Ditemukan 155035 dokumen yang sesuai dengan query
Irene Shiny Frederika
"Kesepian umum terjadi pada individu dewasa awal, usia yang penuh perubahan dan instabilitas. Meski umum, kesepian berdampak buruk bagi kehidupan individu sehingga perlu diatasi. Penerapan mindfulness, salah satunya yaitu, interpersonal mindfulness, diusulkan dapat mengatasi kesepian dalam konteks relasi sosial. Penelitian ini melihat hubungan antara interpersonal mindfulness dan kesepian pada 149 individu berusia 18-25 tahun. Kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Revised Version 3 dan interpersonal mindfulness dengan Interpersonal Mindfulness Scale. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara interpersonal mindfulness dan kesepian. Temuan ini menunjukkan bahwa interpersonal mindfulness tidak berkaitan langsung dengan tingkat kesepian pada individu dewasa awal.
Loneliness commonly occurs in young adults, a period marked by change and instability. Despite its prevalence, loneliness adversely impacts individuals' lives and requires intervention. Mindfulness practices, such as interpersonal mindfulness, are suggested to address loneliness within social relationships. This study examines the relationship between interpersonal mindfulness and loneliness in 149 individuals aged 18-25 years. Loneliness was assessed using the UCLA Loneliness Scale Revised Version 3, while interpersonal mindfulness was measured using the Interpersonal Mindfulness Scale. The research findings indicate no significant relationship between interpersonal mindfulness and loneliness. These findings suggest that interpersonal mindfulness does not directly correlate with loneliness levels in young adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rathaska Annisa Ardhana
"Pacaran sebagai salah satu tugas perkembangan bagi emerging adulthood memerlukan pengorbanan yang untuk mempertahankannya. Pengorbanan dilakukan berdasarkan motif berkorban mendekat dan menjauh. Demi memahami lebih dalam akan hal yang berkaitan dengan meningkatnya motif berkorban, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interpersonal mindfulness dengan motif berkorban pada emerging adulthood yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness Scale dan Motives of Sacrifice. Hasil analisis korelasional dari 289 partisipan menunjukkan terdapat hubungan antara motif berkorban mendekat dengan interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgemental acceptance (rs = .143), dan nonreactivity (rs = .233). Motif berkorban menjauh juga berhubungan dengan interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgemental acceptance (rs = .164), dan nonreactivity (rs = .238). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan interpersonal mindfulness yang tinggi akan semakin sering berkorban baik dengan motif mendekat maupun menjauh. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi emerging adulthood mengenai pentingnya motif berkorban serta interpersonal mindfulness dalam hubungan berpacaran.
Dating, as an important relationship for emerging adulthood requires sacrifice to maintain. Sacrifices were made based on approach and avoidance motives. In order to better understand things related to increased motives of sacrifice, this study aims to ascertain the relationship between interpersonal mindfulness and motives of sacrifice among emerging adulthood in a dating relationship. The measurement tools used are the Interpersonal Mindfulness Scale (IMS) and the Indonesian version of Motives of Sacrifice. The results of the correlational analysis of 289 participants showed that there was a relationship between approach motive and interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgmental acceptance (rs = .143), and nonreactivity (rs = .143). The avoidance motive was also found to be related to interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgmental acceptance (rs = .164), and nonreactivity (rs = .238). Thus, it can be concluded that individuals with high interpersonal mindfulness will make sacrifices more often, with both approaching and avoidance motives. This research is expected to provide insight for emerging adulthood regarding the importance of self-sacrifice and interpersonal mindfulness in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dyahayu Saraswati Muthianingrum
"Sebagai manusia yang memiliki kebutuhan akan cinta, wajar untuk membentuk hubungan romantis dengan orang lain, terutama pada emerging adulthood yang menjadi salah satu tugas perkembangannya. Untuk mengeksplorasinya, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara interpersonal mindfulness dengan komitmen pada emerging adulthood yang sedang menjalani hubungan berpacaran. Penelitian dilakukan pada 293 partisipan dalam rentang usia 18-29 tahun dengan menggunakan alat ukur Interpersonal Mindfulness Scale dan The Investment Model Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara interpersonal mindfulness secara unidimensional dengan komitmen r(293) = .411, p <.001. Hasil juga menjukkan adanya hubungan yang positif antara dimensi presence r(293) = .503, p <.001 serta dimensi awareness of self and others r(293) = .298, p <.001 dengan komitmen. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin tingginya interpersonal mindfulness yang dimiliki emerging adulthood dapat memprediksi tingkat komitmen yang lebih tinggi pada hubungan berpacaran yang sedang dijalani. Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan khususnya pada emerging adulthood mengenai pentingnya interpersonal mindfulness dan komitmen dalam hubungan berpacaran.
As humans who have a need for love, it is natural to form romantic relationships with others, especially during emerging adulthood, which is one of its developmental tasks. To explore this, this study aims to examine the relationship between interpersonal mindfulness and commitment in emerging adults who are in a dating relationship. The study was conducted on 293 participants in the age range of 18-29 years using the Interpersonal Mindfulness Scale and The Investment Model Scale. The results showed that there was a positive relationship between interpersonal mindfulness unidimensionally and commitment r(293) = .411, p. The results also show that there is a positive relationship between the dimensions of presencer(293) = .503, p <.001 and awareness of self and othersr(293) = .298, p <.001 and commitment. From this study it can be seen that the higher the interpersonal mindfulness of emerging adulthood, the more likely it is to predict a higher level of commitment in the current dating relationship. This study is expected to contribute to the understanding, particularly for emerging adulthood, regarding the importance of interpersonal mindfulness and commitment in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Unsa Faizati Safrina
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keterpaparan alam dapat memberikan pengaruh terhadap suasana hati. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa keadaan mindfuness ketika berada di alam dapat meningkatkan pengalaman dengan alam dan memberikan pengaruh juga terhadap suasana hati. Penulis menguji kemungkinan bahwa manipulasi kondisi mindfulness akan meningkatkan suasana hati. Mindfulness yang dilakukan di alam berpengaruh lebih signifikan daripada mindfulness di dalam ruangan apalagi kondisi tanpa mindfulness dan keterpaparan alam terhadap perubahan suasana hati. Partisipan (N=30; berusia 19-26 tahun) melakukan tiga kegiatan tersebut dipandu oleh peneliti. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi partisipan mengisi alat ukur TMS dan PANAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi mindfulness di alam berpengaruh positif terhadap kenaikan suasana hati lebih signifikan daripada kondisi mindfulness di dalam ruangan. Nilai kedekatan dengan alam pada partisipan tidak memberikan efek moderasi dalam pengaruh kondisi mindfulness pada perubahan suasana hati. Hal ini dikarenakan partisipan memiliki nilai kedekatan dengan alam yang tinggi sehingga tidak terdapat variasi nilai kedekatan dengan alam.
Previous research has shown that natural exposure can have an effect on mood. However, few know that a state of mindfulness when in nature can enhance the experience with nature and have an effect on mood as well. The authors tested the possibility that manipulation of the mindfulness state would improve mood. Mindfulness that is done in nature has a more significant effect than mindfulness in the room, especially conditions without mindfulness and natural exposure to mood swings. Participants (N=30; aged 19-26 years) carried out the three activities guided by the researcher. To find out the changes that occurred, participants filled out the TMS and PANAS measuring instruments. The results showed that the state of mindfulness in nature had a more significant positive effect on mood elevation than the state of mindfulness in the room. The value of nature relatedness on the participants did not have a moderating effect on the effect of mindfulness conditions on mood swings. This is because participants have a high value of nature relatedness so that there is no variation in the value of nature relatedness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Rashad Putra Widiana
"Fase eksplorasi karir pada individu dewasa awal tidak selalu berjalan lancar. Untuk mengatasi fenomena tersebut, mereka memerlukan kemampuan untuk mengambil keputusan karir yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan terkait trait mindfulness dengan tingkat career decicision making self efficacy (CDMSE) pada dewasa awal. Penelitian menggunakan metode korelasi untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Partisipan merupakan lulusan perguruan tinggi yang berumur 18-25 (n=95). Alat ukur yang digunakan adalah Five Facet Mindfulness Questionnaire dan Career Decision Making Self Efficacy Scale yang sudah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan signifikan secara positif antara variabel trait mindfulness dan CDMSE (r = 0,315, p < 0,001). Ditemukan dimensi non-reactivity dan problem solving memiliki hubungan signifikan yang kuat dibanding dimensi lain. Temuan ini dapat dijadikan sebagai dasar studi dengan topik mindfulness pada perilaku karir lainnya.
The career exploration phase in emerging adulthood individuals does not always progress smoothly. To tackle this issue, the ability to make well-informed career decisions becomes essential. This study aims to investigate how trait mindfulness is linked to the level of career decision making self efficacy (CDMSE) among emerging adulthoods. The study utilizes a correlation method to examine the relationship between these two variables. The participants in this study were college graduates aged 18-25 (n=95). The researchers used the Five Facet Mindfulness Questionnaire and the Career Decision Making Self-Efficacy Scale that had already been adapted into Bahasa. The analysis reveals a significant positive correlation between trait mindfulness and CDMSE (r = 0.315, p < 0.001). Particularly, the dimensions of non-reactivity and problem-solving exhibit stronger associations compared to other dimensions. These findings provide a foundation for future investigations into mindfulness and its impact on other careerrelated behaviors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yosephine Merry Devina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah setiap jenis penggunaan Instagram IG Interaction, IG Browsing, dan IG Broadcasting berhubungan dengan kesepian. Penelitian dilakukan pada 383 laki-laki dan perempuan 16-24 tahun . Variabel jenis-jenis penggunaan Instagram diukur dengan Instagram Activities Scale dari Yang 2016 yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh back translators dan dimodifikasi oleh peneliti. Variabel kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Versi 3 dari Russell 1996 yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh back translators dan dimodifikasi oleh peneliti. Hasil uji statistik korelasi menunjukkan IG Interaction memiliki hubungan negatif yang lemah dan signifikan dengan kesepian. IG Browsing dan IG Broadcasting masing-masing memiliki hubungan positif yang signifikan dan lemah dengan kesepian.
This research aims to seek the correlation between each types of Instagram usage IG Interaction, IG Browsing, and IG Broadcasting and loneliness. The research was conducted to 383 males and females 16 24 years old . The frequency of each types of Instagram usage were measured with Instagram Activities Scale from Yang 2016 which has been translated to Indonesian language by back translators and has been modified by researcher. Loneliness was measured with UCLA Loneliness Scale Version 3 from Russell 1996 which has been translated to Indonesian language by back translators and has been modified by researcher. The result shows that IG Interaction has a negative, weak, and significant correlation with loneliness. Both of IG Browsing and IG Broadcasting have a positive, weak, and significant correlation with loneliness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69155
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alifia Raniaputri Hendraswara
"Hubungan sosial di tempat kerja adalah hal yang vital untuk kesejahteraan karyawan. Pengaturan kerja pada karyawan memiliki potensi untuk memengaruhi dinamika hubungan sosial karyawan. Hubungan sosial karyawan di berhubungan dengan kesejahteraan karyawan. Penelitian ini mengeksplorasi peran moderasi dari variabel persepsi dukungan sosial pada hubungan kesepian di tempat kerja dengan kelalahan emosional pada karyawan di Indonesia yang mempunyai pengaturan kerja yang beragam akibat dari adanya pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan metode survei menggunakan alat ukur adaptasi dari MBI-GS oleh Schaufeli, Maslach, Leiter, & Jackson (1981) untuk mengukur kelelahan emosional, alat ukur adaptasi WDQ oleh Morgenson & Humprey (2006) untuk mengukur persepsi dukungan sosial, dan alat ukur adaptasi LAWS oleh Wright, Burt, & Strongman (2006) untuk mengukur kesepian di tempat kerja. Hasil uji hipotesis melalui analisis regresi menggunakan PROCESS Model by Hayes di software SPSS pada 201 karyawan dari berbagai organisasi di Indonesia yang menjadi partisipan, menghasilkan temuan utama penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial memainkan peran moderasi yang signifikan dalam hubungan antara kesepian di tempat kerja dan kelelahan emosional. Implikasinya menekankan perlunya perhatian terhadap aspek dukungan sosial dalam lingkungan kerja untuk mengurangi kesepian untuk bisa melindungi karyawan dari kelelahan emosional terutama dalam era kerja yang terus berubah dan bervariasi.
Social relationships in the workplace are vital to employee well-being. Employees' work arrangements have the potential to influence the dynamics of employees' social relationships. Employee social relations are related to employee welfare. This research explores the moderating role of the variable perceived social support on the relationship between loneliness at work and emotional exhaustion in employees in Indonesia who have diverse work arrangements as a result of the Covid-19 pandemic. This research is a non-experimental study with a survey method using the MBI-GS adaptation measuring instrument by Schaufeli, Maslach, Leiter, & Jackson (1981) to measure emotional exhaustion, the WDQ adaptation measuring instrument by Morgenson & Humphrey (2006) to measure perceptions of support social, and the LAWS adaptation measuring tool by Wright, Burt, & Strongman (2006) to measure loneliness in the workplace. The results of hypothesis testing through regression analysis using the PROCESS Model by Hayes in SPSS software on 201 employees from various organizations in Indonesia who were participants, produced the main research findings showing that perceived social support plays a significant moderating role in the relationship between loneliness at work and emotional exhaustion. The implications emphasize the need to pay attention to aspects of social support in the work environment to reduce loneliness in order to protect employees from emotional exhaustion, especially in an era of work that continues to change and vary."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dhea Khairunnisa Saputri
"Hubungan antara kesepian dan adiksi smartphone tidak selalu ditemukan berkorelasi secara signifikan. Di sisi lain, Deficient Self-Regulation Model mengajukan disregulasi emosi sebagai mediator dalam hubungan antara adiksi smartphone dan kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali hubungan positif antara kesepian dan adiksi smartphone, serta sejauh mana hubungan tersebut dapat dimediasi oleh disregulasi emosi. Sebanyak 158 dewasa muda (69% perempuan; Musia = 21,19, SD = 1,92) diukur menggunakan Smartphone Addiction Scale – Short Version, Revised UCLA Loneliness Scale, dan Brief Version of Difficulties in Emotion Regulation Scale. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa kesepian berhubungan secara positif dan signifikan dengan adiksi smartphone. Hasil analisis PROCESS simple mediation (Model 4) menunjukkan bahwa hubungan kesepian dan adiksi smartphone dimediasi secara penuh oleh disregulasi emosi. Diskusi mengenai temuan-temuan dalam penelitian ini akan mengangkat peran penting dari disregulasi emosi dalam memahami bagaimana kesepian di kalangan dewasa muda dapat memicu perilaku adiksi smartphone dan berbagai dampak negatif yang mengikutinya.
According to previous findings, the relationship between loneliness and smartphone addiction did not always show significant correlation. On the other hand, the Deficient Self-Regulation Model proposes emotional dysregulation as a mediator between loneliness and smartphone addiction. This study aimed to re-examine the positive relationship between loneliness and smartphone addiction and explore the extent to which emotional dysregulation mediates this relationship. A total of 158 Indonesian young adults (69% female; Musia=21,19, SD=1,92) were measured using the Smartphone Addiction Scale – Short Version, the Revised UCLA Loneliness Scale to assess loneliness, and the Brief Version of Difficulties in Emotion Regulation Scale. Results of the correlation analysis indicated a positive and significant relationship between loneliness and smartphone addiction. Notably, the findings of the PROCESS simple mediation analysis (Model 4) revealed that the relationship between loneliness and PSU is fully mediated by emotional dysregulation. The discussion of the current study's findings will emphasize the vital role ofemotional dysregulation in understanding how loneliness among young adults can trigger smartphone addiction and subsequent negative consequences."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ni Made Shanti Dewi Barata Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara mindfulness dan emotional contagion pada tenaga kesehatan. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara mindfulness dan emotional contagion. Penelitian ini memiliki sebanyak 68 jawaban responden yang dapat digunakan pada penelitian ini. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS) dan Emotional Contagion Scale (ECS). Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara mindfulness dan emotional contagion pada tenaga kesehatan. Pada penelitian ini juga ditemukan perbedaan emotional contagion pada kelompok rata-rata penghasilan kurang dan lebih dari Rp3.500.000. Selain itu, terdapat hubungan antara mindfulness dan usia serta hubungan antara usia dan kedekatan dengan rekan kerja
The purpose of this study was to see the relationship between mindfulness and emotional contagion in healthcare workers. The hypothesis in this study is that there is a relationship between mindfulness and emotional contagion. This study had 68 respondents' answers that can be used in this study. The measuring instruments used in this study were the Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS) and the Emotional Contagion Scale (ECS). The results obtained in this study are that there is a negative relationship between mindfulness and emotional contagion in health workers. This study also found differences in emotional contagion in the group with an average income of less and more than Rp3.500.000. In addition, there is a relationship between mindfulness and age and also between age and closeness to coworkers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pungkasari Wijayanti
"Situasi yang penuh tekanan seperti COVID-19 memiliki dampak yang signifikan pada khususnya dewasa muda. Salah satu dampak peristiwa tersebut misal berupa meningkatnya psychological distress, yaitu keadaan subjektif nonklinis yang menimbulkan perasaan depresi dan kecemasan. Individu dengan strategi coping yang kurang baik lantas mengembangkan perilaku makan berlebihan yang disebabkan karena keadaan emosi negatifnya (emotional eating). Salah satu faktor yang dapat mengurangi perilaku emotional eating individu adalah mindfulness. Penelitian ini kemudian mengukur hubungan antara psychological distress dan emotional eating dengan menggunakan desain korelasional Pearson. Sementara itu, efek mindfulness terhadap hubungan antara psychological distress dan emotional eating diukur menggunakan analisis moderasi. Sampel didapatkan dengan menggunakan teknik convenience sampling pada dewasa muda di seluruh Indonesia. Alat ukur self-report digunakan pada masing-masing variabel yaitu psychological distress, emotional eating, dan mindfulness. Sebanyak 225 orang partisipan berpartisipasi pada penelitian berbasis daring dengan sukarela, dengan rentang usia partisipan terbanyak adalah 19-24 tahun (M = 22.75, SD = 3.739). Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological distress memiliki hubungan positif yang signifikan dengan emotional eating, meskipun tidak ditemukan peran moderasi mindfulness pada hubungan tersebut.
Stressful events such as the COVID-19 pandemic has significantly brought serious impact for young adults, one of them including the increasing psychological distress. Psychological distress is a non-clinical subjective state that causes feelings of depression and anxiety. Furthermore, individuals with poor coping strategies develop overating due to their negative emotional state (emotional eating). One of the factors that may reduce the emotional eating behavior is mindfulness. This study measures the relationship between psychological distress and emotional eating using the Pearson correlational design. On the other hand, the effect of mindfulness in the relationship between psychological distress and emotional eating is measured using moderation analysis. Samples are obtained from young adults in Indonesia using the convenience sampling technique. The data is then collected using a self-report method for each variable (e.g. psychological distress, emotional eating, mindfulness). A total of 225 participants have taken part in this online-based study voluntarily, mostly aged 19-24 year old (M = 22.75, SD = 3.739). The results show that psychological distress has a significant positive relationship with emotional eating, although it is discovered that there is no moderating effect of mindfulness in the said association."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library