Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewie Mardhani
"Keamanan berawal dari bahasa latin secures yang bermakna terbebas dari bahaya, ketakutan, dan ancaman yang terdiri dari pendekatan keamanan tradisional dan keamanan non tradisional. Pertahanan diartikan sebagai instrumen utama sebuah negara untuk menciptakan keamanan nasional. Ketahanan nasional didefinisikan sebagai kondisi dinamik suatu negara yang mencakup semua aspek kehidupan nasional untuk menghadapi ancaman. Sedangkan keamanan nasional mencakup keamanan negara, masyarakat dan individu. Hingga saat ini masih terdapat beberapa definisi dari beberapa ahli tentang konsep keamanan (security) dan pertahanan (defence). Artikel ini menganalisis bentuk ancaman kontemporer terkait keamanan dan pertahanan serta menjelaskan persamaan dan perbedaannya dalam studi ketahanan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan sistem keamanan nasional serta perkembangan sistem keamanan nasional di negara lain. Artikel ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif melalui studi kepustakaan dan wawancara. Artikel ini menjelaskan bahwa bentuk ancaman yang terjadi di Indonesia, antara lain masalah di perbatasan, intoleransi SARA, ketimpangan reformasi birokrasi, belum optimalnya penegakan hukum, dan kejahatan transnasional. Persamaan dan perbedaan konsep security dan defence dapat dilihat dari regulasi, konsep yang digunakan, kelembagaan dan konstitusinya. Artikel ini menunjukkan bahwa ketahanan nasional dipengaruhi oleh pertahanan dan keamanan nasional. Kondisi aman suatu negara tidak terlepas dari hanya keamanan dan pertahanan saja melainkan saling bersinergi dengan faktor lain yakni ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, ideologi, geografi, demografi dan sumber daya alam."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2020
355 JDSD 10:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kesimpulan diantaranya 1.) Konflik terjadi akibat terkikisnya sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi Pancasila, pudarnya budaya bangsa akibat pengaruh negatif dari sosial media dan akibat kebijakan dalam pengelolaan sumber kekayaan alam. 2.) Kurangnya pemahaman Kepala Daerah dalam pengelolaan manajemen konflik dan selalu beranggapan bahwa tanggung jawab keamanan ada pada Polri dibantu oleh TNI. 3.) Belum seluruhnya Kepala Daerah membuat Rencana Aksi Terpadu di daerahnya."
JKL 21 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mitea Kaniraras
"Hubungan perkawinan orangtua yang tidak harmonis atau berkonflik dapat berdampak buruk pada anak mereka. Persepsi anak terhadap hubungan orangtuanya dapat menimbulkan fear of intimacy, yang nantinya dapat berakibat buruk di saat anak dewasa. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ada atau tidaknya hubungan antara persepsi hubungan perkawinan orangtua dengan fear of intimacy pada dewasa muda, serta arah dari hubungan tersebut. Sebanyak 103 partisipan mengisi alat ukur Conflict Tactics Scale: Father-Mother Resolution dan Fear of Intimacy Scale yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel dari data yang diperoleh, digunakan teknik perhitungan pearson correlation. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa persepsi hubungan perkawinan orangtua tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap fear of intimacy (reasoning ayah p = 0,124 > 0,05 dan ibu p = 0,880 > 0,05; verbal aggression ayah p 0,225 > 0,05 dan ibu p = 0,992 > 0,05; physical aggression ayah p = 0,120 > 0,05 dan ibu p = 0,094 > 0,05). Dengan demikian, temuan ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi hubungan perkawinan orangtua dan fear of intimacy.

Conflict in parental marital relationship can have a negative impact on their children. Children?s perception of their parent relationship can cause fear of intimacy which can be dangerous when children become young adults. This study used quantitative approach to see if there is any relation between perception of parental marital relationship and fear of intimacy in young adults, as well as the direction of the relationship. A total of 103 participants filled Conflict Tactics Scale: Father-Mother Resolution and Fear of Intimacy Scale which were adapted into Indonesian. Chi square technique was used to determine the relationship between the two variables from the data obtained. The results showed that the perception of parental marital relationship doesn?t have a significant relationship to fear of intimacy (father?s reasoning p = 0,124 > 0,05 and mother?s p = 0,880 > 0,05; father?s verbal aggression p 0,225 > 0,05 and mother?s p = 0,992 > 0,05; father?s physical aggression p = 0,120 > 0,05 and mother?s p = 0,094 > 0,05) Thus, these findings indicate that there is no relation between perception of parental marital relationship and fear of intimacy."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Aulia Ainani
"Latar Belakang: Kecemasan dental merupakan suatu perasaan negatif yang tidak beralasan saat berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi. Kecemasan dental ini dapat menjadi hambatan bagi pasien anak maupun dewasa dalam melakukan perawatan gigi. Pengalaman buruk dental seperti rasa sakit saat perawatan, sikap tim dokter gigi yang kurang ramah, serta adanya rasa malu yang timbul akibat kondisi gigi geligi dapat menjadi faktor yang menimbulkan kecemasan dental. Pengalaman dental tersebut dapat terjadi pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan kecemasan dental dengan pengalaman dental sebelumnya, salah satunya telah dibuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara kecemasan dental dan pengalaman dental.
Tujuan: Menganalisis hubungan kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada anak yang pernah berkunjung ke dokter gigi.
Metode: Data diambil secara daring dengan studi potong lintang pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta menggunakan alat ukur berupa kuesioner CFSS-DS (Children’s Fear Survey Schedule-Dental Subscale) yang telah dimodifikasi urutannya dengan total subjek berjumlah 82 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS.
Hasil:  Persentase terbesar tingkat kecemasan dental tinggi terdapat pada pencabutan gigi atau ekstraksi gigi sebesar 15,52% dan berdasarkan Uji Chi-square terlihat terdapat hubungan yang tidak bermakna (p > 0,05) antara kecemasan dental saat ini dan jenis perawatan dental yang pernah dilakukan.
Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna pada hubungan antara kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Background: Dental anxiety is an unreasonable negative feeling when visiting the dentist for dental treatment. Dental anxiety can be an obstacle for pediatric and adult patients in performing dental care. Bad dental experiences such as pain during treatment, the unfriendly attitude of the dental team, and the embarrassment that arises due to the condition of the teeth can be factors that cause dental anxiety. These dental experiences can occur in childhood, adolescence, and adulthood. Many studies have been conducted on the correlation between dental anxiety and previous dental experiences, one of which has proven that there is no correlation between dental anxiety and dental experience.
Objective: To analyze the correlation between current dental anxiety and dental experience in children who have visited the dentist.
Methods: Data were collected online by cross-sectional study on Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta using a measuring instrument in the form of a CFSS-DS (Children's Fear Survey Schedule – Dental Subscale) questionnaire which has been modified in order with a total of 82 subjects. Data analysis was performed by univariate and bivariate analysis using SPSS.
Results: The largest percentage of high dental anxiety levels was found in tooth extraction by 15.52% and based on Chi-square tests, it was seen that there was a non-significant correlation (p > 0.05) between current dental anxiety and types of dental treatment ever performed.
Conclusion: In this study, it was found that there was a non-significant correlation between current dental anxiety and dental experience in Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Petrus
"Penelitian ini membahas mengenai kesiagaan masyarakat menghadapi kejadiaan tindak kejahatan seksual terhadap anak ndash; anak yang dikenal dengan istilah Paedophilia. Yang saat ini sering terjadi dan sudah dikategorikan menjadi keadaan darurat dengan diundangkannya Perpu Nomor 1 tahun 2016 menjadi Perubahan kedua terhadap Undang ndash; undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan akibat kejadian ndash; kejadian tersebut mengakibatkan ketakutan dan rasa tidak aman ditengah ndash; tengah masyarakat yang dikenal dengan istilah Fear of Crime.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan hubungan antar variabel tentang Paedophilia dan Fear Of Crime terhadap Kesiagaan masyarakat di tinjau dari perspektif Ketahanan Wilayah di tempat yang tingkat terjadi kejahatanPaedophiliapaling tinggi di Provinsi DKI Jakarta yaitu di kota Jakarta Timur dengan melalui survei dan wawancara terstruktur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mengandalkan angka ndash; angka dalam bentuk skor dan hasil perhitungan statistik sebagai dasar untuk analisis. Untuk mendapatkan skor tersebut digunakan metode survei lapangan dengan wawancara terstruktur dengan cara menyebar angket kuisioner kepada responden yang diambil secara purposivedi Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel bebas yaitu Paedophilia dan fear of crimeberkorelasi kuat dan sedang terhadap variabel terikat yaitu Kesiagaan masyarakat, hal ini diketahui dari hasil analisis data yang menggunakan analisis korelasi, determinasi dan regresi baik secara tunggal maupun secara simultan. Dengan diketahuinya hasil analisis hubungan variabel yang kuat dan berpengaruh signifikan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya peningkatan Kesiagaan masyarakat khususnya terhadap kejahatan Paedophilia.

This research focuses on community preparedness to face the incidence of acts of sexual crimes against children known by the term pedophilia, which is currently often the case and is classified as a state of emergency with the enactment of Government Regulation No. 1 of 2016 became second change toLaw number 23 of 2002 on Protection of Children and the consequences of events events that lead to fear and insecurity in the middle of the community known as the fear of Crime.
This study aims to obtain empirical data and relationships between variables of pedophilia and Fear Of Crime against Preparedness society in the review from the perspective of durability Region in place of the crime pedophilia highest in Jakarta is in the city Jakarta through surveys and structured interviews.
This study used quantitative research approaches that rely numbers in the form of scores and statistical analysis as a basis for analysis. To gain score method is used with a structured interview survey by distributing questionnaires to the respondents to the survey taken by purposive in East Jakarta District Ciracas.
The results showed that the independent variables are pedophilia and fear of crime are strongly correlated to the dependent variable and the preparedness of society, it is known from the analysis of data using correlation analysis, and regression determination either singly or simultaneously. By knowing the analysis of the relationship between a strong and significant effect, the results of this study can be used as a reference in an effort to increase community preparedness, especially against crime pedophilia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewie Mardhani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep security dan defence dalam studi ketahanan nasional yang kemudian menganalisis ketahanan politik dan ketahanan ekonomi pada krisis kesehatan pandemi Covid-19 agar menjadi masukan dalam RUU Kamnas untuk dapat disahkan di DPR untuk menciptakan keamanan dan pertahanan negara. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk-bentuk ancaman kontemporer terkait security dan defence, serta persamaan dan perbedaannya.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan studi kepustakaan. Informan yang diwawancarai sebanyak 2 orang pejabat setingkat Eselon III dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah bentuk ancaman kontemporer yang terjadi di Indonesia adalah ancaman di perbatasan yang mempengaruhi keutuhan wilayah, ancaman separatisme dari KKB di Papua serta beberapa bencana alam yang memakan korban jiwa, dan saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19. Persamaan konsep security dan defence dapat dilihat dari regulasi dan konsepnya. Sedangkan perbedaannya dapat dilihat dari kelembagaan, konstitusi, dan sumber ancaman. Pada analisis ketahanan politik dan ketahanan ekonomi dalam menghadapi ancaman krisis kesehatan pandemi yang berimbas pada sektor lain baik politik, ekonomi, dan keamanan. Dampak yang paling dirasakan adalah banyaknya pasien yang meninggal dunia, menurunnya pertumbuhan ekonomi, dan tingginya jumlah pengangguran. Belum sinerginya pemerintah pusat dengan daerah serta tumpang tindihnya kewenangan dalam penyelesaian masalah menyebabkan makin bertambahnya korban pandemi. Oleh karena itu diperlukan regulasi kebijakan keamanan nasional yang mengatur tentang wewenang dan tanggung jawab serta koordinasi antar lembaga dalam penyelesaian pandemi ini.

ABSTRACT
This research discusses the concepts of security and defence in a national resilience study which then analyzes political resilience and economic resilience in the Covid-19 pandemic health crisis so that it becomes an input in the National Security Draft to be passed in the Parliament to create national security and defence. This study aims to explain the forms of contemporary threats related to security and defence, as well as their similarities and differences.
This research method uses descriptive qualitative research design. The research data collection technique was carried out through interviews and literature study. Informants who were interviewed were 2 echelon III officials from the Ministry of Defence of the Republic of Indonesia.
The results of the analysis of this research are the forms of contemporary threats that occur in Indonesia are threats at the border that affect the territorial integrity, the threat of separatism from the KKB in Papua and several natural disasters that take lives, and currently the Covid-19 pandemic is happening. The similarities between the concepts of security and defence can be seen from the regulations and concepts. While the difference can be seen from the institutional, constitutional, and source of threats. In the analysis of political resilience and economic resilience in the face of the threat of a pandemic health crisis which impacted on other sectors of politics, economy and security. The most pronounced impact is the number of patients who died, declining economic growth, and high unemployment. The lack of synergy between the central government and the regions and overlapping authority in solving problems has led to an increase in pandemic casualties. Therefore, national security policy regulation is needed that regulates the authority and responsibility and coordination between institutions in resolving this pandemic."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Mardhika
"Sejak diluncurkannya Facebook, orang-orang di seluruh dunia dapat berinteraksi dengan orang lain, menjaga baik hubungan, berbagi pengalaman hidup, dan mengungkapkan pendapat mereka. Diperkirakan lebih dari 1 miliar orang menggunakan Facebook sebagai platform jejaring sosial mereka (Labrague, 2014). Studi menunjukkan, sebagian besar mahasiswa memanfaatkan Facebook untuk sehari-hari. Maka dari itu, orang yang bergabung dengan Facebook menggunakanya untuk banyak hal, termasuk untuk menghabiskan waktu, menyebarkan informasi, dan bertemu orang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Facebook, harga diri, kecemasan dan ketakutan kehilangan. Kami merekrut 852 peserta dari komunitas menggunakan penyebaran survei online dan diminta untuk mengisi survei selama kurang lebih 15 hingga 20 menit. Hasilnya menemukan bahwa harga diri berkorelasi positif dengan penggunaan Facebook. Namun, kecemasan ditemukan berkorelasi negatif dengan penggunaan Facebook. Sementara itu, rasa takut ketinggalan ditemukan tidak terkait secara signifikan dengan penggunaan Facebook. Oleh karena itu, individu dengan kesejahteraan psikologis yang positif cenderung lebih banyak menggunakan Facebook.

Since the launch of Facebook, people around the world have been able to interact with other, maintain relationship, share experience, and express their opinions. It is estimated over 1 billion people use Facebook as their social-networking platform (Labrague, 2014). Furthermore, a study showed that most college students utilise Facebook. Thus, People join Facebook for a variety of reasons, including to pass the time, spread information, and meet people. This study aimed to investigate the relationship between Facebook use, self-esteem, anxiety and fear of missing out. We recruited 852 participants from the community using online survey dissemination and asked to fill the survey for approximately 15 to 20 minutes. The result found that self-esteem was positively correlated to Facebook use. However, anxiety was found to be negatively correlated to Facebook use. Meanwhile, the fear of missing out was found to be not significantly related to Facebook use. Therefore, individuals with positive psychological well-being tend to use Facebook more."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Arifiana
"Penelitian ini membahas mengenai fenomena ketakutan yang terjadi pada masyarakat urban di Eropa khususnya Jerman, yang terangkum dalam online Krimi: Der blutige Daumen dan Horror im Auto. Fenomena ketakutan tersebut akan dianalisis melalui pendekatan naratif. Kedua karya ini menampilkan fenomena ketakutan dengan latar masyarakat urban. Stereotype takut pada masyarakat urban didasarkan pada film-film yang beredar, sehingga mereka terimajinasi oleh hal-hal yang dikonsumsi. Dengan aktivitasnya yang monoton masyarakat urban teralihkan dengan ketegangan-ketegangan yang ditawarkan oleh teks-teks yang memberikan nilai suspense. Hasil analisis menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi dalam hal takut, antara lain: takut yang sungguh-sungguh, takut yang diparodikan, dan takut yang diimajinasikan.

This research examines the fear phenomenon on urban society in Europe, particularly Germany, which is summarized in online Krimi: Der blutige Daumen and Horror im Auto. A narrative approach will be used to analyze this phenomenon. Both works showcase the phenomenon of fear with urban society as its background. The fear stereotype is based on movies, which leads the urban society to imagine things based on what they consume. With its routine, monotone activity, the urban society is sidetracked by the thrill of texts with elements of suspense. The research's outcome shows that both stories correlate on the topic of fear, which is: genuine fear, parodied fear, and imagined fear.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kusumaning Rahayu
"Penelitian ini membahas mengenai kata bermakna takut dalam korpus bahasa Jawa dan penggunaannya. Data yang digunakan adalah kata bermakna takut dalam bahasa Jawa yang bersumber dari kumpulan korpus bahasa Jawa Prodi Sastra Jawa UI. Korpus ini dikumpulkan dari beberapa literatur dan tulisan fiksi berbahasa Jawa. Selain itu, digunakan pula tiga buku antologi cerita cekak dengan cerkak terbitan tahun 1959-2020. Data yang ditemukan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kiri, mulai dari L1 hingga L3 dan kemudian kata di sebelah kanan juga dikelompokkan mulai dari R1 hingga R3 berdasarkan frekuensi MI Score menggunakan piranti lunak Antconc. Berikutnya, kolokasi yang ditemukan dikelompokkan berdasarkan kategori pada Indonesian USAS (UCREL Semantic System) Semantic Tagset untuk mengetahui kategori setiap kata yang berkolokasi dengan kata bermakna TAKUT. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic preference, yaitu unit leksikal yang sering muncul bersamaan dengan kata inti dalam membangun makna kalimat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata takut berkolokasi dengan kata-kata yang beragam, seperti kategori tindakan emosional, tindakan sosial, tata bahasa, dan lainnya. Selain itu, kata takut jika berdampingan dengan kata tertentu akan memberikan makna lain, yakni derajat ketakutan. Derajat ketakutan ini muncul karena kata lain yang berkolokasi dengan takut.

This study discusses the word meaning takut ‘fear’ in the Javanese corpus and its use. The data used is a word that means takut ‘fear’ in Javanese, which comes from the collection of the Javanese language corpus of the UI Javanese Literature Study Program. This corpus is collected from several literatures and fiction writings in the Javanese language. In addition, three anthologies of short stories with short stories were used, published from 1959-2020. The data that were found were grouped based on the words on the left, starting from L1 to L3, and then the words on the right are also grouped from R1 to R3 based on the MI Score using Antconc software. Next, the collocations found are grouped by category in the Indonesian USAS (UCREL Semantic System) Semantic Tag Set to find the category of each word that collocates with the word meaning TAKUT. The theory used in this study is a semantic preference, a lexical unit that often appears together with the main word in constructing the meaning of a sentence. The results of this study indicate that the word fear collocates with various words, such as categories of emotional action, social action, grammar, and others. In addition, the word takut ‘fear’, when side by side with certain words, will give another meaning, namely the degree of takut. This degree of takut arises because of another word that collocates with takut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>