Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vierly Hermanta
"Perkembangan sosial media telah mengubah dan merevolusi kehidupan kita seharihari. Namun, hal tersebut menyebabkan penggunaan sosial media menjadi berlebihan dan mengakibatkan kesehatan mental menjadi terganggu. Salah satu sosial media yang sedang populer saat ini adalah TikTok. Dalam aplikasi ini terdapat berbagai macam konten, seperti konten menari, memasak, komedi, dan edukasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi TikTok dengan kesendirian dan depresi. Studi ini menggunakan dua variabel yaitu kesendirian dan gejala depresi. Sejumlah 381 partisipan berpartisipasi dalam studi ini. Studi ini menggunakan survei korelasional. Hasil menunjukan terdapat hubungan positif antar konsumsi TikTok dan kesendirian. Selain itu, hubungan antara konsumsi TikTok dengan kesendirian juga menunjukan hubungan yang positif. Konsumsi TikTok yang tinggi diasosiasikan dengan rasa kesendirian yang tinggi dan depresi yang tinggi. Implikasi dari studi ini adalah untuk mengedukasi pengguna aplikasi TikTok untuk membatasi penggunaan aplikasi tersebut karena berdampak negatif bagi kesehatan mental. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk membatasi konsumsi TikTok dan menggunakannya dengan bijaksana untuk terhindar dari dampak negatif.

. The rapid growth of social media has changed and revolutionized our world. However, the popularity of social media is causing excessive usage. This makes users more vulnerable to developing psychological disorders. One of the trending social media is TikTok. It allows viewers to access various video content, such as dance challenges, cooking tutorials, comedy, and educational information. The aim of the current study was to investigate the relationships between TikTok consumption versus loneliness, and TikTok consumption versus depressive symptoms. This study used two variables which were Loneliness and Depressive Symptoms. In total, 381 participants participated, they were a convenience sample from the community. This study used correlational survey as the procedure. Results showed a significant positive relationship between TikTok consumption and loneliness. Similarly, TikTok consumption and depressive symptoms showed a significant positive relationship. High TikTok consumption is associated with high levels of loneliness. High TikTok consumption is also associated with a high risk of depressive symptoms. The implication of this study is to educate TikTok users that excessive TikTok consumption negatively impacts psychological well-being. Therefore, it is strongly suggested to limit TikTok consumption and access it mindfully to avoid the negative consequences."
Depok: Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ramadhitaamadhita
"Platform media sosial TikTok telah menjadi salah satu platform terpopuler hanya dalam hitungan tahun sejak pertama kali dirilis. Aplikasi berbagi video ini telah berhasil menyatukan masyarakat secara global untuk berkreasi, mengonsumsi, dan berbagi konten di platform itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua faktor psikologis yaitu kesepian dan neurotisisme dengan konsumsi TikTok. Data dikumpulkan dari 381 peserta dan variabel diukur menggunakan survei korelasional yang dilakukan secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kesepian dan neurotisisme. Ditemukan juga bahwa tingkat kesepian dan neurotisisme yang lebih tinggi dapat menyebabkan konsumsi TikTok yang lebih besar. Temuan dari penelitian ini telah memberikan wawasan mengenai dampak platform media sosial seperti TikTok dalam kehidupan masyarakat dengan menyoroti hubungan antara variabel psikologis dan penggunaan media sosial. Perkembangan TikTok yang pesat juga menekankan pentingnya dilakukan penelitian berkelanjutan untuk memahami perubahan perilaku dan preferensi pengguna dalam platform tersebut.

The social media platform, TikTok, has become one of the most popular platforms with only a few years since its release. This video-sharing application has succeeded in uniting people globally to create, consume, and share contents on the platform itself. This study aims to investigate the relationship between two psychological factors, which are loneliness and neuroticism, with TikTok consumption. Data were gathered from a convenience sample of 381 participants and the variables were measured using an online correlational survey. The results showed that there was a significantly positive correlation between TikTok consumption with both loneliness and neuroticism. It was also found that the higher level of loneliness and neuroticism can lead to greater TikTok consumption. These findings provide insights into the impact of social media platforms like TikTok in people’s lives by highlighting the relation between psychological variables and social media usage. The rapid development of TikTok also emphasizes the importance of ongoing research to understand the changes in users’ behaviours and preferences within the platform."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Diandra Vienesha
"Penggunaan media sosial menjadi sangat lazim di masyarakat saat ini seiring dengan bangkitnya digitalisasi. Penelitian telah menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial. Namun, interaksi spesifik antara rasa kesepian, orientasi perbandingan sosial, dan konsumsi TikTok masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasa kesepian dan orientasi perbandingan social dengan konsumsi TikTok. Peserta yang diidentifikasi sebagai pengguna TikTok (N = 381) direkrut melalui survei korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial memiliki hubungan positif dengan konsumsi TikTok yang menunjukkan bahwa pengguna yang merasa lebih kesepian dan memiliki orientasi perbandingan sosial yang tinggi akan cenderung lebih sering mengkonsumsi TikTok. Berdasarkan hasil studi ini disarankan untuk membatasi waktu pemakaian gadget dan memperhatikan jenis konten yang dilihat.

The use of social media has become highly prevalent in today’s society with the rise of digitalization. Past research has shown the effect of social media use on people’s loneliness and social comparison orientation respectively. However, the specific interplay between loneliness, social comparison orientation, and TikTok consumption has yet to be explored. The current study aims to investigate the relationship between loneliness and social comparison orientation with TikTok consumption. Participants who identified as TikTok users (N = 381) were recruited through a correlational survey. Results showed both loneliness and social comparison orientation had a positive relationship with TikTok consumption which suggests its users who are highly lonely and have a high social comparison orientation will tend to have higher consumption of TikTok. Based on the findings of this study, it is suggested to limit one’s screen time and keep mindful of the type of content viewed. Keywords: Loneliness; Social Comparison Orientation; Social Media; TikTok Consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Maryam Purboningsih Mudaffar Syah
"Terlepas dari pengalaman yang menghibur, penggunaan TikTok memiliki sejumlah konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan mental penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji korelasi antara kesepian, neurotisisme, dan penggunaan TikTok. Penelitian ini memiliki 381 partisipan dan data dikumpulkan dari survei online yang dikirim melalui media sosial, email, dan kontak pribadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara konsumsi TikTok dan hubungannya terhadap kesepian dan neurotisme. Implikasi praktis dari temuan ini sangat penting karena banyak pengguna TikTok mungkin tidak sepenuhnya mengenali bagaimana kesepian dan neurotisisme dapat memengaruhi konsumsi TikTok. Memahami implikasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran di antara pengguna dan mempromosikan penggunaan TikTok yang terinformasi, yang berpotensi mengarah pada peningkatan kesejahteraan mental di antara audiensnya.

Despite the entertaining experience, TikTok usage has a number of detrimental consequences for its users’ mental health. The purpose of this study was to examine the correlation between loneliness, neuroticism, and TikTok usage. The study had 381 participants and data was collected from online surveys sent via social media, email, and personal contact. The results showed that there is a correlation between TikTok consumption and its relationship to loneliness and neuroticism. The practical implications of these findings are significant as many TikTok users may not fully recognize how loneliness and neuroticism can impact TikTok consumption. Understanding these implications is crucial to raising awareness among users and promoting informed TikTok usage, potentially leading to improved mental well-being among its audience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Fadhila Rahmah
"Penggunaan media sosial telah dikaitkan dengan beberapa tekanan psikologis, seperti gejala depresi dan kesepian. Namun, penelitian sebelumnya lebih banyak menemukan hubungan antara gejala depresi dan penggunaan media social dan belum menemukan korelasi antara kesepian, gejala depresi dan penggunaan TikTok, sebagai platform aplikasi media social yang banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kesepian, gejala depresi, dan pengunaan TikTok dengan melibatkan 381 responden pengguna TikTok di Australia dan luar negeri. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini direkrut melalui penyebaran informasi melalui sosial media dengan periode survei berlangsung sekitar satu minggu. Hasil menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara kesepian dan gejala depresi dengan konsumsi TikTok. Ini menjelaskan bahwa individu yang mengalami kesepian dan gejala depresi mungkin lebih cenderung menggunakan TikTok. Implikasi dari penelitian ini sangat penting untuk memahami peran platform media sosial tertentu, khususnya TikTok, dalam kaitannya dengan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang mengalami kesepian dan gejala depresi.

The usage of social media has been associated with several psychological distress, such as depressive symptoms and loneliness. However, previous research did not find a correlation between loneliness and TikTok consumption and only demonstrated the relation between depressive symptoms and social media usage. This study aimed to examine the relationship between loneliness, depressive symptoms and TikTok consumption by obtaining 381 TikTok user respondents. Participants involved in this research were recruited through online dissemination and the survey period was about a week. The results revealed significant positive correlations between loneliness and depressive symptoms with TikTok consumption. These findings suggest that individuals experiencing loneliness and depressive symptoms may be more inclined to use TikTok. The implications of this research are crucial for understanding the role of specific social media platforms, particularly TikTok, in relation to mental health, especially for those who experience loneliness and depressive symptoms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syadza Muthi Inandarahman
"TikTok adalah salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan saat ini. Selain sebagai platform untuk membuat dan menonton video singkat, orang sekarang juga dapat menggunakan TikTok sebagai pasar online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki korelasi psikologis antara tingkat kesepian, kepercayaan diri, dan penggunaan TikTok. Sebanyak 381 peserta berusia antara 17-78 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Selanjutnya, para peserta diminta untuk melakukan survei evaluasi diri terkait tingkat kesepian, kepercayaan diri, dan penggunaan TikTok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kesepian dan penggunaan TikTok serta korelasi negatif antara harga diri dan penggunaan TikTok. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat hasil yang lebih kuat dari korelasi tersebut.

TikTok is one of the most widely used social media platforms currently. People can now use Tiktok as a marketplace in addition to a platform for creating and viewing brief videos. The aim of this study is to investigate the psychological correlation between loneliness, self-esteem and TikTok consumption. 381 participants were included in this study ranging between the ages of 17-78. Participants were asked to do a selfevaluation survey regarding loneliness, self-esteem and TikTok consumption. The results of the study indicate that there is a positive correlation between loneliness and TikTok consumption and a negative correlation between self-esteem and TikTok consumption. Further study needs to be done in order to see a stronger result of the correlation."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Khansa Aulia
"Dampak media sosial terhadap citra body satisfaction dan tingkat kesepian individu tercatat meningkat. Namun demikian, saat ini penelitian mengenai topik ini di TikTok masih terbatas. Penelitian ini meninjau hubungan antara body satisfaction dan kesepian dengan penggunaan aplikasi sosial media TikTok. Studi ini merekrut sampel sebanyak 381 individu dari komunitas melalui distribusi survei online untuk menyelesaikan survei korelasional. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan terbalik antara kepuasan individu dengan penampilan fisik dan keterlibatan mereka dengan platform media sosial TikTok, serta mengungkapkan hubungan langsung antara perasaan terisolasi dan frekuensi penggunaan TikTok. Penemuan ini memperlihatkan bahwa TikTok dikaitkan dengan dampak buruk terkait kepuasan tubuh dan kesepian pengguna. Oleh karena itu, konsumen dan pengembang aplikasi TikTok disarankan untuk memberi perhatian lebih terhadap jenis konten tertentu yang dapat menimbulkan tanggapan serupa.

The impact of social media on individuals' body image and loneliness levels has been noted to be on the rise. Nevertheless, there is currently limited research on this topic within the realm of Tiktok. The present investigation investigated the correlation between body satisfaction and loneliness with the consumption of TikTok. The study recruited a convenience sample of 381 individuals from the community through online survey distribution to complete a correlational survey. The findings suggest an inverse association between individuals' contentment with their physical appearance and their engagement with the social media platform TikTok while revealing a direct link between feelings of isolation and the frequency of TikTok usage. The present discovery implies that TikTok is linked with unfavorable outcomes regarding users' body satisfaction and loneliness. As a result, it is recommended that both TikTok consumers and developers exercise caution when it comes to certain types of content that may elicit such responses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Suhartono
"Tiktok adalah sebuah platform yang sedang meledak dalam popularitas. Salah satu fitur yang penting di aplikasi ini, halaman “For you”, telah menarik perhatian dari banyak pengguna harian setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bagaimana penggunaan TikTok berkorelasi dengan kepuasan tubuh dan gejala depresi. Dengan 381 partisipan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan TikTok berkorelasi negatif dengan kepuasan badan dan berkorelasi positif dengan gejala depresif. Oleh karena itu, studi ini dapat menjadi dasar untuk menyebarkan pemahaman tentang apa konsekuensi negatif yang berhubungan dengan konsumsi TikTok secara berlebihan. Temuan ini berkontribusi pada semakin banyaknya literatur mengenai implikasi kesehatan mental dari pengunaan media sosial, yang menekankan pada pengelolaan konsumsi digital mereka. Rekomendasi yang dapat diberikan termasuk menerapkan strategi detoks digital dan penetapan batas penggunaan untuk menurunkan dampak negatif dari penggunaan TikTok yang berlebihan. Dengan meningkatkan kesadaran dan mendorong penggunaan yang bertanggung jawab, pengguna TikTok dapat melindungi kesehatan mental mereka dengan lebih baik saat berinteraksi dengan platform media sosial tersebut.

TikTok is a platform that is currently exploding in popularity. A prominent feature of the app, the “For you” page, has attracted a lot of daily active users. This research aims to observe how TikTok consumption is correlated with body satisfaction and depressive symptoms. With 381 participants, the study results revealed that TikTok consumption correlated negatively with body satisfaction and correlated positively with depressive symptoms. As such, this study can serve as a basis to spread awareness of the possible negative consequences related with excessive TikTok consumption. These findings contribute to the growing body of literature on the mental health implications of social media use, emphasizing on managing their digital consumption. Recommendations include adopting digital detox strategies and setting usage limits to lower the negative effects of excessive TikTok use. By raising awareness and encouraging responsible usage, TikTok users can better protect their mental health whilst engaging with said social media platform."
Depok: Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Herdiana Putri
"Latar Belakang: Kesepian adalah perasaan negatif subyektif yang berhubungan dengan pengalaman pribadi seseorang dalam kurangnya hubungan sosial dan dialami oleh sepertiga lansia. Kesepian dapat menjadi faktor risiko terjadinya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan terjadinya gangguan depresi pada lansia yang tinggal di panti sosial di Jakarta dan faktor-faktor yang memengaruhi kesepian.
Metode: Desain penelitian adalah kohort prosepektif selama tiga bulan (Juli-November 2023). Kesepian diukur dengan kuesioner De Jong Gierveld Loneliness Scale yang valid dan reliabel di Indonesia. Subyek penelitian adalah lansia berusia ≥ 60 tahun yang tinggal di panti sosial di Jakarta. Pemeriksaan dilakukan dua kali, yaitu awal dan akhir evaluasi. Hubungan antara kesepian dengan terjadinya gangguan depresi diuji menggunakan uji Chi-Square. Risk relative diuji menggunakan Chi Square dan untuk analisis faktor yang memengaruhi kesepian diuji dengan bivariat dan multivariat.
Hasil: Terdapat 21,5% (40 dari 186 subyek) lansia yang mengalami kesepian berat, yang berhubungan bermakna secara statistik (p=0,002) dengan terjadinya gangguan depresi. Lansia dengan kesepian berat memiliki risiko 2,36 kali menjadi gangguan depresi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesepian pada lansia yang tinggal di panti sosial adalah aktivitas rutin (p=0,004), alasan tinggal (p=0,006), lama tinggal (p=0,011), dan stresor psikososial (p=0,014).
Simpulan: Terdapat hubungan antara kesepian dengan terjadinya gangguan depresi pada lansia yang tinggal di panti sosial. Orang lansia dengan kesepian berat memiliki risiko menjadi gangguan depresi sehingga perlu dilakukan deteksi kesepian dan intervensi dengan membuat program aktivitas rutin di panti sosial untuk mencegah terjadinya gangguan depresi.

Background: Loneliness is a subjective negative feeling related to a person's personal experience of lack of social relationships and is experienced by one third of elderly people. Loneliness can be a risk factor for depression. This study aims to determine the relationship between loneliness and the occurrence of depressive disorders in elderly people living in social institutions in Jakarta and the factors that influence loneliness.
Methods: This research design is a prospective cohort within three months (July-November 2023). Loneliness was measured using the De Jong Gierveld Loneliness Scale questionnaire which is valid and reliable in Indonesia. The research subjects were elderly people aged ≥ 60 years who lived in social institutions in Jakarta. The examination was carried out twice, namely at the beginning and at the end of the evaluation. The relationship between loneliness and the occurrence of depressive disorders was tested using the Chi-Square test. Relative risk was tested using Chi Square and analysis of factors influencing loneliness was tested using bivariate and multivariate.
Results: There were 21.5% (40 of 186 subjects) of elderly people who experienced severe loneliness, which was statistically significantly related (p=0.002) to the occurrence of depressive disorders. Elderly people with severe loneliness have a 2.36 times risk of developing a depressive disorder. Factors associated with loneliness in elderly people living in social institutions were routine activities (p=0.004), reason for staying (p=0.006), length of stay (p=0.011), and psychosocial stressors (p=0.014).
Conclusion: There is a relationship between loneliness and the occurrence of depressive disorders in elderly people living in social institutions. Elderly people with severe loneliness are at risk of developing depressive disorders, so it is necessary to detect loneliness and intervene by creating routine activity programs in social institutions to prevent depressive disorders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Audinia
"ABSTRAK
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kesepian memiliki hubungan dengan gejala psikotik, tetapi mekanisme hubungan antara dua variabel masih belum banyak dipelajari. Peran skema negatif sebagai mediator diperiksa sementara gejala depresi dikontrol sebagai kovariat. Ada 463 peserta dari sampel masyarakat Indonesia yang mengisi kuesioner yang berisi Asesmen Komunitas terhadap Pengalaman Psikotik (AKPP) untuk menilai gejala psikotik, Skala Kesepian UCLA (ULS-8) untuk mengukur kesepian, Skala Skema Inti Singkat (BCSS) untuk menilai skema negatif, dan Angket Kesehatan Pasien (PHQ-9) untuk mengukur gejala depresi. Melalui analisis mediasi, hasil menunjukkan bahwa skema negatif memediasi hubungan antara kesepian dan gejala psikotik, baik positif (ab = 0,19, p <0,01, CI 95% [0,09, 0,30]), dan negatif (ab = 0,06, p <0,01, 95% CI [0,01, 0,12]). Semakin tinggi tingkat kesendiriannya, skema seseorang akan semakin negatif; semakin negatif skema, semakin tinggi tingkat gejala psikotik baik gejala positif maupun negatif. Selain itu, penelitian ini menjelaskan mekanisme kognitif dalam menerjemahkan efek kesepian menjadi gejala psikotik.

ABSTRACT
Previous studies have shown that loneliness has a relationship with psychotic symptoms, but the mechanism of the relationship between the two variables is still not widely studied. The role of the negative scheme as a mediator is examined while depressive symptoms are controlled as a covariate. There were 463 participants from a sample of Indonesians who filled out a questionnaire containing the Community Assessment of Psychotic Experiences (AKPP) to assess psychotic symptoms, the UCLA Loneliness Scale (ULS-8) to measure loneliness, the Short Core Scheme Scale (BCSS) to assess negative schemes, and Patient Health Questionnaire (PHQ-9) to measure symptoms of depression. Through mediation analysis, the results show that the negative scheme mediates the relationship between loneliness and psychotic symptoms, both positive (ab = 0.19, p <0.01, 95% CI [0.09, 0.30]), and negative (ab = 0.06, p <0.01, 95% CI [0.01, 0.12]). The higher the level of loneliness, one's scheme will be more negative; the more negative the scheme, the higher the level of psychotic symptoms both positive and negative symptoms. In addition, this study explains the cognitive mechanism in translating the effects of loneliness into psychotic symptoms.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>