Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kleden, Ignas
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2024
153.42 KLE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
J. Adrian Dosiwoda
"Penarikan pajak penghasilan adalah sesuatu yang sering menjadi pcrdebatan. Hal itu terjadi karena masyarakat pembayar pajak sering merasakan adanya perlakuan yang tidak adil akibat adanya penarikan pajak yang bersifat memaksa. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah selaku sebuah institusi yang mengeluarkan suatu kebijakan pajak mencoba memikirkan bagaimana cara yang harus dilakukan agar penarikan pajak dapat tetap menjamin keadilan bagi para individu pembayar pajak, sekaligus tetap menjaga nilai efisiensi dari penarikan pajak itu sendiri. Salah satu perlakukan untuk mendatangkan keadilan bagi individu di dalam penarikan pajak penghasilan saat ini adalah dengan memberlakukan pajak progresif. Artinya, pajak tidak bisa memaksa seluruh individu yang berbeda-beda untuk melakukan pengorbanan yang sama dalam membayar pajak penghasilan. Sifat pogresifitas semacam ini dinilai cukup untuk mendatangkan keadilan bagi seluruh individu, tetapi jika kita menganalisis permasalahan itu melalui perspektif dari pemikiran Amartya Sen, maka apa yang terjadi sebetulnya sama-sekali bukanlah sebuah bentuk keadilan. Apa yang menjadi kepedulian Amartya Sen adalah bagaimana keadilan melalui kebebasan positif individu dapat menjadi suatu hal yang mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi. Bentuk negara yang tergolong sebagai negara dunia ketiga seperti Indonesia membutuhkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang pesat melalui kebebasan dari rakyatnya agar dapat berperan aktif dan ikut mensukseskannya. Bentuk pajak penghasilan progresif individu bukanlah sebuah kebijakan yang dapat mendatangkan hal itu. Pajak seperti itu hanya menjamin redistribusi keadilan kepada seluruh individu agar terjadi kesetaraan. Hal itu bukanlah sesuatu yang dapat membuat individu mengembangkan kapabilitas mereka untuk memaksimalkan kefungsian yang seharusnya dapat mereka wujudkan melalui pilihan yang mereka anggap bernilai dalam hidupnya. Biar bagaimanapun pertumbuhan ekonomi melalui kebebasan individu adalah sebuah hal yang bersifat konseptual dalam pemikiran Amartya Sen. Dalam tulisan ini penulis mencoba menggunakan pikiran konseptual tersebut untuk mengevaluasi sistem pajak penghasilan individu yang berada di Indonesia, sekaligus memberikan gambaran mengenai pentingnya pertumbuhan ekonomi terhadap kondisi ekonomi-politik di Indonesia yang ada sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S16000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Russell, Bertrand, 1872-1970
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1988
153.42 RUS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Atkinson, William
"Seberapa Sering kita mendengar pertanyaan ini: "Apa itu Pikiran Baru'?" sungguh sulit menjawab pertanyaan tersebut. Topik ini begitu luas, dan pengusung Pikiran Baru (The New Thought) menyadari betapa kebenaran Pikiran Baru ini tumbuh setahap demi setahap sehingga dia merasa hampir-hampir mustahil menjelaskan dengan beberapa kata maksud dari istilah "Pikiran Baru" itu. Ini dipersulit oleh fakta bahwa "Pikiran Baru" tidak memiliki kredo. Ada banyak sekte dan mazhab yang mendaki mengamalkan "Pikiran Baru", padahal doktrin dan detail ajaran-ajaran masing-masing sekte dan mazhab tersebut berbeda-beda. Ada pula asas-asas tertentu yang melandasi semua itu, meski asas-asas tersebut dinyatakan dengan cara-cara yang beragam, dan menggunakan istilah-istilah yang sekilas tampak kontradiktif. Bukanlah tugas yang mudah untuk menjawab pertanyaan yang menjadi judul bab ini, tetapi mari kita lihat apa yang dapat kita lakukan.
Pertama-tama Pikiran Baru adalah pikiran tertua. Pikiran ini dihargai oleh segelintir orang pilihan di segala zaman, tetapi orang-orang di zaman mereka belum siap menerima ajaran-ajaran mereka. Ada banyak nama yang digunakan untuk menyebut pikiran ini dan pikiran ini muncul dalam banyak bentuk terselubung. Setiap agama memiliki ajaran-ajaran esoterik tertentu yang tidak dipahami banyak orang tetapi dipahami segelintir orang, yang mana ajaran-ajaran esoterik itu mengandung banyak ajaran yang kini disiarkan sebagai Pemikiran Baru. Pikiran Baru berisi petunjuk-petunjuk tertentu tentang kebenaran-kebenaran besar yang terkandung di dalam ajaran-ajaran esoterik semua agama dalam filosofi masa lalu dan masa kini-di kuil-kuil Timur di sekolah-sekolah Yunani kuno. Itu bisa ditemukan dalam sajak-sajak para penyair-dalam tulisan-tulisan para mistikus. Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat di zaman ini bersentuhan dengan Pikiran Baru ini tanpa menyadari sepenuhnya."
Yogyakarta: Bright Publisher, 2023
153.42 ATK l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Pasiak
Bandung : Mizan, 2006
612.82 TAU r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmah
"Dari uraian yang terdapat pada Latar Belakang, tampak adanya dua macam penganut Islam di Pulau Lombok. Hal ini dilihat dari cara mereka melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Kedua macam Islam ini akan ditemui dalam pembahasan skripsi, namun kadar pembahasannya berbeda. Dari uraian latar belakang itu juga timbul pertanyaan: 1- Mengapa di Lombok ada penganut Islam Waktu-Telu? 2- Sejauh mana penganut Islam Waktu-Telu menjalankan ajaran Islam? Setidaknya dua masalah tersebut yang mendorong penulis untuk membuat tulisan jawaban dari pertanyaan pertama dimaksudkan agar memberikan gambaran yang jelas mangapa timbul aliran Islam Waktu-Telu di Lombok, pada umumnya, dan khususnya di Bayan. Untuk menjawab pertanyaan kedua, penulis memilih penganut Islam Waktu-Telu di daerah Bayan, Lombok Barat. Pemilihan ini berdasarkan adanya informasi, bahwa di Bayan sekarang masih ada penganut Islam Waktu-Telu. Dengan demikian, data-data yang berhubungan dengan ini, hanya berlaku untuk daerah Bayan. Dari pembahasan skripsi ini juga, secara tidak langsung, kita dapat melihat bagaimana proses dan berkembangnya Islam di Lombok."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gang, Jeong-in
Seoul: Chaeksesang, 2007
KOR 153.405 19 GAN n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yus Novita S.
"Penelitian mengenai pemanfaatan perpustakaan di Sekolah Bina Nusantara dilakukan pada bulan Juni 2006, tujuannya adalah menggambarkan pemanfaatan perpustakaan oleh siswa SMU di sekolah tersebut beserta kendala-kendala pemanfaatannya. Pengumpulan data dilakukan dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara dan melakukan pengamatan, penulis juga melakukan studi bibliografis untuk menunjang kelengkapan data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengguna perpustakaan telah memanfaatkan Perpustakaan Sekolah Bina Nusantara.. Hal ini dapat diketahui dari data bahwa seluruh responden pernah mengunjungi perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar mereka. Dari segi pemanfaatan buku menunjukkan bahwa semua subjek buku yang tersedia di Perpustakaan Sekolah Bina Nusantara sudah dimanfaatkan. Dari semua subjek buku yang dimanfaatkan, subjek buku dengan frekuensi pemanfaatan terbanyak adalah buku dengan subjek kesusastraan (800)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S16095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irfan
"Richard Rorty, berasal dari Amerika yang kental dengan tradisi pragmatismenya menjadi sorotan dalam tulisan ini.There is no view from no where nampaknya dapat menjadi sebuah kalimat yang menjadi pintu menuju ruang-ruang pemikiran Rorty. Dengan sebuah penolakan terhadap kebenaran Tunggal, ia menyatakan pentingnya sebuah perspektif. Bahwa kita tidak dapat berbicara dari sebuah sudut pandang Tuhan memberi penekanan pada pentingnya historisitas dan lokalitas (contingency). Pemikirannya menjadi lebih menarik ditelusuri dengan usahanya mempertahankan Demokrasi Liberal, walau pada saat yang sama ia menolak teori metafisis yang melahirkan tradisi tersebut.
Mempertahankan demokrasi berarti memberi ruang bagi perbedaan. Dalam demokrasi perbedaan ini diterima bahkan diakomodasi dalam sebuah ruang civil society. Rorty menyatakan bahwa manusia selalu berada dalam ketegangan antara proyek privat realisasi diri (self realization and self creation) dan tugas untuk menyumbangkan sesuatu pada komunitasnya atau berpatisipasi dalam perwujudan sebuah keadilan. Dalam tradisi pencerahan civil society merupakan wilayah di mana keduanya disintesiskan secara sempuma lewat pencarian hakekat Kebenaran, Otonomi individu, dan Kebebasan. Namun bagi Rorty, hubungan antara keduanya tidak harus disatukan dalam sebuah kerangka metafisis. Demokrasi itu dapat dipertahankan tanpa sebuah asumsi metafisis, melainkan dengan bertahan pada sebuah nilai pragmatis.
Masyarakat demokratis adalah masyarakat di mana setiap anggotanya merupakan sosok Liberal Ironis dapat menyingkirkan identitas religius dan etnisnya dan dapat berimajinasi tentang petualangannya sebagai dari sebuah komunitas dunia. Kemampuan imajinasi tersebut merupakan sebuah bentuk kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Kepekaan bahwa mereka (they) bisa menjadi kita (us). Dengan kata lain Rorty mengajukan elemen sentimentalitas sebagai bagian dari visinya akan sebuah global civil society. Elemen sentimentalitas tersebut menjelaskan bagaimana Rorty yang sudah keluar dari tradisi epistemologi pencerahan, berusaha untuk mewujudkan ikatan solidaritas tanpa ikatan metafisis. Baginya, solidaritas merupakan sesuatu yang dibangun melalui kepekaan terhadap apa yang dialami oleh orang lain, bukannya penemuan esensi manusia dan pengukuhannya pada sebuah inalienable rights."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Memories are indispensable for individuals as well as social groups. Forgetting not only means loss of functioning but also loss of identity. Memories can also be hurting and cause problems, as research on posttraumatic stress disorders (PTSD) has shown. This is true for individuals as well as social groups and even societies. Memories and especially negative memories can escape the control of the individual. Many political conflicts can only be understood when taking history and memories into account.
In this volume a comprehensive scientific overview is given on the development of "hurting memories" in individuals and societies. Consequences are described, i.e. from mental disorders in individuals, like PTSD or other neurotic disorders, to societal tensions and conflicts, from South Africa to Northern Europe. Additionally, "beneficial forgetting" is discussed, from treatments of individuals to reconciliation between social groups. The contrasting of "hurting memories and beneficial forgetting" can help to understand, that memories can have positive and negative results and that it is difficult to decide when to support memories and when forgetting."
London: Elsevier, 2013
e20427028
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>