Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irham Adrie Hakiki
"Teknologi pemecah gelombang apung semakin banyak dikembangkan seiring dengan meningkatnya ketertarikan dalam konstruksi struktur apung untuk berbagai fungsi infrastruktur. Penelitian untuk berbagai jenis material dan geometri dilakukan untuk optimasi kinerja pemecah gelombang apung. Pada struktur dengan dimensi yang mirip, struktur yang lebih kaku memberikan kinerja yang lebih baik. Pemecah gelombang apung yang besar dan kaku dapat dikonstruksi dengan beton. Akan tetapi, ketika terdapat batasan dimensi untuk aplikasi pemecah gelombang, baik yang disebabkan oleh faktor metode konstruksi ataupun transportasi, metode alternatif untuk meningkatkan kinerja perlu untuk dikembangkan. Penggunaan konfigurasi ganda diajukan untuk mengatasi batasan tersebut. Kinerja struktur ditinjau dengan model fisik skala laboratorium dengan membandingkan kinerja konfigurasi struktur tunggal dengan struktur ganda untuk berbagai jarak penempatan. Pemecah gelombang yang diuji berukuran 1,2 m x 0,3 m x 0,15 m dan diujikan pada gelombang acak dengan berbagai kombinasi tinggi gelombang dan periode. Variasi jarak penempatan untuk konfigurasi ganda adalah 30 cm, 60 cm, dan 90 cm. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa konfigurasi ganda dapat meningkatkan kinerja struktur sampai 20%. Kinerja tersebut dipengaruhi oleh rasio jarak antar modul dan panjang gelombang. Rasio yang semakin membesar menghasilkan performa yang semakin baik pada kondisi jarak antar struktur yang tidak melebihi 0,65 dari panjang gelombang."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
627 JTHID 11:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bram Sebastian Dethan
"ABSTRAK
Menyadari dengan bertambahnya kapal tanker 17500 DWT di Indonesia maka dibutuhkan fasilitas pengedokan yang mudah dan aman. Dok Apung merupakan salah satu proses pengedokan mudah dan secara kontruksi tidak memakan waktu dan lahan. Perancangan Dok Apung dengan 13000 TLC dibuat dengan tujuan membantu proses pengedokan yang ada di negara ini. Dok Apung tidak lepas dari kata stabilitas karena gaya apung pada dok membutuhkan tingkat stabilitas yang baik untuk tetap menjaga dok dan kapal yang sedang dok didalamnya mutlak aman dari segala kondisi trim dan oleng. Proses pengedokan kapal pada dok apung dioperasikan menggunakan sistem ballast. Ballast yang dipompa masuk kedalam tangki ballast akan menenggelamkan dok dan sebaliknya ballast yang dikeluarkan dari tangki ballast akan mengangkat dok untuk mengapung. Kapal dalam dok dengan kondisi trim dan oleng dapat diatur stabilitasnya dengan sistem ballast.

ABSTRACT
The increasing use of 17500 DWT tankers has led to the need of convenient and apt docking facility. Dry dock is an alternative for the need because its ease of use and efficiency both in time and land consumption. 13000 TLC dry dock planning is established to help improving docking process in Indonesia. It is crucial to pay attention to stability in dry dock planning because it requires a good level of stability to maintain the dock and the vessel involved in the docking process from trim. Docking process with dry dock operates with ballast system. Ballast pumped into the ballast tank causes the dock to descend and vice versa. Ballast pumped out of the tank raises the dock to float. The stability of a vessel in trim condition can be easily adjusted and maintained with ballast system. "
2015
S60101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irham Adrie Hakiki
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
627 JTHID 10:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Putra Fadillah
"Transshipment merupakan salah satu bagian dari aktivitas logistic. Proses transshipment merupakan sebuah proses pengiriman barang dari suatu lokasi ke tempat tujuan yang lain melalui jalur darat, laut, dan udara. Proses transshipment tidak selalu hanya berada di satu jalur, namun dapat dikombinasikan dengan jalur yang lain. Salah satu fenomena transshipment yang terjadi di Indonesia adalah kegiatan bongkar muat batubara oleh PT. Adaro Logistic di laut lepas dengan menggunakan floating crane. Fenomena ini termasuk fenoma yang jarang ditemui dalam proses transshipment batubara, khususnya proses yang terjadi di Indonesia karena melakukan bongkar muat batubara di laut lepas. Terdapat masalah yang ditemui pada proses transshipment ini yaitu kurang nya penelitian mengenai proses transshipment batubara di laut lepas dengan menggunakan floating crane.
Kebanyakan penelitian dan literatur hanya membahas mengenai proses bongkar muat kargo di pelabuhan. Hal ini menyebabkan terjadinya gap penelitian. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model optimasi alokasi floating crane yang didasari oleh model optimasi crane pelabuhan sehingga diperoleh hasil yang mendekati fenomena sebenarnya yang dapat dijadikan bahan evaluasi dalam peningkatan produktivitas loading floating crane. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Integer Programming MIP.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model transshipment batubara untuk alokasi floating crane. Pada model tersebut dapat diketahui bahwa produktivitas floating crane dapat ditingkatkan sampai pemuatan maksimal 3 hari.

Transshipment is one part of logistic activity. Transshipment process is a process delivery of goods from one location to another destination by land, sea, and air. Transshipment process is not always only in one lane, but can be combined with another path. One of the transshipment phenomena occurring in Indonesia is coal loading and unloading activities by PT. Adaro Logistic on the high seas by using floating cranes. This phenomenon includes a phenomenon that is rarely encountered in the coal transshipment process, especially the process that occurs in Indonesia due to loading and unloading coal in the open seas. There is a problem encountered in this transshipment process that is lack of research on transshipment process of coal in the high seas by using floating crane.
Most research and literature only deals with the loading and unloading of cargo at ports. This led to a research gap. Therefore, this research is aimed to develop floating cation allocation optimization model which is based on crane optimization model so that the result is close to actual phenomenon which can be used as evaluation material in increasing floating crane loading productivity. The method used in this research is Mixed Integer Programming MIP.
Based on the result of research, we get coal transshipment model for floating crane allocation. In the model can be seen that floating crane productivity can be increased until the maximum loading of 3 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Surjadinata
"Skripsi ini menguji pengaruh dari kejatuhan rezim nilai tukar terhadap output rill dari industri nasional. Ada anggapan bahwa penyebab dari kejatuhan rezim nilai tukar tetap difokuskan pada peningkatan ekspor dan jumlah aliran modal yang sangat besar pada saat sebelum krisis. Ketika guncangan lebih didominasi oleh sisi eksternal, suatu rezim nilai tukar mengambang secara teoretis menunjukkan bahwa guncangan pada output dapat lebih kecil dibandingkan dengan guncangan output pada rezim nilai tukar tetap. Suatu pengujian dengan menggunakan data kuarial maroekonorni Indonesia dari kurun waktu tahun 1983 hingga tahun 2000 menunjukkan bahwa varians dari output industri nasional dapat turun dua kali lipat bila rezim nilai tukar mengambang diterapkan pada saat sebelum terjadinya krisis ekonomi tahun 1998."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S19438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Saputra
"ABSTRAK
Proses Konversi lsquo;Very Large Crude Carrier rsquo; Tanker menjadi lsquo;Floating Storage Offloading rsquo; FSO merupakan satu acuan pilihan sebagai sarana eksplorasi dalam industri Minyak dan Gas Bumi. Pada pelaksanaan proses konversi proyek ini teridentifikasi beberapa tahapan yang memiliki resiko dan mempengaruhi kinerja proyek secara keseluruhan,berdasarkan pada temuan kondisi tersebut penulis melakukan penelitian melalui suatu evaluasi proses konversi proyek dengan berbasis risiko.Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder baik dari kuesioner maupun arsip dokumen yang dianalisa menggunakan qualitative risk analysis untuk mendapatkan level risiko dari faktor risiko yang berasal dari setiap kegiatan pelaksanaan proses konversi proyek FSO dimana ditemukan bahwa Pengadaan Long Lead Item, Prakualifikasi EPCI Kontraktor dan Studi kelayakan enjiniring permulaan merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon prefentive yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan pembagian paket pengadaan , merevisi syarat prakualifikasi dan melibatkan pakar enjiniring. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan optimal bahkan terdapat respon yang belum diterapkan untuk itu dilakukanlah beberapa improvisasi dalam pengembangan sistem konversi.

ABSTRACT
The 39 Very Large Crude Carrier 39 Tanker Converting Process to 39 Floating Storage Offloading 39 FSO is a reference choice as a means of exploration in the Oil and Gas industry. In the implementation of this project conversion process identified several stages that have risks and affect the overall performance of the project, based on the findings of these conditions the authors conduct research through an evaluation of project conversion process with risk based methode. This research using primary and secondary data from both the questionnaire and archive documents and analyzed using qualitative risk analysis to obtain the risk level of risk factors derived from each activity of FSO project conversion process where it was found that the Procurement of Long Lead Item, Prequalification of EPCI Contractor and Feasibility Study of Engineering is most dominant risk factor. Further evaluations are made and it is known that risk mitigation is an appropriate prefentive response. Meanwhile, appropriate corrective action is to procure procurement packages, revise the prequalification requirements and involve engineering experts. Unfortunately the risk response is still not running optimally even there is a response that has not been applied for that done some improvisation in the development of FSO conversion system."
2017
T48733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fimantari
"Infeksi Helicobacter pylori dapat diobati dengan amoksisilin trihidrat. Namun pengobatan ini tidak cukup efektif, hal ini dikarenakan pengobatan dengan sediaan konvensional yang digunakan memiliki waktu retensi yang cukup singkat di dalam lambung. Pada penelitian kali ini, obat amoksisilin trihidrat akan dienkapsulasi ke dalam matriks hidrogel semi-IPN K-PNVP dengan KHCO3 7,5 sebagai agen pembentuk pori. Obat yang sudah terenkapsulasi diuji efisiensi enkapsulasi dan disolusi secara in vitro. Hidrogel in situ loading menghasilkan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 95,8 dan disolusi 98,7 . Sedangkan hidrogel post loading menghasilkan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 77,3 dan disolusi 84,3 . Studi mekanisme disolusi obat dilakukan dengan model persamaan matematika agar diketahui kinetika dan mekanisme disolusinya. Untuk hidrogel post loading mengikuti model orde satu, sedangkan hidrogel in situ loading mengikuti model Higuchi. Model Korsmeyer-Peppas menunjukkan mekanisme disolusi hidrogel post loading adalah gabungan difusi dan erosi, hidrogel in situ loading berupa difusi. Hal tersebut didukung oleh hasil karakterisasi hidrogel sebelum dan sesudah uji disolusi dengan mikroskop optik dan SEM. Hasil mikroskop optik menunjukkan bahwa permukaan hidrogel sebelum dan sesudah uji disolusi pada kedua metode terlihat perubahan menjadi lebih kasar. Pori yang terbentuk sebagai hasil SEM mendukung model kinetika dan mekanisme pelepasan obat pada hidrogel post loading dan in situ loading.

Helicobacter pylori infection can be treated using trihydrate amoxicillin. However, this treatment is not effective enough, as the conventional dosage treatment has a relatively short retention time in the human stomach. In the present study, the amoxicillin trihydrate drug will be encapsulated into a semi IPN K PNVP hydrogel matrix with 7,5 KHCO3 as a pore forming agent. The encapsulated drug is tested with in vitro method to see the efficiency of its encapsulation and dissolution. The hydrogel in situ loading produces an encapsulation efficiency value. The values of the encapsulation efficiency is 95,8 and 98,7 , while post loading hydrogel yields an encapsulation efficiency value is 77,3 and the dissolution is 84,3 . The study of drug dissolution mechanism was done by using mathematical equation model to know its kinetics and its mechanism of dissolution. The post loading hydrogel was done by using first order model, while hydrogel in situ loading used Higuchi model. The Korsmeyer Peppas model shows that post loading hydrogel dissolution mechanism is a mixture of diffusion and erosion, and in situ loading hydrogel in the form of diffusion. It is supported by the results of hydrogel characterization, before and after dissolution test with optical microscope and SEM. The results of the optical microscope show that the hydrogel surface before and after the dissolution test in both methods shows the change becomes rougher. The formed pores as the results of SEM support kinetics mechanism and dissolution mechanism of hydrogel post loading and in situ loading."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismutia Hayu Deswati
"ABSTRAK
Pada sistem budidaya keramba jaring apung terdiri dari beberapa subsistem salah satunya adalah subsistem proses produksi yang didalamnya terdapat aktivitas pemberian pakan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dari eksternalitas pemberian pakan terhadap produktivitas KJA. Penelitian dilakukan di Waduk Jatiluhur pada bulan Agustus-Oktober 2018. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan responden berjumlah 502 pembudidaya. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan persamaan regresi dan kualitatif dengan menggunakan analisis persepsi.
Hasil dari estimasi menunjukkan eksternalitas pakan berupa limpahan sisa pakan yang tidak termakan memberikan dampak positif bagi produktivitas budidaya KJA secara langsung. Selanjutnya dari analisis persepsi responden setuju jika diadakan penertiban dengan cara pembatasan jumlah kepemilikan KJA tiap orang tetapi bukan dengan penertiban KJA hingga habis agar tidak timbul eksternalitas negatif secara langsung dari pemberian pakan. Rekomendasi yang bisa disarankan tetap dilakukan penertiban dan pembatasan jumlah KJA disertai dengan peningkatan pengawasan aktif agar tidak terjadi pembangunan KJA secara illegal dan juga dilakukan pelatihan pemberian pakan yang baik agar tidak terjadi kondisi overfeeding.

ABSTRACT
In the floating net cage cultivation system consists of several subsystems one of which is the production process subsystem in which there are feeding activities. The purpose of this study was to analyze the effect of feeding externalities on the productivity of KJA. The study was conducted in Jatiluhur Reservoir in August-October 2018. Data collection was conducted primarily with respondents totaling 502 farmers. Data analysis was carried out quantitatively using regression and qualitative equations using perception analysis.
The results of the estimation show that the feed externalities in the form of inedible feed spillage have a positive impact on KJA cultivation productivity directly. Furthermore, from the perceptual analysis, respondents agreed that if the control was held by limiting the number of KJA ownership for each person, but not by controlling the KJA until it was exhausted so as not to arise negative externalities directly from feeding. Recommendations that can be recommended are to keep controlling and limiting the number of KJA accompanied by an increase in active supervision so as not to develop KJA illegally and also provide good feeding training to avoid overfeeding conditions.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Togi Elyazeer
"ABSTRAK
Penggunaan ferrocene sebagai sumber karbon dan katalis pada sintesis CNT menghasilkan jumlah pengotor yang tinggi. Ferrocene memiliki rasio besi-karbon (Fe/C) sebesar 46,5%. Penambahan sumber karbon kamper pada ferrocene akan memperoleh rasio Fe/C yang optimal sehingga mampu menurunkan jumlah pengotor pada produk. Metode yang dipakai adalah Floating Catalyst Chemical Vapour Deposition (FC-CVD) dengan sistem double furnace. Substrat yang dipakai adalah stainless steel 316 tipe gauze. Penentuan jumlah substrat dilakukan untuk memperoleh yield terbesar. Dua buah substrat pada sintesis menghasilkan yield terbesar yaitu 0,824 gram dari 4 gram prekursor kamper 100% (20,6%). Fe/C pada sintesis CNT divariasikan 0%, 6,8%, dan 46,5% untuk memperoleh hasil CNT dengan kualitas dan kuantitas terbaik. Rasio Fe/C 6,8% memiliki kualitas terbaik dan kuantitas tertinggi. Hasil karakterisasi SEM, EDS, dan TEM menunjukkan bahwa CNT pada variasi rasio Fe/C 6,8% memiliki diameter luar CNT sebesar 20-40 nm, persentase massa karbon sebesar 86,64%. Yield pada rasio ini sebesar 1,608 gram dari 4 gram prekursor (40,2%).

ABSTRACT
The use of ferrocene as a carbon source and catalyst in CNT synthesis results in a high amount of impurity. Ferrocene has iron-carbon (Fe/C) ratio of 46,5%. This study use camphor as additional carbon source may obtain an optimal Fe/C ratio, thus reducing the amout of impurity on product. The method used is Floating Catalyst Chemical Vapor Deposition (FC-CVD) with double furnace system. The substrate used is stainless steel 316 gauze-type. Determining number of substrat is done to get highest yield. Synthesis with two substrates produces the highest yield of 0,824 gram from 4 gram of 100% camphor as precursor (20,6%). The variation of Fe/C that will be done is 0%, 6,8%, and 46,5%. It is dicovered that Fe/C ratio of 6,8% has best quality and highest yield. The haracterization result of SEM, EDS, and TEM shows that CNT has outer diameter of 20-40 nm, mass percentage 86,64%. The yield at this ratio is 1,608 gram from 4 gram precursor (40,2%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fajar Tofani
"Studi ini menganalisa kelayakan penggunaan sistem PLTS Terapung bersama dengan generator diesel untuk memasok resor di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, Indonesia. Sistem PLTS Terapung menggunakan skema off-grid dengan skenario spesifik yaitu dengan membagi baterai menjadi tiga bagian yang sama yang digunakan secara bergantian untuk mengurangi fluktuasi daya output yang dihasilkan oleh PLTD sekaligus untuk memenuhi persyaratan beban harian selama 24 jam. Dampaknya adalah siklus pengisian baterai berubah menjadi dua kali dalam tiga hari, sehingga masa pakai baterai akan meningkat menjadi 1,5 kali lebih lama. Dalam penelitian ini, analisis ekonomi dilakukan dengan bunga pinjaman 10 dan waktu operasi selama 25 tahun. Dengan tarif listrik 1 USD/kWh diperoleh kombinasi kapasitas sistem DG dan SFPV yang paling layak dan menguntungkan adalah masing-masing 130 kW dan 20 kW. Kombinasi ini menghasilkan durasi PBP selama 9 tahun 0 bulan dan 9 hari, NPV 36,545 USD, IRR adalah 11,65 , dan rasio PI 1,016.

This study analyses the feasibility of the Sea floating PV SFPV system utilization in conjunction with diesel generator DG to supply the resorts at Small Kei Island, Southeast Moluccas, Indonesia. The SFPV system uses off grid scheme with a specific scenario that is by dividing the battery into three equal parts which are used interchangeably in order to reduce the fluctuation of the output power generated by DG at once to meet the daily load requirement for 24 hours. The impact is the battery charge cycle changed to twice in three days, thus the battery life will increase to 1.5 times longer. In this study, the economic analysis is done with the loan interest of 10 and the operating time for 25 years. With electricity tariff of 1 USD kWh obtained the most feasible and profitable combination of capacity of DG and SFPV systems is 130 kW and 20 kW respectively. The combination yields the duration of PBP for 9 years 0 months and 9 days, NPV of 36,545 USD, IRR is 11.65 , and PI ratio is 1.016.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>