Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Alvy Sekar Praja
"Artikel ini bertujuan untuk menganalisis alasan kegagalan sanksi Amerika Serikat dalam skema Caesar Act dalam melakukan perubahan rezim di Suriah tahun 2019-2023. Pada tahun 2019 Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi paling komperhensif terhadap Suriah melalui skema Caesar act. Sanksi Ekonomi dalam Caesar Act secara eksplisit melarang segala bentuk bantuan luar negeri dan investasi di Suriah. Tujuan dari Sanksi Ekonomi dalam skema Caesar Act ini adalah untuk mempengaruhi adanya perubahan rezim atas segala tindakan pelanggaran hak asasi manusia terhadap masyarakatnya di Suriah. Dampaknya, sanksi ekonomi tersebut memberikan dampak buruk terhadap perekonomian Suriah, akan tetapi disaat yang sama Sanksi ekonomi tersebut justru memperburuk kondisi kehidupan masyarakat di Suriah. Secara umum, resistensi suatu negara akan runtuh ketika negara tersebut tidak berhasil memenuhi stabilitas domestik dan kepentingan ekonominya. Akant tetapi Pemerintah Suriah tetap bertahan dan tidak merubah kebijakannya. Sehingga Sanksi Ekonomi Amerika Serikat gagal dalam menacapi political change di Suriah. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik triangulasi. Artikel ini menemukan bahwa kegagalan sanksi ekonomi Amerika Seriat dalam skema Caesar Act sebagai sanksi paling komperhensif dipengaruhi oleh faktor domestik (Stateness Level) yang membuat Suriah memiliki kemampuan untuk menolak atau mengabaikan economic statecraft tersebut.

This article aims to analyze the reasons for the failure of the United States (US) economic sanctions under the Caesar Act project, which were intended to bring about a change in the Syrian administration between 2019 and 2023. In 2019, the US implemented the Caesar Act project, which involved imposing the most comprehensive economic embargo on Syria. The Caesar Act imposed explicit restrictions on all types of foreign assistance and investment in Syria. The primary goal of the economic sanctions implemented under the Caesar Act was to exert pressure on the Syrian regime to bring about a change in government due to its severe breaches of human rights against its own citizens. Consequently, the economic sanctions had adversely affected the Syrian economy, while simultaneously exacerbating the living conditions of the people in Syria. In general, a nation's resilience weakened when it was unable to fulfil its internal stability and economic objectives. However, the Syrian government remains resolute and unwavering in its decisions. The US economic sanctions proved ineffective in addressing political transformation in Syria. This article used a qualitative methodology, utilizing triangulation techniques. This article concludes that the American economic sanctions, namely the Caesar Act, have failed due to the domestic component (stateness level) which allowed Syria to refuse or disregard the economic statecraft.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyad Maulana Hidayat
"Tesis ini mengeksplorasi diplomasi kopi Indonesia di pasar Jerman dari tahun 2019 hingga 2023, dengan fokus pada strategi yang digunakan untuk meningkatkan volume ekspor dan mengatasi tantangan di pasar yang kompetitif. Studi ini terletak dalam konteks diplomasi ekonomi yang lebih luas dan memanfaatkan konsep soft power melalui gastrodiplomasi. Ini menekankan peran kopi sebagai komoditas budaya dan alat untuk memupuk hubungan internasional yang positif. Indonesia, sebagai produsen kopi utama, telah menghadapi fluktuasi volume ekspor kopi ke Jerman, yang merupakan importir kopi terbesar kedua di dunia. Analisis ini mencakup data perdagangan historis, mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya saing kopi Indonesia. Faktor-faktor ini termasuk tantangan internal seperti kualitas produksi kopi, dan tantangan eksternal seperti regulasi ketat Uni Eropa dan persaingan dari negara-negara penghasil kopi utama lainnya seperti Vietnam. Metodologi penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan pemangku kepentingan kunci, termasuk pejabat dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, Konsulat Jenderal di Hamburg, dan eksportir kopi Indonesia di Jerman. Data sekunder dari literatur akademik, laporan perdagangan, dan analisis pasar memberikan konteks tambahan dan mendukung temuan. Tesis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang strategi dan efektivitas diplomasi kopi Indonesia. Ini menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas kopi, mematuhi standar internasional, dan meningkatkan upaya pemasaran untuk meningkatkan penetrasi pasar di Jerman. Studi ini menyimpulkan dengan rekomendasi bagi pembuat kebijakan dan pelaku industri untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan hubungan internasional negara tersebut. Temuan ini menegaskan pentingnya diplomasi ekonomi dalam mempromosikan kepentingan nasional dan potensi kopi sebagai alat diplomasi. Penelitian ini berkontribusi pada diskursus akademik tentang perdagangan internasional dan diplomasi, menawarkan wawasan praktis untuk meningkatkan strategi ekspor Indonesia di sektor kopi.

This thesis explores Indonesia's coffee diplomacy in the German market from 2019 to 2023, focusing on strategies employed to increase export volumes and overcome challenges in a competitive market. The study is situated within the broader context of economic diplomacy and leverages the concept of soft power through gastrodiplomacy. It emphasizes the role of coffee as a cultural commodity and a tool for fostering positive international relations. Indonesia, a major coffee producer, has faced fluctuations in coffee export volumes to Germany, which is the second-largest coffee importer globally. The analysis includes historical trade data, identifying key factors influencing the competitiveness of Indonesian coffee. These factors include internal challenges like the quality of coffee production, and external challenges such as stringent European Union regulations and competition from other major coffee-producing countries like Vietnam. The research methodology is qualitative, utilizing primary data collected through interviews with key stakeholders, including officials from the Indonesian Ministry of Foreign Affairs, the Consulate General in Hamburg, and Indonesian coffee exporters in Germany. Secondary data from academic literature, trade reports, and market analysis provide additional context and support the findings. This thesis aims to provide a comprehensive understanding of the strategies and effectiveness of Indonesia's coffee diplomacy. It highlights the importance of improving coffee quality, adhering to international standards, and enhancing marketing efforts to increase market penetration in Germany. The study concludes with recommendations for policymakers and industry stakeholders to enhance the competitiveness of Indonesian coffee in the global market, ultimately contributing to the country's economic growth and international relations. The findings underscore the significance of economic diplomacy in promoting national interests and the potential of coffee as a diplomatic tool. This research contributes to the academic discourse on international trade and diplomacy, offering practical insights for enhancing Indonesia's export strategies in the coffee sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Fitri
"Penelitian ini menganalisis tentang penyebab inefektivitas implementasi Comprehensive Iran Sanctions, Accountability, and Divestment Act (CISADA) pada periode Pemerintahan Obama I. CISADA secara signifikan mengatur tentang pembatasan transaksi finansial dan perdagangan energi dengan Iran, transfer teknologi, dan aktivitas yang berhubungan dengan usaha pengembangan nuklir. CISADA bersifat lebih ekspansif dari sanksi-sanksi sebelumnya karena kebijakan unilateral AS ini memberi wewenang kepada Departemen Keuangan AS untuk memberi sanksi kepada individu, perusahaan, atau institusi keuangan negara lain yang diindikasikan terlibat dalam transaksi finansial di sektor energi Iran. Target akhir dari kebijakan sanksi ekonomi AS ini adalah untuk menekan rezim Iran agar bersedia menghentikan pengembangan proyek nuklirnya. Meskipun implementasi CISADA telah menekan perekonomian Iran, terbukti Pemerintah Iran konsisten menjalankan program pengayaan uraniumnya hingga sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi CISADA tidak efektif selama Pemerintahan Obama I. Setelah melakukan studi literatur dan in depth interview yang berdasarkan kerangka pemikiran economic sanction, penelitian ini menemukan bahwa inefektivitas CISADA disebabkan oleh dua faktor. Pertama, Pemerintah Iran memiliki resistensi yang tinggi terhadap kebijakan AS yang menentang kebijakan nuklirnya. Kedua, munculnya Cina sebagai mitra perdagangan alternatif Iran selama masa sanksi. Kedua faktor ini membuat Iran tidak bersedia menghentikan program nuklirnya. Kesulitan ekonomi selama sanksi terbantu oleh kerjasama ekonomi bilateral Iran dengan Cina.

This research aims to identify the causes of Comprehensive Iran Sanctions, Accountability, and Divestment Act (CISADA) ineffectiveness during Obama`s first term. CISADA significantly regulates the limits of financial and trade transaction in energy sector with Iran, technology transfers, or any other related activities that supports Iran`s nuclear development program. CISADA is more expansive compared with the previous U.S. economic sanctions to Iran; it enables US Treasury Department to sanction foreign individual, companies, financial institution, or any states that are indicated being involved in energy transactions with Iran. The main goal of CISADA is to halt Iran`s nuclear development program. Though CISADA has prompted pressure on Iran`s economy, Iran is still consistent on its nuclear program and is doing uranium enrichment up until now. This signifies the ineffectiveness of CISADA during Obama first term. Based on literature studies and in depth interview with using "economic sanction" concept, this research has discovered the two factors that cause this ineffectiveness. The first factor is the high resistance of Iran toward U.S. policies in stopping Iran`s nuclear program. The second factor is China`s involvement as Iran`s alternative trade partner during the sanction. These two factors have strengthened Iran`s reluctance to stop its nuclear program. In addition, Iran`s economic difficulty during the sanction has been solved by its bilateral economic cooperation with China."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
"Haryanto, Demokrasi Ekonomi di Amerika Serikat: Penerapan Sherman Antitrust Act Terhadap Standard Oil Company 1890-1911, di bawah bimbingan Sudarini Soehartono, MA; 86 hlm + xi, lampiran, Fakultas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004. Penelitian ini membahas tentang undang-undang Sherman Antitrust sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan demokrasi di bidang ekonomi yang telah hilang seiring dengan bcrkembangnya perusahaan-perusahaan besar. Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik. kritik, interpretasi, dan historiografi. Pencarian data, dilakukan melalui studi kepustakaan dan internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan suatu gambaran demokrasi di bidang ekonomi yang muncul dengan dikeluarkannya undang-undang Sherman Antitrust terhadap Standard Oil Company pada kurun waktu 1890-1911 di Amerika Serikat, sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang sejarah bisnis Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa demokrasi ekonomi di Amerika Serikat berhasil ditegakkan kembali dengan diberlakukannya undang-undang Sherman Antitrust dan diadilinya Standard Oil Company yang berakhir dengan keputusan pengadilan yang memerintahkan dipecahnya Standard Oil Company."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arinto Dananjaya
"Tesis ini membahas pengaruh krisis ekonomi Amerika Serikat terhadap nilai ekspor non migas Indonesia ke Amerika Serikat pada tiga sektor yaitu sektor pertanian, industri, dan pertambangan. Penelitian ini menggunakan regresi sebagai alat utama dalam estimasi model ekspor non migas Indonesia. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi parameter model adalah pendekatan data panel.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa PDB Amerika Serikat, nilai tukar riil Rupiah terhadap USD dan krisis ekonomi di Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap ekspor non migas. Terdapat komoditas pada sektor pertanian, industri, dan pertambangan tidak terpengaruh secara signifikan oleh krisis.

This thesis discusses the effect of the U.S. economic crisis on Indonesian non oil exports to the United States in three sectors, namely agriculture, industry, and mining. The study uses regression as a major tool in the estimation model of Indonesian non oil exports. The approach used to estimate the parameters of the model is a panel data approach.
The research concludes that the real Gross Domestic Product, real exchange rate of Rupiah against U.S. dollar and the U.S. economic crisis are significant to the Indonesian non oil exports to the United States. US economic crisis seems not significant to some commodities in every sectors being analyzed.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T49590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandouw, Karisa Erina
"ABSTRAK
Pengaruh kriminalitas terhadap pertumbuhan ekonomi masih belum konklusif karena sebagian studi mengindikasikan korelasi yang negative, sedangkan beberapa lainnya menunjukkan sebaliknya. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap riset yang sudah ada
mengenai kiriminalitas dan pertumbuhan ekonomi dengan menginvestigasi hubungan tersebut secara empiris. Skripsi ini menggunakan dara tahunan per negara bagian di Amerika Serikat dari tahun 2000-2011. Dengan menggunakan regresi OLS, variabel kriminalitas dimasukkan ke dalam regresi bersama beberapa kontrol variabel lainnya. Pada akhirnya, sebuah kesimpulan
diambil dimana pengaruh kriminalitas terhadap pertumbuhan ekonomi signifikan secara statistic dan negatif

ABSTRACT
The effect of crime on economic growth is still unclear as some studies indicate a negative relationship, while a few others show otherwise. This paper is aiming to contribute to the existing research about crime and economic growth by investigating the relationship empirically, using a state-level annual data from 50 states in the US between 2000-2011. By employing OLS
regressions, crime is regressed on economic growth along with several control variables. At the end, a conclusion is drawn in which the effect of crime on growth is statistically significant"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Maharditya
"Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai proses perumusan RUU American Clean Energy and Security Act tahun 2009 RUU yang diajukan dalam Kongres Amerika Serikat ke 111 ini gagal menjadi UU karena tidak lolos dalam tahap pembahasan di tingkat Kongres. Penulis menemukan bahwa pengaruh pengaruh dari kelompok korporasi dan partai politik yang diduga sebagai pendorong utama atas kegagalan tersebut. Kepentingan kapitalis mereka telah mengalahkan kebutuhan atas perubahan kebijakan lingkungan dan energi Amerika Serikat. Dengan metode penelitian kualitatif teori kapitalisme oleh Bruce R Scott teori perwakilan politik oleh Gilbert Abcarian dan teori kebijakan publik yang disampaikan oleh Charles Lindblom dan Edward Woodhouse dipergunakan dalam karya ini untuk menganalisis kasus tersebut.

This paper discusses a bill's formulation process of the American Clean Energy and Security Act of 2009 The bill that had been proposed in the US 111th Congress failed to become a law because of it didn't pass the discussion phase in the Congress I find that the influences from corporate groups and political parties are suspected as the main cause for this failure. Their capitalist interests have defeated the need of changes in the environmental and energy policy in the United States. This research used a qualitative method. Capitalism theory from Bruce R Scott political representative theory from Gilbert Abcarian and public policy theory from Charles Lindblom Edward Woodhouse were used in this paper to analyze this case.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Dewi Christina
"Penelitian ini membahas tentang peran Edith Windsor untuk menghapus diskriminasi terhadap kaum homoseksual di Amerika Serikat khususnya menghapus praktik Pasal Ketiga Defence of Marriage Act (DOMA). Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Edith Windsor dalam upaya menggugat praktik Pasal Ketiga Defence of Marriage Act (DOMA) di Mahkamah Agung Amerika Serikat dan bagaimana hasilnya. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teori gerakan sosial baru dan teori queer serta konsep homoseksual digunakan dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah Edith Windsor berhasil memenangkan gugatannya dengan harus melewati berbagai judicial review yang diajukan oleh mereka yang anti-homoseksual. Adapun cara Edith Windsor dalam upaya penghapusan diskriminasi tersebut, yaitu melalui advokasi litigasi (citizen law suit). Dari peran yang dilakukan, Edith Windsor berhasil mengangkat kembali isu diskriminasi hingga terbentuk usulan draft RUU pernikahan yang baru di Kongres. Penelitian ini berkesimpulan bahwa perjuangan Edith Windsor berhasil menyatakan Pasal Ketiga DOMA sebagai sesuatu yang inkonstitusional.

This research discusses about the role of Edith Windsor to eliminate discrimination against homosexuals in the United States in particular eliminate the practice of Article Third Defense of Marriage Act (DOMA). The problem in this research is how the role of Edith Windsor in an attempt to sue the practice of Article Third Defense of Marriage Act (DOMA) in the Supreme Court of the United States and how the results. This research is an explanatory research using qualitative approach. This research employs theory of new social movement, queer theory and also homosexuals concepts.
The results of this study are Edith Windsor won the lawsuit that must passed through various appeals judicial review by those who are anti-homosexual. As for how Edith Windsor in an effort to eliminate such discrimination, which is through litigation advocacy (citizen law suit). Of the role played by, Edith Windsor successfully raised the issue of discrimination and formed the proposed draft new marriage bill in congress. This research concluded that the struggle by Edith Windsor managed to declare Article Third DOMA as unconstitutional.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Setyani Wijanarti
"Tesis ini menjabarkan mengenai alasan Korea Selatan dalam memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran pada tahun 2010. Penelitian ini menggunakan faktor pengkondisian suatu negara oleh Richard Barnet dan Ronald Muller dalam menganalisis pengambilan strategi politik luar negeri Korea Selatan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif. Terdapat tiga alasan utama yang menjadi pertimbangan Korea Selatan dalam memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran pada tahun 2010. Pertama adalah untuk menjaga konsistensi sikap non-proliferasi Korea Selatan. Kedua adalah untuk menjaga aliansi Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Ketiga adalah pertimbangan ekonomi yaitu adanya ketakutan akan terjadi balasan dari Amerika Serikat jika Korea Selatan tidak memberlakukan sanksi.

This thesis explains South Korea rsquo s reason on giving economic sanctions against Iran in 2010. This thesis uses state rsquo s conditioning factors by Richard Barnet and Ronald Muller to analyze South Korea foreign policy strategy. This research is descriptive and qualitative research. There are three main reasons which become South Korea rsquo s consideration on giving economic sanctions against Iran in 2010. First is to maintain South Korea rsquo s consistency with its non proliferation ideology. Second is to maintain the alliance between South Korea and United States. Third is the economic consideration, there is fear that United States will retaliate if South Korea did not give sanctions against Iran."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>