu clan sumber yang legal dan lestari; pembentukan dan pernisahan pasar kayu bulat dengan pemegang HPH (bidding system); serta pengurangan kapasitas industri primer basil hutan kayu. Sedangkan pads sisi penawaran meliputi: penguatan kapasitas kelembagaan; pembangunan hutan tanaman; insentif (subsidi bunga, pajak); investasi mesin-mesin yang akan meningkatkan efisiensi dan memanfaatkan limbah; serta impor kayu.

This research is aimed at finding independent variables which significantly influence demand and supply of logs and recognizing a gap between demand and supply of logs in 1976 to 2003. The research shows that most of coefficient of independent variables is as expected. The demand equation indicates a coefficient of logs price (Pd-L) has a positive sign, which is not in line with the demand rule. This can be overcome by adding a new variable of differential price between domestic log price and international log price. The supply equation shows that a coefficient of government policy (Poi) has a negative sign. The negative sign can be interpreted that the government policy in the form of log export ban has been ineffective and counterproductive for development of primary forest products industry. Furthermore, the policy of log export ban and investment in timber industry mainly plywood has resulted in a loss of market mechanisms for log. In imperfect market, licensing scheme has given an opportunity for large corporations to establish oligomonopsonist. This condition has caused stumpage value of log far lower than its intrinsic value.
In order to reduce a gap between demand and supply of log, the Government of Indonesia has to implement a policy which directly relates to demand and supply. Government intervention on demand side is more difficult than supply side, since demand side is connected to political and economic situation. On demand side government policy should address among other things: log and sawn timber export ban should be targeted to develop secondary timber processing, negative list of investment, taxes, credits, timber legality and green procurement policy-, establishment and separation of log market with forest concession through bidding system; and down-sizing of primary industry capacity. Whereas supply side covers institutional strengthening; timber plantation development; incentives (subsidy and tax); new investment to increase efficiency and wood waste utilization; and wood import.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Devaldi Wiratama
"Kementerian Pariwisata melaporkan bahwa kebijakan yang diterapkan untuk pariwisata mengindikasikan bahwa penambahan jumlah kunjungan wisatawan asing di 2016 disebabkan oleh globalisasi. Studi ini menganalisis hubungan kausalitas antara sektor pariwisata, menggunakan kunjungan wisatawan asing, dan indikator ekonomi dari globalisasi, yang dianalisis melalui ekspor, impor, dan penanaman modal asing. Dengan menggunakan model ARDL, efek kausalitas jangka panjang dan jangka pendek dianalisis melalui Bounds Test untuk kointegrasi dan diikuti oleh estimasi mekanisme error correction. Hasil menyimpulkan bahwa terdapat hubungan kausalitas satu arah antara kunjungan wisatawan asing dan ekspor, hubungan kausalitas satu arah antara kunjungan wisatawan asing dan impor, tidak ada hubungan antara kunjungan wisatawan asing dan penanaman modal asing, hubungan satu arah antara ekspor dan penanaman modal asing, dan tidak ada hubungan antara impor dan penanaman modal asing, dengan hasil country- specific yang beragam. Implikasi dari penelitian ini akan membantu pemerintah dalam meningkatkan tujuan yang ditargetkan untuk memperluas pariwisata.

The Ministry of Tourism reports that the policies implemented for tourism may indicate that the increasing number of international tourist arrivals in 2016 is caused by globalization. This study analyzes the causal relationship between tourism, using international tourist arrivals, and the economic indicators of globalization, which are analyzed through exports, imports, and foreign direct investment. Using ARDL model, the long run and short run causal effect is analyzed through Bounds Test for cointegration, followed by the estimation of error correction mechanism. The result concludes that there is unidirectional causal relationship between international tourist arrivals and exports, unidirectional causal relationship between international tourist arrivals and imports, no relationship between international tourist arrivals and foreign direct investment, unidirectional causal relationship between exports and foreign direct investment, and no relationship between imports and foreign direct investment, with a variety of country specific results. The implication of this study would help the government in improving the targeted goals for expanding tourism."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewitri Anggraini
"Tesis ini menganalisis pola hubungan antar destinasi pariwisata prioritas dalam menarik kesempatan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata melalui kunjungan wisatawan mancanegara. Model Dendrinos-Sonis digunakan untuk melihat keterkaitan destinasi pariwisata, melalui koefisien yang menyatakan hubungan kompetisi atau komplementer. Data yang digunakan adalah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara Tahun 2001 ndash; 2015 di 10 destinasi pariwisata prioritas dan 1 destinasi pariwisata acuan numeraire/referensi. Dari penelitian tersebut didapatkan hubungan komplementer terjadi antara Morotai dengan Wakatobi dan Bromo Tengger Semeru; Danau Toba dengan Bromo Tengger Semeru; serta Bromo Tengger Semeru dengan Tanjung lesung, Borobudur, Mandalika, dan Bali. Sementara hubungan kompetisi terjadi antara Borobudur dengan sebagian besar destinasi lain; serta Morotai dengan Danau Toba, Tanjung Lesung, dan Borobudur. Faktor adanya event berpengaruh terhadap hubungan komplementer dan kompetisi. Terjadi kecenderungan bahwa adanya event di satu destinasi akan mengarah pada hubungan komplementer destinasi tersebut dengan destinasi lainnya. Sementara faktor tema atraksi, jarak, dan konektivitas tidak berhubungan dengan pola kompetisi ataupun komplementer antar destinasi wisata.

This research analyzes the correlation pattern in each tourism destinations priority to increase tourism sector revenue from foreign tourist arrival. Dendrinos Sonis model is applied to see either the regions have competition or complementarity relation through its coefficients. This research used numbers of tourist arrival data since 2001 to 2015 in 10 priority tourism destinations and 1 tourism destination as a reference numeraire . The complementarity occurs between Morotai and Wakatobi as well as Bromo Tengger Semeru Lake Toba and Bromo Tengger Semeru and Bromo Tengger Semeru and Tanjung Lesung as well as Borobudur, Mandalika, and Bali. In addition, the result shows that there is competition in Borobudur and most of other destinations Morotai and Lake Toba, Tanjung Lesung, as well as Borobudur. It is found that tourism events related to complementarity among destinations, while other factors such as theme attraction, distance, and connectivity is not related either in competition or complementarity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Indra Gunawan
"Skripsi ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan untuk menganalisis dampak pemberlakuan desentralisasi terhadap penurunan tutupan hutan yang terus terjadi di Indonesia. Dengan menggunakan data citra satelit MODIS periode 2000-2008, penelitian ini ingin melihat dampak pemberlakuan desentralisasi kehutanan dan pemekaran daerah terhadap ekstraksi kayu dari hutan. Selain itu, penelitian ini ingin melihat pengaruh sektor-sektor ekonomi dan keuangan daerah terhadap deforestasi. Penelitian ini menggunakan tiga metode estimasi secara ekonometris terhadap data panel yaitu fixed effect, random effect, dan generalized least squares. Penelitian ini menemukan bahwa 1) desentralisasi kehutanan dan pemekaran daerah positif mendorong ekstraksi kayu yang lebih tinggi; 2) peningkatan kapasitas fiscal dibarengi dengan peningkatan deforestasi dan 3) peningkatan kesejahteraan masyarakat (diukur dalam Indeks Pembangunan Manusia) berkorelasi negatif dengan tingkat deforestasi.

This thesis is conducted to analyze the impact of decentralization on declining forest cover in Indonesia. By using MODIS satellite data between the year 2000 and 2008, this study wanted to see the impact of forestry decentralization and regional autonomy, sectoral development and the size of regional budgets on deforestation. This study uses three econometric approaches to analyzing panel data, i.e. fixed effect, random effect, and generalized least squares. The three main findings from the study are 1) that decentralized forest management function and the devolving number of local governments accompany higher timber extractions; 2) local fiscal capacity seems to be positively correlated with timber extraction, i.e. the higher the fiscal capacity, the higher the deforestation rate; and 3) improved welfare (as measured by the Human Development Index) is negatively correlated with deforestation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Soraya
"

Tesis ini bertujuan untuk menginvestigasi lokasi dan luasan dari kebakaran berulang dengan informasi spasial. Penelitian ini mengunakan data lokasi kebakaran, lahan gambut dan perusahaan IUPHHK (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu), kawasan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari tahun 2015 sampai 2018. Analis data menggunakan probit dan tobit dengan menghasilkan keterkaitan positip (negatip) antara lokasi dan luasan dengan kebakaran berulang (atau tidak) dan hubunganya dengan kawasan hutan, lahan gambut dan perusahaan IUPHHK. Hasil kedua adalah luasan dari lahan terbakar akan berkurang saat berulang. Temuan ini mengindikasikan bahwa lokasi dan luasaan kebakaran berulang erat hubungannya dengan IUPHHK dan karakteristik area sehingga Indonesia harus merumuskan kebijakan tentang perusahaan yang memanfaatkan hasil hutan untuk memimalisir kebakaran hutan. 


This research addresses the reoccurrence of forest fires and their size with regional-spatial information. To this end, Probit and Tobit regression analyses are applied to the regional-spatial panel data from 2015 to 2018 in Indonesia with the observations of forest-fire events, peatland, and concession on the annual bases, characterizing the possible determinants for reoccurrence of forest fires as well as their sizes.  The regression results reveal the following outcomes. The first outcome is whether forest fires repeat or not is positively (negatively) associated with peatland and forest areas (concession). Second, the size of forest fires tends to decrease with the repetition of past forest fires but increases with concession, peatland, and forest areas. Overall, these results imply that the reoccurrence of forest fires and their sizes are highly concerned with concession and types of areas, suggesting that Indonesia should be able to organize the policies regarding forest concession and areas for further reduction of forest fires and the associated damage.

 

 

"
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wastucitra Cantika
"Latar belakang: Universitas Indonesia telah menggunakan Learning Management System (LMS) sejak tahun 2004 yang saat ini disebut sebagai EMAS (E-learning Management System). Adanya pandemi COVID-19 berdampak pada penguatan sistem pembelajaran daring sehingga dibutuhkan kesiapan mahasiswa yang baik terlebih pada mahasiswa kedokteran yang dituntut untuk belajar sepanjang hayat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kesiapan mahasiswa terkait LMS dengan nilai sumatif modul Sistem Pelayanan Kesehatan Primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder kuesioner daring pada modul SPKP. Sejumlah 191 responden dari mahasiswa semester 7 dan 8 yang kemudian dikelompokkan berdasarkan kesiapan terkait LMS dan nilai sumatif. Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan dengan jawaban diberi nilai satu sampai tiga. Hasil kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan dianalisis menggunakann uji chi square. Hasil: Mahasiswa FKUI yang siap dalam menerima pembelajaran pada LMS sejumlah 51,3%. Nilai sumatif modul SPKP yang paling banyak didapatkan adalah B- sejumlah 31,4%. Ditemukan P-value 0,002 melalui uji Chi-Square untuk menilai hubungan antara kesiapan mahasiswa dengan nilai sumatif. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kesiapan mahasiswa terkait LMS dengan nilai sumatif modul SPKP pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Maka dari itu, kesiapan mahasiswa terkait LMS sangat penting dalam pembelajaran suatu modul.

Introduction: Universitas Indonesia has been using the Learning Management System (LMS) since 2004 which is currently known as EMAS (E-learning Management System). The existence of the COVID-19 pandemic has an impact on strengthening the online learning system so that good student readiness is needed, especially for medical students who are required to lifelong learning. This study aims to assess the relationship between student readiness related to LMS and the summative test score of the Primary Healthcare System module for students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Method: The design study of this research was cross-sectional using secondary data from an online questionnaire in the SPKP module. A total of 191 respondents from 7th and 8th semester students were grouped based on readiness related to LMS and summative test scores. The questionnaire consists of 10 questions with answers rated from one to three. The results of the questionnaire were then processed using SPSS and analyzed using the chi square test. Result: Medical students of Universitas Indonesia who are ready to receive learning at LMS are 51.3%. The summative test score of the SPKP module that most obtained was B- with a total of 31.4%. Chi-Square test shows a P-value of 0.002 to assess the relationship between student readiness and summative test score. Conclusion: There is a statistically significant relationship between the student readiness related to learning management system and the summative test scores for primary healthcare system module in medical students of Universitas Indonesia. Therefore, student readiness related to LMS is very important in learning a module."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andipa Damatra
"Kawasan Wisata Pangandaran merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia yang terletak di Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat. Fasilitas pariwisata non primer mempunyai fungsi penting dalam mendukung kegiatan pariwisata di Kawasan Wisata Pangandaran. Pada tahun 2006 terjadi bencana tsunami di Pangandaran yang mengakibatkan rusaknya fasilitas non primer di Kawasan Wisata Pangandaran.
Penelitian ini mengkaji perubahan fasilitas pariwisata non primer sebelum dan sesudah terjadinya tsunami di Kawasan Wisata Pangandaran sehingga dapat dikaitkan dengan perubahan mata pencaharian masyarakat Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan spasial dan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian, perubahan fasilitas pariwisata non primer terbagi menjadi 2 yaitu perubahan fasilitas sekunder dan fasilitas kondisional, perubahan fasilitas sekunder tertinggi terjadi di Bagian Tengah Pangandaran sedangkan perubahan fasilitas kondisional tertinggi terjadi di Pantai Barat Pangandaran. Perubahan fasilitas pariwisata non primer yang terjadi di Kawasan Wisata Pangandaran mempengaruhi perubahan mata pencaharian penduduk yang ada di sekitar Kawasan Wisata Pangandaran.

Pangandaran Tourism Region is one of tourism destination in Indonesia located in Pangandaran District, West Java. Non primary tourism facility has important function to support tourism activity in Pangandaran Tourism Region. In 2006, tsunami in Pangandaran has made some impact to non primary tourism facility in Pangandaran Tourism Region.
The purpose of this study is to investigate changes in non primary tourism facility before and after tsunami in Pangandaran Tourism Region so it can be linked to community livehood in Pangandaran. Methods of analysis used in this study is the approach of spasial and descriptive analysis.
From the identification results, the changes in non-primary tourism facilities is divided into 2, that is the changes of secondary facility dan conditional facility, the highest changes in secondary facility is in Central Pangandaran meanwhile the highest changes in conditional facility is in West Coast Pangandaran. The changes in non-primary tourism facilities which occured in Pangandaran Tourism Area affect the livehoods changes around Pangandaran Tourism Area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42999
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>