Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Roland Maulana
"LoRa (Long Range) merupakan sebuah teknologi komunikasi nirkabel yang dirancang khusus untuk mendukung komunikasi jarak jauh dengan konsumsi daya yang rendah. LoRa menggunakan modulasi chirp spread spectrum, yang memungkinkan transmisi data dalam frekuensi radio yang rendah dengan daya pancar yang efisien. Keunggulan utama dari teknologi ini terletak pada jangkauan komunikasi yang jauh, mencapai beberapa hingga puluhan kilometer. Hal ini membuat LoRa sangat cocok untuk digunakan pada Internet of Things (IoT). Akan tetapi, di samping kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh LoRa, teknologi ini juga memiliki kelemahan. Beberapa di antaranya adalah data rate yang terbatas, kemungkinan terjadinya interference, dan rawan data collision. Salah satu yang paling utama untuk diatasi adalah masalah kemungkinan tabrakan data (collision). Masalah ini dapat terjadi apabila dalam satu waktu yang sama, terdapat beberapa node yang ingin mengirimkan data kepada gateway. Apabila situasi ini terjadi, akan ada sejumlah packet yang tidak terkirim dan hilang. Untuk mengatasi masalah ini, algoritma ADR (Adaptive Data Rate) dan Randomized Backoff dapat digunakan. Pengujian penerapan kedua algoritma tersebut dilakukan pada sebuah Smart Environmental Monitoring System untuk mengetahui kemampuannya ketika diimplementasikan pada sebuah jaringan LoRa multinode. Dalam pengujian yang dilakukan dengan tambahan variasi algoritma TDMA (Time Division Multiple Access) dan CSMA (Carrier Sense Multiple Access), algoritma komunikasi Randomized Backoff menghasilkan persentase keberhasilan pengiriman data lebih dari 90% dan jumlah packet terkirim lebih dari 3.000 kali untuk ketiga node sensor yang membuatnya menjadi algoritma yang terbaik dalam penelitian ini. Selain itu, nilai Signal-to-Noise Ratio dan Received Signal Strength Indicator yang dihasilkan juga baik dengan hasil packet loss dan data corruption yang sedikit.

LoRa (Long Range) is a wireless communication technology specifically designed to support long distance communications with low power consumption. LoRa uses chirp spread spectrum modulation, which allows data transmission in low radio frequencies with efficient transmit power. The main advantage of this technology lies in its long communication range, reaching several to tens of kilometers. This makes LoRa very suitable for Internet of Things (IoT) usage. However, apart from LoRa's advantages, this technology also has weaknesses. Some of the examples are limited data rates, the possibility of interference, and prone to data collisions. One of the most important things to overcome is the problem of possible data collisions. This problem can occur if at the same time, several nodes want to send data to the gateway. If this situation occurs, there will be a number of data that is not sent and lost. To overcome this problem, the ADR (Adaptive Data Rate) and Randomized Backoff algorithms can be used. The testing of the implementation of these two algorithms was carried out on a Smart Environmental Monitoring System to determine its capabilities when implemented on a multinode LoRa network. In the tests carried out with additional variations of the TDMA (Time Division Multiple Access) and CSMA (Carrier Sense Multiple Access) algorithms, the Randomized Backoff communication algorithm produced a successful percentage of data delivery of more than 90% and the number of packets sent more than 3.000 times for all three sensor nodes used, making it the best algorithm in this research. Moreover, the resulting Signal-to-Noise Ratio and Received Signal Strength Indicator values are also good with minimal packet loss and data corruption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Saddam Fachryansyah
"Pada lingkungan laboratorium sangatlah riskan untuk terjadi sebuah bencana atau kecelakaan yang tidak diinginkan, apalagi dengan laboratorium yang sangat membutuhkan panas atau temperatur yang pas, contohnya lab kimia dan fisika, khususnya pada lab kimia pada saat memanaskan cairan pada tabung reaksi atau semacamnya, dan jika terjadi overheat maka akan berakibat sangat fatal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat mencegah hal itu terjadi. Dengan menggunakan sistem berbasis Internet of Things (IoT), monitoring pada laboratorium akan sangat membantu karena sistemnya dapat memonitor secara real-time dan terus menerus. Sistem IoT yang digunakan dalam perancangan smart monitoring system ini adalah berbasis Long Rang (LoRa) yang sangat cocok untuk melakukan suatu kegiatan monitoring karena menggunakan daya yang kecil dan jarak yang cukup jauh. Perangkat yang digunakan pada sistem ini adalah modul Arduino Uno untuk setiap node serta gateway karena penulis menganggap lebih mudah digunakan karena serta pinnya yang cukup banyak untuk menampung colok-colokan kabel untuk sensor dan koneksi lainnya serta mudah didapatkan dan ditambahkan komponen ESP8266 untuk bisa mengakses ke jaringan internet. Sistem jaringan yang digunakan perangkat menggunakan komunikasi LoRa agar bisa dipantau secara remote. Node akan mengambil data dari sensor suhu, kelembaban (humidity), dan smoke detector lalu mentransmisikan nya ke gateway menggunakan protokol LoRa. Gateway akan meneruskan informasi ke web https://thingspeak.com menggunakan HTTP agar bisa disimpan didalam server serta bisa diakses oleh pengguna dengan tampilan dashboard. Kemudian mengekspor data dari web ThingSpeak untuk diolah oleh machine learning dan terlihat grafik perbedaan antara normal data dan anomali data menggunakan algoritma Isolation Forest. Berdasarkan eksperimen, sistem ini dinilai akan berhasil untuk lolos pengujian dan dapat diimplementasikan dengan baik pada lingkungan laboratorium untuk monitoring sesuatu kejadian agar terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan, di sini nanti dimasukkan hasil kuantitas dari hasil eksperimen.

In a laboratory environment, it is extremely dangerous for an unanticipated disaster or accident to happen, especially in labs that require the proper heat or temperature, like chemistry and physics labs. In the chemistry lab when heating liquids in test tubes or the like, overheating can be extremely fatal. We thus require a mechanism that can stop this from happening. Monitoring in the lab will be greatly aided by the adoption of an Internet of Things (IoT) based system since the system can monitor continuously and in real-time. This smart monitoring system's IoT system is based on Long Rang (LoRa), which is ideal for carrying out monitoring tasks since it needs less power and can be located relatively far away. The Arduino Uno module is used as each node and gateway in this system because the author believes it to be simpler to operate due to the numerous pins that can accommodate cable plugs for sensors and other connections as well as the ease of obtaining and adding the ESP8266 component to enable network access. Internet. The device's network infrastructure makes use of LoRa connectivity to enable remote monitoring. The node will use the LoRa protocol to transfer data to the gateway from the temperature, humidity, and smoke detector sensors. For data to be saved on the server and accessible by users with a dashboard view, the gateway will forward information to the https://thingspeak.com site utilizing HTTP. Then, export data from the ThingSpeak site for machine learning to analyze and use the Isolation Forest technique to graph the distinction between regular data and data abnormalities. Based on the design, this system is thought to have passed the test successfully and can be correctly deployed in a lab environment for monitoring an event to avoid unanticipated outcomes. Based on the experiment, this system is considered to be successful in passing the test and can be implemented properly in a laboratory environment for monitoring an event to avoid unexpected things, here later the quantity results from the experimental results will be included."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi Rachmani
"Pada era Information Communication Technology ICT, perkembangan dari software dan hardware sangat pesat. Berdasarkan data Dirjen Pos dan Telekomunikasi prospek dari Internet of Things untuk Indonesia mencapai 444 triliun dengan 400 juta sensor perangkat terhubung. Berbagai sektor mulai menerapkan IoT sebagai sistem automasinya seperti industry, kesehatan, logistic, dan pertanian. Fokus pada penelitian ini adalah penerapan IoT pada bidang pertanian. Berdasarkan pengujian menggunakan arduino dan LoRa 915 MHz bahwa perfomansi dari sistem dapat menjangkau hingga 700 meter dengan nilai Received Signal Strength RSSI dibawah -120 dBm dan nilai rata-rata Packet Delivery Ratio PDR 40-50. Sedangkan pengujian dari sisi end user menunjukkan bahwa sistem antarmuka web memiliki rata-rata penilaian 4 sampai 4.2 dari segi tampilan, fungsi, dan informasi. Untuk segi kinerja response time memperlihatkan bahwa web dapat diakses dalam waktu 0.2 detik hingga 0.6 detik.

In the era of Information Communication Technology ICT the development of software and hardware is very rapid. Based on data from Director General of Pos and Telecommunication, the prospect of Internet of Things for Indonesia reached 444 trillion with 400 million sensors connected devices. Various sectors are beginning to implement IoT as their automation systems such as industry, health, logistics, and agriculture. The focus of this research is the application of IoT in agriculture. Based on testing using arduino and LoRa 915 MHz, the perfomance of the system can reach up to 700 meters with the value of Received Signal Strength RSSI below 120 dBm with an average of 40 50 Packet Delivery Ratio PDR . While testing from the end user side shows that the web interface system has an average rating of 4 to 4.2 in terms of appearance, function, and information. In terms of performance response time shows that the web can be accessed within 0.2 seconds to 0.6 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doloksaribu, Immanuel Chandra Hasonangan
"ABSTRAK
Pada tugas akhir ini, saya menganalisa probabilitas outage dari teknologi full-duplex dengan menggunkan sistem MIMO (2x2) dengan memperhatikan faktor dari self-interference. Faktor self-interference pada tugas akhir ini diasumsikan telah ditekan dengan menggunakan active dan passive cancellation. Diasumsikan kanal yang dilalui sinyal antar 2 node merupakan kanal Rayleigh dan kanal yang dilalui sinyal interferensi merupakan kanal Rician. Selanjutnya, akan diperhatikan nilai dari probabilitas outage akibat dampak dari perubahan faktor K, 𝛾̅ɑ adalah SINR (Signal to Interference plus Noise Ratio), threshold rate (R) dan jumlah antena (N). Pada hasil perhitungan dengan nilai dari K = 35 dB atau lebih serta SINR = 70 dB dan R = 10 bps/Hz, probabilitas outage bernilai lebih dari 10-2 namun, dengan nilai SINR = 70 dB dan R = 10 bps/Hz, probabilitas outage bernilai lebih kecil dari 10-4 untuk nilai K = 15 dB atau kurang, maka didapat bahwa probabilitas outage meningkat jika nilai K meningkat. Selanjutnya, dengan nilai K = 10 dB didapat nilai dari probabilitas outage sebesar 10-4 ketika nilai SINR = 60 dB dan probabilitas outage sebesar 10-6 ketika nilai SINR = 70 dB, maka didapat probabilitas outage menurun jika nilai SINR meningkat. Hasil perhitungan lainnya dengan nilai K = 10 dB, didapat nilai dari probabilitas outage lebih dari 0,2 ketika nilai R = 6 bps/Hz dan probabilitas outage sebesar 0,8 ketika nilai R = 8 bps/Hz, didapatkan Probabilitas outage meningkat jika nilai R meningkat. Selanjutnya, dengan nilai K = 15 dB dan R = 20 bps/Hz, didapatkan nilai probabilitas outage sebesar 0,4, namun ketika nilai dari K = 15 dB dan R = 20 bps/Hz, nilai dari probabilitas outage dibawah 0,1, maka probabilitas outage menurun jika nilai N meningkat.

ABSTRACT
In this report, I analyze an outage probability in bidirectional nirkabel communication using full-duplex MIMO system with consider effect of self-interference. The self-interference in this report is mitigated by active and passive cancellation, yet there is still interference happens in this system, called residual interference. Assumed, transmit information signal (channel between node-1 and node-2) using Rayleigh fading channel and express interference signal stream using Rician fading channel. I derive a closed-form solution of outage probability towards effect of Rician factor (K), γ̅ɑ is SINR (Signal to Interference plus Noise Ratio), threshold rate (R) and number of antenna (N). With SINR is 70 dB and R is 10 bps/Hz, value of outage probability is more than 10-2, yet with SINR is 70 dB and R is 10 bps/Hz, we get value of probability is below 10-2 for value of K is 15 dB or below, we obtain that value of outage probability increases when we increasing value of K. At value of K is 10 dB, we get outage probability is 10-4 when SINR is 60 dB and outage probability is 10-6 when SINR is 70 dB, from the result we conclude that for certain value of R, as SINR increases outage probability decreases for given K. Furthermore, at value of K is 10 dB, we get outage probability is more than 0.2 when R is 6 bps/Hz and outage probability is 0.8 when R is 8 bps/Hz. We get that as threshold rate increases outage probability increases for given SINR. Moreover, at value of K is 15 dB and R is 20 bps/Hz, we get outage probability is 0.4 but when value of K is 15 dB and R is 20 bps/Hz, we get outage probability is below 0.1. We obtain that increases number of antenna will decreases value of outage probability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dedy Rizaldy
"Pertumbuhan pemakai internet di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat, laju pertumbuhan ini disebabkan oleh banyak faktor yang mendasar diantaranya adalah teknologi yang mendukung tersedianya terminal untuk mengakses internet dengan mudah dan relatif murah serta pasar pengguna yang telah siap untuk dimasuki. Namun satu hal yang menarik dari statistik jumlah pelanggan dan pengguna internet di Indonesia yaitu perbedaan angka yang sangat besar dimana jumlah pengguna sepuluh kali lebih besar dari angka pelanggan, hal ini menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia tidak berlangganan melalui penyedia jasa internet untuk dapat mengakses layanan internet. Kondisi ini membuka peluang untuk membangun bisnis jasa layanan WiFi Hotspot Intenet Akses dengan menggunakan SMS sebagai media transaksi. Jasa layanan internet ini tidak mengharuskan penggnna internet untuk berlangganan terlebih dahulu melainkan pengguna internet hanya cukup mengirimkan SMS kepada nomor singkat tertentu dimana sebelumnya telah ada perjanjian bisnis antara operator seluler pemilik jaringan SMS dengan penyelenggara internet. Selanjutnya sistem yang terintegrasi antara SMS dan jaringan internet akan mengirimkan username dan password yang diutamakan untuk login pada jaringan WiFi internet akses yang sudah ada. Layanan ini sangat mudah dan fleksibel bagi pengguna intemet yang membutuhkan koneksi intemet dimanapun berada dan pembayarannya cukup dengan mengurangi pulsa telepon seluler yang digunakan atau menagihkan pada rekening telepon seluler tiap bulannya. Dalam membangun bisnis layanan WiFi Hotspot internet Akses yang menggunakan SMS sebagai media transaksi diperlukan suatu analisa pasak yang cermat sebagai langkah awal dari strategi perencanaan dan kebijakan manajemen telekomunikasi agar bisnis tersebut mendapatkan keuntungan dan terhindar dari kesalahan. Metode Porter 's Five Force Competition adalah metode yang cukup mudah dan kuat untuk memberikan penjelasan analisa pasar, situasi bisnis dan kekuatan kompetitif. Hal ini sangat berguna karena dapat membantu untuk memahami posisi persaingan yang sedang dihadapi dan kekuatan posisi bisnis yang akan dimasuki.

The growth of internet user in Indonesia shown rapidly, this growth rate caused of many element factors among others are technology that supported internet availability to access internet as easily and cheaper, also the market has prepared to be entered. However a piquancy of statistic of the amounting of customer and internet consumer in Indonesia has shown a differed significant value , in which the amount of internet consumer was ten times from the customer number, this was indicate that consumer of internet in Indonesia have not necessary subscribe to internet provider to access the internet service. This condition opened the opportunity to develop a business of Wifi Hotspot internet access by using SMS as a transaction media. This business service of internet does not require subscribing beforehand, the internet user enough to send SMS to certain brief number special only in which they had have a business agreement between cellular operators of SMS network owner with the internet provider, then the integrated systems between SMS and internet network will deliver user name and password to be used for login to the access internet WiFi networking. This service is very easy and flexible to the internet user to access an internet connection at anywhere and the payment will charge from cellular phone pulse or by monthly bill at the cellular phone account. On developed a business WiFi Hotspot internet Access service, which using SMS as the transaction media is needed market analyze as accurate as the preliminary step from the planning strategy and telecommunication management policy, it due such business reached the maximized profit and avoid from any mistaken. The Method of Porter's Five Force Competition is the easiest and strongest method that provides market analyzes distinctly, business solution and its power. This is very useful, it could assist to comprehend strength of emulation position which being facing and the strength of business position to be entered."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan Kinantan Prabu
"

Teknologi komunikasi nirkabel dari Internet of Things (IoT) saat ini sudah digunakan dalam banyak kasus. Pada tahun 2016 (3rd Generation Partnership Project) 3GPP memperkenalkan teknologi baru yang disebut Narrowband Internet of Things (NB-IoT). Dengan target melayani pasar perangkat IoT, NB-IoT dirancang untuk menjadi lebih baik dalam menangani sejumlah besar perangkat, dibandingkan dengan teknologi seluler yang ada. Tantangan terbesar untuk melayani sejumlah besar perangkat dalam teknologi nirkabel adalah random access. Penelitian ini menyajikan hasil simulasi prosedur random access pada kestabilan NB-IoT dengan sejumlah besar perangkat. backoff window adalah fokus utama dalam penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja NB-IoT yang memiliki kemampuan untuk meminimalkan paket Loss sehingga dapat mengirim lebih banyak paket yang di-acknowledge. mekanisme backoff dengan limitasi pengulangan diasumsikan bekerja pada satu tingkat Coverage Enhancement (CE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas pengiriman paket juga memiliki peran dalam kinerja, di mana semakin tinggi probabilitas untuk mengirimkan paket, semakin tinggi paket Loss terjadi. Jumlah pengguna (M) maksimum untuk PPKT 10% adalah 45 dengan persentase rata-rata Loss sebesar 49,59%, 35 untuk PPKT 20% dengan persentase rata-rata Loss sebesar 49,49%, dan 30 untuk PPKT 30% dengan persentase rata-rata Loss sebesar 47,86%.


Next generation wireless communication technology of Internet of Things (IoT) nowadays is already used in many use cases. In 2016 3GPP (3rd Generation Partnership Project) started introducing a new technology called Narrowband Internet of Things (NB-IoT). Targeting to serve the market of IoT devices, NB-IoT is designed to be better in dealing with massive number of devices in a cell, compared to the existing cellular technologies. The biggest challenge to serve massive number of devices in wireless technologies is the random access. This research presents a simulation result of NB-IoT’s random access procedure under massive number of devices in steady-state condition. A backoff window is the main focus in this research to evaluate the NB-IoT performance, it has the ability to minimize packet loss so it can send more an acknowledged packet. the backoff mechanism with retry limit is considered with one coverage enhancement (CE) level. The result shows that a probability of transmitting packet also has a role in performance, where the higher of probability to generate uplink packet, the higher the lost packet will occur. The maximum number of users (M) for PPKT 10% is 45 with an average percentage of loss rate is 49.59%, 35 for PPKT 20% with an average percentage of loss rate is 49.49%, and 30 for PPKT 30% with an average percentage of loss rate is 47.86%.

"
2019
T53104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Kuntoro Prayogo
"
ABSTRAK
Tingginya pertumbuhan traffic data serta munculnya fitur dan teknologi terbaru seperti internet of thing IoT , mendesak munculnya teknologi komunikasi seluler generasi kelima 5G . Channel coding memiliki peran penting untuk mendukung tiga skenario 5G, yaitu Enhanced Mobile Broadband eMBB , Massive Machine Type Communications mMTC dan Ultra Reliable Low Latency Communication URLLC . Ada tiga kandidat channel coding yang berpotensi untuk memenuhi standar teknologi 5G, seperti yang diidentifikasi oleh 3GPP, yaitu turbo code, low density parity check LDPC code dan polar code.Penelitian ini mensimulasikan dan membandingkan kinerja polar code dan LDPC code berdasarkan parameter yang sesuai dengan skenario mMTC. Evaluasi teknis dilakukan dengan menilai BLER / BER dan coding gain untuk block length yang rendah dengan modulasi QPSK. Hasilnya menandakan bahwa polar code SCL decoder memiliki performa paling unggul dengan nilai coding gain 8.3 dB - 10 dB. Selain itu, polar code SCL decoder juga memiliki nilai Eb/N0 yang lebih kecil dengan perbedaan 1 dB - 3 dB dibanding skema pengkodean lainnya untuk mendapatkan BLER 0.0001. Namun jika ditinjau dari kompleksitas dan waktu decoding, polar code SC decoder mengungguli skema pengkodean lainnya dengan kompleksitas O n log n dan waktu decoding 0.005 s untuk block length 64 bit serta 0.029 s untuk block length 512 bit.

ABSTRAK
New features and technologies such as internet of things IoT , has encouraged the development of fifth generation mobile communications technology 5G . Channel coding has an important role to support the three 5G scenarios, i.e. Enhanced Mobile Broadband eMBB , Massive Machine Type Communications mMTC and Ultra Reliable and Low Latency Communications URLLC . There are three potential candidates for the 5G technology standard, as identified by 3GPP, which is turbo code, low density parity check LDPC code and polar code.This research simulates and compares the performance of polar code and LDPC code based on parameters that match the URLLC and mMTC scenarios. The technical evaluation is conducted by assessing BLER BER and coding gain for short block length with QPSK modulation. The result signified that polar code SCL decoder has the best performance with coding gain 8.3 dB 10 dB. In addition, the polar code SCL decoder also has a smaller Eb N0 with a difference of 1 dB 3 dB compared to other coding schemes to get BLER 0.0001. However, in terms of complexity and decoding time, the polar code SC decoder outperforms other coding schemes with complexity of O n log n and decoding time 0.005s for 64 bit block length and 0.029s for 512 bit block length."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book is a collection of papers from international experts presented at International Conference on NextGen Electronic Technologies (ICNETS2-2016). ICNETS2 encompassed six symposia covering all aspects of electronics and communications domains, including relevant nano/micro materials and devices. Presenting recent research on wireless communication networks and Internet of Things, the book will prove useful to researchers, professionals and students working in the core areas of electronics and their applications, especially in signal processing, embedded systems and networking."
Singapore: Springer Nature Singapore, 2019
e20518704
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ayyasy
"Teknologi Internet of Things (IoT) merupakan terobosan teknologi yang memungkinkan adanya pengumpulan dan pertukaran data antara objek objek yang saling terhubung dalam suatu jaringan tertentu sehingga, memudahkan akses terhadap data yang didapatkan untuk dikelola menjadi sebuah informasi yang bermanfaat. Implementasi teknologi IoT dapat dimanfaatkan di berbagai bidang sebagai solusi efisiensi, kemudahan, dan keamanan. Pada riset ini, teknologi IoT diimplementasikan sebagai sistem untuk solusi masalah keamanan dan kemudahan pada kendaraan bermotor. Sistem dirancang dengan menggunakan komponen GPS untuk melacak posisi bujur lintang kendaraan, relay untuk memutus rangkaian kelistrikan kendaraan, dan sensor MPU6050 sebagai pendeteksi getaran mencurigakan pada kendaraan. Semua informasi yang didapatkan pada setiap sensor diproses oleh ESP32 kemudian dikirimkan ke server dengan bantuan LoRa. Informasi yang tersimpan di database server dapat diakses melalui aplikasi hasil rancangan. Dari rancangan sistem yang telah ditetapkan, didapatkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk melacak dan mengendalikan nyala mati mesin kendaraan melalui sebuah aplikasi hasil rancangan bernama MOTRAV. Kendaraan yang dipasangi alat dapat diubah statusnya ke dalam mode parkir yang akan mengirimkan notifikasi peringatan apabila terdapat suatu gerakan atau getaran yang terdeteksi mencurigakan.

Internet of Things (IoT) technology is a technological breakthrough that allows the collection and exchange of data between objects that are connected to each other in a certain network, making it easier to access the data obtained to be managed into useful information. The implementation of IoT technology can be utilized in various fields as a solution for efficiency, convenience, and security. In this research, IoT technology is implemented as a system for solving security and convenience problems in vehicles. The system is designed using GPS components to track the longitude and latitude position of the vehicle, relays to disconnect the vehicle's electrical circuit, and MPU6050 sensors as suspicious vibration detectors on the vehicle. All information obtained on each sensor is processed by ESP32 and then sent to the server with the help of LoRa. Information stored in the server database can be accessed through the designed application. From the system design that has been determined, a device is obtained that can be used to track and control the turning off of a vehicle engine through a designed application called MOTRAV. The vehicle installed with the device can be changed into parking mode which will send a warning notification if there is a suspicious movement or vibration detected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Christian
"Pencemaran udara sebagai dampak dari pertumbuhan industri dan aktivitas manusia telah menjadi perhatian global. Salah satu kategori polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia adalah particulate matter (PM) 2.5. Laporan IQAir mencatat rata-rata konsentrasi PM2.5 di Indonesia per tahun 2022 sekitar 30,4 mikrogram per meter kubik, atau enam kali lipat lebih besar dari standar aman WHO. Dalam menanggapi kompleksitas masalah ini, penelitian ini merancang sistem deteksi dini dan monitoring polutan PM2.5 berbasis komunikasi LoRa 920 MHz dan Internet-of-Things (IoT) dengan sensor low-cost DSM501A. Penggunaan komunikasi LoRa, dengan menggunakan modul LoRa RFM95 pada frekuensi 920 MHz, menawarkan jangkauan transmisi atau coverage yang luas. Hasil deteksi partikel particulate matter divisualisasikan dalam bentuk laman web berbasis React Vite, Tailwind CSS, dan Node.js. Pengujian QoS komunikasi LoRa dilakukan dengan memprediksi path loss dan RSSI dengan pendekatan Okumura-Hata, serta mengukur nilai aktual SNR, RSSI, dan PDR, pada 10 titik pengujian di kawasan Universitas Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan transmisi sinyal LoRa berhasil terkirim pada 8 dari 10 titik pengujian, dengan rentang jarak dari 8 m hingga 362.43 m, dengan nilai RSSI yang variatif pada rentang -85.87 dBm hingga -111.27 dBm, nilai SNR pada rentang 8.30 dB hingga -8.83 dB, serta PDR% pada rentang 100 % hingga 12.5 %, yang menunjukkan bahwa variabel LoRa seperti spreading factor, bandwidth, dan frekuensi, maupun variabel lingkungan, seperti jarak, area lintasan propagasi, dan vegetasi sangat mempengaruhi QoS transmisi sinyal LoRa di kawasan urban. Sementara itu, pada periode 14 hari pengumpulan data, total rata-rata polutan PM2.5 berdasarkan kategori waktu adalah pada tanggal 4 Juni 2024, yakni 149.42 mikrogram per meter kubik. Berdasarkan total rata-rata PM2.5 harian, indeks tertinggi terdapat pada hari Rabu, 5 Juni 2024, yakni 113.35 mikrogram per meter kubik. Rata-rata tertinggi indeks PM2.5 berdasarkan kategori waktu selama 14 hari pengumpulan data adalah pada siang hari.

Air pollution, as a consequence of industrial growth and human activities, has become a global concern. One of the categories of air pollutants that poses a significant threat to human health is particulate matter (PM) 2.5. The IQAir report recorded an average PM2.5 concentration in Indonesia in 2022 of approximately 30.4 micrograms per cubic meter, which is six times higher than the WHO's safe standard. In response to this complex issue, this study designs an early detection and monitoring system for PM2.5 pollutants based on 920 MHz LoRa communication and the Internet of Things (IoT) using the low-cost DSM501A sensor. The use of LoRa communication, utilizing the LoRa RFM95 module at a 920 MHz frequency, offers a wide transmission range or coverage. The detected particulate matter data is visualized in the form of a web page based on React Vite, Tailwind CSS, and Node.js. The QoS testing of LoRa communication is conducted by predicting path loss and RSSI using the Okumura-Hata model and measuring actual values of SNR, RSSI, and PDR at 10 test points within the University of Indonesia area. The test results indicate that LoRa signal transmission successfully reached 8 out of 10 test points, with distances ranging from 8 m to 362.43 m, with varying RSSI values between -85.87 dBm and -111.27 dBm, SNR values between 8.30 dB and -8.83 dB, and PDR% ranging from 100% to 12.5%, showing that LoRa variables such as spreading factor, bandwidth, and frequency, as well as environmental variables like distance, propagation path area, and vegetation, significantly affect the QoS of LoRa signal transmission in urban areas. Meanwhile, during the 14-day data collection period, the total average PM2.5 pollutants by time category was on June 4, 2024, at 149.42 micrograms per cubic meter. Based on the total daily average PM2.5, the highest index was on Wednesday, June 5, 2024, at 113.35 micrograms per cubic meter. The highest average PM2.5 index by time category during the 14-day data collection period was during the daytime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>