Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasna Majdia
"Bioaktivator merupakan substansi mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Bioaktivator yang dikomersilkan kebanyakan berbentuk larutan atau cairan dan masih sedikit bioaktivator yang berbentuk padat. Padahal bioaktivator bentuk cairan membutuhkan penangan untuk memperbanyak mikroorganisme. Dibandingkan dengan bioaktivator cair, bioaktivator padat memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diaplikasikan dan waktu dekomposisi sampah organik yang cepat. Penelitian ini memberikan pengembangan formulasi bioaktivator yang lebih inovatif menggunakan tepung beras dan susu skim sebagai bahan pengisi dengan mengevaluasi kualitas pupuk organik cair berdasarkan lama dekomposisi dan kadar (%) N, P, dan K. Dalam pembuatan POC selama 14 hari, rasio penambahan mikroba bioaktivator (bakteri:fungi) divariasiasikan menjadi A (2:1), B (1:1), dan C (1:2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan lama dekomposisi, variasi A (2:1) merupakan variasi tercepat yang menghasilkan POC, yaitu pada hari ke 2 dengan volume akhirnya adalah 35 ml. Sedangkan berdasarkan parameter unsur hara, variasi C (1:2) merupakan variasi dengan kadar N, P, dan K tertinggi

Bioactivator are microorganism substances that are used to accelerate the decomposition process of organic waste in making Liquid Organic Fertilizer (LOF). Even though liquid bioactivators require handling to reproduce microorganisms. Compared with liquid bioactivators, solid bioactivators have several advantages such as easy application and fast organic waste decomposition time. This research provides the development of a more innovative bioactivator formulation using rice flour and skim milk as fillers by evaluating the quality of liquid organic fertilizer based on decomposition time and N, P, and K levels (%). In making LOF for 14 days, the ratio of adding bioactivator microbes (bacteria: fungi) were varied into A (2:1), B (1:1), and C (1:2). The research results showed that based on the decomposition time, variation A (2:1) was the fastest variation that produced LOF, namely on day 2 with a final volume of 35 ml. Meanwhile, based on nutrient parameters, the C variation (1:2) is the variation with the highest levels of N, P and K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Puspita Sari Ika Pratiwi
"Data timbunan sampah Fakultas Teknik di Universitas Indonesia secara keseluruhan mencapai 120,6 kg/hari. Dimana 67 presentase sampah terbesar berasal dari sampah taman. Penumpukan jumlah sampah merupakan masalah lingkungan yang membuat para ahli terus mengembangkan teknologi yang tepat untuk mencari alternatif dalam menanggulangi masalah tersebut. Pemanfaatan sampah organik menjadi bahan bakar berupa pelet menjadi salah satu teknologi yang menjanjikan. Pelet telah menjadi komuditas yang mendunia. Pada tesis ini dilakukan pengujian skala laboratorium dalam pembuatan pelet dari bahan baku sampah organik yang terdapat di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan menguji karakteristik dari produk pelet yang dihasilkan tersebut. Pembuatan pelet menggunakan alat cetak manual.
Dari pengujian didapatkan komposisi bahan baku yang optimum yaitu daun 10, ranting 80 dan serabut 10, nilai kalor 3772,166 cal/gram, ukuran ayakan 80 mesh, tekanan 70 kg/cm2 dan diketahui karakteristik dari produk pelet adalah panjang 20,7 mm, diameter 6 mm, massa 0,74 gram, kerapatan 1,264 g/cm3, kadar air 9.06, zat terbang 72.62, kadar abu 13.29, kadar karbon terikat 14.90 dan ketahanan 83, serta nilai energi aktivasi devolatilisasi pada campuran daun 10, ranting 80 dan serabut 10 adalah 114,999 kJ/mol, nilainya lebih kecil daripada energi aktivasi devolatilisasi bahan baku, maka campuran bahan baku memiliki laju reaksi yang lebih cepat.Kata kunci: sampah organik, pelet, karakteristik pelet.

Total waste data in Engineering Faculty Of Universitas Indonesia was record at 120.6 kg day. Where 67 of the largest percentage of waste comes from garden waste. The build up of waste amounts is an environmental problem that keeps experts on developing the right technology to find alternatives in trackling the problem. Utilization of organic waste into fuel in the form of pellets become one of the promising technology. Pellet has become a worldwide commodity. In this thesis, laboratory scale testing is done in making pellets from organis waste raw materials contained in the Engineering Faculty Of Universitas Indonesia and test the characteristic of the pellet product. Making pellets using manual printing tools.
From the test, it was found that the composition of the optimum raw material is 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber, calorific value 3772.166 cal gram, sieve size 80 mesh, pressure 70 kg cm2 and known characteristic of pellet product is length 20.7 mm, diameter 6 mm, mass 0.74 gram, density 1.264 g cm3, water content 9.06, volatile matter 72.62, ash 13.29, fixed carbon 14.90 and durability 83 and devolatilization activation energy value at mixture 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber were 114.999 kJ mol, the value was smaller than the activation energy of devolatilization of raw material, then the raw material mixture has a faster reaction rate.Keywords organic waste, pellets, pellet characteristic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Murdiono
"Padi merupakan salah satu makanan pokok. Penurunan produksi padi pada permintaan besar disebabkan oleh berbagai kendala, seperti kerusakan lahan, tenaga kerja, dan input pertanian. Kendala tersebut menyebabkan petani lebih banyak menggunakan pupuk dan pestisida kimia yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Penelitian ini berfokus pada; 1) pengaruh penggunaan pupuk organik cair terhadap kondisi morfologi, 2) Kandungan klorofil, 3) Pengaruh terhadap jumlah gulma, 4) Dampak serangan oleh hama, dan 5) Perbedaan kandungan senyawa kimia pada tanaman padi. Penelitian ini menggunakan cairan organik yang dibuat merupakan olahan pupuk organik yang digunakan terbuat dari limbah rumah tangga, limbah sayuran, dan bumbu dapur. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa perbandingan tinggi tanaman memiliki nilai p-value 0,43 yang berarti tidak ada pengaruh pengggunaan cairan oganik terhadap tinggi tanaman. Hasil perbandingan jumlah malai diperoleh nilai p-value sebesar 0,0086. Perbandingan jumlah anakan diperoleh nilai p-value 0,017. Hasil kandungan klorofil menunjukkan nilai p-value sebesar 0,00002. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada perhitungan jumlah malai, jumlah anakan, dan kandungan klorofil terdapat perbedaan pengaruh yang nyata antara padi organik dan padi kimia. Pengaruh hasil pengujian penggunaan cairan organik sebagai insektisida menunjukan bahwa intensitas serangan hama batang penggerek pada area persawahan padi organik lebih rendah dibandingkan padi anorganik. Uji One way ANOVA juga menunjukan hasil positif dengan p-value sebesar 0,00026. Intensitas gulma yang terdapat pada area persawahan organik menunjukan hasil positif, setelah dilakukan uji One Way ANOVA diperoleh p-value sebesar 0,019. Berdasarkan uji statistik, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan herbisida organik terhadap kerapatan gulma. Hasil analisis senyawa kimia pada batang dan daun padi organik dan anorganik menunjukan bahwa terdapat beberapa senyawa marker yang hanya ditemukan pada bagian batang dan daun dari padi organik dan anorganik. Analisis juga menunjukan bahwa terdapat akumulasi residu fungsida, herbisida, dan pestisida yang hanya ada pada batang dan daun padi anorganik.

Rice is a staple food for more than 2.7 billion people in Asia. The decline in rice production in large demand was caused by various constraints. These constraints cause farmers to use more chemical fertilizers, pesticides, and herbicides. However, this has an impact on excessive use which causes environmental damage. This study focused on the effect of using liquid organik fertilizer on morphological conditions, chlorophyll content, the effect on the number of weeds, the impact of attack by pests, and differences in the content of chemical compounds in rice plants. This study used self-produced liquid organik fertilizer and commercial liquid organik fertilizer. Processed organik fertilizers used are made from household waste, vegetable waste, and various kitchen spices. The results showed that the results of the comparison of plant heights obtained a p value of 0.43. The results of the comparison of the number of panicles obtained a p value of 0.0086. Comparison of the number of offspring obtained a p value of 0.017. The results of the chlorophyll content showed a p-value of 0.00002. These results indicated that in the plant height test there was no significant difference in effect between organik rice and chemical rice, while the comparison of the number of panicles, tillers, and chlorophyll showed a significant difference. The effect of the results of testing the use of organik liquids as insecticides showed that the intensity of stem borer attacks on organik rice paddies was 23.56% lower than the use of chemical fertilizers which was 32.01%. The ANOVA test also shows positive results with a p-value of 0.00026 which means H0 is rejected. Weed intensity found in organik rice fields showed positive results, after an ANOVA test was carried out with a p-value of 0.019 which means H0 was rejected. The results of chemical compound analysis also showed that there were several marker compounds which were only found in certain parts of organik and chemical rice. The analysis also showed that there was an accumulation of residues that only existed in chemical rice stems and leaves."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Ristagitania Athar
"Intervensi yang dilakukan pada kelompok pemulung di RT 04/ RW 05 Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Surnedang, Jawa Barat dilakukan untuk mengeluarkan mereka dari siklus kemisldnan. Program intervensi ini diadaptasi dan pcnclitian Malcolm J. Odell, di Nepal (2005), dan rnenggunakan strategi psikologi intervensi sosial. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seligman’s Cycle of Poverty (1975) dan pcndckatan Appreciative Inquiiy yang dikembangkan oleh Cooperrider (2005). Hasil dari program intervensi ini adalah para pemulung yang tclah mengintemalisasi visi dan mimpi mereka mcnjadi bentuk strategi pefencanaan kegiatan yang sesuai dengan latar belakang mereka, yaitu daur ulang limbah organicmenjadi produk dengan nilai tambahan.

Intervention that held among the scavengers in RT 04/RW 05 Desa Jatisati, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumcdang, West Java, is aimed to break the cycle of poverty they have been thriving on. This intervention programme was adapted from the research of Malcolm J. Odell (2005) in Nepal. India. Psychological and social intervention strategies to analyse the grinding poverty and to enable to break the cycle of poverty were used. The ground theories of the programme were Seligma.n’s cycle of poverty (1975) and Cooperrider's appreciative inquiry (2001). The result showed that they succeed on intemalizing their vision into making strategic action plans that reliable with their conditions, recycling organic waste into a vakue added goods."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34208
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"One of the possible solutions to overcome food crisis, especially in Asia, might be the utilization of the intensification system of rice production with high productivity and less water requirement. This method is popularly called SRI, which has been developed in some Asian countries including Indonesia. This system relies on the rooting management of paddy crop, which is based on the management of water, soil and plant. Basically, this system can utilize either organic, chemical, or combination of booth types of fertilizer. The utilization of organic fertilizers in SRI has been widely conducted in Indonesia especially in west Java. However, the productivity of the of the organic rice farming using SRI is still questionable. This paper presents the analysis of the productivity of rice organic farming through modeling approach. District of Sukabumi in West Java was selected as the study area. The models developed are capable to predict nicely the production and productivity of organic rice farming using SRI."
JUIRIGA
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2020
631.86 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abubakar Riry
"Penelitian ini melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program intervensi yang dilakukan untuk mengurangi penyebab tak langsung dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesian, yakni rendahnya kemampuan ekonomi keluarga.
Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan komunitas berbasis asset dan partisipasi warga. Adapun asset utama yang diberdayakan dalam penelitian ini adalah potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Untuk itu teori yang digunakan adalah Asset-Base community development.
Program intervensi ini berhasil memotivasi warga untuk ikut serta mengembangkan perekonomian desa melalui produksi pupuk organik. Berbagai elemen warga berhasil didorong partisipasinya dalam merencanakan pengembangan pupuk organik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arna Mardiana
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas pelet kompos berbasis kotoran kambing hasil biofiltrasi gas N2O selama 12 jam terhadap pupuk yang beredar luas di pasaran. Penentuan kualitas ini dilakukan dengan uji karakteristik fisik (pH, kandungan air, kapasitas retensi kelembaban, densitas, porositas, dan durabilitas), kimia (kandungan nutrisi dan logam), kematangan (stabilitas dan perkecambahan), dan mikroba. Sampel yang digunakan antara lain pelet kompos berbasis kotoran kambing hasil biofiltrasi dengan zat perekat berupa tepung sagu (15:85 & 10:90), terigu (15:85), dan beras (15:85). Hasil dari penelitian ini menunjukan pelet kompos berbasis kotoran kambing dengan zat perekat tepung sagu (10:90) memiliki karakteristik fisik yang lebih baik dibandingkan dengan Super Tani. Adapun mengenai karakteristik kimia dan kematangan yang diuji menghasilkan kualitas yang relatif sama dengan Super Tani.

The purpose of this research is to considerating the quality of the manure-based goat compost pellet after N2O gas biofiltration for 12 hours toward the common organic fertilizer. Determination of these qualities will be done by characterizations of microbiological identification, chemical (nutrition and metal composition), maturity (stability and germination test), and physical (pH, water content, moisture retention capacity, density, porosity, and durability) properties. There are four types of goat?s manure compost pellets in this research; sago starch (10:90 & 15:85), rice starch (15:85), and wheat starch (15:85). The data shows the manure-based goat compost pellet with the sago starch is the better organic fertilizer than Super Tani organic fertilizer in physical characteristics, but relative the same in chemical and maturity characteristics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1084
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Komposisi sampah yang didominasi oleh sampah organik akan menjadi masalah besar apabila tidak ditangani dengan baik, tidak hanya dalam pengelolaan sampah yang ada akan tetapi juga pengurangan sampah yang dibuang ke pengolahan sampah akhir terutama berkaitan dengan masalah pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah. Di sinilah dibutuhkan solusi pemecahan yang mengarah pada pemanfatan teknologi sebagai upaya untuk menciptakan keadaan lingkungan yang sehat, bersih, dan bisa memberikan keuntungan dari sisi ekonomis. Dari sudut pandang lain, sebenarnya sampah rumah tangga apabila dikelola dengan baik, memiliki potensi ekonomis karena dapat dimanfaatkan untuk dijadikan kompos. Pengelolaan sampah ini bisa dilakukan pada skala ekonomis dalam area pengelolaan tingkat Rukun Tetangga (RT) maupun skala komunal setingkat lingkungan Rukun Warga (RW), bahkan bisa diperluas hingga tingkat pedusunan/kelurahan. Masalah utama yang yang dihadapi mitra saat ini adalah belum meratanya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sampah yang selama ini mereka hasilkan (terutama sampah organic) menjadi sesuatu yang bermanfaat dan dapat menciptakan nilai tambah bagi keluarga. Selain itu juga kurangnya sosialisasi dan arahan kepada masyarakat menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap program yang dilaksanakan pemerintah terutama program Kampung Berkebun yang telah dilaksanakan di tingkat Rukun Warga (RW). Untuk itu, perlu dilakukan upaya pendampingan masyarakat dalam mengelola sampah terutama sampah organik rumah tangga dan memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan urban farming. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan (a) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara pengolahan sampah organik rumah tangga, (b) meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos dengan beberapa teknik pembuatan kompos, (c) meningkatkan kemampuan masyarakat dalam urban farming (pertanian urban) sehingga dapat merespon dengan baik program pemerintah yang telah ada selama ini (program kampung berkebun), serta (d) mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat mitra menjadi kegiatan produktif dan bernilai ekonomis."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Maulida Zulaichatin
"Stabilitas merupakan salah satu parameter yang menunjukkan sejauh mana bahan organik yang mudah terurai (biodegradable) telah terdekomposisi. Berbagai metode digunakan untuk mengukur tingkat stabilitas bahan organik, diantaranya metode static respiration index (SRI) dan dynamic respiration index (DRI). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik dan menganalisa stabilitas sampel sampel sampah makanan, sampah kebun, sampah organik, sampah kota, sampah buah, limbah pabrik tahu, dan kotoran sapi yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kadar air, volatile solids, rasio C/N, kadar lignin, serta nilai SRI, dan DRI, serta menentukan metode yang tepat untuk pengolahan lanjutan pada sampel limbah organik yang tidak stabil. Penelitian ini menggunakan sampel limbah organik dari 9 tempat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan nilai SRI dan DRI yang paling tinggi adalah sampel limbah pabrik tahu yaitu sebesar 13,3995 mgO2g-1OM-1h-1 dan 148,3747 mgO2g-1OM-1h-1. Selain itu, sampel yang dikomposkan yaitu limbah pabrik tahu dan kotoran sapi dengan campuran cangkang kelapa dan serabut kelapa selama 14 hari. Hasil pengomposan menunjukkan bahwa persentase efektifitas pengomposan sampel limbah pabrik tahu sebesar 99,94% pada hari ke-3 pengomposan. Sedangkan, pada sampel kotoran sapi persentasenya sebesar 99,17% pada hari ke-7.

Stability is one parameter which shows how far biodegradable organic matter has decomposed. Various methods are used to measure the level of stability of organic materials, including static respiration index (SRI) and dynamic respiration index (DRI) methods. The purpose of this study was to identify the characteristics and analyze the stability of samples of food waste, garden waste, organic waste, municipal waste, fruit waste, tofu factory waste, and cow dung used in research based on water content, volatile solids, C/N ratio, lignin content, also the value of SRI, and DRI, and determine the appropriate method for further processing in unstable organic waste samples. This study uses organic waste samples from 9 different places. The results showed the highest SRI and DRI were tofu factory waste sample which were 13,3995 mgO2g-1OM-1h-1 dan 148,3747 mgO2g-1OM-1h-1. In addition, composted samples are tofu factory waste and cow dung with a mixture of coconut shells and coconut fibers for 14 days The composting results showed that the percentage of composting effectiveness of tofu factory waste samples was 99,94% on the 3rd day of composting. Whereas, on cow dung samples the percentage is 99,17% on the 7th day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>