Ditemukan 183516 dokumen yang sesuai dengan query
Safa Tatsbita
"Karya ini membahas tentang perkembangan teknologi yang membuka peluang bagi penyelenggara pinjaman online untuk memberikan penawaran kemudahan dalam memperoleh pinjaman. Terlepas dari kemudahannya, masih banyak ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan pinjaman online. Hadirnya pinjaman online legal diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan terhadap konsumen. Tetapi, berdasarkan data terlihat ada permasalahan yang dialami oleh pengguna pinjaman online legal, termasuk kekerasan saat proses penagihan, seperti yang juga dialami oleh pengguna pinjaman ilegal. Studi ini melakukan analisis terhadap kekerasan yang dilakukan oleh pinjaman online legal, dengan studi kasus K, A dan R sebagai korban. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis data sekunder. Melalui tulisan ini, diidentifikasi bahwa korban kekerasan pinjaman online legal mengalami kekerasan non-fisik berupa verbal dan psikis dalam bentuk ancaman, hinaan dan teror. Serangkaian tindakan tersebut menunjukkan bahwa korban mengalami viktimisasi yang berdampak pada kondisi individu dan relasi sosial mereka.
This work discusses the development of technology that opens up opportunities for online lending platforms to offer ease in obtaining loans. Despite its convenience, many problems are still found in the implementation of online lending. The presence of legal online lending is expected to provide security guarantees for consumers. However, based on the data, there are problems experienced by users of legal online lending, including violence during the collection process, similar to those experienced by users of illegal lending. This study analyzes the violence committed by legal online lending, using K, A, and R as case studies. This writing uses a qualitative approach by analyzing secondary data. Through this writing, it is identified that victims of legal online lending violence experience non-physical violence in the form of verbal and psychological threats, insults, and terror. These actions show that victims experience victimization that affects their individual conditions and social relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ryesfa Umamy
"Tugas karya akhir ini membahas mengenai financial technology peer-to-peer lending atau pinjaman online ilegal sebagai bentuk kejahatan yang difasilitasi teknologi yang terjadi di ruang siber. Studi ini melakukan melakukan analisis terhadap data dari akun @PinjolLaknat, yang memperlihatkan adanya viktimisasi terhadap konsumen aplikasi pinjaman online ilegal. Menggunakan teori aktivitas rutin, diidentifikasi adanya pelaku yang termotivasi melakukan kejahatan yaitu pemilik aplikasi pinjaman online ilegal yang melakukan kejahatan pencurian identitas. Sasaran atau suitable target dari pelaki adalah anggota masyarakat atau konsumen yang memiliki data sebagai jaminan. Identifikasi selanjutnya adalah adanya ketidakmampuan untuk melakukan penjagaan oleh pemerintah. Pemerintah memiliki peran penting untuk memastikan keamanan data masyarakat serta akses untuk pemberian pinjaman. Dari tiga identifikasi teori aktifitas rutin, bisa menjelaskan bagaimana proses viktimisasi yang terjadi pada korban. Dari tulisan ini menghasilkan bahwa korban selain mengalami kondisi viktimisasi, juga mereka mengalami digital divide atau ketimpangan dalam kemampuan untuk mengakses internet. Tidak adanya tanggung jawab formal dari lembaga negara, memunculkan adanya kontrol sosial informal dengan bentuk digital activism yaitu @PinjolLaknat.
This final work assignment discusses financial technology peer-to-peer lending or illegal online lending as a form of technology-facilitated crime that occurs in cyberspace. This study conducts an analysis of data from the @PinjolLaknat account, which shows the victimization of consumers of illegal online loan applications. Using routine activity theory, it is identified that there are actors who are motivated to commit crimes, namely owners of illegal online loan applications who commit identity theft crimes. The target or suitable target for men is members of the public or consumers who have data as collateral. The next identification is the inability to carry out security by the government. The government has an important role to play in ensuring public data security and access to lending. From the three identification theories of routine activities, it can explain how the victimization process occurs in victims. From this paper it results that victims besides experiencing victimization conditions, they also experience digital divide or inequality in the ability to access the internet. The absence of formal responsibility from state institutions has led to informal social control in the form of digital activism, namely @PinjolLaknat."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rumuli, Gisela Violin
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kekerasan berbasis gender (KBG) sangat mungkin terjadi di dunia maya dan terus merajalela semenjak dunia dilanda pandemi COVID-19. Dalam menelisik peran hukum sebagai tameng pelindung atas korban kekerasan berbasis gender online (KBGO), penelitian ini menggunakan kasus GA yang ditetapkan sebagai tersangka atas konten pornografi sebagai entry point analisis. Penelitian ini juga ingin menunjukkan bahwa praktik KBGO seringkali menyasar perempuan yang digambarkan dengan posisi GA selaku figur publik dan menjadi sasaran ‘empuk’ dari praktik KBGO yang diperkeruh dengan penghakiman masyarakat. Analisis ini ingin menunjukkan terdapat korelasi dari kentalnya budaya patriarkis dan ketidakpahaman masyarakat Indonesia mengenai konsep persetujuan senantiasa melahirkan posisi timpang pada perempuan dan akan terus melanggenggkan budaya victim-blaming pada korban. Penelitian ini dilakukan dengan menelaah serangkaian instrumen hukum, penerapannya oleh aparat penegak hukum lewat hasil putusan pengadilan, reaksi masyarakat lewat pemberitaan media massa terkait kasus, dan juga wawancara langsung kepada KBGO yang melapor lewat LBH APIK serta pendampingnya. Peneliti juga menggunakan feminist legal method demi menjawab permasalahan berdasarkan pengalaman perempuan sebagai korban untuk mendorong penyusunan payung hukum dan sistem hukum yang lebih berperspektif korban, sehingga nantinya, tidak adalagi perempuan korban yang disalahkan seperti apa yang dialami GA dalam kasusnya.
This study aims to explain how gender-based violence (GBV) is very likely to occur in cyberspace and continues to run rampant since the world was hit by the COVID-19 pandemic. In examining the role of the law as a protective shield for victims of gender-based violence online (GBVO), this study uses the case of GA who is designated as a suspect for pornographic content as an entry point for analysis. This study also wants to show that GBVO practices often target women who are described as GA's position as a woman public figure and become 'easy' target of GBVO practices that are clouded by community judgment. This analysis shows that there is a correlation between the strong patriarchal culture and the Indonesian people's lack of understanding regarding the approval of the birth of an unequal position in women and will continue to perpetuate the victim-blaming culture of victims. This research was conducted by examining legal instruments, their application by law enforcement officers through court results, public reactions through mass media reports related to cases, and also direct interviews with the victims of GBVO who reported to LBH APIK. The researcher also uses the feminist legal method to answer questions based on the experience of women as victims to encourage the formulation of a legal basis and legal system that is more victim-oriented, so that in the future, there will be no more female victims who are blamed as experienced by GA in her case."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zahara Zulfikar
"Penelitian ini berisi tentang perlindungan perempuan korban KDRT pada masa pandemi Covid-19 dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peningkatan angka kasus kekerasan terhadap perempuan khususnya KDRT pada masa pandemi Covid-19. Keterbatasan ruang gerak serta menurunnya perekonomian menimbulkan frustasi bagi sebagian besar masyarakat yang dapat meningkatkan agresivitas. Perempuan sebagai kelompok rentan, memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi korban kekerasan. Sehingga, urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat upaya perlindungan yang dilakukan oleh Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia dalam rangka mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan serta meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan perempuan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada Mei 2022 hingga Oktober 2022 melalui studi literatur dan wawancara semi terstuktur pada lima informan dari Komnas Perempuan, LBH Apik Jakarta dan Yayasan Pulih. Kelima informan tersebut dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan upaya perlindungan perempuan korban KDRT pada masa pandemi Covid-19, Komnas Perempuan memberikan rekomendasi kebijakan ke berbagai lembaga pemerintah, melakukan layanan pengaduan dan rujukan serta melakukan Kampanye 16 HAKTP setiap tahunnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya dalam mata kuliah Perundang-undangan Sosial terkait dengan perlindungan sosial dan mata kuliah Kebijakan dan Perencanaan Sosial terkait dengan kebijakan sosial.
This research is about protection of women victims of domestic violence during the Covid-19 pandemic from the Social Welfare Science discipline. This research is motivated by an increase in the number of cases of violence against women, especially domestic violence during the Covid-19 pandemic. Space limitations as well as economic decline cause frustration for the majority of society which can increase aggressiveness. Women as a vulnerable group, have a high potential to become victims of violence. Therefore, the urgency of doing this research is to see the social advocacy efforts made by the National Commission on Violence Against Women as a National Human Rights Institution in order to prevent and cope with violence against women as well as increasing the protection of women in Indonesia. This research is a qualitative research with descriptive research design. Data collection was carried out from May 2022 to October 2022 through literature studies and semi-structured interviews with five informants from the National Commission on Violence Against Women, LBH Apik Jakarta and Yayasan Pulih. The five informants were selected using a purposive sampling technique according to the informant critetia needed in this research. This research showed that in doing protection of women victims of domestic violence during the Covid-19 pandemic, the National Commission on Violence Against Women provide policy recommendations to various government institutions, carry out complaint and referral services as well as doing 16 HAKTP Campaign every year. The results of this research are expected to be able to contribute in Social Welfare Science study program especially in social law course related to social protection and social policy and planning courses related to social policies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pangesti Dimas Tri Purnami
"Skripsi ini membahas tentang multiple victimization perempuan korban KDRT yang menjalani proses hukum (pidana dan perceraian). Penelitian dilakukan dengan melihat bagaimana viktimisasi terjadi di tiga ranah kehidupan perempuan, yaitu viktimisasi ranah domestik, ranah hukum, dan ranah sosial masyarakat (pasca keseluruhan proses hukum) dengan menggunakan teori feminis hukum yang menjelaskan bahwa gender berpengaruh terhadap ketidakadilan hukum yang dialami perempuan, dan feminis radikal yang menjelaskan bahwa opresi terhadap perempuan terjadi di hampir keseluruhan hidup perempuan. Dua orang perempuan korban KDRT yang menjalani proses hukum menjadi subjek penelitian yang pengalamannya digunakan untuk melihat bagaimana multiple victimization pada perempuan korban KDRT yang menjalani proses hukum adalah sebuah bentuk opresi terhadap perempuan.
This thesis studying about multiple victimization on women who become a victim on domestic violence who through on law process (criminal law and divorce). Research conducted by looking how victimization occurred in three domain of women life, domestic sphere, the legal sphere, and social aspect of the community (after the whole process of law). Using the feminist legal theories that explain about how gender affect the legal injustices experienced by women, and radical feminists where explain that the oppression of women occurs almost the entire life of women. Two women as a victim of domestic violence who undergo the legal process is the subject of research whose experiences are used to analyze this research. Critical approach is used to see how multiple victimization of women victim of domestic violence who through the legal process is a form of oppression of women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anastasia Ika Kusumastuty
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberlakuan pendekatan Structural Choice (Cyber L-RAT) terhadap kerentanan viktimisasi kekerasan online yang disebabkan oleh platform pinjaman online ilegal di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei based quasi experiment dengan menggunakan perlakuan pada karakteristik partisipan penelitian berdasarkan keterlibatan partisipan pada pinjaman online. Partisipan dalam penelitian terdiri dari 159 orang yang berusia 18-65 tahun dan menggunakan internet dalam kesehariannya. Teknik analisa pengujian hipotesa penelitian dilakukan menggunakan SPSS 26 melalui model regresi linier berganda baik pada masing-masing kelompok maupun secara keseluruhan. Selain itu dilakukan juga pengujian Moderated Regression Analysis (MRA) terhadap variabel keterlibatan dalam pinjaman online. Berdasarkan hasil pengolahan data, ditemukan bahwa gaya hidup online dapat meningkatkan kerentanan viktimisasi baik pada partisipan yang memiliki keterlibatan langsung pada pinjaman online maupun partisipan yang memiliki keterlibatan tidak langsung pada pinjaman online Di lain pihak, pengujian terkait komponen perlindungan diri yang diukur melalui literasi digital menunjukkan hasil yang kurang konsisten dan berbeda pada masing-masing kelompok yang dapat disebabkan oleh adanya kebutuhan mekanisme yang berbeda dalam tiap kelompok. Selain itu, hasil pengolahan model data juga menunjukkan bahwa keterlibatan dalam pinjaman online dapat meningkatkan kerentanan viktimisasi kekerasan online yang dipicu oleh gaya hidup online baik pada kelompok partisipan yang memiliki keterlibatan langsung pada pinjaman online, kelompok partisipan yang memiliki keterlibatan tidak langsung pada pinjaman online, maupun partisipan yang tidak terlibat pada pinjaman online. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap studi dan penelitian lanjutan terkait viktimisasi pada ruang digital pada konteks viktimisasi kejahatan siber dan utamanya dalam konteks fenomena pinjaman online. Sementara secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman mengenai viktimisasi siber dalam industri Fintech Peer to Peer lending di Indonesia serta memberikan wawasan terkait faktor risiko serta mekanisme perlindungan diri dan dampak viktimisasi kejahatan pinjaman online. Temuan penelitian ini akan berguna bagi para pengambil kebijakan, regulator, dan pemangku kepentingan dalam industri pinjaman online di Indonesia.
This research aims to test the applicability of the Structural Choice (Cyber L-RAT) approach to vulnerability to online violence victimization caused by illegal online lending platforms in Indonesia. The research method used in this study is population based quasi experiment by using treatment on the characteristics of research participants based on participant involvement in online loans. Participants in the study consisted of 159 people aged 18-65 years and used the internet in their daily lives. Data analysis was carried out using SPSS 26, 2023 and research hypotheses was tested using multiple regression models for each group. Apart from that, Moderated Regression Analysis (MRA) testing was also conducted to test the moderation effect of online loans to respected independent variables in the study. Based on the results of data processing, this research found that online lifestyle can increase the vulnerability to victimization both in participants who have direct involvement in online loans and participants who have indirect involvement in online loans. On the other hand, tests related to guardianship component measured through digital literacy show inconsistent result in different group, this shows that each group needs different guardianship mechanism. Apart from that, the results of the data model processing also show that involvement in online loans can increase the vulnerability of online loan victimization triggered by online lifestyle, both in groups of participants who have direct involvement in online loans, groups of participants who have indirect involvement in online loans, and participants who are not involved in online loans. It is hoped that this research can contribute to further studies and research related to victimization in the digital space in the context of cybercrime victimization and especially in the context of the online lending phenomenon. Meanwhile, as for practical implication, this research is expected to contribute to the understanding of cyber victimization in the Fintech Peer to Peer lending industry in Indonesia and provide insight into risk factors and self-protection mechanisms and the impact of online loan crime victimization. The findings of this research will be useful for policy makers, regulators, and stakeholders in the online lending industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Latisha Widayati Saphira
"Keputusan pengambilan pinjaman daring di Indonesia terus mengalami peningkatan, meski pinjaman daring memiliki bunga yang lebih tinggi dibandingkan bunga bank. Beberapa studi sebelumnya menjelaskan bahwa pengambilan keputusan pinjaman dipengaruhi oleh faktor religiositas dan sosio-ekonomi. Berbeda dengan studi-studi terdahulu, penelitian ini melihat bahwa literasi hutang dan jaringan sosial dapat memengaruhi pengambilan keputusan pinjaman daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 112 penduduk Kelurahan X, Kota Depok berusia 19-34 tahun yang dipilih secara
multi-stage random sampling. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa hanya literasi hutang yang berpengaruh negatif signifikan terhadap pengambilan keputusan pinjaman daring. Penelitian ini mengungkapkan bahwa jaringan sosial tidak terlalu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pinjaman daring karena individu cenderung mencari dan memperoleh informasi pinjaman daring melalui perangkat ponsel pintar (
smartphone) masing-masing, sehingga individu tidak terlalu membutuhkan interaksi dan diskusi dengan orang lain. Lebih lanjut, hasil penelitian ini menunjukkan juga bahwa literasi hutang menjadi faktor determinan terkuat dalam pengambilan keputusan pinjaman daring.
The decision making on online loans in Indonesia keeps increasing, even though the online loan interest is higher than the bank interest. Some of the previous studies explain that decision making in taking loans is influenced by religiosity and socio-economy factors. Unlike the studies that have been done before, this research sees that debt literacy and social networks can affect decision-making on online loans. This research uses a quantitative approach by spreading questionnaire to 112 residents of Kelurahan "X", Depok. The respondents were selected by multi-stage random sampling and aged between 19-34 years old. The test result of multiple linear regression shows that only debt literacy has a negatively significant effect on the online loans decision making. This research reveals that social networks dont necessarily affect the online loans decision making because an individual tends to search and gain information about an online loan through their smartphone, thus, the individual doesnt necessarily need to interact or discuss with other people. Furthermore, the results of this research show that debt literacy can be the strongest determinant factor for decision making on online loans."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Michelle Maureen
"Aplikasi Bumble sebagai aplikasi kencan feminis dilengkapi dengan beberapa fitur perlindungan, namun normalisasi KBGO, manipulasi identitas, dan perbedaan motivasi pengguna masih menyuburkan KBGO pada perempuan. Studi-studi sebelumnya hanya memberikan pembahasan sampai pada topik mengenai bentuk- bentuk tindakan kekerasan yang mungkin terjadi di aplikasi kencan, namun penelitian ini turut membahas agensi perempuan dalam meresponi KBGO yang dialami. Peneliti berargumen bahwa subjektivitas agensi, diwujudkan dalam tindakan- tindakan yang dilakukan perempuan sebagai bentuk meresponi KBGO yang dialami. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi digital. Informan dalam penelitian ini sejumlah 6 orang perempuan yang sedang dan/atau pernah menggunakan aplikasi Bumble; berusia 22 hingga 27 tahun; dan pernah mengalami KBGO yang terjadi di Bumble maupun aplikasi lain yang difasilitasi oleh Bumble. Temuan dalam penelitian memperlihatkan bahwa perempuan menunjukkan agensi dalam berbagai tindakan untuk merespon KBGO yang terjadi, baik yang dilakukan secara publik maupun privat. Sherry Ortner mengungkap bahwa agensi perempuan didasari oleh subjektivitas yang berada dalam konteks formasi sosial dan budaya. Agensi perempuan tidak hanya berfokus pada perlawanan yang dilakukan, namun juga tentang bagaimana perempuan membuat dan mencari makna. Tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, dan bagaimana perempuan meresponi kondisi KBGO yang menimpanya.
The Bumble application as a feminist dating application is equipped with several protective features, but the normalization of KBGO, identity manipulation, and differences in user motivation still feed KBGO among women. Previous studies only provide discussion on the topic of forms of violent acts that may occur on dating applications, but this research also discusses women's agency in responding to the KBGO they experience. Researchers argue that agency subjectivity is manifested in the actions carried out by women as a form of responding to the KBGO they experience. Data collection was carried out using an in-depth interview process and direct observation on the Bumble application. The informants in this study were 6 women who currently and/or have used the Bumble application; aged 22 to 27 years; and have experienced KBGO that occurs on Bumble or other applications facilitated by Bumble. The findings in the research show that women show agency in various actions to respond to KBGO that occurs, whether carried out publicly or privately. Sherry Ortner reveals that women's agency is based on subjectivity which is in the context of social and cultural formations. Women's agency does not only focus on the resistance carried out, but also on how women make and search for meaning. About what women feel, think, and how they respond to the KBGO conditions that befall them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alvira Azzahra
"Karya akhir ini disusun untuk menganalisis penyebarluasan anti-feminisme di media sosial sebagai bentuk gendered hate online dan kekerasan terhadap perempuan. Penulisan karya akhir ini menggunakan analisis wacana kritis feminis oleh Lazar terhadap 11 cuitan akun Twitter @txtdarifeminis. Dengan menggunakan konsep gendered hate online, kekerasan terhadap perempuan, dan teori analisis wacana kritis feminis, karya akhir ini membuktikan bahwa cuitan akun Twitter @txtdarifeminis melakukan gendered hate online dan kekerasan terhadap perempuan. Gendered hate online dalam unggahan akun ini mulai dari tindakan yang mengandung sifat misoginistik dan seksis (shaming, labeling, stereotip gender, rape culture, dan victim blaming) sampai pada penyebaran gagasan yang salah tentang feminisme. Sedangkan, kekerasan terhadap perempuan dalam karya akhir ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu kekerasan simbolik dan ancaman kekerasan fisik.
This paper discusses the analysis of the widespread of anti-feminism on social media as gendered hate online and violence against women. This paper uses feminist critical discourse analysis technique and data were collected from 11 tweets of Twitter account, @txtdarifeminis. This paper uses the concept of gendered hate online, violence against women, and the theory of feminist critical discourse analysis. This paper proves that tweets from account @txtdarifeminis did gendered hate online and violence against women. Gendered hate online on these tweets included actions that contained misogynistic and sexsism (such as shaming, labeling, gender stereotype, rape culture, and victim blaming) to disseminated false idea of feminism. Violence against women in this paper divided into symbolic violence and physical violence threat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Farrahdilla
"Kekerasan seksual terhadap perempuan di lingkungan kerja aktivis kemanusiaan merupakan isu yang jarang didiskusikan dalam lingkup publik dan akademik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan menyelidiki aspek-aspek yang relevan, seperti faktor penyebab, respons penyintas, hingga respons organisasi kemanusiaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriminologi feminis-kualitatif dalam bentuk studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan semi-terstruktur dengan dua perempuan penyintas. Penelitian ini menggunakan teori feminis radikal untuk menjelaskan bagaimana kekerasan seksual terhadap perempuan tidak terlepas dari peran sistem patriarki dalam mewujudkan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur patriarki di lingkungan kerja aktivis kemanusiaan muncul dalam bentuk dominasi laki-laki dan sistem seks/gender yang kemudian melanggengkan kekuasaan laki-laki atas perempuan. Hal tersebut melemahkan perempuan dan menyebabkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan di lingkungan kerja aktivis kemanusiaan, seperti seksisme dan misogini yang kemudian menghasilkan rape culture. Penelitian ini menemukan bahwa rape culture merupakan penyebab utama kekerasan seksual di lingkungan kerja aktivis kemanusiaan. Salah satu bentuk rape culture terlembaga yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pembungkaman terhadap perempuan penyintas kekerasan seksual. Pembungkaman yang ditemukan dalam penelitian ini dilakukan oleh organisasi kemanusiaan dalam berbagai strategi dan bentuk. Hal ini kemudian mendorong para perempuan penyintas kekerasan seksual untuk melakukan resistensi terhadap rape culture yang terlembaga sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap ketidakadilan.
Sexual violence against women in the work environment of humanitarian activists is an issue that is rarely discussed in public and academic spheres. Therefore, this study aims to fill this gap by investigating relevant aspects, such as the contributive factors, survivors' responses, and humanitarian organizations’ responses. The method used in this research is feminist-qualitative criminology in the form of a case study. The data was collected through in-depth and semi-structured interviews with two women survivors. This research utilized radical feminist theory to explain how sexual violence against women is inseparable from the patriarchal system’s role in perpetuating inequality between men and women. The results of this research show that the patriarchal structure in the work environment of humanitarian activists manifests in the form of male dominance and the sex/gender system, which then perpetuates men’s power over women. This weakens women and leads to various forms of discrimination against women in the work environment of humanitarian activists, such as sexism and misogyny, which then caused rape culture. This research reveals that rape culture is the main cause of sexual violence in the work environment of humanitarian activists. One form of institutionalized rape culture found in this study is the silencing against women survivors. The silencing found in this study is carried out by humanitarian organizations through various strategies and forms. This subsequently encourages women survivors of sexual violence to resist the institutionalized rape culture as a way to fight against injustice."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library