Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Primarani Hendarto
"Dalam beberapa dekade terakhir, penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) mulai menyebar di pasar negara berkembang. Indonesia dan Malaysia sebagai negara tetangga punya berbagai kesamaan dalam aspek budaya dan ekonomi, dipilih untuk diteliti dalam penelitian ini. Menggunakan data yang dikumpulkan dari Refinitiv Eikon, penelitian ini berkontribusi dengan mengeksplorasi dampak penilaian ESG terhadap laporan keuangan perusahaan di Indonesia dan Malaysia yang terdaftar pada tahun 2011 hingga 2020. Dikarenakan laporan keuangan perusahaan dapat diukur dengan banyak indikator, penelitian ini memilih dua indikator yang mewakilkan laporan keuangan. Pertama, return on asset (ROA) yang dianggap sebagai profitabilitas perusahaan (firm profitability) dan kedua adalah Tobin's Q yang menunjukkan nilai perusahaan di pasar (firm value). Selain dampak langsung dari Skor ESG terhadap laporan keuangan perusahaan, penelitian ini juga menilai bagaimana ukuran perusahaan (firm size) memoderasi kinerja ESG suatu perusahaan. Selain itu, temuan kami memerhatikan bagaimana Perjanjian Paris pada tahun 2015 menjadi tonggak sejarah ESG dan mempengaruhi perkembangan kinerja ESG pada kedua negara. Dengan demikian, penelitian ini menawarkan implikasi praktis bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan, investor yang mencari portofolio yang sustainable, dan pengambil kebijakan yang ingin mempromosikan praktik-praktik ESG di pasar negara berkembang.
In recent decades, the appliance of Environmental, Social, and Governance (ESG) has started to spread out in emerging markets. Indonesia and Malaysia as neighboring countries have multiple similarities in cultural and economic aspects, are chosen to be examined in this study. Using data gathered from Refinitiv Eikon, this study contributes by exploring the impact of ESG scores on corporate financial performance in Indonesian and Malaysian public companies listed from 2011 to 2020. As corporate financial performance can be measured by many indicators, this study chooses to have two indicators which represent the financial performance. Firstly, return on asset (ROA) which regarded as firm’s profitability and second one is Tobin’s Q which denotes the firm’s value in the market. Apart from the direct impact of ESG score on corporate financial performance (CFP), this study also assessed how firm size moderates the ESG performance of the company. In addition, our findings highlight how 2015 paris agreement as the ESG milestones affected the development of ESG performance on both countries. Thus being said, this study offering practical implications for corporate decision-makers, investors seeking sustainable portfolios, and policymakers aiming to promote ESG practices in emerging markets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiwa Fathi
"Performa ambivalen Norwegia terhadap komitmen Rezim Paris semakin intens pasca keputusan Norwegia untuk mengekspansi pendirian kilang migas di kawasan Arktik serta memperkuat komitmen iklim melalui Climate Act. Hal ini berimbas pada kegagalan konstan Norwegia dalam memenuhi target pengurangan emisi (NDC)—tertinggal jauh dibandingkan negara-negara Nordik lainnya. Penelitian ini menjawab alasan intensifikasi performa ambivalen Norwegia dengan menggunakan kerangka analisis kebijakan luar negeri di bawah payung Teori Peran dan Konsep Transformasi Negara. Temuan utama dalam penelitian ini mengacu pada status prominen Norwegia di ranah iklim merupakan wujud performa dari konsepsi peran sebagai Pemimpin Upaya Mitigasi Perubahan Iklim. Namun, derajat kontradiksi semakin intens pada tahun 2016-2023 lantaran proses manifestasi peran diintervensi oleh konteks-konteks khusus yang turut menempatkan optimalisasi migas sebagai kepentingan strategis. Benang merah dari temuan ini dibagi ke dalam dua tingkatan. Di tingkat perumusan kebijakan Norwegia, kompetisi politik domestik mencapai titik konvergensi antara iklim dan migas bermuara pada kebutuhan kapabilitas materiil partai politik yang bersumber dari pendapatan migas serta penjaringan legitimasi melalui isu iklim sebagai agenda populis. Adapun absensi kontrol aktivitas migas dalam Rezim Paris dalam ranah struktural menjadi celah bagi pemenuhan komitmen pengurangan emisi.

Norway’s ambivalent performance towards its Paris Agreement has intensified following its decision to expand oil and gas infrastructure in the Arctic and simultaneously strengthen climate commitments through the Climate Act. This duality has led to Norway's consistent failure to meet its Nationally Determined Contributions, lagging behind other Nordic countries. This study examines the reasons behind Norway's intensified ambivalent by employing a foreign policy analysis framework grounded in Role Theory and the Concept of State Transformation. The main findings indicate that Norway's prominent status in the climate arena reflects its role as a Leader in Climate Mitigation Efforts. However, from 2016-2023, the degree of contradiction has increased due to the interplay of special contexts that prioritize the optimization of petroleum interests as a strategic necessity. These findings can be categorized into two levels. At the policymaking level, domestic political competition converges on climate and oil interests, driven by the need for political parties to secure material capabilities sourced from oil revenues and to garner legitimacy by elevating climate issues as a populist agenda. Additionally, the structural absence of controls on oil activities within the Paris Agreement creates a gap that hinders the fulfillment of NDC commitments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Madeleine Ruth Rotua
"Munculnya pandemi Covid-19 membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat, yang mengakibatkan kestabilan dan penurunan perdagangan bursa. Stakeholder menjadi lebih berhati-hati serta selektif saat mengambil keputusan. Maka, perusahaan harus mengungkapkan laporan keuangan yang berkualitas kepada stakeholder dalam mengambil keputusan yang akurat. Salah satu informasi perusahaan yang harus diungkapkan adalah informasi non-keuangan, yaitu Environmental, Social, dan Governance. Penerapan ESG mendorong bisnis perusahaan untuk berperilaku etis, di mana hal ini juga membantu stakeholder untuk terhindar kerugian apabila perusahaan berperilaku yang dapat menimbulkan risiko. Studi ini memiliki tujuan untuk menguji kembali secara empiris pengaruh dari penerapan ESG terhadap nilai perusahaan di Indonesia, di mana sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2021. Variabel independen pada penelitian yakni Skor ESG, di mana nilai dari tiap komponen merupakan hasil dari penilaian yang dilakukan Thomas Reuters. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan dummy variable, di mana acuannya merupakan Indeks ESG SL IDX KEHATI. Variabel independen pada penelitian ini adalah nilai perusahaan, yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skor dan Indeks memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Adanya penerapan ESG pada perusahaan dapat meminimalisir asimetri informasi serta potensi konflik dengan para stakeholder. Selain itu, ESG Index digunakan untuk mengatasi kekhawatiran stakeholder trehadap isu-isu ESG, di mana hal ini dapat memberi sinyal yang memungkinkan stakeholder untuk lebih akurat untuk menilai perusahaan berdasarkan standar yang telah ditentukan dalam indeks

The emergence of the Covid-19 pandemic has made the business competition even tougher, which has resulted in stability and a decline in stock exchange trading. Stakeholders become more careful and selective when making decisions. Therefore, companies must disclose quality financial reports to stakeholders in making accurate decisions. One of the company information that must be disclosed is non-financial information, namely Environmental, Social, and Governance. The application of ESG encourages the company's business to behave ethically, which also helps stakeholders to avoid losses if the company behaves in a way that may pose a risk. This study aims to empirically re-examine the effect of applying ESG on company value in Indonesia, where a sample of companies are listed on the Indonesia Stock Exchange from 2012-2021. The independent variable in this study is the ESG Score, where the value of each component is the result of an assessment conducted by Thomas Reuters. In addition, this study also uses a dummy variable, where the reference is the ESG SL IDX KEHATI Index. The independent variable in this study is firm value, which is proxied by Tobin's Q. The results show that scores and indexes have a positive influence on firm value. The existence of the application of ESG in companies can minimize information asymmetry and potential conflicts with stakeholders. In addition, the ESG Index is used to address stakeholder concerns about ESG issues, which can provide a signal that allows stakeholders to more accurately assess companies based on the standards specified in the index."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Bela Titis Gantika Br
"ABSTRAK
Indonesia telah menyatakan keikutsertaannya dalam perjanjian iklim, Persetujuan Paris atau Paris Agreement, dalam rangka penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Dalam pelaksanaanya, Persetujuan Paris memberikan kewajiban bagi negara-negara pesertanya untuk membentuk kontribusi nasional yang disebut dengan Nationally Determined Contribution (NDC), dimana didalamnya terdapat target yang hendak dicapai dalam upaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sesuai dengan kondisi domestik negara-negara peserta. Tentunya, setiap negara memiliki prioritas yang berbeda dalam upaya mengurangi emisi GRK, termasuk Indonesia. Bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan gambut yang sering terjadi di Indonesia menjadi pertimbangan pemerintah untuk memprioritaskan kegiatan restorasi hutan dan lahan gambut di dalam NDC yang telah disampaikan Indonesia kepada UNFCCC pada tahun 2016. Dalam NDC tersebut, Indonesia ditargetkan dapat merestorasi gambut di Indonesia sebesar 2 (dua) juta hektar pada tahun 2030. Pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) sebagai pelaksana kegiatan restorasi gambut yang terfokus pada tujuh provinsi prioritas. Pelaksanaan restorasi gambut di Indonesia oleh BRG diharapkan mampu mencapai target NDC Indonesia sebagai komitmen Indonesia dalam menuju masa depan yang rendah emisi dan berketahanan iklim, dengan adanya kerjasama dengan masyarakat dan sektor privat, dan institusi pemerintah lainnya maupun lembaga non-pemerintah, serta adanya konsistensi dalam menerapkan prinsip iktikad baik dan prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional lainnya.

ABSTRACT
Indonesia has stated its participation in one of the Climate Agreement, namely Paris Agreement, in the context of reducing GHG emission. In its implementation, Paris Agreement provides obligations for the Parties to conduct a Nationally Determined Contribution (NDC), in which there are targets to be achieved in an effort to reduce GHG emissions, in accordance with the domestic conditions of the participating countries. Undoubtedly, each state has different priorities in efforts to reduce GHG emissions, including Indonesia. Natural disasters such as forest and peatland fires that often occur in Indonesia are considered by the government to prioritize forest and peatland restoration in Indonesias Nationally Determined Contribution, that has been submitted to the UNFCCC in 2016. Based on the NDC, Indonesia is targeted two million hectares of peatland to be restored by 2030. In 2016, President Joko Widodo established the Peatland Restoration Agency (BRG) as the main executor of peatland restoration that focused in seven priority provinces. The implementation of peatland restoration in Indonesia by BRG is expected to be able to achieve Indonesias NDC target, as Indonesias commitment towards a low emissions and climate resilient future, through the cooperation with the societies and private sectors, along with other governmental institutions and non-governmental organizations, and also the consistency of implementing good faith and other principles applied in the international environmental law.
"
2020
T54926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Zefanya
"Dibentuknya Perjanjian Paris menjadi katalis bagi negara-negara di kawasan Asia dan Eropa untuk meminimalisasi emisi karbon dengan mengadopsi keuangan hijau, dimana salah satu instrumen dalam hal tersebut adalah kredit hijau. Penelitian ini membahas pengaruh pembiayaan melalui kredit hijau terhadap risiko kredit instansi perbankan di kawasan Asia dan Eropa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model fixed effect dan random effect untuk mengolah data panel yang dikumpulkan dari instansi-instansi perbankan di 14 negara kawasan Asia dan Eropa pada periode waktu 3 tahun (2019 – 2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan melalui kredit hijau memiliki dampak tidak signifikan dan negatif terhadap risiko kredit untuk instansi perbankan di kawasan Eropa. Sementara itu, pembiayaan melalui kredit hijau ditemukan berdampak signifikan dan negatif terhadap risiko kredit untuk isntansi perbankan di kawasan Asia.

The Paris Agreement became a catalyst for countries in Asia and Europe to minimize carbon emissions by adopting green finance, where green credit is one of the instruments in this regard. This study discusses the effect of financing through green credit on the credit risk of banks in Asia and Europe. This research is a quantitative study that uses both fixed and random effect models to process panel data collected from banking institutions in 14 countries in Asia and Europe over a period of 3 years (2019 – 2021). The result of the study shows that financing through green credit has an insignificant and negative impact on credit risk for banks in Europe. Meanwhile, green credit proves to have significant and negative impact on credit risk for banks in Asia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Bilqis
"Dalam skripsi ini membahas mengenai implementasi prinsip Common But
Differentiated Responsibilities (CBDR) dalam Kyoto Protocol dan Paris Agreement yang memiliki pendekatan yang masing-masing berbeda yaitu Top-Down Approach dan Bottom-Up Approach. Kedua pendekatan tersebut memiliki mekanisme yang berbeda dalam menentukan target reduksi emisi untuk memperlambat laju perubahan iklim serta memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang berpengaruh pada kebijakan lingkungan nasional yang harus dijalankan oleh negara Annex I dan Non-Annex I United Nations Framework Convention of Climate Change (UNFCCC). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif yang menjelaskan bahwa prinsip CBDR diimplementasikan secara berbeda dalam kedua instrumen hukum internasional tersebut dan mengidentifikasi perubahan tren kebijakan lingkungan nasional negara maju (Australia dan Swiss), negara berkembang (Filipina, Indonesia), dan negara berkembang kepulauan kecil (Fiji).
This thesis discusses regarding the implementation of Common but Differentiated Responsibilities (CBDR) principles in the Kyoto Protocol and Paris Agreement which have different approaches, namely the Top-Down Approach and Bottom-Up Approach respectively. Both approaches have different mechanisms in determining emission reduction targets to slow down climate change and each has advantages and disadvantages which affect national environmental policies that must be implemented by Annex I and Non-Annex I United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) countries to be able to carry out their respective roles. This study uses qualitative research methods with a normative juridical approach which explains the CBDR principle is implemented differently in the two international legal instruments and identifies changes in national environmental
policy trends in developed countries (Australia and Switzerland), developing countries (Philippines, Indonesia), and developing countries small islands (Fiji)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Danu Pratama
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh skor ESG terhadap likuiditas saham dan pengaruh tidak langsung ESG terhadap likuiditas melalui mekanisme mediasi manajemen laba pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan regresi data panel, penelitian ini menganalisis sampel dari 33 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Proksi dari skor ESG adalah combined ESG score (ESG) yang didapatkan dari lembaga rating independen sebagai variabel independen. Selain itu, variabel independen lainnya adalah discretionary accruals yang digunakan sebagai pengukuran praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor ESG berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas saham dan manajemen laba. Selain itu, ditemukan juga pengaruh signifikan tidak langsung skor ESG terhadap likuiditas saham melalui mekanisme mediasi manajemen laba.

This study aims to understand the effect of ESG scores on stock liquidity and the indirect effect of ESG on liquidity through the mediation mechanism of earnings management in companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Using a panel data regression approach, this study analyzes a sample of 33 companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2018-2022. The proxy for ESG score is the combined ESG score (ESG) obtained from an independent rating agency as an independent variable. In addition, another independent variable is discretionary accruals which are used as a measurement of earnings management practices carried out by the company. The results of this study indicate that ESG score has a significant positive effect on stock liquidity and earnings management. In addition, there is also a significant indirect effect of ESG scores on stock liquidity through the mediation mechanism of earnings management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Dita
"Penelitian ini mengeksplorasi dampak kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) serta sentimen investor terhadap kinerja keuangan perusahaan menggunakan indikator kinerja keuangan berbasis akuntansi dan pasar. Selain itu, penelitian ini menganalisis pengaruh moderasi sentimen investor pada hubungan antara ESG dan kinerja keuangan menggunakan data panel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari 2018 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ESG memiliki dampak negatif terhadap nilai perusahaan dan tidak mempengaruhi secara signifikan profitabilitas perusahaan. Sentimen investor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, tetapi memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa sentimen investor tidak memoderasi hubungan antara kinerja ESG dan kinerja keuangan perusahaan. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan kompleks antara kinerja ESG, sentimen investor, dan kinerja keuangan perusahaan, yang dapat digunakan oleh praktisi dan pengambil keputusan dalam merumuskan strategi keuangan dan kebijakan berkelanjutan yang efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.

This research explores the impact of environmental, social, and governance (ESG) performance and investor sentiment on firm's financial performance using accounting and market-based financial performance indicators. The study also analyzes the moderating effect of investor sentiment on the relationship between ESG and financial performance. Panel data from companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period 2018-2022 are used in this research. The results show that ESG performance has a negative impact on firm value and does not significantly affect profitability. Additionally, investor sentiment does not have a significant influence on profitability but has a positive impact on firm value. Furthermore, investor sentiment does not moderate the relationship between ESG performance and financial performance. Overall, this research provides a better understanding of the complex relationship between ESG performance, investor sentiment, and firm's financial performance, which can be valuable for practitioners and decision-makers in formulating effective financial strategies and sustainable policies to achieve long-term company goals."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Joel
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kinerja Environmental, Social, dan Governance (ESG) terhadap profitabilitas dan nilai pasar perusahaan dengan efek moderasi krisis COVID-19. Sampel yang diteliti terdiri dari 181 perusahaan publik di Asia Pacific Emerging Markets dengan periode pengamatan 2015-2021. Regresi data panel random effect model digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ESG secara keseluruhan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas tetapi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai pasar perusahaan. Secara individu, setiap komponen memiliki hasil yang berbeda: kinerja Environmental berpengaruh signifikan negatif hanya terhadap nilai pasar, Social berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas dan nilai pasar, sedangkan Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seluruh variabel dependen. Penelitian ini juga menemukan bahwa COVID-19 membawa dampak positif bagi implementasi ESG, di mana krisis melemahkan hubungan negatif antara ESG dengan nilai pasar perusahaan. Temuan ini relevan tidak hanya bagi akademisi, tetapi juga untuk jajaran manajerial, pembuat kebijakan, investor, dan masyarakat umum.

This study aims to empirically prove the effect of Environmental, Social, and Governance (ESG) performance on company profitability and market value with the moderating effect of the COVID-19 crisis. The sample under study consists of 181 public companies in the Asia Pacific Emerging Markets over the period of 2015–2021. A random effect model panel regression was used to test the hypothesis in this study. The results show that the overall ESG performance does not have a significant effect on profitability but has a significant and negative effect on the company's market value. Individually, each component has different results: Environmental performance has a significant negative effect only on market value, Social has a significant negative effect on profitability and market value, while Governance has no significant effect on all dependent variables. This study also reveals that COVID-19 had a positive impact on ESG implementation, where the crisis weakened the negative relationship between ESG and company's market value. This findings are relevant not only for academics, but also for managers, policymakers, investors, and society in general."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evers, Hans-Dieter
Jakarta : LP3ES , 1986
307.76 EVE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>