Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 240982 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Permata Sari Lase
"Tesis ini menganalisis pengaruh karakteristik individu dan karakteristik kepemimpinan terhadap produktivitas penelitian dengan karakteristik institusional sebagai variabel mediator pada dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas X. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitif dengan menggunakan metode survei dengan memberikan kuesioner dalam pertanyaan tertutup kepada 100 orang dengan syarat bukan merupakan ketua departemen dan memiliki pendidikan terkahir minimal S2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis mediasi dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik institusional memiliki peranan sebagai variabel mediasi pada pengaruh karakteristik individu terhadap produktivitas penelitian secara parsial. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel karakteristik institusional memiliki peran sebagai variabel mediator secara penuh pada pengaruh karakteristik kepemimpinan terhadap produktivitas penelitian.

The focus of this research are to analyze the role of institutional characteristics in mediating the effect of individual characteristics toward research productivity and to analyze the role of institutional characteristics in mediating the effect of leadership characteristics toward research productivity of academic lecturers in the Faculty of Economics and Faculty of Linguistic and Arts at University of X.. This research is a quantitative research using survey method with questionnaire in enclosed questions to 100 people with the requirement not as a department head and hold a master degree as a minimum educational background. The analysis technique in this research mediation analysis using SPSS software. From this research, it is known that institutional characteristics has a role as mediator variable in the effect of individual characteristics toward research productivity partially.This study also showed that institutional characteristics fully mediated the effect of leadership characteristics toward research productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Dharma
"Penerapan Kerja dari Rumah (KDR) atau Kerja Bauran (KDR dan Kerja dari Kantor) selama pandemi COVID-19 diketahui akan tetap bertahan hingga usainya pandemi. Walaupun demikian, pemberlakuan KDR atau Kerja Bauran diketahui memiliki dampak yang mampu menghambat keberfungsian tim di perusahaan, khususnya saat kelompok virtual menghasilkan ide kreatif. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk meningkatkan Efikasi Kolektif Kreatif (EKK). EKK merupakan tingkat kepercayaan individu terhadap kemampuan kelompok dalam menghasilkan ide, konsep, ataupun prosedur kreatif. Beberapa anteseden diketahui mampu meningkatkan EKK, diantaranya Perilaku Kepemimpinan Paradoks (PKP), yaitu sebuah gaya kepemimpinan yang mampu memadukan dua perilaku yang saling bertolak belakang menjadi sebuah perilaku baru, dalam hal ini memadukan peran kepemimpinan agentik dan komunal dalam satu kesatuan perilaku. Adapun peran agentik adalah sosok pemimpin yang menampilkan perilaku tegas terhadap bawahan, berorientasi pada tujuan, dan penyelesaian tugas. Sedangkan peran komundal adalah menampilkan kepedulian terhadap kesejahteraan bawahan, berorientasi pada hubungan interpersonal, dan memberdayakan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, anteseden lainnya adalah Persepsi Dukungan Organisasi (PDO), yaitu persepsi karyawan terhadap upaya organisasi dalam meningkatkan kesejahteraan dan memberikan dukungan ketika bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh antara PKP dan PDO terhadap EKK, melalui penggunaan prosedur experimental vignette method (EVM) yang diketahui belum banyak penelitian yang menggunakan prosedur ini terhadap ketiga variabel tersebut. Penelitian ini memiliki desain faktorial 2 (PKP: tinggi dan rendah) x 2 (PDO: tinggi dan rendah) between subject yang dilakukan terdahap 262 karyawan yang bekerja secara KDR atau Kerja Bauran. Menggunakan Faktorial ANOVA, ditemukan terdapat efek signifikan dari PKP (F (1, 258) = 256.313, p < 0.05, ηp2 =0.498) dan PDO (F (1, 258) = 256.566, p < 0.05, ηp2 = 0.499) terhadap EKK pada karyawan yang bekerja secara KDR dan Kerja Bauran, serta ditemukan interaksi diantara kedua varibel bebas terhadap EKK (F (1, 258) = 6.799, p < 0.05, ηp2 = 0.062). Implikasi dari penelitian ini menunjukkan diperlukan penerapan PKP oleh atasan dan PDO sebagai bentuk dukungan organisasi pasca pandemi untuk meningkatkan EKK pada kelompok saat menciptakan ide kreatif ketika bekerja secara KDR atau Bauran.

The practice of implementing remote work (WFH) or a combination of remote work and office work (hybrid) during the COVID-19 pandemic is expected to continue until the epidemic is over. However, the adoption of WFH or Hybrid work models is recognized to disrupt the virtual team's functionality inside the firm, particularly in terms of fostering creativity. Hence, it is imperative to make a concerted endeavor to enhance the Creative Collective-Efficacy (CCE). ECC, or Group Efficacy in Creative Collaboration, refers to the extent to which individuals have trust in the group's capacity to generate innovative ideas, concepts, or procedures. Previously, it has been observed that Paradoxical Leadership Behavior (PLB) can enhance CCE. PLB refers to a leadership style that effectively integrates two opposing behaviors, namely combining agentic and communal leadership roles in a harmonic manner. The agentic role is a leader who displays firm behavior towards subordinates, is goal-oriented and completes tasks. Meanwhile, the role of the communal is to show concern for the welfare of subordinates, be oriented towards interpersonal relationships, and empower them to achieve common goals. Furthermore, another factor that precedes this is Perceived Organizational Support (POS), which refers to employees' impressions of the organization's endeavors to enhance well-being and offer assistance throughout work. The objective of this study is to examine the influence of PLB and POS on CCE. This will be achieved by using the experimental vignette method (EVM), which has been underutilized in previous research investigating these three factors. This study employed a factorial design with two levels of PLB (high and low) and two levels of POS (high and low) as independent variables. The study was done on a sample of 262 employees who WFH or have a hybrid work arrangement. The application of Factorial ANOVA revealed a statistically significant impact of PLB (F (1, 258) = 256.313, p < 0.05, ηp2 =0.498) and POS (F (1, 258) = 256.566, p < 0.05, ηp2 = 0.499) on CCE, also the interaction between independent variable has impact on CCE (F (1, 258) = 6.799, p < 0.05, ηp2 = 0.062). The findings of this study indicate that it is crucial for leaders to adopt PLB and provide post-pandemic organizational support (POS) in order to enhance ECC within groups, particularly when individuals are working from home (WFH) or in hybrid work arrangements."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Alifah
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh efek ethical leadership terhadap organizational cynicism dari karyawan perusahaan e-commerce di Jabodetabek. Penelitian ini menguji mekanisme variabel leader-member exchange dan organizational identification sebagai variabel mediasi dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM) dari data yang didapatkan melalui survei cross-sectional dari 195 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ethical leadership tidak berpengaruh negatif terhadap organizational cynicism yang dirasakan oleh karyawan perusahaan e-commerce di Jabodetabek. Selain itu, leader-member exchange dan organizational identification tidak memediasi hubungan antara ethical leadership dan organizational cynicism secara parsial. Penelitian ini berkontribusi terhadap pengembangan teori pada variabel penelitian ini yaitu ethical leadership, leader-member exchange, organizational identification, dan organizational cynicism. Selain itu, penelitian ini juga berkontribusi terhadap implikasi manajerial yang dapat diterapkan diterapkan oleh organisasi terkait dengan konsep ethical leadership, leader-member exchange, organizational identification, dan organizational cynicism.

This study aims to see the effect of ethical leadership on organizational cynicism of employees of e-commerce companies in Greater Jakarta (Jabodetabek). This study examines the mechanism of the variable leader-member exchange and organizational identification as a mediating variable using a structural equation modeling (SEM) approach from data obtained through a cross-sectional survey of 195 respondents. The results of this study indicate that ethical leadership does not affect organizational cynicism perceived by employees of e-commerce companies in Greater Jakarta negatively. In addition, leader-member exchange and organizational identification did not partially mediate the relationship between ethical leadership and organizational cynicism. This study contributes to the development of theory on the variables of this study, namely ethical leadership, leader-member exchange, organizational identification, and organizational cynicism. Furthermore, this study also contributes to managerial implications that can be applied by organizations related to the concept of ethical leadership, leader-member exchange, organizational identification, and organizational cynicism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Aldhira Farhan
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada tahun 2016 yang kembali mencuat setelah dirilisnya sebuah film pada tahun 2024, yang bertujuan mempercepat penangkapan tiga pelaku yang belum tertangkap. Perhatian publik dan media yang meningkat pasca-film tersebut mendorong peninjauan ulang oleh penegak hukum untuk mengatasi fenomena “No Viral No Justice”. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis kepemimpinan Polri dalam menangani kasus viral untuk mengatasi fenomena No Viral No Justice, agar berkontribusi dalam pemulihan kepercayaan publik pada penyelesaian kasus pembunuhan Vina Cirebon. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penegakan hukum, Teori kepemimpinan situasional, konsep legitimasi, konsep keadilan sosial, dan konsep No Viral No Justice. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian eksploratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan pimpinan Polri dalam menangani kasus viral pada fenomena No Viral No Justice terletak pada pengelolaan sumber daya, pengambilan keputusan, dan respons terhadap tekanan eksternal. Dalam kasus viral, kepemimpinan lebih menekankan respons cepat, komunikasi publik proaktif, dan pengelolaan krisis untuk menjaga citra Polri. Langkah pimpinan Polri dalam pemulihan kepercayaan publik, dilakukan dengan menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan responsivitas terhadap kritik publik, seperti tindakan korektif yang cepat, penegakan hukum yang profesional dan adil, serta perbaikan sistem internal dan komunikasi publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tugas kepolisian, yang secara keseluruhan bertujuan memulihkan dan memperkuat kepercayaan publik terhadap Polri.

This research is motivated by the murder case of Vina and Eki in Cirebon in 2016 which resurfaced after the release of a film in 2024, which aimed to accelerate the arrest of three perpetrators who had not been caught. The increasing public and media attention after the film prompted a review by law enforcement to address the "No Viral No Justice" phenomenon. This study aims to analyze the leadership of the National Police in handling viral cases to address the No Viral No Justice phenomenon, in order to contribute to restoring public trust in resolving the Vina Cirebon murder case. The theories used in this study are law enforcement theory, situational leadership theory, the concept of legitimacy, the concept of social justice, and the concept of No Viral No Justice. This type of research is qualitative research with an exploratory research method. The results of this study indicate that the leadership of the National Police leadership in handling viral cases in the No Viral No Justice phenomenon lies in resource management, decision making, and response to external pressure. In viral cases, leadership emphasizes rapid response, proactive public communication, and crisis management to maintain the image of the National Police. The steps taken by the Polri leadership to restore public trust are carried out by emphasizing the importance of transparency, accountability, and responsiveness to public criticism, such as quick corrective action, professional and fair law enforcement, and improvements to internal systems and public communication to increase public understanding of the police's duties, which overall aims to restore and strengthen public trust in the Polri."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusianah
"Pengembangan kompetensi dan efikasi diri kepala ruang merupakan elemen krusial dalam peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit. Kepemimpinan yang tidak aman dapat mengakibatkan capaian tujuan keselamatan terganggu namun hanya sedikit yang diketahui tentang model safety leadership yang dapat meningkatkan kompetensi dan efikasi diri kepala ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model safety leadership yang menggunakan kerangka kerja teori human caring dan social cognitive, dan menguji efektivitasnya terhadap peningkatan kompetensi dan efikasi diri kepala ruang. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap: tahap pertama: identifikasi masalah melalui wawancara mendalam (penelitian kualitatif), tahap kedua: pengembangan model (integrasi hasil tahap 1, studi literatur dan konsultasi pakar) dan tahap ketiga uji efektivitas model (penelitian kuantitatif dengan non-equivalent control group pretest-posttest design. Pada penelitian kualitatif melibatkan 17 partisipan dan bertujuan mengembangkan model safety leadership berdasarkan human caring theory dan teori social cognitive. Model dikembangkan berdasarkan sintesis studi literatur, temuan studi kualitatif dan konsultasi pakar. Teridentifikasi enam tema yaitu kesadaran tentang keselamatan pasien, caring relationship, pemberdayaan staf, perencanaan keselamatan pasien bersama pasien, kepemimpinan diri dan dukungan rumah sakit. Penelitian kuantitatif bertujuan menguji efektivitas model safety leadership terhadap kompetensi dan efikasi diri kepala ruang dengan desain quasi eksperimen pre dan post terhadap 32 responden pada kelompok kontrol dan 32 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian berdasarkan analisis general linear model repeated measured menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model safety leadership terhadap peningkatan sikap safety leadership dalam kurun waktu 8 minggu intervensi dan tidak ada pengaruh model safety leadership terhadap peningkatan pengetahuan, perilaku dan efikasi diri kepala ruang.

Improving patient safety in hospitals is crucial. Ineffective leadership can prevent safety goals from being met, thereby highlighting the need for strong safety leadership models. However, there is a lack of a comprehensive understanding of leadership models that can enhance the competencies and self-efficacy of head nurses. The main objective of this research was to develop a new safety leadership model that embraces human care and social cognitive theories, with the ultimate goal of strengthening the competencies and self-efficacy of head nurses. The study consisted of three main stages: qualitative interviews, the development of the model through insights from the interviews and a literature review, and an empirical examination of the model’s effectiveness using a quantitative approach. During the qualitative phase, 17 participants developed a safety leadership model based on human care and social cognitive theory. This model incorporated insights from literature reviews, interviews, and expert evaluations. Six crucial dimensions of the model emerged: patient safety awareness, caring relationships, staff empowerment, collaborative patient safety planning, self-leadership, and organizational support. The quantitative phase aimed to measure the effectiveness of the safety leadership model in improving head nurses’ competencies and self- efficacy. This phase involved 32 respondents from both the control and intervention groups. The findings from the analysis revealed that the safety leadership model had a positive impact on improving safety leadership attitudes within an 8-week intervention period. However, there were no significant improvements in knowledge acquisition, behavior, or self-efficacy among head nurses. This study highlights the potential of a safety leadership model based on human care and social cognitive theories to enhance safety attitudes. However, further exploration and refinement are needed to comprehensively address different aspects of leadership effectiveness and patient safety improvement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Pratama
"Banyak karya ilmiah yang membahas mengenai kontributsi eco-investment terhadap keunggulan kompetitif perusahaan namun hanya segelintir yang membahas mengenai kontribusinya terhadap keunggulan kompetitif usaha rintisan. Karya ilmiah kualitatif ini ditulis untuk mengetahui lebih rinci mengenai proses usaha rintisan mendapatkan keunggulan kompetitif keberlanjutan melalui eco-investments nya. Studi kasus Tunggal terhadap sebuah perusahaan rintisan bersertifikasi B corporation ini menerapkan teori konsep strategi keberlanjutan yang diusulkan oleh Orsato (2009). Studi ini menemukan bahwa eco-investment berkontribusi dalam pencapaian keunggulan kompetitif kerberlanjutan dengan berbagai aspek. Proses kontribusinya dapat di kategorikan dalam tiga tahap. Pertama, eco-investment meningkatkan daya tarik perushaan dimata para investor dan meningkatkan kemungkinan pendapatan pendanaan dari berbagai macam sumber dana. Kedua, eco-investment meningkatkan kepuasan kerja, motivasi dan rasa kepemilikan. Ketiga, eco-investment dan eco-innovation dapat diterapakan dalam strategi eco-branding dan beyond compliance leadership. Namun penerapan tersebut tidak berarti bahwa perusahaan telah meraih keunggulan kompetitif keberlanjutan. Penerapan kedua strategi hanya memberikan perusahaan keunggulan kompetitif sementara namun jika ditambahkan dengan penerapan sustainable value innovation, perushaan baru dapat mencapai keunggulan kompetitif keberlanjutan. Penemuan ini diharapkan dapat membantu para pengusaha rintisan dan praktisi bisnis lainnya dalam melakukan evaluasi terhadap keputusan eco-investment berdasarkan sumber dan kapabilitas perushaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif keberlanjutan.

Many studies have been conducted to understand eco-investment contribution on firms’ competitive advantages but there are still limited studies about its effects on eco-oriented startups’ competitive advantages. This qualitative study is written to explore more in detail on eco-oriented startups process in gaining sustained competitive advantages from their eco-investments. Using an existing conceptual framework for sustainability strategies, this single case study probes into a B corporation certified startup and found that eco-investments contribute to support the eco-oriented startup in gaining sustainable competitive advantages in multiple ways. The process can be categorized in to three stages. First, eco-investments improve attractiveness of the company in eyes of investors and improve the likelihood to get funding from multiple funding sources. Second, eco-investments improve job satisfaction, motivation and employees’ sense of belonging. Lastly, eco-investments and eco-innovation support the company in executing eco-branding and beyond compliance leadership strategies but without sustainable value innovation, the startup can only achieve temporary competitive advantages not sustainable competitive advantages. The findings presented here may help startup founders and other business practitioners, especially those who are responsible in creating business strategy, to evaluate their eco-investment decisions based on the company's resources and capability in order to obtain sustainable competitive advantages"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Feby Canintika
"Acanthamoeba merupakan amoeba yang umumnya ditemukan di lingkungan dan dapat menyebabkan infeksi serius pada otak, paru-paru atau mata. Salah satu infeksi yang disebabkan oleh Acanthamoeba adalah keratitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FKUI mengenai diagnosis dan tatalaksana keratitis Acanthamoeba ditinjau dari karakterisik mahasiswa. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional, yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner pada 107 mahasiswa tingkat I-III yang menggunakan lensa kontak. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan, terhitung mulai tanggal 26 Januari 2013 sampai 24 Juni 2013. Sebanyak 86,7% responden memiliki pengetahuan yang kurang, sementara 13,3% memiliki pengetahuan yang cukup, 0% memiliki pengetahuan yang baik. Analisis Chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin responden (p=0,402), namun terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (kuliah tingkat 1 dan 2 dengan mahasiswa tingkat 3) pengetahuan tentang keratitis Acanthamoeba (p=0,003). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan jenis kelamin responden, namun berhubungan bermakna dengan pengetahuan tentang keratitis. Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengetahui strategi yang baik untuk memperbaiki perilaku tersebut.

Acanthamoeba is a microscopic amoeba commonly found in the environment and may cause serious infections in the brain, lungs, or eyes. One of the infections that caused by Acanthamoeba is keratitis. This study aims to determine the level of Faculty of Medicine University of Indonesia (FMUI) students’ knowledge about the diagnosis and management Acanthamoeba infections. This study was a cross-sectional study which was conducted at FMUI. The research was carried out within a period of 6 months, starting on January 26, 2013 until June 24, 2013, with a sample of 107 students FKUI level I-III who are using contact lenses. 86.7% of respondents had poor knowledge, while 13.3% had moderate knowledge, 0% had good knowledge. Chi-square analysis showed that there was no sigficant relationship between the level of knowledge and the sex of the respondent (p = 0.402), while there was significant relationship between the level of education (college level 1 and 2 with level 3 students) with knowledge of Acanthamoeba infections (p=0,003). These results indicate that the level of knowledge was not associated with respondent gender, but significantly associated with knowledge of keratitis. Therefore further research is required to know a good strategy to correct the behavior.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Prana Paramita
"Kemajuan suatu negara terukur dari kemajuan kegiatan riset dan inovasinya. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor apa sajakah dalam kepemimpinan transformasional dan kognitif individu yang berpengaruh dalam penciptaan inovasi pengetahuan dan peningkatan performa riset dalam institusi pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Partial Least Square dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa tiap departemen di Fakultas Teknik Universitas Indonesia sebagai responden. Variabel gaya kepemimpinan transformasional yang diteliti meliputi Vision, Inspirational Communication, Supportive Leadership, Intelectual Stimulation dan Personal Recognition. Sedangkan variabel perilaku kognitif individu yang diteliti meliputi Norm of Reciprocity, Interpersonal Trust, Knowledge Sharing Self Efficacy dan Perceived Relative Advantage. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik faktor-faktor yang berpengaruh terhadap inovasi pengetahuan dan performa riset pada masing-masing departemen yang diteliti.

Performance of the country is measured by its innovative research activities. This study discusses how the relationships between transformational leadership and individual cognitive to improve innovation in knowledge and research performance in educational institution. This research was conducted using Partial Least Square method by spreading the questionnaires to respondents from every research department in Engineering Faculty, Universitas Indonesia. Transformational leadership variables examined in this study are Vision, Inspirational Communication, Supportive Leadership, Intellectual Stimulation and Personal Recognition. While individual cognitive variables examined are Norm of Reciprocity, Interpersonal Trust, Knowledge Sharing Self Efficacy and Perceived Relative Advantage. Based on the data analysis, it can be concluded that different factors contribute the creation of knowledge innovation and research performance in each department."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Izzaty
"Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara karakteristik, pengetahuan, dan body image dengan perilaku makan pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi korelasional. Penelitian ini menggunakan teknik Quota Sampling yang diikuti sebanyak 120 responden dengan mengisi kuesioner daring berbasis google form. Hasil analisis univariat penelitian menunjukkan bahwa (52%) mahasiswi FKM UI memiliki perilaku makan baik, (54%) mahasiswi FKM UI memiliki pengetahuan gizi kurang, (49%) mahasiswi FKM UI dikategorikan body image positif, (53%) mahasiswi FKM UI menggunakan media sosial dengan intensitas tinggi. Hasil uji chi square pada variabel pengetahuan gizi dan penggunaan media sosial dengan perilaku makan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan karena memiliki p-value >0,05. Sedangkan hasil uji chi square pada variabel body image dengan perilaku makan menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang signifikan dengan p-value <0,05.

This study describes the relationship between characteristics, knowledge, and body image with eating behavior in students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study uses a quantitative method with a correlational study design. This study uses the Quota Sampling technique which was followed by 120 respondents by filling out a bold questionnaire based on google form. The results of the univariate analysis showed that 52% FKM UI students had good eating behavior, 54% FKM UI students had poor nutritional knowledge, 49% FKM UI students were categorized as positive body image, 53% FKM UI students used high intensity social media. The results of the chi square test on the variables of nutritional knowledge and the use of social media with eating behavior showed that there was no relationship because it had p-value >0.05. While the results of the chi square test on the body image variable with eating behavior showed that both had a significant relationship with p-value <0.05."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Khairunnisa
"Latar Belakang: Pada tahun 2022, studi menemukan 87% mahasiswa mengalami stres. Peningkatan stres ini sering kali dipengaruhi oleh beban akademik yang semakin berat seiring dengan kenaikan tahun akademik. Hal yang serupa dialami oleh mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Mahasiswa semester awal kedokteran gigi mengalami stres karena adanya tekanan yang besar untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar kedokteran gigi. Sementara, mahasiswa semester akhir cenderung mengalami stres karena adanya kekhawatiran terkait kelulusan dan transisi menuju jenjang profesi. Stres negatif (distres) yang dialami mahasiswa dapat mengganggu kesimbangan homeostasis. Keadaan stres memicu respons fisiologis di dalam tubuh melalui mekanisme GAS (General Adaptation Syndrome). Aktivasi aksis HPA dan SAM membuat perubahan pada sekresi saliva dan mempengaruhi karakteristik saliva. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterkaitan antara karakteristik saliva dengan tingkat stres pada mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Metode: Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional, yaitu potong lintang. Sampel yang diteliti merupakan saliva tanpa terstimulasi dan terstimulasi pada 11 mahasiswa semester awal (angkatan 2023) dan 11 mahasiswa semester akhir (angkatan 2021). Pengambilan sampel dilakukan pukul 08.00-11.00 WIB di Rumpun Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia, Depok. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat. Karakteristik saliva yang diteliti adalah volume, laju alir, pH, dan viskositas. Uji karakteristik saliva dilakukan di laboratorium. Tingkat stres diukur melalui skor stres pada kuesioner DASS-21. Analisis penelitian dilakukan dengan uji statistik beda mean, yaitu: Independent T-test, Mann-whitney U dan uji statistik korelasi yaitu: Pearson dan Spearman. Hasil: Uji beda mean menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat stres signifikan antara mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Tidak ditemukan perbedaan karakteristik saliva (volume, laju alir, pH, dan viskositas) signifikan antara mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Akan tetapi, ditemukan perbedaan signifikan pada volume dan laju alir terstimulasi antara mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat keterkaitan yang signifikan antara karakteristik saliva (volume, laju alir, pH, dan viskositas) dengan tingkat stres pada mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Kesimpulan: Karakteristik saliva tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat stres pada mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI.

Background: In 2022, a study found that 87% of students experienced stress. As the academic year progresses, the increasingly heavy academic workload often influences the increase in stress. Early-semester and late-semester undergraduate students at the Faculty of Dentistry UI share a similar experience. Early-semester dental students experience stress due to the significant pressure to excel in the basic knowledge and skills of dentistry. Meanwhile, late-semester students tend to experience stress due to concerns related to completing undergraduate studies and transitioning to the professional phase in dentistry. Students' experiences of negative stress can disrupt the balance of homeostasis. The state of stress triggers a physiological response in the body through the GAS mechanism. (General Adaptation Syndrome). Activation of the HPA and SAM axis pathways causes changes in saliva secretion and affects saliva's characteristics. Objective: The study was conducted to determine the relationship between salivary characteristics and stress levels in early and late semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. Method: The design of this study is an observational study, specifically a cross-sectional study. The samples studied were unstimulated and stimulated saliva from 11 early-semester students (class of 2023) and 11 late-semester students (class of 2021). Samples were collected from 08:00 to 11:00 WIB at the Health Sciences Cluster, University of Indonesia, Depok. Saliva sample testing was executed at the Oral Biology Laboratory, Faculty of Dentistry, University of Indonesia, Salemba, Central Jakarta. The characteristics of saliva being studied are volume, flow rate, pH, and viscosity. Salivary characteristic tests were conducted in the laboratory. Stress levels were measured through the stress score on the DASS-21 questionnaire. Analysis was carried out using statistical tests for mean difference, specifically the Independent T-test and Mann-Whitney U test, as well as correlation tests, notably Pearson and Spearman. Results: The mean difference test showed no significant difference in stress levels between early-semester and late- semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. There were no significant differences in salivary characteristics (volume, flow rate, pH, and viscosity) between early semester and late semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. However, significant differences were found in stimulated volume and flow rate between early-semester and late-semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. Correlation tests showed no significant relationship between salivary characteristics (volume, flow rate, pH, and viscosity) and stress levels in early-semester and late- semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. Conclusion: Salivary characteristics (volume, flow rate, pH, and viscosity) are not related to stress levels in early-semester and late-semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI.
"
Depok: Rajawali Press, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>