Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Fitriana Lupitaningrum
"Sistem pelayanan kesehatan memiliki tantangan besar yakni untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi dengan sumber daya yang terbatas contohnya seperti mengenai tarif. Sebanyak 30 - 40% total biaya pelayanan kesehatan adalah biaya perbekalan farmasi. Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di rumah sakit. Kegiatan pengelolaan meliputi pemilihan yang berkaitan pula dengan penetapan harga.Mengumpulkan data dari rumah sakit mengenai daftar paket Tindakan 2023, estimasi tarif paket tindakan 2022, harga beli obat dan BMHP per 2023, serta harga jual obat dan BMHP per tahun 2023. Kemudian data yang didapatkan diolah dengan Microsoft Excel.Terdapat dua paket tindakan yang dilengkapi estimasi biayatindakannya di Rumah Sakit Universitas Indonesia yakni Paket Tindakan Tiroidektomi dan Venography. Terdapat 141 paket tindakan yang dikoreksi dan diperbaharui estimasi biaya tindakannya di Rumah Sakit Universitas Indonesia yangsebagian besar mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti kenaikan dari supplier, kenaikan bahan baku obat, dan lainnya.Diperlukan adanya pembaharuan tarif harga secara rutin agar mengoptimalkan pelayanankefarmasian di Rumah Sakit Universitas Indonesia.

The health service system has big challenges, namely providing high quality services with limited resources, for example regarding tariffs. As much as 30 - 40% of the total cost of health services is the cost of pharmaceutical supplies. Pharmacists are responsible for managing pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials in hospitals. Management activities include elections related to price setting. Collecting data from hospitals regarding the list of 2023 surgery packages, estimated rates for 2022 surgery packages, purchasing prices for drugs and BMHP as of 2023, as well as selling prices for drugs and BMHP as of 2023. Then the data obtained processed using Microsoft Excel. There are two surgical packages which include an estimate of the cost of the procedure at the University of Indonesia Hospital, namely the Thyroidectomy and Venography Surgery Packages. There were 141 surgical packages that were corrected and updated in the estimated cost of procedures at the University of Indonesia Hospital, most of which experienced an increase. This is due to several factors such as increases from suppliers, increases in medicinal raw materials, and others. It is necessary to regularly update price rates in order to optimize pharmaceutical services at the University of Indonesia Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Sabrina
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP), serta pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk menjamin keselamatan pasien dan kualitas hidup mereka. Apoteker di Central Operating Theatre (COT) berperan dalam perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pengendalian mutu, penyimpanan, dan pemberian obat serta produk farmasi lainnya untuk prosedur bedah. Dalam pelaksanaan tindakan operasi di COT Rumah Sakit UI, terdapat variasi dalam kebutuhan obat dan BMHP. Variasi kebutuhan obat dan BMHP dalam tindakan operasi seperti retrograde intrarenal surgery (RIRS) menimbulkan tantangan dalam pengelolaan, sehingga standar paket tindakan dibuat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Metode observasional retrospektif digunakan, data yang dievaluasi berasal dari stock card detail tindakan RIRS selama periode penelitian. Stock card detail dievaluasi kesesuaian penggunaan aktual obat dan BMHP tindakan RIRS dengan paket tindakan RIRS. Evaluasi dilakukan untuk setiap pasien, bulan, dan item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket RIRS terstandarisasi tidak selalu digunakan secara penuh. Selain itu, penggunaan obat dan perlengkapan tidak secara konsisten memenuhi standar paket dari bulan Agustus hingga Oktober 2023. Analisis item per item menunjukkan hanya 18% yang sesuai, dengan 11% melebihi dan 58% berada di bawah jumlah standar. Oleh karena itu, disarankan untuk menyesuaikan isi paket agar sesuai dengan penggunaan aktual dan melakukan pemantauan rutin terhadap kebutuhan obat dan perlengkapan untuk tindakan RIRS.

Pharmaceutical services in hospitals encompass both managerial and clinical aspects. Managerial services involve the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and disposable medical supplies, while clinical pharmacy services aim to ensure patient safety and quality of life. Hospitals rely on comprehensive pharmaceutical services, encompassing both management and clinical aspects.  This ensures patient safety and quality of life.  Managers oversee pharmaceutical supplies (medications, medical devices, and disposable supplies) while clinical pharmacists directly contribute to patient care.  In the Central Operating Theatre (COT) at UI Hospital, pharmacists play a vital role by managing medications and supplies for various surgical procedures.  However, the varying needs of each surgery pose a challenge.  To address this, standardized procedure packages were developed to improve efficiency. A study using a retrospective approach examined stock card details for Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) procedures.  This analysis compared actual medication and supply usage with the standardized RIRS package.  Evaluations were conducted for each patient, month, and item.  The results revealed that the standardized RIRS package was not always fully utilized.  Furthermore, medication and supply usage did not consistently meet the package standards from August to October 2023.  Item-by-item analysis showed only 18% perfect adherence, with 11% exceeding and 58% falling below the standard quantities. Therefore, adjusting the package contents to reflect actual usage and routinely monitoring RIRS needs are recommended.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulma Herdalina
"Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Universitas Indonesia bertujuan untuk memahami tugas, wewenang dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan sediaan farmasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang bermutu dan terjangkau. Apoteker memiliki peran penting dalam pengelolaan paket tindakan termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan stok stok yang mencakup pengadaan, penyimpanan dan distribusi. Pengelolaan penyiapan paket tindakan Herniotomi Anak di Central Operating Theatre (COT) ditemukan adanya variasi kebutuhan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sehingga ketersediaan sediaan farmasi maupun Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) belum optimal yang ditandai dengan adanya selisih penggunaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan paket tindakan yang telah disiapkan. Berdasarkan uraian di atas perlu diperlukan evaluasi kesesuaian antara paket tindakan yang telah disiapkan dengan penggunaannya secara aktual.

Internship at the University of Indonesia Hospital aims to understand the duties, authority, and responsibilities of pharmacists in clinical pharmacy services and management of pharmaceutical preparations in following applicable laws and regulations. Pharmaceutical services in hospitals are an inseparable part of a hospital health service system oriented towards patient service, providing quality and affordable pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials. Pharmacists have an important role in managing action packages including planning, controlling, and stock management which includes procurement, storage, and distribution. Management of the preparation of pediatric herniotomy action packages at the Central Operating Theater (COT) found that there were variations in the need for types and quantities of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials, so the availability of pharmaceutical preparations and consumable medical materials was not optimal, as indicated by there is a difference in the use of pharmaceutical preparations and consumable medical materials with the action packages that have been prepared. Based on the description above, it is necessary to evaluate the suitability between the action packages that have been prepared and their actual use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Luthfiyyah
"Rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan komprehensif melalui rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit memastikan pasien menerima obat-obatan yang aman dan efektif. Di Central Operating Theatre (COT), bagian penting dalam rumah sakit, seperti di RS UI, pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP disesuaikan dengan standar paket tindakan kraniotomi. Evaluasi menunjukkan variasi dalam penggunaan obat dan BMHP, dengan sebagian besar pasien menggunakan di bawah standar paket yang tersedia, menunjukkan tantangan dalam pengelolaan perbekalan farmasi.

Hospitals provide comprehensive health services through inpatient, outpatient and emergency care. Pharmaceutical services in hospitals ensure patients receive safe and effective medicines. In the Central Operating Theater (COT), an important part of the hospital, such as at UI Hospital, the management of pharmaceutical preparations, medical devices and BMHP is adjusted to standard craniotomy action packages. The evaluation showed variations in medication and BMHP use, with the majority of patients using below standard available packages, indicating challenges in managing pharmaceutical supplies.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Chahyani
"Struma nodosa merupakan pembesaran pada kelenjar tiroid yang teraba sebagai suatu nodul. Etiologi struma nodosa multifaktorial, dimana faktor risiko yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan adalah pencemaran lingkungan, penggunaan alat kontrasepsi hormonal dan paparan goitrogenik. Manisfestasi klinis struma nodosa adalah adanya benjolan di leher. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan post operative tiroidektomi pada klien dengan struma nodosa non toxic. Asuhan keperawatan post operative ini dilakukan pada Ny. R (39 th) yang dirawat di lantai 5 bedah RSPAD Gatot Soebroto. Evaluasi asuhan keperawatan menunjukkan bahwa klien pasca tiroidektomi memiliki prevalensi mengalami komplikasi hipokalsemia. Hasil dari pemaparan karya ilmiah akhir ners ini dapat memberikan gambaran kepada perawat agar memperhatikan tanda-tanda komplikasi tiroidektomi, khususnya kondisi hipokalsemia yang ditandai dengan adanya rasa kebas dan kesemutan di area wajah dan ekstrimitas, takikardia dan produksi keringat yang berlebih. Kondisi hipokalsemia yang tidak terdeteksi pada klien dapat menimbulkan kejang yang berujung pada kematian.

Struma nodosa was an enlargement of the thyroid gland as a palpable nodule. It had multifactorial etiologies, which found in urban communities such as environmental pollution, the use of hormonal contraceptives and goitrogenic exposure. Clinical manifestation of struma nodosa was a lump in the neck. The aim of this paper was to analyze the post operative thyroidectomy nursing care to clients with non toxic struma nodosa. Post operative nursing care was carried out in Mrs. R (39 years old) who were admitted on Surgical Ward 5th Floor RSPAD Gatot Soebroto. Evaluation of nursing care indicated that the client with post thyroidectomy had the prevalence developed complications, like hypocalcemia. This paper could also give a description to the nurse, that they have to notice for signs and symptoms of thyroidectomy complications, especially hypocalcemia. It could be characterized by numbness and tingling in the area of the face and extremities, tachycardia and increasing in sweat production. Hypocalcemia conditions that were not detected on the client could lead to death."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafifah Hulisnaini
"Skripsi ini membahas efektivitas dan efisiensi proses mekanisme purchase invoice hutang vendor menggunakan critical pathway method untuk menunjukkan alur tersingkat dalam mekanisme purchase invoice sehingga dapat mengurangi durasi dan meningkatkan ketepatan waktu. Faktor keterlambatan pembayaran hutang yaitu terdapat penumpukan berkas tagihan yang tidak secara langsung diberikan kepada unit keuangan, banyaknya berkas yang diserahkan dan harus dilakukan pemeriksaan ulang oleh unit keuangan sehingga memungkinkan akan mengurangi kepercayaan supplier terhadap penerima barang/jasa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa dilakukan penyatuan product receipt pada berkas tagihan yang diberikan vendor oleh Unit Logistik pada saat penukaran faktur, mengubah metode penerimaan dan penyortiran product receipt dan penetapan tolak ukur dalam key performance indicator mekanisme purchase invoice.

The focus of this study is the effectiveness and efficiency of the purchase invoice mechanism process using the critical pathway method to make the shortest flow in the purchase invoice mechanism so as to reduce duration and increase timeliness. The factor of late payment is there is product receipt that are not directly given to the financial unit, the number of files submitted and must be re-examined by the financial unit. This research is a descriptive quantitative research. The results suggest that the unification of product receipts in the billing file provided by the vendor by the Logistics, changes the method of receiving and sorting product receipts and setting benchmarks in the key performance indicator of the purchase invoice mechanism."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Midi Candra
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit melipti 2 kegiatan yaitu manejerial dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan klinis meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing sediaan steril, dan pemantauan kadar obat dalam tubuh. Pemantauan terapi obat (PTO) dilakukan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Sejalan dengan PTO, monitoring efek samping obat adalah kegiatan untuk memantau setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki yang terjadi pada dosis lazim. PTO dapat berjalan bersamaan dengan MESO (Monitoring Efek Samping Obat) yang berfokus pada efek samping dan pelaporan. Pada praktik kerja ini juga dilakukan tugas khusus yaitu monitoring efek samping pendarahan pada pasien rawat inap yang menggunakan antiplatelet di RSUI.

Pharmaceutical services in hospitals include 2 activities, managerial and clinical pharmacy services. Clinical services include assessment and prescription services, tracing drug use history, drug reconciliation, drug information services, counseling, visits, drug therapy monitoring, side effects monitoring, evaluating drug use, dispensing sterile preparations, and monitoring drug levels in the body. Monitoring drug therapy is carried out to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. In line with monitoring drug therapy, adverse drug reaction monitoring is an activity to monitor any undesirable response to a drug that occurs at the usual dose. Monitoring drug theraphy can run in conjunction with adverse drug reaction monitoring which focuses on side effects and reporting. In this work practice, a specific task is also carried out, monitoring side effects of bleeding in inpatients using antiplatelet in Universitas Indonesia hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi
"Penggunaan dan pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sama pentingnya dengan pengelolaan sediaan farmasi, namun tidak sedikit tenaga kefarmasian yang baru bergabung di RSUI, kurang mengenal BMHP termasuk jenis dan kegunaannya. Pengetahuan mengenai BMHP harus dimiliki semua tenaga kesehatan di rumah sakit agar dapat mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu, penulis membuat monografi mengenai BMHP Breathing Set dan Feeding Set di RSUI agar dapat digunakan dan menambah pengetahuan tenaga kefarmasian baru di RSUI. Persediaan BMHP di depo Farmasi Rawat Inap RSUI seringkali terjadi kelebihan stok sehingga terdapat BMHP yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan berturut-turut sehingga diperlukan analisis terkait persediaan dan penggunaan BMHP di depo Farmasi Rawat Inap RSUI. Penyusunan monografi BMHP dilakukan dengan cara peninjauan literatur mengenai fungsi dari berbagai macam BMHP di Farmasi Rawat Inap RSUI. Selanjutnya dilakukan pengambilan data penggunaan BMHP kategori Breathing Set dan Feeding Set di depo Farmasi Rawat Inap RSUI pada bulan Desember 2022 – Januari 2023. Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan persen kumulatif penggunaannya sehingga diperoleh klasifikasi persediaan BMHP di depo Farmasi Rawat Inap RSUI. Kemudian, dilakukan analisis terkait pengendalian persediaan BMHP berdasarkan klasifikasi persediaannya menggunakan metode Minimum-Maximum Stock Level. Terdapat 8 Breathing Set dan 3 Feeding set yang termasuk Fast Moving, 13 Breathing Set dan 3 Feeding set termasuk Moderate Moving, 40 Breathing Set dan 8 Feeding set termasuk Slow Moving, serta 8 Breathing Set dan 3 Feeding set termasuk Non Moving.

The use and management of Medical Consumable Materials (BMHP) at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is as important as the management of pharmaceutical preparations, but not a few pharmaceutical staff who have just joined RSUI are not familiar with BMHP, including its types and uses. Knowledge of BMHP must be owned by all health workers in hospitals so that they can support health services in hospitals. Therefore, the author makes a monograph on BMHP Breathing Sets and Feeding Sets at RSUI. Inventory of BMHP at the RSUI Inpatient Pharmacy depot often occurs in overstock so that there are BMHP that have not been used for three consecutive months, so an analysis is needed regarding the supply and use of BMHP at the RSUI Inpatient Pharmacy depot. Furthermore, data was collected on the use of BMHP for the Breathing Set and Feeding Set categories at the RSUI Inpatient Pharmacy depot in December 2022 – January 2023. The data was processed and analyzed based on the cumulative percentage of usage so that a classification of BMHP supplies was obtained at the RSUI Inpatient Pharmacy depot. Then, an analysis is carried out regarding BMHP inventory control based on the inventory classification using the Minimum-Maximum Stock Level method. There are 8 Breathing Sets and 3 Feeding sets which include Fast Moving, 13 Breathing Sets and 3 Feeding sets including Moderate Moving, 40 Breathing Sets and 8 Feeding sets including Slow Moving, as well as 8 Breathing Sets and 3 Feeding the set includes Non Moving."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Nur Aura Islami
"Rumah Sakit adalah merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan farmasi klinik yang ada di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) adalah dispensing sediaan steril berupa pencampuran obat injeksi atau nutrisi parenteral dan obat sitostatik yang diadakan di Depo Farmasi Produksi. Sediaan steril seperti obat injeksi dan nutrisi parenteral total (TPN) merupakan terapi yang membutuhkan persiapan cukup kompleks sebelum diberikan kepada pasien karena berpotensi menimbulkan risiko kontaminasi mikroba yang dapat membahayakan pasien ataupun tenaga kesehatan apabila ditangani dengan tidak tepat. Oleh karena itu, diperlukan teknik aseptik dalam penangannya dengan penerapan aturan yang ketat serta pengetahuan yang baik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Dalam pelaksanaan dispensing sediaan steril juga diperlukan sumber daya manusia yang terlatih serta pengetahuan yang baik, fasilitas ruangan, serta peralatan yang memadai. Selain itu, Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) juga dibutuhkan sebagai pedoman dispensing sediaan steril agar prosedur yang dilakukan tepat dan terhindar dari kesalahan. Dengan demikian, laporan tugas khusus ini bertujuan untuk merancang SPO untuk penangan sediaan steril di Depo Farmasi Produksi RSUI yang diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian di RSUI.

Hospital is a health service institution that organizes full individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services. Based on Permenkes No. 72 of 2016, Pharmaceutical Service Standards in Hospitals include management standards for Pharmaceutical Preparations, Medical Devices and Consumable Medical Materials, and clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy services at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is the dispensing of sterile preparations in the form of mixing injection drugs or parenteral nutrition and cytostatic drugs which is held at the Pharmacy Production Depo. Sterile preparations such as injection drugs and total parenteral nutrition (TPN) are therapies that require quite complex preparations before being given to patients because they have the potential to pose a risk of microbial contamination which can endanger patients or health workers if handled improperly. Therefore, aseptic technique is needed in handling it with the application of strict rules and good knowledge to prevent unwanted things. In carrying out the dispensing of sterile preparations, trained human resources and good knowledge, adequate room facilities and equipment are also needed. In addition, Standard Operating Procedures (SOP) are also needed as guidelines for dispensing sterile preparations so that the procedure is carried out correctly and avoids mistakes. Thus, this special task report aims to design SPOs for handling sterile preparations at the RSUI Pharmacy Production Depo which are expected to be used as guidelines for pharmaceutical personnel at RSUI"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
"Penyakit kardiovaskuler yang dikenal sebagai penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Sebanyak sepertiga hingga setengah dari penyakit jantung merupakan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Katerisasi jantung dengan tujuan diagnosis yang dikenal sebagai angiografi koroner adalah salah satu prosedur yang paling umum dilakukan pada porang dewasa. Pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk diagnosis PJK dengan meminimalkan sayatan bedah (minimum invasive) sehingga dapat menurunkan risiko komplikasi dan tingkat mortalitas daripada prosedur invasive lain. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP merupakan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Staf di unit farmasi seperti apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan tentang obat-obat saja naum juga jenis-jenis BMHP agar dapat memaksimalkan pelayanan secara efektif dan efisien, khususnya dalam tindakan CAG. BMHP yang digunakan dalam tindakan CAG terdiri dari sheath, guiding wire, dan kateter. Berdasarkan akese ke pembuluh darah, jenis sheath dibagi menjadi sheath transradial dan transfemoral. Jenis-jenis guiding wire dibagi berdasarkan bentuk tipnya menjadi straight tip (ujung lurus), J tip, dan angled tip. Berdasarkan bentuknya yang menyesuaikan anatomi dan fungsi, kateter diagnostik dibagi menjadi Judkins, Amplatz, Multipurpose, Tiger, dan Pigtail.

Cardiovascular disease, known as heart disease, is a leading cause of death worldwide. Approximately one-third to half of heart diseases are coronary heart disease (CHD). Coronary angiography, a diagnostic procedure commonly performed in adult patients, is a gold standard for CHD diagnosis, minimizing surgical incisions (minimally invasive) and reducing the risk of complications and mortality compared to other invasive procedures. The management of pharmaceutical preparations, medical devices, and Single-Use Medical Materials (BMHP) is a standard pharmaceutical service in hospitals. Pharmacy unit staff, including pharmacists and pharmaceutical technicians, are expected to possess knowledge not only about medications but also about various single-use medical material to maximize service effectiveness and efficiency, especially in coronary angiography (CAG) procedures. BMHP used in CAG procedures consist of sheaths, guiding wires, and catheters. Based on vascular access, sheaths are categorized as transradial and transfemoral sheaths. Guiding wires are classified based on the shape of their tips, which include straight tip, J-tip, and angled tip. Diagnostic catheters are divided into various types, such as Judkins, Amplatz, Multipurpose, Tiger, and Pigtail, designed to conform to anatomy and function."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>