Ditemukan 8053 dokumen yang sesuai dengan query
Tomasello, Michael
Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 2018
170.9 TOM N
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Diny Starina Rinto
"
ABSTRAKTulisan ini dibuat untuk membahas moralitas, kekristenan dan perubahan kebudayaan masyarakat Masihulan, Seram Utara. Teknik wawancara dan pengamatan digunakan untuk mendapatkan data yang dapat memberikan penjelasan yang memadai dan komprehensif mengenai hal itu. Dengan memanfaatkan gagasan Joel Robbins yang menyatakan bahwa moralitas senantiasa bertalian dengan perubahan kebudayaan, dipahami bahwa perubahan kebudayaan di Masihulan tidak dapat dilepaskan dari keputusan mereka untuk melakukan konversi ke agama Kristen. Setelah mengadopsi agama Kristen, masyarakat Masihulan hidup dengan dua kerangka moral yang nilai-nilainya saling bersaing dan bertentangan sekaligus. Hal ini membuat masyarakat mengalami keadaan yang Robbins sebut dengan moral torment dan menuntun mereka pada perubahan kebudayaan selanjutnya. Akan tetapi, perubahan ini tidak terjadi dalam model transformasi maupun asimilasi melainkan suatu model baru, yang terjadi dengan menukarkan unsur-unsur dari dua kerangka moral yang ada dalam masyarakat.
ABSTRACTThis undergraduate thesis is intended to discuss morality, Christianity and cultural changes in Masihulan society, North Seram. Interview and observation techniques used to obtain data to provide an adequate and comprehensive explanation about it. Utilizing Joel Robbins's thought, stated that morality is always related to cultural change, it is understood that cultural change in Masihulan can?t be separated from their conversion to Christianity. After adopting Christianity, Masihulan live in two moral framework with each competing and conflicting values. This makes people experience a state that called moral torment by Robbins and lead them to further cultural change. However, these changes do not occur in the model of transformation and assimilation, but a new model, which is occur by exchanging the elements of the two moral framework that exist in the society."
2016
S61770
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Baihaqi Musyafa
"Effective altruism (Altruisme efektif) yang diusung Peter Singer dalam upayanya mewujudkan dunia yang lebih baik melalui etika terapan memang mampu menarik perhatian dan mengubah cara pandang banyak orang. Terutama mengenai prinsipnya dalam bagaimana menggunakan asas utilitarian untuk memaksimalkan kegiatan berdonasi. Semangat utilitarian yang diaplikasikan di gerakan ini adalah rasionalisasi dan kalkulasi dalam berderma. Hal ini diharapkan dapat menjadikan kegiatan donasi sebagai sesuatu yang efektif dan paling menimbulkan dampak ke orang banyak. Namun, semangat dominasi rasio dalam tindakan moral ini memunculkan anggapan bahwa ada keharusan untuk meminggirkan emosi dalam keputusan etis. Padahal emosi tidak bisa dicabut begitu saja dalam suatu keputusan moral. Seperti apa yang diargumenkan oleh Hume dan Westermarck, emosi berperan penting dalam setiap tindakan moral dan juga dibuktikan dengan adanya bias-bias yang muncul dalam kegiatan beraltruis. Meniadakan emosi ini juga mempunyai dampak lain yaitu melahirkan pandangan moralitas yang sempit. Tulisan ini akan memperlihatkan bagaimana emosi terus berperan dalam keputusan moral serta apa yang dimaksud dengan moralitas yang sempit sebagai hasil dari dominasi rasionalisasi dan kalkulasi yang berlebihan di dalam altruisme efektif.
Peter Singers effective altruism (effective Altruism) in its efforts to create a better world through applied ethics is indeed able to attract attention and change the perspective of many people. Especially regarding the principle in how to use the utilitarian principle to maximize donation activities. The utilitarian concept that is applied in this movement is the rationalization and calculation in giving. This is expected to make donation activities as something that is effective and has the most impact on the people. However, this dominance of rationality in moral action raises the assumption that there is a necessity to marginalize emotions in ethical decisions. Though emotions cannot be revoked in a moral decision. As Hume and Westermarck argue, they always present in moral decisions and is proven by the existence of biases in the activities of the altruism. Eliminating this emotion also has another effect, namely giving birth to a narrow view of morality. This paper will show how emotions continue to play a role in moral decisions and what is meant by narrow morality as a result of the dominance of rationalization and excessive calculation in effective altruism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
David Kusuma Wijaya
"Dengan menggunakan model komunikasi encoding/decoding Stuart Hall (1980), artikel ini mengkaji penggambaran moralitas dalam cerita video game Fate/Grand Order dan interpretasi moralitas tersebut oleh para pemainnya. Video game telah lama melewati periode di mana tujuan utamanya adalah untuk hiburan. Saat ini, banyak video game yang menawarkan pengalaman dan keterlibatan tingkat tinggi yang dipoles untuk para pemainnya, yang berkontribusi besar sebagai media yang memberikan kesempatan untuk merefleksikan banyak topik penting seperti agama atau moralitas. Artikel ini mengakui keterlibatan budaya dan sosial dalam bermain video game dan membantu mengeksplorasi batas-batas yang difasilitasi oleh struktur naratif dari game itu sendiri. Dengan menganalisis dan mengkritik cara narasi dalam game ini dibuat dan pemahaman para pemainnya, penulis berpendapat bahwa narasi game ini memunculkan sesuatu yang sering diabaikan dalam game-game lain dengan cerita yang serupa.
Using Stuart Hall’s (1980) encoding/decoding model of communication, this article examines the portrayal of morality in the story of the video game Fate/Grand Order and the interpretation of said morality by its players. Video games have long since passed the period where their sole purpose is for entertainment. Nowadays, many video games offer a polished, high-level experience and engagement to the players, considerably contributing as a medium that provides a chance for reflection on many important topics such as religion or morality. This article acknowledges the cultural and social involvement of playing video games and helps to explore the bounds that are facilitated by the narrative structure of the game itself. By analyzing and criticizing the way the narrative in this game is crafted and its players’ understanding of it, The writer argues that the game’s narrative brings forth something that is often neglected in other games with stories that are similar in nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
New York: McGraw-Hill, 2012
170 TAK
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hendrikus Kota Njuma
"In Thomas Aquinas’ view, every human being by nature is directed towards goodness. The goodness as the form of being (ens) is inside the human self. According to Thomas, human goodness is a participation in the highest goodness, namely, God, and thus every human being desires the perfection of the goodness by directing his or herself towards God. This natural tendency (appetitus naturalis) proves that human is directed towards an ‘end’. This goodness appears externally in the human action, and as an external action it is named actus humanus, which manifests the moral aspect of a human being. A person who actualises the goodness in his or her external action affirms his or her essence to the highest goodness. Goodness in morality depends on God as the supreme criterion of morality. It is good if it nears God and is evil if it moves away."
Bandung: Department of Philosophy, 2021
105 MEL 37:2 (2021)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Golembiewski, Robert T.
New York: McGraw-Hill, 1965
170 GOL m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Anesaki, Masaharu
Rutland: Charles E. Tuttle , 1975
290.952 ANE h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Idemitsu, Sazo
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
291.17 IDE d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"At the present dimension of Indonesia crises mor or less relate to the lack of values in the daily life of Indonesian citizen.Character education was ignored...."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library