Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lintang Putri Enggaringtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen antikorupsi terhadap kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan dan moderasi independensi dewan terhadap komitmen antikorupsi ke kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan menghadapi risiko iklim yang lebih tinggi dibandingkan negara lain pada tahun 2050. Korupsi, terutama dalam eksploitasi sumber daya, memperburuk kerusakan lingkungan dan menghambat pembangunan berkelanjutan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan terdaftar di Bursa Saham negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand dengan periode 2017-2022. Diperoleh sampel akhir sebanyak 108 perusahaan yang akan diuji dengan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen antikorupsi berpengaruh positif terhadap kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa komitmen antikorupsi telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Namun, independensi dewan tidak secara signifikan memoderasi hubungan ini, kemungkinan karena perlindungan yang lemah terhadap dewan dan kurangnya kompetensi profesional dewan independen terkait dengan operasional perusahaan. Temuan ini menekankan perlunya langkah-langkah antikorupsi yang kuat dan peningkatan kompetensi dewan untuk meningkatkan praktik lingkungan berkelanjutan pada perusahaan di kawasan ASEAN-5.

This study aims to examine the impact of anti-corruption commitment on corporate environmental management performance and the moderating role of board of directors’ independence on the relationship between anti-corruption commitment and corporate environmental management performance. Southeast Asian countries are expected to face higher climate risks compared to other countries by 2050. Corruption, particularly in resource exploitation, exacerbates environmental damage and hinders sustainable development. The sample used in this study consists of companies listed on the stock exchanges of Indonesia, Malaysia, Singapore, the Philippines, and Thailand for the period 2017-2022. A final sample of 108 companies will be tested using panel data regression. The results of the study indicate that anti-corruption commitment has a positive effect on corporate environmental management performance. Therefore, it can be interpreted that anti-corruption commitment has become an important part of improving corporate environmental management performance. However, board of directors’ independence does not significantly moderate this relationship, possibly due to weak board protection and the lack of professional competence of independent directors related to company operations. These findings highlight the need for strong anti-corruption measures and the enhancement of board competence to improve sustainable environmental practices in companies within the ASEAN-5 region."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Chun-Yang
"As air quality has deteriorated, corporate environmental information disclosure (EID) has received extensive attention. We examine how air quality and institutional investors affect corporate EID under China’s New Environmental Protection Law (NEPL). We show that air quality’s effect on EID depends on institutional investors’ supervision and the legal environment. We demonstrate a negative relationship between air quality and EID and a positive relationship between corporate EID and firm value, based on which we explore the driving force to promote corporate EID. The difference-in-differences method indicates that firms in more polluted areas have a higher EID after NEPL implementation than those in less polluted areas. Additionally, the moderation effect model shows that after NEPL implementation, institutional investors can alleviate the negative relationship between air quality and corporate EID, emphasizing the importance of legislation. Our study contributes to ongoing research on methods promoting EID initiatives as air quality deterioration continues."
Amsterdam: Elsevier, 2021
658.15 BIR 21:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marshel Miyata
"Salah satu cara yang umum digunakan oleh para pengambil keputusan investasi dalam mendapatkan informasi mengenai aspek ESG adalah melalui data yang disediakan oleh lembaga penyedia data ESG. Akan tetapi, kurangnya transparansi, kekhawatiran akan praktik greenwashing dan berbagai risiko seperti benturan kepentingan mengkhawatirkan investor dan memicu para regulator di berbagai bagian dan negara seperti Uni Eropa, Jepang, dan India berencana untuk mengadakan pengaturan terhadap lembaga penyedia data ESG. Di Indonesia sendiri juga belum ada peraturan yang mengatur tentang lembaga tersebut dan hingga saat ini belum ditemukan adanya rencana pengaturan terhadap lembaga tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon regulator ketiga negara tersebut terhadap perkembangan industri lembaga penyedia data ESG di negaranya serta apakah di Indonesia juga terdapat urgensi untuk mengadakan pengaturan terhadap lembaga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian mendapatkan bahwa meskipun masih dalam tahap perkembangan, lembaga penyedia data ESG di Uni Eropa, Jepang dan India sudah lumayan kompleks dibandingkan dengan Indonesia. Di Uni Eropa telah ada peraturan yang mengatur tolok ukur ESG dari sisi benturan kepentingan, transparansi, kontrol internal, hingga pertanggungjawabannya. Sedangkan regulator Jepang tengah merancang suatu pedoman perilaku bagi lembaga penyedia data ESG yang mencakup prinsip-prinsip antara lain seperti penjagaan kualitas data, manajemen benturan kepentingan, dan transparansi. Di India juga sedang dirancang peraturan yang mencakup perizinan, transparansi, serta benturan kepentingan. Didapatkan pula bahwa di Indonesia juga perlu diadakan pengaturan terhadap lembaga penyedia data ESG karena perlindungan hukum yang kurang memadai, beberapa masalah yang ada pada lembaga penyedia data ESG, berkaca dari kasus perusahaan pemeringkat efek, dan merupakan salah satu prinsip IOSCO tentang Regulasi Pasar Modal.

One of the ways commonly used by investment decision makers in obtaining information about ESG aspects is through the data provided by ESG data providers. However, lack of transparency, concerns over greenwashing practices and various risks such as conflict of interest are worrying investors and have prompted regulators in various parts and countries such as the European Union, Japan and India to regulate ESG data providers. In Indonesia itself, there are currently no regulations governing this institution and to date there has been no plan to regulate this institution. Therefore, this research aims to understand the response of the regulators of the three countries to this matter as well as whether there is an urgency in Indonesia to regulate these institutions. This research uses normative juridical research methods using secondary data. The results of the study shows that in the European Union there exists regulations that regulate ESG benchmarks in terms of conflict of interest, transparency, internal control, and its accountability. Meanwhile, the Japanese regulator is designing a code of conduct for ESG data providers which includes but not limited to principles such as maintaining data quality, conflict of interest management, and transparency. In India, regulation is also being drafted covering issues including but not limited to licensing, transparency, and conflicts of interest. It was also found that in Indonesia there is an urgency to regulate ESG data providers due to inadequate legal protection, some problems exist with ESG data providers, reflecting on the past cases of credit rating agencies, and it is one of the IOSCO Principles of Securities Regulation."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ides Ade Septara
"COVID-19 menciptakan dampak yang besar terhadap perekonomian dunia sehingga dibutuhkan sebuah faktor yang dapat menjaga kestabilan kondisi ekonomi global dimana salah satunya adalah kinerja keberlanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keberlanjutan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan peran kinerja keberlanjutan dalam memoderasi pengaruh pandemi COVID-19 ke kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keberlanjutan diukur menggunakan skor ESG dan kinerja keuangan perusahaan diukur menggunakan Return On Assets (ROA). Sampel yang menjadi objek penelitian adalah negara ASEAN-5 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina untuk periode 2018 – 2021. Metode yang digunakan adalah menggunakan uji regresi dengan data panel. Hasil pengujian menunjukan bahwa pandemi COVID-19 berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, kinerja keberlanjutan terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan khususnya pilar lingkungan dan sosial. Kinerja keberlanjutan tidak terbukti memoderasi pengaruh COVID-19 terhadap kinerja keuangan perusahaan.

COVID-19 has created a significant impact on the world economy, thus requiring a factor that can maintain the stability of the global economic conditions, one of which is sustainability performance. This research aims to examine the effect of sustainability performance on the financial performance of companies and the role of sustainability performance in moderating the impact of the COVID-19 pandemic on the financial performance of companies. Sustainability performance is measured using ESG scores and the financial performance of companies is measured using Return On Assets (ROA). The sample that is the object of research is the ASEAN- 5 countries, namely Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and the Philippines for the period 2018-2021. The method used is using panel data regression. The results of the test show that the COVID-19 pandemic has a negative effect on the financial performance of companies. In addition, sustainability performance is proven to have a positive effect on the financial performance of companies, particularly in the environmental and social pillars. Sustainability performance is not proven to moderate the effect of COVID-19 on the financial performance of companies."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhita Chairani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh keberadaan wanita dan dewan independen dalam dewan
direksi dan komisaris terhadap kinerja perusahaan yang ditemukan di Indonesia. Sampel
yang digunakan berjumlah total 805 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2013 hingga 2017. Dalam penelitian ini digunakan variabel independen meliputi
persentase dewan direksi wanita, persentase dewan komisaris wanita, persentase dewan
direksi independen, persentase dewan komisaris independen. Penelitian juga menggunakan
variable dummy, diantaranya keberadaan direksi utama wanita, keberadaan komisaris utama
wanita, dan keberadaan dewan direksi dan komisaris wanita dalam satu perusahaan.
Sedangkan variabel control yang digunakan antara lain persentase saham institusional,
persentase saham internal, nilai ROA, leverage, total asset, jumlah anggota dewan, persentase
saham asing. Variabel tersebut akan diregresikan pada variabel dependen, yaitu Tobins Q.
Data yang diregresi akan diuji menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji
koefisien determinasi. Hasil yang diperoleh memungkinkan adanya pengaruh yang
dihasilkan oleh persentase komisaris perempuan, ersentase dewan komisaris independen, dan
pengaruh keberadaan direktur utama dan komisaris utama wanita dalam satu perusahaan
terhadap peningkatan kinerja perusahaan

ABSTRACT
This study discusses the influence of the presence of women and independent councils on the
board of directors and commissioners on the performance of companies found in Indonesia.
The sample used amounted to a total of 805 companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in the period 2013 to 2017. The independent variables included the percentage of
female board of directors, percentage of female board of commissioners, percentage of
independent board of directors, percentage of independent board of commissioners. The
research also uses dummy variables, including the presence of the main female directors, the
presence of the main female commissioners, and the presence of main female board of
directors and commissioners in one company. While the control variables used include
percentage of institutional shares, percentage of internal shares, value of ROA, leverage,
total assets, number of board members, percentage of foreign shares. The variable will be
regressed on the dependent variable, namely Tobins Q. The regression data will be tested
using descriptive analysis, classic assumption test, and test coefficient of determination. The
results obtained allow for the influence generated by the percentage of female
commissioners, the percentage of independent commissioners, and the influence of the
presence of female directors and commissioners in one company on improving company performance..
"
2019
T54659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rahma Putri
"Kesadaran masyarakat dalam social dan environmental sustainability menjadi tantangan untuk penilaian publik sehingga kinerja ESG (Environmental, Social, Governance) menjadi penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak menerapkan kriteria ESG dalam kegiatan bisnis akan menghadapi konsekuensi dari investor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang terkait dengan risiko keuangan. Penelitian ini menguji pengaruh ESG terhadap total risk dan systematic risk sebagai proksi dari risiko keuangan. Penelitian ini menggunakan analisis data panel. Penelitian ini mendapatkan sampel perusahaan publik yang terdaftar di masing-masing bursa di ASEAN-5 (Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand) dengan kurun waktu 2016 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari ESG terhadap total risk tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap systematic risk di ASEAN-5. Hasil dari penelitian diharapkan dapat membantu investor dan manajer portofolio mengamati dan mengevalusi kinerja ESG terhadap risiko keuangan di ASEAN-5

Public awareness in social and environmental sustainability became a challenge that turned into public assessments. ESG (Environmental, Social, Governance) performance became essential. Hence, the firm that does not apply ESG criteria in its business activities will face a consequence from investors impacting its performance, associated with financial risk. This study examines ESG effect on the total and systematic risk as a proxy for the financial risk of public companies listed on the stock exchange. This study uses a sample of listed public firms from each stock exchange in ASEAN-5 (Philippines, Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand) from 2016 to 2020 and applies panel regression analysis. This result suggests that ESG performance influences total and systematic risk in ASEAN-5. The findings will help investors and portfolio managers evaluate how ESG performance influences the firm's financial risk and make better investment decisions in ASEAN-5."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amadeo Vivaldi Christnawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola atau yang kini biasa disebut dengan environmental, social, and governance (ESG), serta pengaruh moderasi dari ESG controversies dan board gender diversity terhadap risiko perusahaan di Indonesia. Kinerja ESG diukur menggunakan indikator ESG Score yang dibuat oleh Thomson Reuters. Indikator risiko yang digunakan adalah risiko total, dan risiko sistematis. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 38 perusahaan di Indonesia untuk periode 2016-2020. Ditemukan bahwa kinerja ESG perusahaan tidak berpengaruh kepada risiko total dan risiko sistematis perusahaan di Indonesia. Selain itu, juga tidak terdapat pengaruh moderasi dari ESG controversy dan board gender diversity terhadap hubungan kinerja ESG terhadap risiko total dan risiko sistematis perusahaan. Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris bahwa di Indonesia, mulai menaruh perhatian kepada aspek keberlanjutan yaitu ESG, namun hasil penelitian belum bisa menggambarkan apa hubungan antara kinerja ESG dengan risiko perusahaan akibat masih terbatasnya perusahaan yang mendapatkan nilai ESG dari Thomson Reuters. Diharapkan dengan adanya bukti ini, perusahaan dapat lebih terdorong untuk memulai dan meningkatkan kinerja ESG perusahaannya.

This study aims to analyse the effect of environmental, social, and governance performance or what is now commonly referred to as environmental, social, and governance (ESG), also the moderating effect of ESG controversies and board gender diversity on corporate risk in Indonesia. ESG performance is measured using the ESG Score indicator created by Thomson Reuters. The risk indicators used are total risk and systematic risk. The sample in this study consisted of 38 companies in Indonesia for the 2016-2020 period. It was found that the company's ESG performance had no effect on the total risk and systematic risk of companies in Indonesia. In addition, there is also no moderating effect of the ESG controversy and board gender diversity on the relationship between ESG performance and the company's total and systematic risk. The results of this study can be empirical evidence that in Indonesia, starting to pay attention to the sustainability aspect, namely ESG, but the results of the study have not been able to describe the relationship between ESG performance and company risk due to the limited number of companies receiving ESG scores from Thomson Reuters. It is hoped that with this evidence, companies can be more motivated to start and improve their company's ESG performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Setiarini
"Pertimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) menjadi semakin penting dalam dunia bisnis. Perusahaan diharapkan untuk beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, dan para pemangku kepentingan menuntut transparansi dan keberlanjutan yang lebih besar. Penelitian kami bertujuan untuk menguji pengaruh determinan terhadap ESG praktik di negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
Thailand, dan Vietnam), yang diukur dengan kinerja ESG di Refinitiv Eikon. Meskipun sudah banyak penelitian yang membahas tentang ESG, namun hanya sedikit yang membahasnya hubungan ini dengan melibatkan orientasi strategis, pengambilan risiko dan siklus hidup perusahaan secara bersamaan. Kami menggunakan regresi panel berdasarkan sampel sebanyak 2373 observasi dari tahun 2004 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi strategi prospektor mendorong peningkatan yang lebih besar dalam praktik ESG dibandingkan dengan orientasi strategi defender, artinya perusahaan dengan orientasi prospektor lebih bersedia melakukan praktik ESG karena mempunyai sumber daya yang strategis. Meningkatnya pengambilan risiko yang dilakukan oleh perusahaan akan mengurangi praktik-praktik ESG. Semakin tahap siklus hidup mature perusahaan ini akan meningkatkan praktik-praktik ESG. Hal ini membawa implikasi bahwa orientasi strategi yang dipilih perusahaan, pengambilan risiko, dan siklus hidup perusahaan menjadi penentu faktor bagi perusahaan yang menerapkan praktik ESG di negara-negara ASEAN. Penelitian ini berkontribusi pada literatur terkait keberlanjutan perusahaan dengan mempertimbangkan ESG sebagai salah satu tolok ukur keberlanjutan yang saat ini menjadi investasi utama
tren yang diamati di pasar keuangan, khususnya negara-negara ASEAN yang merupakan area terbaik untuk berinvestasi.

Environmental, social, and governance (ESG) considerations have become increasingly important in the business world. Companies are expected to operate responsibly and sustainably, and stakeholders are demanding greater transparency and accountability. Our research aims to examine the influence of determinants on ESG
practices in ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Singapore, the Philippines, Thailand, and Vietnam), as measured by ESG performance on the Refinitiv Eikon. Although there have been many studies discussing ESG, only a few have discussed this relationship by involving strategic orientation, risk taking and corporate life cycle
simultaneously. We use panel regression based on a sample of 2373 observations from 2004 to 2022. The results show that the prospector strategy orientation encourages a greater increase in ESG practices compared to the defender strategy orientation, which means that companies with a prospector orientation are more willing to practice ESG because they have strategic resources. The increasing risk-taking by companies will reduce ESG practices. The more mature the company's life cycle stage will improve ESG practices. This brings implications that the strategy orientation chosen by the company, risk-taking, and corporate life cycle are the determining
factors for companies implementing ESG practices in ASEAN countries. This research contributes to the literature related to corporate sustainability by considering ESG as one of the measurements of sustainability which is currently the main investment trend being observed in financial markets, especially ASEAN countries which are the best areas to invest.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Jonatan
"Penelitian ini menganalisis metode pengukuran ESG rating yang dikeluarkan oleh 4 lembaga pemeringkat ESG yaitu S&P , MSCI, Sustainalytics, dan Refinitiv dengan metode AHP dan Delphi dimana hasilnya akan menentukan metode mana yang paling cocok digunakan untuk menganalisa risiko ESG di  PT. PLN (PERSERO). Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa metode pengukuran ESG rating dari Sustainalytic memiliki nilai prioritas yang paling tinggi yaitu 43,3% hal itu tidak berbeda jauh dengan metode dari S&P dengan nilai 34,1%. Sementara itu metode dari 2 lembaga pemeringkat ESG lainnya memiliki bobot yang lebih rendah yaitu MSCI dengan 12,1% dan Refinitiv dengan 10,5%. Untuk pengelolaan risiko ESG yang efektif, PLN disarankan untuk membentuk sub-divisi risiko ESG di bawah divisi risiko strategis yang bertanggung jawab penuh terhadap risiko ESG. Dimana mitigasi untuk Risiko lingkungan adalah membuat laporan risiko iklim fisik dan kekurangan air, menetapkan tanggung jawab manajerial untuk mengurangi intensitas karbon energi, melindungi keanekaragaman hayati, rehabilitasi lingkungan. Dari risiko sosial mitigasinya adalah berkomitmen pada program tanggap darurat yang efektif dengan penetapan tanggung jawab manajerial yang jelas, komunikasi yang efektif, dan penyediaan akses layanan bagi kelompok kurang mampu, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Dari risiko tata kelola mitigasinya adalah memperkuat program whistleblower dan menetapkan tanggung jawab manajerial terhadap penilaian risiko etis.

This study examines the ESG rating measurement methods issued by four ESG rating agencies: S&P, MSCI, Sustainalytics, and Refinitiv, using the Analytic Hierarchy Process (AHP) and delphi. The results determine which method is most appropriate for analyzing ESG risks at PT. PLN (Persero). Data analysis reveals that the ESG rating measurement method from Sustainalytics has the highest priority value at 43.3%, which is closely followed by the S&P method at 34.1%. The methods from the other two ESG rating agencies have lower weights, with MSCI at 12.1% and Refinitiv at 10.5%. For effective ESG risk management, PLN is advised to establish an ESG risk sub-division under the strategic risk division, which will be fully responsible for ESG risks. Environmental risk mitigation includes preparing reports on physical climate risks and water shortages, assigning managerial responsibilities to reduce energy carbon intensity, protecting biodiversity, and environmental rehabilitation. Social risk mitigation involves committing to effective emergency response programs with clear managerial responsibilities, effective communication, and providing access to services for underprivileged groups, as well as creating an inclusive work environment. Governance risk mitigation includes strengthening the whistleblower program and assigning managerial responsibilities for ethical risk assessments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Putri Sekar Nugroho
"ABSTRAK
Direktur independen dan konsentrasi kepemilikan adalah dua hal penting di corporate governance yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Direktur independen dianggap mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena dapat mewakili seluruh kepentingan shareholder, terutama pada perusahaan yang kepemilikannya masih terkonsentrasi. Indonesia merupakan salah satu negara dimana struktur kepemilikan perusahaan masih sangat terkonsentrasi dan rentan terjadi konflik antar pemegang saham. Saat ini Indonesia telah memiliki peraturan mengenai kewajiban perusahaan publik untuk memiliki minimal satu direktur independen di dalam jajaran dewan direksi. Peraturan tersebut dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan direktur independen terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan 370 perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian dengan periode observasi 5 tahun dari tahun 2012 hingga 2016. Dengan menggunakan metode regresi data panel, penelitian ini menemukan bahwa direktur independen tidak pengaruh berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa ownership concentration tidak memiliki pengaruh direktur independen terhadap kinerja perusahaan.

ABSTRACT
Independent director and ownership concentration are one of the most important things on corporate governance that affects firm performance. Independent director can improves firm performance because they can represent all shareholder interest, especially in the company with concentrated ownership. Indonesia is one of the countries where firms ownership is still concentrated. Indonesia now has a regulation which requires all public companies to have at least one independent director on board of director. The regulation is issued by Indonesia Stock Exchange IDX in 2014. This study examines the effect of independent directors on firm performace in Indonesia. This study used 370 companies listed on the IDX as a research sample with 5 years observation period from 2012 to 2016. Using the panel data regression method with 4 different models, this study found that independent directors have no effects on firm performance. The study also found that ownership concentration have no effect on independent directors on firm performance."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>