Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Sari Sekaring Puri
"Pariwisata merupakan salah satu sektor pendapatan negara yang paling terdampak setelah merebaknya wabah COVID-19. Fenomena ini menyebabkan banyak negara melakukan upaya pemulihan sektor pariwisata untuk dapat menggaet kembali wisatawan mancanegara. Dalam upaya pemulihan tersebut, Korea Selatan memanfaatkan diplomasi digital melalui perilisan kampanye pariwisata ‘Visit Korea Year 2023-2024’ yang merupakan bentuk upaya promosi pariwisata dalam masa peralihan. Penelitian ini menganalisis bagaimana upaya Korea Selatan dalam memanfaatkan diplomasi digital untuk sektor pariwisata Korea Selatan. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif-kualitatif berbasis pada studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat pemanfaatan diplomasi digital efektif untuk memulihkan sektor pariwisata Korea Selatan melalui media sosial dengan menerapkan komponen engagement, listening, berdialog secara real-time, serta pemanfaatan promosi secara terhubung dan kolaboratif.

Tourism is one of the country's revenue sectors that was most affected after the outbreak of the COVID-19. This phenomenon has caused many countries to make efforts to restore the tourism sector to attract foreign tourists again. In this recovery effort, South Korea is utilizing digital diplomacy through the release of the tourism campaign 'Visit Korea Year 2023-2024' which is a form of tourism promotion effort in the transition period. This research focuses on analyzing how South Korea utilizes digital diplomacy to restore the South Korean tourism sector. The research method applied is descriptive-qualitative based on literature studies and interviews. The research results show that there is an effective use of digital diplomacy to restore the South Korean tourism sector through social media by implementing the components of engagement, listening, real-time dialogue, as well as the use of connected and collaborative promotions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Mirza Prasetio
"Industri pariwisata memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada tahun 2019, industri pariwisata global menyumbang 10.3 persen untuk PDB global atau sekitar US$8.9 triliun. Saat ini industri pariwisata merupakan salah satu bidang yang sangat terdampak akibat pandemi COVID-19 yang terjadi. Pandemi COVID-19 memberi dampak buruk terhadap sektor pariwisata yang merupakan sektor strategis perekonomian Indonesia yang rentan terhadap pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan rekomendasi strategi pemulihan industri pariwisata khususnya pada fase pasca-pandemi. Strategi yang diteliti merupakan strategi yang telah diimplementasikan pada pemulihan pariwisata pasca bencana atau krisis berdasarkan literatur. Strategi tersebut kemudian divalidasi dengan pendapat ahli yaitu pihak akademisi, pemerintah, serta pelaku usaha. Terdapat empat belas strategi yang dapat menjadi rekomendasi strategi pemulihan industri pariwisata pasca-pandemi. Penelitian ini menggunakan metode Interpretive Structural Modeling (ISM) untuk mendapatkan model struktural. Analisis lebih lanjut dilakukan menggunakan Matrice d'Impacts Croisés Multiplication Appliquée àun Classement (MICMAC) untuk mengetahui klasifikasi strategi berdasarkan kekuatan pendorong dan ketergantungan antar strategi. Model struktural yang dihasilkan digunakan sebagai peta strategis untuk rekomendasi tahapan pengimplementasian strategi pemulihan industri pariwisatra di Indonesia.

The tourism industry has an essential role in the economic growth of a country. In 2019, the global tourism industry contributed 10.3 percent to global GDP or around US $ 8.9 trillion. Currently, the tourism industry is one of the areas that is badly affected by the COVID-19 pandemic that has occurred. The COVID-19 pandemic has a negative impact on the tourism sector, which is a strategic sector of the Indonesian economy. This research is an effort to provide recommendations for the tourism industry recovery strategy, especially in the post-pandemic phase. The strategy used in this research is a strategy that has been implemented in post-disaster or crisis tourism recovery based on the literature. The strategy is validated by expert opinion, specifically academics, government, and industry actors. Fourteen strategies become recommendations for the post-pandemic tourism industry recovery strategy in this research. This study uses the Interpretive Structural Modeling (ISM) method to obtain a structural model. Further analysis was carried out using the Matrice d'Impacts Croisés Multiplication Appliquée àun Classement (MICMAC) to determine the strategy classification based on the driving power and dependence between strategies. The resulting structural model is used as a strategic map for recommendations on implementing a recovery strategy for the tourism industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noveri Maulana
"Setelah dua tahun pandemi COVID-19, penelitian tentang persepsi risiko berwisata didominasi oleh penelitian tentang risiko kesehatan sebagai faktor signifikan yang memengaruhi perilaku pembelian wisatawan terhadap produk pariwisata dan perhotelan, seperti pemilihan akomodasi. Namun, penelitian tentang faktor terkait risiko berwisata lainnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini dalam literatur. Melalui mix method analysis, studi ini mengeksplorasi berbagai faktor persepsi risiko terhadap perilaku menginap di akomodasi wisata di kalangan wisatawan selama pelonggaran pembatasan perjalanan di Indonesia. Focus group Discussion (FGD) dan survei lapangan terhadap wisatawan lokal dan asing digunakan untuk mengumpulkan data analisis selama Maret hingga Juli 2022. Lima ratus enam puluh delapan wisatawan berpartisipasi dalam survei, sedangkan 11 wisatawan berpartisipasi dalam FGD. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini menggunakan analisis faktor eksplorasi, analisis kluster, uji ANOVA, tabulasi silang, model persamaan struktural, dan analisis text mining. Temuan riset ini menyimpulkan bahwa ada 21 item persepsi risiko yang dikategorikan ke dalam lima dimensi risiko yaitu; Risiko kehilangan peluang (enam item, varians 44%), Risiko psikologis (lima item, varians 8,8%), Risiko kesehatan (empat item, varians 5,6%), Risiko sosial (tiga item, varians 5,5%), dan Risiko keuangan ( tiga item, varians 4,8%). Analisis klaster hierarkis dan K-means digunakan untuk memeriksa persepsi risiko tersebut lebih lanjut untuk membangun segmentasi wisatawan. Empat solusi klaster menunjukkan perbedaan yang signifikan pada persepsi risiko di antara anggota klaster. Berdasarkan preferensi persepsi risiko mereka, segmen-segmen tersebut diberi label sebagai The Performer (tidak mempersepsikan dimensi risiko apa pun), The Valuator (memahami semua faktor risiko terutama risiko kehilangan peluang), The Avoider (memahami risiko sosio- psikologis), dan The Hesitator (mempersepsikan faktor risiko kesehatan). Beberapa sosio-demografis, variabel perilaku terkait perjalanan, dan atribut akomodasi digunakan untuk membuat profil segmen yang dihasilkan. Mungkin temuan ini akan berkontribusi pada industri pariwisata dan perhotelan dalam mengembangkan strategi pemasaran berdasarkan segmentasi yang diusulkan dan perilaku wisatawan pasca pandemi COVID-19 di Indonesia.
...."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richy Zahidulaulia Qur'any
"Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menjadi sumber penerimaan asli daerah (PAD) bagi setiap daerah yang ada di Indonesia. Pemerintah daerah dapat memungut retribusi daerah dari retribusi pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga sebagaimana yang telah diatur secara umum dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi terkait bagaimana Pemerintah Kabupaten Karanganyar mengelola penerimaan retribusi dari sektor pariwisata khususnya pasca pandemi Covid-19. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi pengelolaan keuangan daerah dari James McMaster dalam karyanya yang berjudul Urban Financial Management. Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan post-positivist, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi pustaka untuk mengumpulkan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Karanganyar melakukan beberapa upaya dalam pengelolaan penerimaan retribusi sektor pariwisatanya, antara lain dengan melakukan promosi pariwiasata  secara masif melalui media sosial, mengerahkan tim pengawas untuk petugas pemungutan retribusi di lapangan, menyediakan sistem pembayaran loket wisata non-tunai untuk meningkatkan efisiensi, melakukan pembinaan dan pelatihan SDM di bidang pariwisata, dan lain sebagainya. Sayangnya, belum terdapat kolaborasi dengan pihak swasta yang secara khusus bertujuan untuk meningkatkan penerimaan retribusi daerah. Penerimaan retribusi daerah dari pariwisata hanya terbatas pada objek wisata yang dikelola atau dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah daerah.

Tourism is one sector that can be a source of local revenue (PAD) for every region in Indonesia. Regional governments can collect regional levies from recreation, tourism and sports service fees as generally regulated in Law Number 1 of 2022 concerning Financial Relations between the Central Government and Regional Governments. This research aims to dig up information regarding how the Karanganyar Regency Government managed user charges revenues from the tourism sector, especially after the Covid-19 pandemic. The theory used in this research is the regional financial management strategy of James McMaster in his work entitled Urban Financial Management. The method used is qualitative with a post-positivist approach, and data collection techniques through in-depth interviews and literature studies to collect secondary data. The results of this research show that the Karanganyar Regency Government has made several efforts to manage its tourism sector user charges revenues, including by carrying out massive tourism promotions through social media, deploying a supervisory team for levy collection officers in the field, providing a non-tourist ticket payment system. cash to increase efficiency, provide human resource development and training in the tourism sector, and so on. Unfortunately, there has been no collaboration with the private sector specifically aimed at increasing regional levy revenues. Receipt of regional levies from tourism is only limited to tourist attractions managed or wholly owned by the regional government."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajriah
"Skripsi ini membahas mengenai Hallyu sebagai soft power dalam promosi pariwisata Korea Selatan. Hallyu dalam penelitian ini difokuskan kepada drama, variety show, dan video musik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Kepopuleran Hallyu di dunia internasional yang dimanfaatkan sebagai soft power oleh pemerintah Korea Selatan dapat dilihat pada ajang promosi pariwisata yang menyertakan bintang-bintang Hallyu dalam iklan pariwisata dan menjadikan mereka sebagai duta pariwisata Korea Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hallyu, yang merupakan salah satu bentuk dari soft power Korea Selatan, berkontribusi terhadap peningkatan pariwisata Korea Selatan.

This thesis will discuss about Hallyu as a soft power in South Korea's tourism promotion. The focus of Hallyu in this thesis are drama series, variety shows, and music videos. This research use qualitative method with analytic descriptive approach. The international popularity of Hallyu that used as a soft power by the government of South Korea can be seen from the participation of Hallyu stars in tourism promotion and the government made them as tourism ambassador. The result of this research will show us that Hallyu, one of South Korea's soft power, contributes in the increasing of South Korea tourism."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Allya Shafira
"K-POP merupakan salah satu media yang efektif dalam menjalankan diplomasi budaya Korea Selatan dengan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam 5 tahun terakhir, beberapa e-commerce indonesia menghadirkan acara yang menampilkan para artis K-POP, sehingga masyarakat indonesia semakin akrab dengan hal-hal yang berkaitan dengan K-POP dan Korean Wave. Penelitian ini menjelaskan peran e-commerce Indonesia dalam memperluas keefektifan diplomasi budaya Korea Selatan di Indonesia. Dengan memfokuskan pada kehadiran para artis K-POP di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran E-commerce, khususnya Shopee Indonesia dan Tokopedia, dalam diplomasi budaya Korea Selatan di Indonesia. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif-analisis. Penelitian ini menemukan bahwa E-commerce Indonesia berkontribusi penting dalam pembentukan persepsi positif masyarakat Indonesia terhadap Korea Selatan dengan memfasilitasi kegiatan diplomasi budaya dan mengemasnya dalam kegiatan yang dapat menghibur masyarakat Indonesia. Ditemukan juga bahwa tingkat penggunaan media sosial di Indonesia memiliki pengaruh dalam memicu fenomena keterlibatan e-commerce Indonesia dalam pelaksanaan diplomasi budaya Korea Selatan di indonesia.

K-POP is one of the leading media used by the South Korean government to implement cultural diplomacy with countries in the world, including Indonesia. In the last 5 years, several Indonesian e-commerce companies have presented events featuring K-POP artists, which made K-Pop and Korean Wave became increasingly familiar to the Indonesian public. This study aims to explain the role of Indonesian e-commerce in enhancing the effectiveness of South Korean cultural diplomacy in Indonesia. By focusing on the presence of K-POP artists in events held by Shopee Indonesia and Tokopedia, this research aims to analyze their role in South Korean cultural diplomacy in Indonesia. The research method applied is descriptive-analysis. The findings show that Indonesian e-commerce have made significant contributions to the Indonesian public's positive perceptions of South Korea by facilitating cultural diplomacy activities and packaging them in activities that Indonesian people would find entertaining. Statistics on social media usage in Indonesia also have an influence on the phenomenon of Indonesian e-commerce involvement in the implementation of South Korean cultural diplomacy in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ganang Wira Pradana
"Penelitian ini berusaha menjawab penyebab kegagalan aksi diplomasi koersi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Korea Selatan pasca keputusan Korea Selatan untuk menggelar sistem pertahanan udara THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) yang dianggap mengancam keamanan nasional Tiongkok. Pihak pemerintah Tiongkok menggelar aksi retaliasi berupa sanksi informal dalam bentuk boikot tidak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi Korea Selatan seperti pariwisata, usaha perdagangan, produk produk dan budaya Korea Selatan / Hallyu. Diplomasi koersi yang Tiongkok lakukan menggunakan strategi Try and See dan Gradual Turning of the Screw pada awal 2016 hingga 2017 agar pemerintah Korea Selatan menarik kembali sistem pertahanan THAAD tersebut. Dengan menerapkan teori efektifitas diplomasi koersi serta metode kualitatif, penelitian ini menemukan jawaban bahwa tidak berhasilnya aksi diplomasi koersi yang dijalankan Tiongkok pada periode 2016-2017 diakibatkan dari tidak terpenuhinya variabel efektifitas diplomasi koersi yakni legitimasi tujuan dan permintaan, kredibilitas ancaman, reputasi aktor, asimetri motivasi, serta insentif yang ada.

This study seeks analyze the causes of the failure of the People's Republic of China's coercive diplomacy against South Korea after South Korea's decision to deploy the THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) air defense system which is considered a threat to China's national security. The Chinese government held a retaliation act in the form of informal sanctions of various aspects of the South Korean economy such as tourism, trade businesses, products and South Korean Hallyu culture. China's coercive diplomacy uses the Try and See and Gradual Turning of the Screw strategies in early 2016 to 2017 to get the South Korean government to withdraw the THAAD defense system. By using the theory of the coercive diplomacy effectiveness and qualitative methods, this study finds the answer that the failed coercive diplomacy attempt carried out by China in the 2016-2017 period resulted from the unfulfilled variables of the coercive diplomacy effectiveness, namely the legitimacy of goals and demands, credibility of threats, actor reputation, asymmetry of motivation, as well the incentives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krispina Nadya Feranda
"Kehadiran Korean Wave menjadi titik kebangkitan Korea Selatan di kancah internasional. Setelah keluar dari keterpurukan, Korea Selatan menjadikan Korean Wave ini sebagai produk kebangsaan yang terus dipupuk. Salah satu bentuk Korean Wave di bidang musik adalah BTS, yang kini dijadikan sebagai salah satu alat diplomasi publik Korea Selatan. Oleh karena itu, rumusan masalah yang diangkat adalah mengkaji pengaruh Korean Wave melalui BTS terhadap ekonomi, citra negara dan sosial-budaya Korea Selatan. Argumentasi penulis ialah menunjukkan bahwa sebagai alat diplomasi publik Korea Selatan di kancah global, BTS telah memberikan pengaruh yang besar terhadap sektor ekonomi, citra negara dan sosial budaya. Dalam menjalankan analisa tersebut, dilakukan telaah literatur terhadap 20 jurnal yang turut membahas topik yang berkaitan dengan BTS sebagai diplomasi publik. Di antara 20 jurnal ilmiah tersebut, jurnal selanjutnya diklasifikasi berdasarkan setiap sektor yang mendapatkan pengaruh dari BTS, yakni ekonomi, citra negara dan sosial budaya. Telaah literatur ini menghasilkan sejumlah konsensus dan perdebatan bahwasanya di balik BTS sebagai diplomasi publik yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Korea Selatan di sektor ekonomi, citra negara dan sosial-budaya, kenyataannya BTS belum mampu berdiri sendiri secara mandiri dalam melakukan hal tersebut. Terdapat dukungan beberapa lembaga pemerintah yang menekankan pada advokasi dan pengembangan budaya dan praktik BTS.

The presence of the Korean Wave became the point of South Korea's rise on the international stage. After emerging from adversity, South Korea made the Korean Wave a national product that continues to be cultivated. One form of the Korean Wave in the music sector is BTS, which is now used as a tool of South Korean public diplomacy. Therefore, the problem formulation raised is to examine the influence of the Korean Wave through BTS on the economy, state image and socio-culture of South Korea. The author's argument is to show that as a tool of South Korean public diplomacy on the global stage, BTS has had a major influence on the economic sector, the country's image and social culture. In carrying out this analysis, a literature review was carried out on 20 journals which also discussed topics related to BTS as public diplomacy. Among the 20 scientific journals, journals are further classified based on each sector that is influenced by BTS, namely economics, country image and social culture. This literature review produces a number of consensus and debates that behind BTS as public diplomacy which has had a significant influence on South Korea's development in the economic sector, state image and socio-culture, in reality BTS has not been able to stand independently in doing this. There is support from several government agencies that emphasize advocacy and development of BTS culture and practices."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Wicaksono
"Pandemi Covid-19 sebagai suatu bencana telah mengakibatkan dampak yang besar bagi seluruh dunia, dampak yang diakibatkan meliputi dampak negatif dan dampak positif. Pemulihan pasca pandemi Covid-19 khususnya terhadap aspek ekonomi harus dilakukan untuk mengembalikan kesejahteraan masyarakat, permasalahan selanjutnya terlihat ketika pemulihan pasca pandemi tidak menerapkan konsep keberlanjutan, sehingga tujuan utama nya hanya mengembalikan dampak negatif tetapi tidak mempertahankan dapak positif yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data menggunakan analisis SWOT. Diketahui berdasarkan hasil yang telah diperoleh bahwa strategi pemulihan ekonomi berbasis green recovery pasca pandemi Covid-19 perlu berfokus pada aspek kelemahan dan peluang dimana aspek kelemahan banyak kaitannya dengan faktor pendapatan dan kemampuan daya beli serta keadaan finansial masyarakat ketika pandemi berlangsung, sedangkan untuk aspek peluang banyak berkaitan dengan pengurangan sampah dan peningkatan kualitas lingkungan, sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk menerapkan pemulihan ekonomi dengan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan melalui lingkungan.

The COVID-19 pandemic as a disaster has significantly impacted the world; the resulting impacts include negative and positive impacts. Recovery after the COVID-19 pandemic, especially regarding economic aspects, must be carried out to restore people's welfare. The next problem is seen when post-pandemic recovery does not apply the concept of sustainability, so the main goal is only to restore negative impacts but not maintain the existing positive impacts. This research uses a quantitative approach with data analysis using SWOT analysis. Based on the results obtained, it is known that a green recovery-based economic recovery strategy after the COVID-19 pandemic needs to focus on aspects of weakness and opportunity where the weak aspects has a lot to do with income factors, purchasing power as well as the financial condition of the community during the pandemic, while the opportunity aspect has a lot to do with reducing waste and improving environmental quality. This research aims to implement economic recovery while still considering aspects of sustainability through the environment. So, based on these results, the concept of sustainability can be applied to economic recovery strategies, with the main focus being weaknesses and opportunities.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Syahidah
"Penelitian ini membahas upaya Korea Selatan mengembangkan produk makanan bersertifikasi halal untuk memperkuat citra mereka. Pengembangan produk makanan bersertifikasi halal merupakan salah satu diplomasi budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia. Oleh karena itu, pasar halal masih sangat terbuka bagi Korea Selatan. Terlebih dengan perkembangan hallyu yang semakin diterima di Indonesia. Korea Selatan mulai mengembangkan produk makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang halal bekerja sama dengan beberapa lembaga sertifikasi halal seperti KMF dan MUI untuk masuk ke dalam pasar halal Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan dengan sertifikasi halal produk makanannya membuat citra negara Korea menjadi negara yang ramah muslim atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara terhadap sepuluh narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penikmat makanan Korea muslim yang bertempat tinggal di Depok masih belum melihat Korea Selatan sebagai negara yang ramah muslim. Hal ini dikarenakan para narasumber tidak melihat Korea Selatan hanya melalui satu sisi saja, sehingga persepsi mereka terhadap citra ramah muslim Korea Selatan juga dipengaruhi pengalaman mereka.

This study discusses how South Korea's efforts to develop halal-certified food products are to strengthen its image. The development of halal-certified food products is one of the cultural diplomacies carried out by South Korea in Indonesia. Indonesia is a country with a majority muslim population in the world. Therefore, the halal market is still very open for South Korea. Especially with the development of hallyu which is increasingly being accepted in Indonesia. South Korea has begun to develop food products made from halal ingredients in collaboration with several halal certification bodies such as KMF and MUI to enter the Indonesian halal market. The purpose of this study is the cultural diplomacy efforts carried out by South Korea with halal certification of food products to create the image of Korea as a muslim-friendly country or not. This study uses a qualitative-descriptive method by conducting interviews with ten respondents. The results show that muslim Korean food lover who live in Depok still do not see South Korea as a muslim-friendly country. This is because the respondents do not see South Korea only from one side, so their views on the image of muslim-friendly are also influenced by their experiences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>