Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnawati
"Penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pencegahan kematian ibu melalui kebijakan program ANC. Hal ini dilakukan dengan menganalisis komponen masukan yang terdiri dari pedoman antenatal care, sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana. Komponen proses di lihat dari proses pelaksanaan program antenatal care dan komponen keluaran adalah upaya penguatan kebijakan program untuk pencapaian indikator dan standar pelayanan dalam pencegahan kematian ibu yang dilakukan di Puskesmas Pamijahan Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, dimana data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan data skunder diperoleh dari hasil telaah dokumen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Kesenjangan antara kebijakan daerah dengan standar nasional, 2. Keterbatasan SDM, 3. Kurang Optimalnya sarana prasarana, 4. Penyerapan dan penggunaan dana program belum optimal, 5. Belum tercapainya target program dan masih adanya kasus kematian ibu, 6. Perlu adanya upaya penguatan program dalam mendukung kebijakan program kesehatan ibu khususnya antenatal care. Di usulkan adanya penguatan kelembagaan, SDM, fasilitas dan teknologi, akses dan layanan, pembiayaan, edukasi dan promosi kesehatan serta penguatan partisipasi dan keterlibatan publik.

This research aims to understand the efforts to prevent maternal deaths through ANC program policies. It involves analyzing input components such as antenatal care guidelines, human resources, infrastructure, and funding. The process component is viewed from the implementation of the antenatal care program, and the output component includes efforts to strengthen program policies in achieving indicators and service standards for preventing maternal deaths conducted at Puskesmas Pamijahan, Bogor Regency. This qualitative research uses a case study method, where primary data is obtained from in-depth interviews and secondary data is obtained from document reviews. The results of this research are as follows: 1. Discrepancy between local policies and national standards, 2. Limited human resources, 3. Suboptimal infrastructure, 4. Inefficient absorption and use of program funds, 5. Failure to meet program targets and persistent maternal deaths, 6. There is a need for program reinforcement to support maternal health policies, particularly antenatal care. It is proposed to strengthen institutions, human resources, facilities and technology, access and services, financing, health education, promotion, and public participation and involvement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Putri
"

Anak usia 6-12 tahun memiliki kerentanan terhadap karies gigi. Kesehatan gigi anak perlu mendapat perhatian orang tua khususnya dari ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi anak berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 140 ibu siswa. Terpilih enam SDN dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel dihitung dengan rumus proportional sampling dan sampel diambil secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 53,6 % ibu berperilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak. Persepsi individu yang berhubungan dengan perilaku ibu adalah persepsi kerentanan dan efikasi diri. Efikasi diri adalah faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu, artinya ibu dengan efikasi diri rendah berpeluang 3,4 kali untuk memiliki perilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak dibandingkan ibu dengan efikasi diri yang tinggi setelah dikontrol oleh persepsi kerentanan dan persepsi hambatan (OR:3,475,95%CI:1,653-7,306). Untuk itu, perlu ditingkatkan efikasi diri ibu dengan edukasi dan penyuluhan serta membentuk kelompok dukungan ataupun forum online.


Children aged 6-12 years have vulnerabilities to dental caries. Children's dental health needs to get good attentions of parents, especially from mothers. This study aims to determine the determinants of maternal behavior in preventing dental caries in children based on the theory of the Health Belief Model. This study used a cross-sectional design on 140 students’ mothers. Six elementary schools were selected using the cluster random sampling technique. The number of samples were calculated using the proportional sampling formula and the samples were collected using systematic random sampling. Data was gathered by interviewes using questionnaires which were analyzed by univariate, bivariate and multivariate. The results showed that 53.6% of mothers had poor behaviors in preventing children dental caries. Individual perceptions related to mother's behavior are perceptions of vulnerability and self-efficacy. Self-efficacy is the most dominant factor related to maternal behavior, meaning that mothers with low self-efficacy are 3.4 times more likely to demonstrate deficiencies in preventing dental caries in children than those with high self-efficacy after being controlled by perceived vulnerability and perceived obstacles (OR: 3,475 .95%CI:1.653-7.306). For this reason, it is esenssial to increase mothers’ self-efficacy with education and counseling as well as forming support groups or online forums.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Sari
"Tingginya angka kematian Ibu (AKI) berarti menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Angka kematian Ibu (AKI) yang tinggi dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar dan secara rutin sehingga mendapatkan hasil yang bermutu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor tahun 2015 dilihat dari faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendukung. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, paritas, ketersediaan buku KIA dan dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4. Kegiatan penyuluhan di Posyandu, pembentukan kelas Ibu hamil, menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat, kerjasama dengan lintas sektor untuk lebih meningkatkan cakupaan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 secara lengkap dan sesuai standar untuk Puskesmas.

The high of maternal mortality rate (AKI) indicates poor quality of health services. This condition can be prevented with some activities, such as using appropriate standard and routine antenatal care.
The purpose of this study is to identify factors (predisposing, enabling and supporting) related to antenatal K4 care at Public Health Center of Caringin District, Bogor Regency in 2015. This study uses cross sectional design. Data was collected using instrument in form of questionnaire.
The results of this study showed that knowledge, parity, availability of KIA books and family support are factors related to antenatal care K4. This study gives some recommendations to improve quality of antenatal care K4 at caringin district, which are: counseling at Posyandu, establish class for pregnant women, and involving leader community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Syafrida
"Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal melalui perbandingan nilai rasio odds dari pelayanan antenatal yang tidak adekuat dengan pelayanan antenatal yang adekuat. Periode pengamatan dilakukan selama 1 tahun terhitung mulai Juli 1996 sampai dengan Juni 1997.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kasus - kontrol dengan perbandingan 1 kasus dan 1 kontrol dan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 165 kasus dan 165 kontrol. Pengambilan kontrol dilakukan pada wilayah yang sama dengan kasus secara random sampling tanpa melakukan matching. Kasus adalah bayi yang mati pada periode perinatal sedangkan kontrol adalah bayi yang tidak mati pada periode perinatal yang lahir pada periode yang sama dengan kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai crude rasio odds bap yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal yang tidak adekuat adalah 3.54 kali untuk mengalami kematian perinatal dibanding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal yang adekuat ( p < 0.001). Setelah di kontrol pengaruh dari kondisi dan umur terhadap kualitas pelayanan antenatal maka nilai adjusted rasio odds bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal tidak adekuat adalah 3.42 kali di banding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal adekuat ( p= 0.000 ).
Selain pelayanan antenatal faktor lain yang berperan terhadap kejadian kematian perinatal pada penelitian ini adalah kondisi persalinan dan umur ibu saat persalinan terakhirnya.
Berdasarkan model akhir yang didapat dari penelitian ini maka untuk penelitian yang akan datang disarankan menggunakan rancangan yang lebih baik dengan jumlah sampel yang lebih besar. Dalam upaya menekan angka kejadian tetanus neonatorum yang masih merupakan masalah di Dati II Bogor, dapat dilakukan melalui pendekatan penyuluhan immunisasi TT seperti yang dilakukan dalam upaya peningkatan cakupan immunisasi bayi misalnya melalui pemutaran kaset yang berisi pesan-pesan immunisasi bagi kelompok sasaran baik di puskesmas maupun pada saat kegiatan posyandu. Intervensi lain yang dapat dilakukan dalam upaya penurunan angka kematian perinatal yang disebabkan karena BBLR adalah dengan pengenalan metode kanguru pada kelompok ibu yang mempunyai bayi dengan berat lahir rendah.

This research is to investigate the relationship between antenatal care and perinatal mortality and their corresponding factors by comparing odds ratio between inadequate antenatal care and adequate antenatal care in Bogor District.
Design of the study is case control without matching. Respondents were 330 people which consist of 165 cases dan 165 controls. Cases are infant who died during perinatal periode and controls are infant who are free of death in perinatal periode, born between July 19% and June 1997 in the same location of the cases.
Result of this study indicated that there are positive relationship between inadequate antenatal care and perinatal mortality in Bogor. Pregnant women who never get antenatal care or get inadequate antenatal care was 3.54 times higher to loss their babies during perinatal periode than those who received adequate antenatal care ( p = 0.000 ). After controlling the effect of age and abnormal delivery, the odds rasio of inadequate antenatal care is 3.42 times higher to loss their babies during perinatal periode than those who received adequate antenatal care (p=0.000 ). Corresponding factors to antenatal care and perinatal mortality were mother's age and abnormal delivery. No interaction was found between antenatal care quality ,age and abnormal delivery.
Based on the result of the study we suggest to study the subject using more robust design covering a bigger sample size. In order to reduce death due to neonatal tetanus , we suggest to increase the coverage of tetanus toxoid immunization for pregnant mother. Which has problems in its application in Bogor District, social marketing for TT for pregnant women can be evaluate those for the immunization in babies, for example using messages taped in cassette which can be played during the posyandu session.
In addition, it is important to empower the mothers with low birth weigth baby with the use of the Kangaroo methode and motivate the community in the implementation of the methode.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Fitri
"Puskesmas merupakan ujung tombak pelaksana pelayanan kesehatan yang sangat strategis dalam melaksanakan berbagai kebijakan dan program kesehatan, seperti SPM, PISPK, dan KBK-BPJS. Kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan secara bersama-sama menimbulkan situasi koeksistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kebijakan SPM, PISPK, dan KBK-BPJS di Puskesmas terjadi koeksistensi secara mutually exclusive (saling berdiri sendiri), competitive (berkompetisi), complementary (saling mendukung) dan integrated (terintegrasi) dalam hal tenaga, waktu, sarana, dana, dan pelaporan di Puskesmas di Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 15 orang informan yang berada di Puskesmas Bojonggede, Puskesmas Cibinong, Puskesmas Cirimekar, Puskesmas Kemuning dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koeksistensi secara mutually exclusive terjadi pada aspek pelaporan, sistem pelaporan program mempunyai aplikasi masing-masing seperti SIKDA, SIMPUS, dan Laporan Suplemen pada program SPM, Web Keluarga Sehat pada program PISPK, dan P-Care untuk pelaporan KBK-BPJS. Koeksistensi secara competitive terjadi pada aspek tenaga dan waktu kerja. Pelaksanaan program yang dinilai paling berat adalah PISPK, sementara SPM dinilai program rutin yang biasa dilakukan di puskesmas. KBK BPJS dinilai lebih mudah dilaksanakan daripada PISPK dalam hal pencapaian angka kontak. Complementary terjadi pada aspek sarana dan dana. Pelaksanaan ketiga kebijakan SPM, PISPK, dan KBK-BPJS sistemnya belum terintegrasi sempurna.<

Centre or in Indonesia called Puskesmas plays a crucial and strategical role as a health care provider in implementing various policies and health program such as Minimum Service Standards (SPM), Healthy Indonesia Program with family approach (PIPSK), and Capitation-Based on Service Commitment (KPK-BPJS). Implementing the policies and programs simultaneously creates a condition called coexistence. This study aims to investigate whether implementation of the policies in Puskesmas works in a coexistence manner that is mutually exclusive, competitive, complementary and integrated in terms of human resources, work time, health facilities, funds and reporting. This study used a qualitative approach through in-depth interviews with 15 informants who were met at the community health centre in Bojonggede, Cibinong, Cirimekar, Kemuning and at the department of health of Bogor. The results of this study showed that the coexistence of mutually exclusive occurs in reporting. Specifically, program reporting systems have their own applications including SIKDA, SIMPUS, supplement report for SPM program; Health Family Web for PISPK and P-Care for KBK-BPJS. This study also found that the coexistence of competitive occurs in human resources and work time. PISPK is claimed as the most difficult program to carry out at the health centre in Bogor in comparison to KPK-BPJS in terms of achieving contact rates. Also, the program that routinely is done at the primary health centre in Bogor is SPM. The current study further indicates that the coexistence of complementary occurs in health facilities and funds. Finally, the coexistence of integrated policies such as implementations of SPM, PIPSK and KPK-BJS has not been fully worked at the community health centre in Bogor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Satya Devi
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan penyelenggara upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat. Dilihat dari jumlah kematian ibu selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2012-2014 terus meningkat, diperlukan penelitian mengenai factor penentu pemanfaatan puskesmas PONED di Kabupaten Bogor. Penelitian ini mengambil lokasi di 22 puskesmas di Kabupaten Bogor yang merupakan puskesmas PONED. Variabel yang diteliti antara lain : pengetahuan mengenai puskesmas PONED, keyakinan, waktu tempuh, sarana transportasi dan perilaku petugas kesehatan. Rancangan penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Data yang dipergunakan data sekunder hasil pendataan puskesmas PONED di Kabupaten Bogor oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat bulan Juni -Juli 2014.
Hasil penelitian menunjukkan variabel pengetahuan, keyakinan responden, waktu tempuh dan sarana transportasi tidak berhubungan bermakna dengan pemanfaatan puskesmas PONED, sedangkan perilaku petugas merupakan factor yang paling bermakna terhadap pemanfaatan puskesmas PONED di Kabupaten Bogor. Dari kelima variabel yang diteliti ternyata setelah diuji multivariate variabel yang paling menentukan terhadap tingginya pemanfaatan puskesmas PONED adalah perilaku petugas kesehatan di puskesmas. Factor lainnya yang mendukung pemanfaatan pelayanan adalah SDM, sarana prasarana dan juga pemantauan oleh dinas dan organisasi profesi. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut agar dapat menggali informasi tentang pemanfaatan puskesmas, disamping itu juga diperlukan sosialisasi, promosi serta perencanaan kebutuhan Puskesmas yang tepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan ibu di puskesmas PONED.

Public Health Center is an organizer of health care facilities and public health efforts first level individual health efforts that prioritize promotive and preventive efforts to achieve a degree of public health. Judging from the number of maternal deaths over a period of three years from 2012-2014 continued to increase, research is needed on the use of health centers PONED determinant factor in Bogor. This study took place in 22 health centers in the district of Bogor which is PONED health centers. Variables examined include: knowledge of the health center PONED, belief, travel time, transport and behavior of health workers. The design of this study with cross sectional approach. The data used secondary data collection results PONED health centers in the district of Bogor in West Java Provincial Health Office in June -July 2014.
The results showed a variable knowledge, confidence of respondents, travel time and transportation facilities are not significantly associated with the utilization of health center PONED, while the officer's behavior is the most significant factor for the utilization of health center PONED in Bogor. Of the five variables studied turned out after multivariate test variables most decisive for the high utilization of health centers is PONED behavior of health workers in health centers. Other factors that support the use of the service is human resources, infrastructure, and also monitoring by agencies and professional organizations. Further research is still needed in order to gather information about the use of community health centers, and also it is necessary dissemination, promotion and planning needs proper health centers, which in turn can improve the utilization of maternal health services in health centers PONED.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmayanti
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI, 2014). Kabupaten Bogor memiliki jumlah kematian tinggi mencapai 69 jiwa dengan AKI 55,41/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kematian ibu di Kabupaten Bogor Tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan yaitu case series dengan sampel 67 kasus kematian ibu yang terdata dalam form RMM dan OVM Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian ibu tinggi saat nifas (61,5%), dengan sebab kematian perdarahan (41,9%). Dari faktor sosiodemografi kematian tinggi pada umur 20-35 tahun (59,7%), pendidikan ibu SD (55%), pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga (61,2%), pendidikan suami SD (48%), pekerjaan suami sebagai buruh (37,5%). Kematian ibu terbanyak pada yang memiliki riwayat komplikasi (46,3%), multigravida (75,8%), paritas 1-3(64,6%), tidak pernah mengalami abortus (83,1%). Dari akses ke layanan kesehatan kematian tinggi pada jarak jauh dengan RS (46,9%), jarak dekat dengan bidan/puskesmas (55,1%), sementara tidak berbeda jauh pada yang memiliki risiko tinggi/tidak. Kematian ibu juga tinggi pada yang memiliki riwayat ANC, K1, dan K4 dengan persentase masing-masing 95,4%, 72,4%, dan 90,9%. Cara persalinan spontan (57,8%), penolong persalinan SpOG (51,2%), tempat persalinan di RS (63%), usia kehamilan preterm (57,8%) dan tempat kematian di RS (80%).

ABSTRACT
Maternal Mortality Ratio (MMR) is one of the indicators that reflects a country?s social welfare (Kemenkes RI, 2014). In 2015, Kabupaten Bogor had 69 maternal mortality cases and MMR of 55,41/100.000 live births. The purpose of this research is to describe the maternal mortalities in Kabupaten Bogor 2015. The design of this research is case series with 67 samples reported through the RMM and OVM form to Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. The results show that maternal mortality in Kabupaten Bogor is mostly at post-partum (61,5%), caused by haemorrhage (41,9%). Sociodemographic factors show that maternal mortality is high in those aged 20-35 years old (59,7%), women with primary school background (55%), housewives (61,2%), spouse?s education until primary school (48%), spouse working as labor (37,5%). Maternal mortality is found high in those with a history of complication (46,3%), multigravida (75,8%), parity 1-3 (64,6%), and no history of abortion (83,1%). Factors of access to health services show that maternal mortality is high in those living in a long distance to the hospital (46,9%), living near midwives/Puskesmas (55,1%), meanwhile there is not much difference in those with high-risk or without. Maternal mortality is found to be high in those who received antenatal care, K1, and K4 with 95,4%; 72,4%; and 90,9% respectively. The cases were mostly found in those with normal delivery/labor (57,8%), specialists as birth attendants (51,2%), birth delivery at the hospital (63%), age of pregnancy during preterm (57,8%), and death place mostly at the hospital (80%)."
2017
S66086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Solha Elrifda
"Kematian ibu yang tinggi di Indonesia dapat dicegah antara lain dengan pelayanan antenatal adekuat dan proses persalinan yang aman. Fakta menunjukkan belum semua ibu hamil dan bersalin mendapatkan pelayanan optimal, walaupun pencatatan dan pelaporan pemerintah menunjukkan capaian yang hampir memenuhi target. Hal ini merupakan cerminan kinerja institusi penyelenggara pelayanan kesehatan ibu (dalam hal ini puskesmas). Penelitian ini bertujuan mengetahui pemodelan multilevel determinan kinerja program kesehatan ibu (capaian indikator K4 dan PN) pada tingkat puskesmas di Indonesia, dan opsi kebijakan yang dapat diterapkan sebagai upaya meningkatkan capaian program tersebut. Penelitian ini menggunakan metoda kombinasi, cross-sectional pada tahap pengembangan model konfirmatif, dan kualitatif-explanatory pada tahap eksplorasi masalah. Sampel berjumlah 2002 ibu batita, diperoleh dari data sekunder hasil Studi Analisis Capaian Indikator Renstra Program Gizi dan KIA 2012 di 8 provinsi, 16 kabupaten/kota, 64 puskesmas, 128 desa terpilih di Indonesia. Selain itu juga digunakan data set puskesmas dan desa. Informan pada tahap dua adalah pemangku kepentingan terkait program kesehatan ibu baik di tingkat puskesmas, kabupaten/kota, maupun tingkat pusat. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kepuasan ibu terhadap pelayanan antenatal sebelumnya mempunyai kontribusi paling besar terhadap kinerja K4, sementara perencanaan mempunyai kontribusi paling besar pada kinerja PN, dan kemampuan sistem informasi berkontribusi paling besar terhadap kinerja PNfaskes, setelah dikontrol variabel lainnya. Oleh karena itu perlu menjadi perhatian serius oleh jajaran Kementerian Kesehatan RI dan pemangku kepentingan lainnya. Disarankan kepada Kementerian Kesehatan RI, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan puskesmas untuk melakukan intensifikasi promosi kesehatan, menjadikan upaya fokus pada pelanggan sebagai upaya kesehatan masyarakat pengembangan di puskesmas, pemenuhan kebutuhan tenaga dan sarana pelayanan antenatal dan persalinan di daerah terpencil, meningkatkan kapasitas perencanaan dan penguatan kemampuan sistem informasi program kesehatan ibu.

Maternal deaths can be prevented with adequate antenatal and delivery care. Evidence suggests that not all women received optimal services during her pregnancy and delivery, although based on recording and reporting system, its shows that government achieved the performance’s targets. This is a reflection of the health care provider performance (in this case is Puskesmas/ health center). The study aimed to seek a multilevel model of maternal health program performance determinants (performance indicators K4 and PN) at the primary care level in Indonesia, and the policy options that can be implemented as an effort to improve the performance of the program. The study used Mix Methods with cross sectional design; a quantitative approach was used to develop confirmatory model, and qualitative exploratory (to explore the problems). The sample was obtained from secondary data from “Indicators Achievement of Program Nutrition and MCH Strategic Plan 2012 in 8 provinces” survey, which has 2002 toddler's mother as a sample from 16 districts/cities, 64 health centers, and 128 selected villages in Indonesia. The analysis also includes dataset from Puskesmas and villages. Informant for qualitative study was from relevant stakeholders of maternal health programs both at the health centers, district/city, as well as the central level. The results showed that satisfaction on previous antenatal care have contributed most to the performance of K4, while planning has contributed most to the performance of PN, and the ability of information systems contribute most to the performance of PN-faskes, after controlling other variables. Recommendation for Ministry of Health, District Health Office, and Puskesmas is to intensify health promotion, focus on customer as a public health efforts in the health centers, making sure availability of health workers and services for prenatal and delivery care in remote areas, improve planning capacity and strengthent capability of maternal health information systems."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesri
"Berdasarkan Survey Dasar Kependudukan Indonesia (SDKI) Pada tahun 2002- 2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, Hal ini menunjukan AKI di Indonesia masih tinggi salah satu penyebabnya adalah komplikasi dan resiko tinggi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemantauan antenatal dengan pemeriksaan kehamilan serta memberikan pelayanan rujukan bagi kasus resiko tinggi yang dapat menekan angka kematian sampai 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kinerja petugas KIA puskesmas pembantu dalam pelayanan Antenatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas KIA tersebut, serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas KIA puskesmas pembantu.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan rancangan penelitian cross Sectional. Sampel penelitian adalah semua petugas KIA puskesmas pemhantu yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Agam yang berjumlah 115 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan.
Hasil penelitian menunjukan 55.7% kinerja petugas KIA puskesmas pembantu di Kabupaten Agana kurang dan 44.3% mempunyai kinerja baik, dan hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status perkawinan, motivasi dengan kinerja serta analisis multivariat menunjukan bahwa status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja.
Penelitian ini menyarankan agar dinas kesehatan Kabupaten Agam dan puskesmas dalam memberikan pembinaan kepada petugas KIA puskesmas pembantu dengan kinerja kurang khususnya tentang memeriksa glukosa urine atas indikasi, memeriksa urine untuk test protein atas indikasi, mengukur suhu, menganjurkan ibu buang air kecil sebelum memeriksa kehamilan, mencuci tangan sebelum memeriksa kehamilan.

Indonesian Health Demogaphy Base Survey (SDKI) in 2002-2003 showed that Maternal Mortality Rate (AKI) was 307 per 100.000 life birth. This indicated that AKI in Indonesia is still high compared to The National target, due to complication and high risk pregnancy that are preventable through proper antenatal monitoring and earlier pregnancy cheek up and delivering referal care for high risk case in order to repress mortality rate until 80%.
This research is aimed to describe KIA’s officer job performance at assistant community health center in performing antenatal care and to explore factors related to KlA'S officer job performance, and the most dominant motor related to KIA oiiicer job performance at servant community health center.
This research was conducted in Agam District region with cross sectional's design. The sample were all KIA’s oticer of servant community health center in Agam District Health office region with l 15 omcers. Data were analyzed in univariat, bivariat, and multivariate way. The bivariate analysis used chi square test to explore the correlation between independent and dependent variable and multivariate analysis used logistic regression test to explore the most dominant factor.
The result show that 55,7% KIA oiiicer job performance is improper and 44,3% is good, and the analysis showed that there are significant correlation between marital status and job performance and between motivation and job performance. The multivariate analysis showed that marital status was the most dominant factor related to job performance.
This research suggests Agam District health o&ice and community health center to develop a training for KIA otlicers of cervant community health center with improper job performance, particularly about testing urine glucose on indication, checking urine for protein test on indication, measuring tempemtme, washing hand before checks pregnancy.
"
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>