Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stella Maureen Wijaya
"Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi dapat menimbulkan permasalahan seperti resistensi bakteri terhadap antibiotik sehingga perlu dilakukan evaluasi penggunaan obat golongan antibiotik. Daftar realisasi obat antibiotik tahun 2022 didapat dari Puskesmas Kelurahan Cipinang Muara. ATC dan DDD obat diperoleh dari situs WHO (www.whocc.no/atc_ddd_indexhpx/). Data jumlah populasi penduduk di Kelurahan Cipinang Muara diperoleh dari https://timur.jakarta.go.id/kelurahan/cipinang-muara yaitu sebanyak 55.982 jiwa. Pengolahan data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel. Hasil evaluasi penggunaan obat antibiotik menggunakan menunjukkan bahwa antibiotik yang mencakup 90% dari penggunaan obat antibiotik di Puskesmas Kelurahan Cipinang Muara adalah Amoksisilin, Kotrimoksazol, Siprofloksasin, dan Doksisiklin. Penggunaan antibiotik terbesar yaitu Amoksisilin dengan presentase 46,99% dari penggunaan seluruh obat golongan antibiotik. Biaya obat antibiotik terbesar yaitu Amoksisilin dengan presentase 61,50% dari pengeluaran seluruh obat golongan antibiotik. Biaya per DDD atau Cost/DDD terbesaar yaitu Kloramfenikol dengan nilai Cost/DDD sebesar Rp 6.540 / DDD.

The relatively high intensity of antibiotic use can cause problems such as bacterial resistance to antibiotics so it is necessary to evaluate the use of antibiotic class drugs. The list of antibiotic drug realization in 2022 was obtained from the Cipinang Muara Village Health Center. ATC and DDD of drugs were obtained from the WHO website (www.whocc.no/atc_ddd_indexhpx/). Data on the total population in Cipinang Muara Village was obtained from https://timur.jakarta.go.id/kelurahan/cipinang-muara which is 55,982 people. Data processing was done using Microsoft Excel program. The results of the evaluation of antibiotic drug use show that antibiotics that cover 90% of antibiotic drug use at the Cipinang Muara Village Health Center are Amoxicillin, Cotrimoxazole, Cyprofloxacin, and Doxycycline. The largest use of antibiotics is Amoxicillin with a percentage of 46.99% of the use of all antibiotic class drugs. The largest antibiotic drug cost is Amoxicillin with a percentage of 61.50% of all antibiotic class drug expenditures. The cost per DDD or Cost / DDD is Chloramphenicol with a Cost / DDD value of Rp 6,540 / DDD.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Putri Intan Pratiwi
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan pada tingkat pertama. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, diantara mikroorganisme yang sering menjadi penyebab ISPA ialah virus dan bakteri. ISPA yang disebabkan oleh bakteri, pada pengobatannya membutuhkan suatu antibakteri atau dikenal dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang sering digunakan mengakibatkan besarnya peluang terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan mengakibatkan  terjadinya resistensi antibiotik. Umur sangat berpengaruh terhadap kejadian ISPA, anak dan balita lebih beresiko daripada usia dewasa. Tujuan dilakukan tugas khusus ini untu mengetahui nilai rasionalitas dan peresepan antibiotik pada pasien balita di Poli ISPA Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada Periode 17 Maret hingga 17 Juni 2023. Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa rekam medik pasien balita di Poli ISPA kemudian ditentukan kriteria inklusi lalu ditentukan kategori rasionalitas dengan metode gyssens. Hasil yang didapat yaitu penggunaan antibiotik peroral pasien  balita di Poli ISPA yang sudah rasional sebanyak 30%.

Distrcit Health Center (Puskesmas) is a health service facility that organizes community health efforts and individual health efforts at the first level. ISPA (Acute Respiratory Infection) is a disease caused by microorganisms, among the microorganisms that often cause ISPA are viruses and bacteria. ISPA caused by bacteria, treatment requires an antibacterial or known as an antibiotic. Frequent use of antibiotics results in a large opportunity for irrational use of antibiotics and results in antibiotic resistance. Age greatly influences the incidence of ISPA, children and toddlers are more at risk than adults. The aim of carrying out this special task is to determine the value of rationality and antibiotic prescribing in toddler patients at the ISPA Poly, Pasar Rebo District Helath Center in the period 17 March to 17 June 2023. Observations were carried out by collecting secondary data in the form of medical records of toddler patients at the ISPA Poly Clinic and then determining the inclusion criteria. then determine the category of rationality using the Gyssens method. The results obtained were that the use of oral antibiotics in toddler patients at the ISPA Poly was rational at 30%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Luthfiyyah
"Kesehatan merupakan aspek krusial bagi produktivitas individu, yang dikelola melalui puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan, termasuk kefarmasian, bertujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan standar praktik yang baik. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat mengakibatkan penurunan kualitas terapi, peningkatan biaya pengobatan, dan masalah resistensi antibiotik. Untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di puskesmas, ditetapkan indikator kinerja yang mengacu pada standar WHO, dengan fokus pada penanganan ISPA non-pneumonia dan diare non spesifik. Apoteker memiliki peran sentral dalam memastikan penggunaan obat yang rasional, dengan hasil monitoring menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik untuk kedua kondisi tersebut di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada Juli 2023 dapat dikategorikan sebagai rasional.

Health is a crucial aspect for individual productivity, which is managed through community health centers as the technical implementation unit for health services at the district/city level. Health services, including pharmacy, aim to increase the rational use of medicines in accordance with good practice standards. Irrational use of drugs can result in decreased quality of therapy, increased medical costs, and problems of antibiotic resistance. To evaluate the rational use of medicines in community health centers, performance indicators have been established that refer to WHO standards, with a focus on handling non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea. Pharmacists have a central role in ensuring rational drug use, with monitoring results showing that the use of antibiotics for these two conditions at the Kalideres District Health Center in July 2023 can be categorized as rational.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Novita
"Antibiotik adalah suatu zat atau substansi yang diperoleh dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menekan ataupun menghentikan proses pertumbuhan suatu mikroorganisme khususnya pada proses infeksi bakteri. Antibiotik juga digolongkan menjadi beberapa bagian berdasarkan mekanisme kerja dari antibiotik sendiri meliputi menghambat sintesis dinding sel, merusak membran sel bakteri, menghambat sintesis protein yang mempengaruhi subunit ribosom 30s dan 50s, menghambar sintesis adam nukleat sel mikroba serta menghambat asam folat pada bakteri yang berperan dalam metabolism suatu bakteri Banyaknya antibiotik dan efektivitas antibiotik berbeda-beda terhadap infeksi berbagai jenis bakteri sehingga perlu pengelompokan. Formularium merupakan daftar obat yang erat kaitannya dengan penggunaan obat dari suatu instansi. Penggunaan antibiotik sudah dimulai sejak tahun 1940 dan semakin luas sehingga dapat meningkatkan potensi resistensi Tujuan penulisan tugas khusus ini adalah diharapkan dapat membantu pengecekan kelengkapan antibiotik dan penggunaan antibiotik secara efektif di Apotek Roxy Hasyim Ashari. Metode yang dilakukan adalah pengumpulan data dan studi literatur dan didapatkan hasil dari formularium antibiotic berdasarkan mekanisme kerja adalah antibiotik yang tersedia di Apotek Roxy Hasyim Ashari sudah cukup lengkap dari setiap golongan dan jenis sediaan meliputi sediaan oral, topikal untuk kulit, mata dan telinga memenuhi berbagai indikasi dari pasien.

Antibiotics are substances derived from microorganisms that can suppress or stop the growth of microorganisms, especially in bacterial infection. Antibiotics are also classified into several categories based on their mechanism of action, including inhibiting cell wall synthesis, damaging bacterial cell membranes, inhibiting protein synthesis that affects ribosome subunits 30s and 50s, inhibiting microbial nucleic acid synthesis, and inhibiting folate acid in bacteria, which plays a role in bacterial metabolism. Due to the varying number and effectiveness of antibiotics against infections caused by different types of bacteria, categorization is necessary. Antibiotic use has been ongoing since the 1940s and has become increasingly widespread, which can potentially increase resistance. A formulary is a list of drugs closely related to the drug usage of an institution. The purpose of writing this special assignment is to assist in checking the completeness of antibiotics and their effective use at Roxy Hasyim Ashari Pharmacy. The method employed involves data collection and literature study, and it was found that the antibiotic formulary based on the mechanism of action at Roxy Hasyim Ashari Pharmacy is sufficiently comprehensive, covering various classes and dosage forms, including oral and topical preparations for skin, eye, and ear applications, meeting various patient indications.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mishbahus Surur
"Penggunaan antibiotik memiliki peran penting dalam mengatasi infeksi bakteri; namun, penggunaan yang berlebihan dan tidak rasional dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang menjadi perhatian kesehatan global. Penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotik di Puskesmas Pasar Rebo pada periode Januari–Juni 2023 dengan menggunakan metode ATC/DDD dan DU 90%. Data dikumpulkan secara retrospektif dari sumber sekunder, termasuk laporan LPLPO, dan dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan total penggunaan antibiotik sebesar 610,81 DDD/1000 kunjungan rawat jalan, dengan amoksisilin, siprofloksasin, dan klindamisin menjadi antibiotik yang paling banyak digunakan, masing-masing menyumbang 69,39%, 13,44%, dan 6,54% dari total penggunaan. Antibiotik ini mendominasi segmen DU 90%, menunjukkan peran signifikan dalam pengobatan rawat jalan. Temuan ini sejalan dengan studi lain yang mengidentifikasi antibiotik serupa dengan tingkat penggunaan tinggi di fasilitas layanan kesehatan primer di Indonesia. Penelitian ini menekankan perlunya pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap peresepan antibiotik untuk meningkatkan penggunaan yang rasional dan mengurangi risiko resistensi. Penelitian lanjutan disarankan untuk menitikberatkan pada kesesuaian pemilihan antibiotik dengan kondisi klinis. Evaluasi ini merupakan langkah penting menuju peningkatan pengelolaan antibiotik di layanan kesehatan primer.

The use of antibiotics plays a critical role in treating bacterial infections; however, excessive and irrational use can lead to antibiotic resistance, a global health concern. This study evaluates the antibiotic usage at Puskesmas Pasar Rebo for the period of January–June 2023, employing the ATC/DDD and DU 90% methodologies. Data were collected retrospectively from secondary sources, including LPLPO reports, and analyzed quantitatively. Results show a total of 610.81 DDD/1000 outpatient visits, with amoxicillin, ciprofloxacin, and clindamycin being the most utilized antibiotics, contributing to 69.39%, 13.44%, and 6.54% of total usage, respectively. These antibiotics dominate the DU 90% segment, indicating their substantial role in outpatient treatment. The findings align with other studies identifying similar high-usage antibiotics in primary healthcare facilities across Indonesia. The study highlights the need for continued monitoring and evaluation of antibiotic prescriptions to enhance rational use and reduce the risk of resistance. Future research is recommended to focus on the appropriateness of antibiotic selection concerning clinical conditions. This evaluation serves as a vital step toward improving antibiotic stewardship in primary healthcare settings. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Berintan
"Puskesmas memiliki peran untuk melakukan upaya kesehatan masyarakat, diantaranya adalah farmasi yang mencakup pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan yang diperlukan. Evaluasi penggunaan obat (EPO) adalah sistem evaluasi yang terstruktur untuk memastikan ketepatan penggunaan obat. EPO dapat memberikan gambaran penggunaan obat sehingga dapat memberi masukan untuk pengelolaan obat dan evaluasi efektivitas terapi obat. Metode ATC/DDD adalah metode yang direkomendasikan WHO untuk analisis kuantitatif penggunaan obat secara internasional. Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) adalah klasifikasi obat berdasarkan lokasi kerja, efek terapi, farmakologi, dan sifat kimia obat sedangkan Defined Daily Dose (DDD) adalah dosis pemeliharaan rata-rata per hari pada pasien dewasa. Antibiotika merupakan obat antibakteri yang perlu ditangani dengan hati-hati, karena penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau resistensi mikroba. Laporan ini membahas analisis penggunaan obat golongan antibiotika dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Kecamatan Jatinegara pada tahun 2021. Hasil laporan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan informasi dalam perencanaan obat di masa depan.

Community health centers have a role to do community health improvements, which among them is pharmacy that includes management of the drugs and healthcare tools needed. Drug use evaluation is a structured system of evaluation to ensure the accuracy of drug usage. This evaluation can help give a picture of drug use that can help in drug management and evaluation of the effectivity of therapy. The ATC/DDD method is a method recommended by WHO for quantitative drug analysis internationally. Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) is a classification of drugs based on location of action, therapeutic effect, pharmacology, and chemical property while Defined Daily Dose (DDD) is the average maintenance dose on adult patients. Antibiotics is a group of antibacterial drugs that needs careful management, for that incorrect usage can cause health issues or microbial resistance. This report discusses the analysis of the use of antibiotics with ATC/DDD method on Jatinegara community health center on 2021. The result of this report is hoped to be a source of information for future plannings of drugs.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Adinda Rahmania
"Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang. Salah satu obat untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, dan antiprotozoal. Penggunaan antimikroba secara bijak perlu di terapkan pada masyarakat agar memimalisir terjadinya resistensi antimikroba. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan obat antimikroba dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Kecamatan Cakung periode Januari – Desember 2021. Metode penelitian ini adalah cross sectional, secara retrospektif terhadap data rekapitulasi pemakaian obat di Puskesmas Kecamatan Cakung yang telah disusun dalam program Microsoft Excel selama 2021. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan antimikroba berdasarkan data DDD value tertimbang terbanyak di Puskesmas Kecamatan Cakung selama Januari – Desember 2021 adalah golongan antibiotik yaitu amoksisilin sebesar 33,02%. Obat antimikroba berdasarkan expenditure terbanyak pada golongan antibiotik yaitu amoksisilin sebesar 15,84%. Puskesmas Kecamatan Cakung sudah menerapkan penggunaan antimikroba dengan benar dan tepat.
Infectious diseases remain one of the public health challenges in developing countries. One of the drugs to address this issue is antimicrobials, including antibiotics, antifungals, antivirals, and antiprotozoals. The judicious use of antimicrobials is necessary in the community to minimize antimicrobial resistance. This research aims to evaluate the use of antimicrobial drugs using the ATC/DDD method at the Cakung District Health Center for the period of January to December 2021. The research method used is cross-sectional, retrospectively analyzing drug usage data at the Cakung District Health Center compiled in Microsoft Excel during 2021. The research findings indicate that the most weighted DDD value-based antimicrobial use at the Cakung District Health Center during January to December 2021 was antibiotics, particularly amoxicillin at 33.02%. The highest expenditure for antimicrobial drugs was also for antibiotics, with amoxicillin accounting for 15.84%. The Cakung District Health Center has implemented the appropriate and correct use of antimicrobials."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darsih Sarastri
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) menjadi kegiatan farmasi klinis yang penting untuk mengetahui pola, evaluasi berkala, masukan perbaikan, dan pengaruh intervensi pola penggunaan obat. EPO antibiotik perlu dilakukan karena tingginya potensi resistensi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pola pemakaian antibiotik oral di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022 berdasarkan jenis (nama generik), kelas terapi dan pengeluaran biaya (expenditure) serta pola pemakaian ATC level 3 antibiotik berdasarkan nilai DDD value dan pengeluaran biaya. Data pemakaian obat yang diperoleh dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO), alokasi gudang obat (BULD) dan resep tahun 2022 diolah menggunakan pivot table software Microsoft Excel dan dipresentasikan dalam diagram batang. Hasil pola pemakaian obat antibiotik oral tertinggi di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022 berdasarkan jenis yaitu Amoksisilin (67,63%), berdasarkan kelas terapi yaitu J01 – Antibacterials for Systemic Use (95,18%) dan berdasarkan expenditure yaitu Amoksisilin (66,47%). Selanjutya, hasil pola pemakaian kelas terapi antibiotik oral tertinggi berdasarkan expenditure yaitu J01 – Antibacterials for Systemic Use (97,88%) serta pola pemakaian ATC level 3 antibiotik oral tertinggi berdasarkan nilai DDD value dan expenditure yaitu J01C – Beta-lactam Antibacterials, Penicillins dengan DDD value 67,63% dan Expenditure 66,47%.

The evaluation of drug usage (EPO) has become an important clinical pharmacy activity to understand patterns, conduct periodic evaluations, provide improvement inputs, and assess the impact of interventions on drug usage patterns. EPO for antibiotics is necessary due to the high potential for resistance. A study was conducted to determine the pattern of oral antibiotic usage in the Makasar District Health Center in 2022 based on type (generic name), therapeutic class, expenditure, and the pattern of ATC level 3 antibiotic usage based on DDD values and expenditure. Data on drug usage obtained from Drug Usage Reports and Drug Request Forms (LPLPO), drug warehouse allocation (BULD), and prescriptions in 2022 were processed using Microsoft Excel pivot table software and presented in bar diagrams. The results showed that the highest pattern of oral antibiotic usage in the Puskesmas District Makasar in 2022 based on type was Amoxicillin (67.63%), based on therapeutic class was J01 – Antibacterials for Systemic Use (95.18%), and based on expenditure was Amoxicillin (66.47%). Furthermore, the results indicated that the highest pattern of therapeutic class usage of oral antibiotics based on expenditure was J01 – Antibacterials for Systemic Use (97.88%), and the highest pattern of ATC level 3 oral antibiotic usage based on DDD values and expenditure was J01C – Beta-lactam Antibacterials, Penicillins with DDD value of 67.63% and Expenditure of 66.47%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) diperlukan untuk menilai apakah obat telah digunakan secara rasional. Evaluasi penggunan obat dapat dilakukan dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif. EPO kualitatif digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat berdasarkan kesesuaian kriteria penggunaan obat yang berhubungan dengan peresepan dan indikasi peresepan. Sementara, EPO kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) dan Drug Utilization 90% (Kemenkes RI, 2017). Di Indonesia, perbaikan pola penggunaan obat salah satunya diwujudkan melalui upaya startegi peningkatan persentase penggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan masyarakat seperti puskesmas dan klinik pratama. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer bagi masyarakat harus menerapkan penggunaan obat rasional agar dapat mencapai tujuan kesehatan nasional. Peran apoteker di puskesmas tidak hanya berfokus pada pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi, namun juga dalam pelaksanaan pemantauan penggunaan obat. Pemantauan penggunaan obat bermanfaat untuk mendeteksi adanya ketidakrasionalan dalam peresepan seperti peresepan obat yang berlebih (over prescribing), kurang (under prescribing), boros (extravagant prescribing), atau penggunaan obat yang tidak tepat (incorrect proscribing). Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui profil penggunaan obat rasional di Puskesmas Kecamatan Kalideres periode Januari - Juni 2020 secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode ATC/DDD dan DU90%.

Evaluating Drug Utilization is essential to assess whether medications have been used rationally. This evaluation can be qualitative or quantitative in nature. Qualitative DU assessment focuses on the appropriateness of drug use based on prescribing criteria and prescription indications. On the other hand, quantitative DU evaluation involves methods such as Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) and Drug Utilization 90% (Ministry of Health Indonesia, 2017). In Indonesia, improving drug usage patterns includes strategies aimed at increasing the percentage of rational drug use in public healthcare facilities such as health centers (puskesmas) and primary clinics. Puskesmas, as a primary healthcare facility for communities, must implement rational drug use to achieve national health goals. Pharmacists in puskesmas play a role not only in pharmaceutical services and management but also in monitoring drug usage. Monitoring drug usage helps detect irrational prescribing practices like over-prescribing, under-prescribing, extravagant prescribing, or incorrect proscribing. The specific objective of this paper is to understand the profile of rational drug usage at the Kalideres District Health Center between January and June 2020, using both qualitative and quantitative methods such as ATC/DDD and DU90%. This evaluation aims to provide insights into how medications are being prescribed, dispensed, and utilized within this specific healthcare facility during the mentioned period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Anshory Hendri
"Laporan ini membahas evaluasi penggunaan obat-obatan kardiovaskuler di poli penyakit tidak menular (PTM) Puskesmas Duren Sawit selama periode Januari hingga September 2023. Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat dengan metode ATC/DDD dan DU 90%. Hasil analisis menunjukkan bahwa hypertensive heart disease adalah diagnosis penyakit kardiovaskuler yang paling umum (78,19%). Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskuler di wilayah tersebut. Amlodipin, baik dalam dosis 10 mg maupun 5 mg, merupakan obat yang paling banyak diresepkan. Hal ini sejalan dengan tingginya prevalensi hipertensi di Puskesmas Duren Sawit. Selain amlodipin, obat lain yang umum diresepkan adalah kaptopril dan simvastatin. Kaptopril merupakan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor, sedangkan simvastatin adalah obat penurun kolesterol golongan statin. Analisis DU 90% menunjukkan bahwa tiga obat teratas, yaitu amlodipin 10 mg, amlodipin 5 mg, dan kaptopril 25 mg, mencakup 90% dari total penggunaan obat kardiovaskuler. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan data penggunaan obat dari periode Oktober-Desember 2023 untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang penggunaan obat kardiovaskuler di Puskesmas Duren Sawit sepanjang tahun 2023.

This report evaluates the utilization of cardiovascular drugs at the non-communicable disease (NCD) clinic of Puskesmas Duren Sawit during the period from January to September 2023. The study aims to assess drug utilization using the ATC/DDD method and DU 90% analysis. The findings reveal that hypertensive heart disease is the most prevalent cardiovascular diagnosis, accounting for 78.19% of cases. This underscores hypertension as a major contributing factor to cardiovascular diseases in the region. Amlodipine, in both 10 mg and 5 mg doses, emerged as the most frequently prescribed medication, reflecting the high prevalence of hypertension in the Puskesmas. Other commonly prescribed drugs include captopril and simvastatin. Captopril is an antihypertensive medication from the ACE inhibitor class, while simvastatin is a cholesterol-lowering agent belonging to the statin group. The DU 90% analysis indicates that the top three drugs—amlodipine 10 mg, amlodipine 5 mg, and captopril 25 mg— constitute 90% of the total cardiovascular drug utilization. Future studies are recommended to incorporate data from October to December 2023 to provide a more comprehensive overview of cardiovascular drug usage throughout the year at Puskesmas Duren Sawit. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>