Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadira Nur Amyra
"Skripsi ini membahas mengenai pengendalian bising di kawasan ramai dalam penjagaan kualitas akustik lingkungan teater agar optimal. Tulisan ini membahas berbagai metode dan teknik yang diterapkan untuk mereduksi bising, baik dari sumber eksternal maupun internal. Teori mengenai perambatan bunyi, refleksi, difusi, dan absorpsi dijelaskan untuk memberikan pemahaman mengenai cara-cara mengendalikan kebisingan. Studi ini juga membahas tahapan untuk mengidentifikasi masalah bising yang terjadi pada teater dan cara pengendaliannya melalui insulasi suara, lapisan penyerap, dan desain struktural. Gedung Kesenian Jakarta digunakan sebagai studi kasus karena letaknya berada di persimpangan jalan yang ramai. Pengendalian bising dilakukan dengan perhitungan sound transmission loss dan reverberation time dari pengamatan langsung ke studi kasus untuk mencapai noise rating yang sesuai standar. Hasil dari studi ini menciptakan pengalaman audio yang optimal bagi pengguna teater.

This study discusses noise control in busy areas in maintaining optimal acoustic quality of the theater environment. Various methods and techniques are applied to reduce noise, both from external and internal sources. Theories regarding sound propagation, reflection, diffusion, and absorption are explained to provide an understanding of ways to control noise. This study also discusses the stages for identifying noise problems that occur in theaters and how to control them through sound insulation, absorbing layers and structural design. Gedung Kesenian Jakarta is used as a case study because it is located at a busy road intersection. Noise control is carried out by calculating sound transmission loss and reverberation time from direct observations of the case studiy to achieve a noise rating that meets standards. The results of this study create an optimal audio experience for theater users."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Prasetyo
"Salah satu kota di dunia paling berkembang saat ini adalah Jakarta. Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kota Jakarta diantaranya adalah masalah kebisingan. Masalah kebisingan di kawasan perkotaan menjadi sangat penting karena menyinggung soal kenyamanan penduduknya. Kendaraan bermotor, baik roda dua, tiga, maupun roda empat merupakan sumber utama kebisingan. Tujuan penelitian ini adalah: 1 mengetahui tingkat kebisingan di Kota Jakarta, 2 membuat model penyebaran kebisingan, 3 melakukan kajian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap hubungan kebisingan dengan pembangunan ruang terbuka hijau dan pengembangan sistem transportasi massal, serta 4 membangun model pengendalian kebisingan kawasan perkotaan dengan pendekatan ruang terbuka hijau dan pengembangan sistem transportasi massal. Berdasarkan perhitungan model penyebaran kebisingan dapat diketahui bahwa wilayah terbising di Kota Jakarta adalah kawasan Semanggi. Melalui perhitungan path analysis diketahui bahwa semakin baik pengetahuan responden, maka semakin tinggi perilaku responden untuk membangun RTH dan mengusulkan kepada pemerintah tentang pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Melalui perhitungan path analysis didapati juga bahwa semakin baik pengetahuan responden, tidak berarti perilaku responden untuk menggunakan kendaraan umum semakin meningkat, malah justru berbanding terbalik. Berdasarkan model pengendalian kebisingan, didapati bahwa dengan menggunakan keempat metode pembangunan RTH, pengembangan transportasi massal, pengendalian jumlah penduduk, dan kebijakan pemerintah tingkat kebisingan diharapkan dapat dikendalikan dan akan menurun. Keterbaharuan dari penelitian ini adalah menyusun konsep yang mengintergrasikan ketiga unsur penataan ruang, transportasi massal, dan pengendalian kebisingan dengan menggunakan model dalam lingkup kajian pengembangan perkotaan yang berkelanjutan.

Jakarta as the capital city of the Republic of Indonesia is a metropolitan region with a population of more than 9.9 million people. One of the environmental impact is the noise problem. Noise problems in urban areas is very necessary because it has direct impact to the convenience of inhabitants. Motor vehicles, both wheeled two, three or four wheels is a major source of noise. This study aims 1 to determine the level of noise in the city of Jakarta, 2 to create a model the propagation of noise, 3 to conduct a study on knowledge, attitudes and behavior towards the relationship of noise with the construction of green open space and the development of mass transit systems, and 4 to build model of noise control in urban areas with the approach of green open space and the development of mass transit systems. From the calculation of noise dispersion modeling can be seen that the most noisy locantion in Jakarta is the Semanggi area. Through path analysis calculations in mind that the better the knowledge of the respondent, the higher the respondent 39 s behavior to build green open space and propose to the government of restricting the use of private vehicles. But from the calculation of path analysis also found that the better the knowledge of the respondent, does not mean the behavior of respondents to use public transport is increasing, instead it is inversely proportional. From the model of noise control, it was found that by using four methods green open space development, the development of mass transportation, population control and government policies the noise level is expected to be controlled and will decline. Novelty of this research is to develop concepts that integrate the three elements the arrangement of space, mass transport and noise control using a model within the scope of the study of sustainable urban development.
"
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Barry Primanda
"Bandar udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia. Dengan reputasi tersebut, maka mengetahui dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas pesawat di bandara tersebut adalah hal yang penting untuk dilakukan, termasuk dalam hal ini dampak kebisingan pesawat. Pemetaan kebisingan pesawat dengan software INM merupakan salah satu cara untuk mengetahui dampak kebisingan pesawat terhadap pemukiman di sekitar bandara. Hasil pemetaan kebisingan dengan INM menunjukkan bahwa terdapat sejumlah luasan pemukiman yang terkena dampak kebisingan pesawat dengan nilai luasan rata-rata sebesar 45019,2376 m2, luasan maksimum sebesar 49684,5863 m2, dan luasan minimum sebesar 42514,2861 m2. Untuk mengurangi dampak kebisingan pesawat bisa melakukan mitigasi kebisingan pesawat.

Soekarno-Hatta International Airport is the busiest airport in Indonesia. With that reputation, it is important to know the environmental impact as an effect of aircraft activity in the airport, including aircraft noise. Noise mapping with INM software is the one way to idenficate the impact of aircraft noise to the residence area in the vicinity of the airport. The INM results show the area of residence that affected by aircraft noise. The mean value of the residences are affected by aircraft noise is 45019,2376 m2, the maximum value is 49684,5863 m2, and the minimum value is 42514,2861 m2. Reducing the impact of aircraft noise can be achieved with aircraft noise mitigation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Abi Herdanu
"Kebisingan merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama kepada operator yang bekerja selama 8 jam sehari di area mesin produksi. Dari hasil observasi lapangan, diperoleh Noise Mapping dan Noise Contour area produksi Vial Mesin Spami kebisingannya berkisar 80,7 dBA sampai dengan 87,2 dBA. Hasil pengukuran pajanan bising personal dengan menggunakan Noise Dosimeter didapatkan bahwa dari 24 operator yang bekerja pada area tersebut, 11 pekerja menerima Dosis Pajanan Bising diatas 100% (85 dBA). Salah satu usaha untuk mengurangi dampak kebisingan pada pekerja dengan menggunakan APT Ear Plug dengan NRR 25 dBA. Dosis Pajanan Bising Efektif dengan penggunaan APT pada keseluruhan operator dapat mencapai dibawah 100% (85 dBA). Keseluruhan pekerja sebanyak 24 orang memiliki fungsi pendengaran normal.

Noise is a disorder that can affect comfort and health, especially to the operators who work for 8 hours a day in the machine at production area. Result from observation with Noise Mapping and Noise Countour shows that the noise range at area Vial Production Spami Machine is 80,7 dBA until 87,2 dBA. Results of Personal noise exposure measurement by using Noise Dosimeter found that of the 24 operators working in the area, 11 workers received a Noise Dose Exposure above 100% (85 dBA). One of the actions to reduce the noise risk to workers by using PPE, Ear Plug with NRR 25 dBA. Effective Noise Dose Exposure while use in Earplug on the overall operator can reach below 100% (85 dBA). All of the workers as much as 24 workers have Normal Hearing Functionality.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Suherwin
"Keberadaan kereta api di daerah perkotaan selain dapat menjadi sarana transportasi yang murah, cepat dan masal, dapat pula menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat, terutama karena suara bising yang ditimbulkannya. Dampak bising kereta api dapat menyebabkan gangguan kesehatan non auditorik, yaitu gangguan kesehatan selain gangguan pada indera pendengaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gangguan kesehatan non auditorik pada masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur kereta api yang meliputi gangguan komunikasi, gangguan fisiologis yang terdiri dari peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, melambatkan fungsi organ pencernaan, serta timbulnya gangguan psikologis. Disamping itu ingin pula diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan non auditorik tersebut.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi penelitian masyarakat yang tinggal disepanjang jalur kereta api di Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang berumur 17 tahun keatas yang paling sering tinggal di rumah, yang berjumlah 100 orang dan diambil dengan metode random sampling. Data diambil dengan wawancara, observasi dan melakukan pengukuran. Data-data yang terkumpul diolah dengan tahapan data coding, data editing, data structure, data the, data entry dan data cleaning. Selanjutnya dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariate, menggunakan SPSS for Windows.
Diketahui intensitas kebisingan rata-rata 70,7 dB pada umumnya bersumber dari kereta api. Umur responden rata-rata 45,3 tahun, responden terbanyak adalah wanita, lama tinggal rata-rata 30,9 tahun. jarak tempat tinggal dengan jalur kereta rata-rata 24,4 meter, waktu bising yang paling mengganggu umumnya Siang hari, suhu udara rata-rata 30,8°C dan kelembaban rata-rata 33%. Gangguan kesehatan non auditorik yang timbul terdiri dari gangguan komunikasi 53%, peningkatan tekanan darah 40% (lebih tinggi dari prevalensi hipertensi di Kelurahan Jembatan Besi dan Kecamatan Tambora), gangguan pencernaan 51%, gangguan psikologis 59%. Sedangkan peningkatan detak jantung tidak terjadi. Secara umum responden yang mengalami gangguan non auditorik sebanyak 79%.
Pada analisa bivariat ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara gangguan kesehatan non auditorik dengan jarak tempat tinggal dengan sumber bising, sumber bising dan intensitas kebisingan. Sedangkan variabel lainnya seperti umur, jenis kelamin, lama tinggal, waktu bising, suhu dan kelembaban tidak menunjukan adanya hubungan dengan gangguan kesehatan non auditorik.
Pada analisis multivariat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kesehatan non auditorik adalah jarak tempat tinggal dengan sumber bising, serta sumber bising. Yang berpeluang lebih besar adalah sumber bising (4,96 kali), sedangkan jarak tempat tinggal dengan sumber bising berpeluang 1,14 kali.
Selanjutnya untuk memastikan adanya hubungan sebab akibat perlu dilakukan penelitian sejenis dengan disain kasus kontrol atau kohort, serta meningkatkan jumlah variabel yang diteliti sehingga dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Daftar bacaan : 26 (1971- 2003)

Non Auditory Health Effect of Noise Exposure at Community Who Live Alongside the Railway in Jembatan Besi Sub-District, Tambora, West Jakarta, 2004The existence of train in urban area is a cheap, quick and mass transportation, on the other hand it can causes a lot of problems in community health , especially because of its noise. Noisy impact of train can cause non auditory health effect, which is health effect besides hearing system.
The aim of this research is to know health effect proportion of non auditory on community who live alongside the railway consist of communications trouble, physiological trouble such as increasing blood pressure, increasing heartbeat, slowing down digestive organ function, and also the incidence of psychological trouble. Besides that, would also like to know the factors influencing non auditory health effect.
The design of the research is cross sectional with population research is community who live alongside the railway in Sub-District of Jembatan Besi District of Tambora. The samples in this research are adult who is in the age of more than 17 years old and live in house frequently. The involving samples in this research are 100 respondents and taken with sampling random method. Data are taken by interview, observation and do measurement. The collected data are processed by step coding, editing, structuring, filing, entering and cleaning. Followed by data analysis of univariat, bivariat and multivariate with SPSS for Windows.
It is known that noise intensity in average is 70.7 dB. It is generally caused by train. The average age of respondent is 45.3 years old, most of respondent are woman, the average length of stay is 30.9 years, the average of residential distance with railways is 24.4 meters, noisy time which bother most is generally daytime, the average of temperature is 30.8°C and humidity is 33%. The arising non auditory effect consists of communications trouble 53%, increasing blood pressure 40% (is higher than hypertension prevalence in Sub-District of Jembatan Besi and District of Tambora), digestive trouble 51%, psychological trouble 59%. While increasing of heartbeat does not happen. Generally respondent suffering from non auditory trouble is 79%.
Bivariate analysis shows that there is a significant correlation between health effects on non auditory and the distance of residence, source of noise, and intensity of noise. While other variables like age, gender, length of stay, noisy time, humidity and temperature do not have significant correlation with health effects on non auditory.
Multivariat analysis shows that most influencing factors on the occurrence of health effects on non auditory are the distance of residence and also the source of noise. Variable having bigger opportunity is the source of noise (4.96 times), while the distance of residence has opportunity 1.14 times.
Furthermore, in order to ascertain the existence of causality need to be conducted by similar research with the design of case control or kohort, and also improve the amount of accurate variable so it that can describe the real condition.
References : 26 (1971 - 2003)
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nur Annisa
"Sarana pendidikan merupakan perlengkapan sekaligus penopang yang menjadi bagian penting dalam kemajuan dunia pendidikan. Terbatasnya ketersediaan lahan dalam pendirian sekolah di perkotaan, disebabkan oleh pesatnya pembangunan pada berbagai sektor sehingga menyebabkan kondisi lingkungan sekolah yang beragam dan terjadi di SMA Negeri di kota Bogor. Beberapa lokasi SMA Negeri di kota Bogor berada pada lokasi yang kurang sesuai sebagai area yang semestinya dapat memberikan suasana kondusif yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan berpotensi menimbulkan kebisingan. Penelitian ini dilakukan di 10 lokasi SMA Negeri di kota Bogor dengan variabel penelitian yakni sebaran sekolah, jarak dengan jalan raya dan fasilitas, kepadatan penduduk dan tingkat kepemilikan kendaraan di sekitar lokasi sekolah. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan sekolah digunakan dalam menganalisis dampak kebisingan tersebut terhadap siswa sekolah, dengan banyaknya responden pada setiap sekolah sebanyak 64 siswa menggunakan teknik kuesioner skala likert yang berisi pengetahuan siswa terhadap kebisingan, gangguan komunikasi, gangguan emosional, dan gangguan konsentrasi, dan hasilnya tingkat kebisingan tertinggi berada pada sekolah di lingkungan pusat kota dan area terbangun, yaitu SMA Negeri 1 kota Bogor, SMA Negeri 3 kota Bogor dan SMA Negeri 9 kota Bogor, adapun siswa yang teridentifikasi mengalami dampak kebisingan tertinggi berupa gangguan komunikasi dan gangguan emosional dirasakan oleh siswa SMA Negeri 1 kota Bogor, dan gangguan konsentrasi tertinggi dirasakan oleh siswa SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 9 kota Bogor.

Educational facilities serve as essential equipment and support that play a crucial role in the advancement of the education sector. Limited land availability for school establishment in urban areas is a result of rapid development across various sectors. This leads to diverse environmental conditions in schools, particularly in State High Schools located in the city of Bogor. Several public high school locations in Bogor are situated in areas that are unsuitable for providing a conducive learning atmosphere due to potential noise disturbances. This study was conducted across 10 public high school locations in Bogor, focusing on variables such as school distribution, proximity to roads and facilities, population density, and surrounding vehicle ownership levels. The study aims to analyze noise levels in school environments and their impact on students. The research involved 64 students from each school, using a Likert scale questionnaire to assess students' awareness of noise, communication disruptions, emotional disturbances, and concentration disorders.The findings reveal that the highest noise levels are observed in schools located in central and densely populated areas, namely SMA Negeri 1 Bogor City, SMA Negeri 3 Bogor City, and SMA Negeri 9 Bogor City. High school students from SMA Negeri 1 Bogor City reported experiencing the highest impact of noise in terms of communication disruptions and emotional disturbances. Additionally, students from SMA Negeri 5 and SMA Negeri 9 Bogor City reported the highest levels of concentration disturbances."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kartika Ulfa
"Skripsi ini membahas tentang keluhan nonauditory terhadap tingkat kebisingan di Dept. Cor Unit II PT. X. Keluhan nonauditory meliputi gangguan komunikasi, gangguan psikologis dan gangguan fisiologis. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan semikuantitatif, cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebisingan di Departemen Cor Unit II di PT. X berkisar antara 80,1 - 99,3 dB (A) dan gambaran tingkat kebisingan dengan keluhan yang dirasakan oleh para pekerja, keluhan yang paling banyak dirasakan adalah lelah (76,2%), tidak nyaman (71,4%), harus berteriak (61,9%) dan harus memperkeras suara (61,9%).

This thesis discusses complaints nonauditory against the noise level in Dept. Cast Unit II PT. X. Complaints nonauditory are physiological disorders, psychological disorders, and communication disorders. This research is descriptive research by using a semiquantitative, cross-sectional. This study was conducted in May and June 2016. The results show the noise level in the Department of Cor Unit II PT. X ranged from 80,1 to 99,3 dB (A) and the description of the noise level with subjective complaints felt by workers, complaints are the most widely perceived fatigue (76.2%), discomfort (71, 4%), had to shout (61.9%) and should amplify the sound (61.9%).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nindito Virnantio
"The development of mosques in Indonesia, especially in Jakarta, haven’t put an emphasis on sound quality. It’s observable from large openings on mosques which directly facing the road and traffic without any buffer, causing noise to be transmitted freely into the building. Although the quality of a praying determined by the prayer’s faith quality, there are lots of other activities besides praying (salat). There are educational activities such as reading qur’an, Da’wah, and preaching, which take place inside mosque, and those activities need a good sound quality. Knowing the impact of traffic noise would be a good foundation to increase sound quality and increasing quality of religious educational activities.

Pembangunan masjid di Indonesia, terutama Jakarta, selama ini belum terlalu mementingkan kualitas bunyi yang didengar. Hal ini terlihat dari rancangan masjid yang memiliki bukaan yang besar tanpa ada perantara langsung dengan jalan raya, sehingga kebisingan masuk dengan leluasa kedalam masjid. Meskipun tentu saja kualitas salat seseorang bergantung dari iman masing-masing, kegiatan di dalam masjid tidak hanya salat. Terdapat kegiatan pendidikan seperti pengajian, pembelajaran agama, dan ceramah. Kegiatan pendidikan tersebut-lah yang membutuhkan kualitas bunyi yang baik. Mengetahui pengaruh kebisingan lalu lintas merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas bunyi, sehingga kegiatan pendidikan keagamaan di dalam masjid menjadi lebih baik.
"
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>