Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189292 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feliks Yanuar
"Peningkatan pentingnya daya saing digital dalam memperkuat ketahanan ekonomi telah menjadi isu krusial bagi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, terutama dalam konteks kemajuan teknologi yang cepat dan ketidakpastian ekonomi global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dalam memperkuat daya saing digital dan dampaknya terhadap ketahanan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik, dengan membandingkan Indonesia dengan negara-negara lainnya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis factor dan regresi data panel. Data yang digunakan mencakup indikator daya saing digital dari IMD World Competitiveness Center dan indikator ketahanan ekonomi dari berbagai sumber resmi. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan pengumpulan data sekunder. Analisis data dilakukan menggunakan analisis factor dan regresi data panel untuk menguji pengaruh pengetahuan, teknologi, dan kesiapan masa depan terhadap daya saing digital serta dampaknya terhadap ketahanan ekonomi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pada asia-pasifik, faktor yang digunakan IMD World Competitiveness Center dalam mengindikasikan daya saing digital kurang cocok digunakan, karena melalui hasil analisis factor ditemukan hanya 2 faktor yang terbentuk dari masing-masing indicator. Ditemukan juga daya saing digital, secara signifikan meningkatkan ketahanan ekonomi di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Negara-negara dengan investasi yang lebih tinggi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan digital menunjukkan ketahanan ekonomi yang lebih kuat. Penelitian ini juga menyoroti bahwa pengembangan infrastruktur, kerangka regulasi, dan sikap adaptif sangat penting dalam mendukung daya saing digital. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar pembuat kebijakan di kawasan Asia- Pasifik untuk meningkatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan digital, memperbaiki infrastruktur teknologi, serta menerapkan kebijakan yang mendukung adopsi teknologi dan inovasi untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.

The increasing importance of digital competitiveness in strengthening economic resilience has become a crucial issue for countries in the Asia-Pacific region, especially in the context of rapid technological advancements and global economic uncertainties. Keywords: Economic resilience, Digital competitiveness, Knowledge, Technology, Future readiness, Indonesia, Asia-Pacific. This study aims to examine the influence of digital competitiveness on economic resilience in the Asia-Pacific region, comparing Indonesia with other countries. The methodology used is a quantitative approach with factor analysis and panel data regression. The data used includes digital competitiveness indicators from the IMD World Competitiveness Center and economic resilience indicators from various official sources. Data collection was conducted through literature review and secondary data collection. Data analysis was carried out using factor analysis and panel data regression to test the influence of knowledge, technology, and future readiness on digital competitiveness and its impact on economic resilience. The findings of the study indicate that in the Asia-Pacific region, the factors used by the IMD World Competitiveness Center to indicate digital competitiveness are less suitable, as factor analysis results show that only two factors are formed from each indicator. It was also found that digital competitiveness significantly enhances economic resilience across the Asia-Pacific region. Countries with higher investments in education, training, and digital skills development demonstrate stronger economic resilience. The study also highlights that the development of infrastructure, regulatory frameworks, and adaptive attitudes are crucial in supporting digital competitiveness. Based on the research findings, it is recommended that policymakers in the Asia-Pacific region increase investments in digital education and training, improve technological infrastructure, and implement policies that support technology adoption and innovation to enhance economic resilience."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Pinter, 1988
338.06 TEC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan Binter, Frans
"Tanjung Lesung telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus zona pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012. Sejak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, terdapat 2 (dua) permasalahan di Tanjung Lesung yaitu regulasi dan infrastruktur wilayah. Penelitian ini memfokuskan pada kesiapan daya saing Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Teori yang digunakan untuk menganalisis kesiapan daya saing Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung adalah teori daya saing destinasi yang dikembangkan oleh Ritchie dan Crouch. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung belum siap berdaya saing karena memiliki permasalahan utama yaitu infrastruktur wilayah khususnya pembebasan lahan. Peneliti menyarankan agar Pemerintah Pusat dan Daerah perlu segera melakukan percepatan pembangunan infrastruktur wilayah dan perlunya insentif daerah dalam bentuk Peraturan Derah untuk menarik minat investor agar Tanjung Lesung siap berdaya saing.

Tanjung Lesung has been designated as a Special Economic Zone of tourism zone based on Government Regulation No.26 of 2012. Since established as Special Economic Zone, there are two problems in Tanjung Lesung that is regulation and regional infrastructure. This research focuses on the readiness of the competitiveness of Tanjung Lesung Special Economic Zone. The theory used to analyze the readiness of the competitiveness of Tanjung Lesung Special Economic Zone is a destination competitiveness theory developed by Ritchie and Crouch. This research uses qualitative method.
The result showed that Tanjung Lesung Special Economic Zone is not ready to compete because the main problem that is regional infrastructure particularly land acquisition. Researcher suggest that the Federal and Local Governments need to immediately accelerate the development of regional infrastructure and the need for regional incentive in the form of Local Regulation to attract investors so that Tanjung Lesung Special Economic Zone ready to compete."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Eka Septyarini
"Self service technology SST cukup banyak tersedia di Indonesia, myGraPARI merupakan satu-satunya SST dibidang telekomunikasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui peranan dari antecedent belief terhadap sikap dan kecenderungan untuk adopsi myGRaPARI. Antecedent belief pada penelitiain ini yaitu perceived ease of use, perceived usefulness, need of interaction dan perceived risk sebagai variabel endogen. Sikap pada penelitian ini berfungsi sebagai variabel mediasi terhadap kecenderugan untuk adopsi. Peneitian ini melibatkan 145 responden, dan data peneitian diproses dan dianaisis menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Temuan dari penelitian ini yaitu perceived ease of use, dan need of interaction tidak signifikan memepegaruhi sikap konusmen unuk adopsi SST, namun perceived usefulness dan perceived risk signifikan berpengaruh terhadap sikap konsumen untuk adopsi SST.

We can found Self Service Technology SST easily in Indonesia. One of SST is myGraPARI, a SST in telecommunication. This research is to explore the roles of antecedent belief toward attitude and intention to adopt toward myGraPARI. The antecedent beliefs in this research are perceived ease of use, perceived usefulness, need of interaction and perceived risk as endogen variable. Attitude as mediating variable toward intention to adopt. This research engaged 145 respondents, the data was processed and analyzed with Structural Equation Model SEM. The findings in this research are perceived ease of use, and need of interaction have not significant influence toward attitude to adopt. However, Perceived Usefulness and Perceived risk have significant influence to attitude towards intention to adopt.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurita Afridiana
"POLA TRANSFORMASI STRUKTURAL INDONESIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL DAN ISLAM PERIODE 1960-2018
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola transformasi struktural yang terjadi di Indonesia serta analisa syariah terhadap proses tersebut. Dengan menggunakan data Indonesia selama 50 tahun terakhir, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analisis, serta metode Sistem Neraca Sosial dan Ekonomi (SNSE) untuk menunjang analisa, ditemukan bukti bahwa Indonesia secara pola telah mengalami proses transformasi ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan seiring peningkatan pendapatan per kapita, terjadi penurunan proporsi pertanian dan naiknya sektor industri dan jasa. Namun dalam prosesnya, struktur ekonomi Indonesia tidak menunjukkan kondisi yang ideal, diantaranya penyediaan lapangan pekerjaan yang tidak sesuai di setiap sektornya, komposisi PDB Indonesia yang tumbuh stagnan bahkan mengalami penurunan, serta ketimpangan yang semakin naik. Dalam sudut pandang syariah, proses transformasi harus dikaji ulang seuai dengan kondisi ideal yang ditetapkan oleh Al-Qur'an dan sunnah.
Kata kunci: transformasi struktural; pertumbuhan ekonomi; pendapatan per kapita; perspektif Islam

INDONESIA STRUCTURAL TRANSFORMATION PATTERNS IN CONVENTIONAL AND ISLAMIC ECONOMIC PERSPECTIVE PERIOD 1960-2018
The objective of this study is to analyze the pattern of Indoensia structural transformation and sharia analysis of the process. Using Indonesian data for the past 50 years, which analize using descriptive analysis and Social Accounting Matrix (SAM) methods to support analysis, evidence was found that Indonesia had patterned a process of economic transformation. This is indicated by the increase in per capita income, followed by a decline in the proportion of agriculture and increasing in industrial and services sector. But in the process, the structure of the Indonesian economy doesnt show ideal conditions, including the provision of jobs that are not suitable in each sector, the composition of Indonesias GDP that grows steadily even decreases, and increasing inequality. In the Islamic perspective, the transformation process must be reviewed according to the ideal conditions set by the Quran and the Sunnah.
Keywords: structural transformation; economic growth; income percapita; Islamic perspective
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Maura
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi di era globalisasi memudahkan masyarakat untuk bertukar informasi dari dan keseluruh penjuru dunia. Hal tersebut mendorong masyarakat untuk terus mengikuti perpindahan yang terjadi sebagai upaya untuk bertahan, atau yang Bauman namai metodesurvival-and-gratification consumerism. Pola dalam konsumerisme pada akhirnya menghadirkan para konsumen cacat, yaitu mereka yang tidak mampu mengikuti perpindahan global yang terjadi dalam liquid modernity. Di tengah era liquid modernity, kehadiran gerakan-gerakan fundamental, salah satunya terorisme, merupakan hal yang mustahil menurut Bauman. Menggunakan metode deskriptif analitis dan eksplanasi alternatif, penelitian ini menemukan bahwa beberapa premis atau argumen yang digunakan Bauman untuk mendukung gagasannya mengandung inkonsistensi logis apabila ditelusuri melalui ideologi fundamentalis. Dengan meluruskan beberapa kekeliruan yang terdapat di pemikiran Bauman, penelitian ini menunjukkan bahwa terorisme tetap mungkin untuk hadir di era liquid modernity, bahkan terlihat perkembangannya, sehingga kehadiran terorisme bukan merupakan sesuatu yang terlepas dari liquid modernity.

ABSTRACT
Technological developments in the globalization era makes it easier for people to exchange information from and to all over the world. It encourages people to continue following the movements of the world, as an effort to survive, or what Bauman named it as survival and gratification consumerism method. The pattern of consumerism leads to the existence of flawed consumers, namely those who are unable to keep up the global world movement in liquid modernity era. In the midst of liquid modernity, Bauman thought that the presence of terrorism is not possible. Using descriptive analysis and alternative explanation methods, this study found that some of the premises or reasons used by Bauman to support his claims contains logical inconsistencies if traced in fundamentalist ideology. By rectifying some of the inconsistencies found in Bauman rsquos concept, this study found that terrorism remained undoubtedly in the era of liquid modernity, even showing its still growth as a result of liquid modernity, not as something that was separated from it."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Joel
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kinerja Environmental, Social, dan Governance (ESG) terhadap profitabilitas dan nilai pasar perusahaan dengan efek moderasi krisis COVID-19. Sampel yang diteliti terdiri dari 181 perusahaan publik di Asia Pacific Emerging Markets dengan periode pengamatan 2015-2021. Regresi data panel random effect model digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ESG secara keseluruhan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas tetapi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai pasar perusahaan. Secara individu, setiap komponen memiliki hasil yang berbeda: kinerja Environmental berpengaruh signifikan negatif hanya terhadap nilai pasar, Social berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas dan nilai pasar, sedangkan Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seluruh variabel dependen. Penelitian ini juga menemukan bahwa COVID-19 membawa dampak positif bagi implementasi ESG, di mana krisis melemahkan hubungan negatif antara ESG dengan nilai pasar perusahaan. Temuan ini relevan tidak hanya bagi akademisi, tetapi juga untuk jajaran manajerial, pembuat kebijakan, investor, dan masyarakat umum.

This study aims to empirically prove the effect of Environmental, Social, and Governance (ESG) performance on company profitability and market value with the moderating effect of the COVID-19 crisis. The sample under study consists of 181 public companies in the Asia Pacific Emerging Markets over the period of 2015–2021. A random effect model panel regression was used to test the hypothesis in this study. The results show that the overall ESG performance does not have a significant effect on profitability but has a significant and negative effect on the company's market value. Individually, each component has different results: Environmental performance has a significant negative effect only on market value, Social has a significant negative effect on profitability and market value, while Governance has no significant effect on all dependent variables. This study also reveals that COVID-19 had a positive impact on ESG implementation, where the crisis weakened the negative relationship between ESG and company's market value. This findings are relevant not only for academics, but also for managers, policymakers, investors, and society in general."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Audrey Sondang Paulina Kaha
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memahami bahwa seiring berjalannya waktu, kehidupan manusia dipengaruhi oleh kehadiran perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Terutama, dengan kemajuan internet yang mengubah cara manusia menjalani kehidupannya sehari-hari. Sehingga, muncul kebiasaan-kebiasaan baru dan cara-cara baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Namun Kebiasaan-kebiasaan baru ini seringkali tidak sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia belum semuanya memahami system pembayaran yang terdigitalisasi. Oleh sebab itu dengan adanya hambatan ini, masyarakat Indonesia yang ingin menggunakan video streamingseperti Netflixseringkali mengalami kendala dalam hal pembayaran. Dengan adanya celah seperti ini, Iflixhadir di tengah masyarakat Indonesia dengan pilihan pembayaran yang memudahkan penggunanya seperti pembayaran menggunakan pulsa. Netflixmemang menjadi primadona dalam dunia subscribed video on demand, namun masih kurang fleksibel dalam pembayarannya sehingga konsumen di Indonesia terutama kelas menengah kebawah beralih ke Iflix.Oleh karena itu, pada penelitian kali ini, penulis menggunakan isu ekonomi politik, teori hibridisasi, dan teori pasar untuk mengulas fenomena ini.

ABSTRACT
This research is conducted to establish an understanding that over time, human life is influenced by the development of information and communication technology. Especially, with the advencement of internet that changed the way people live their daily lives. Thus, presenting new habits and ways of living everyday life. However, these new habits are often incompatible with the economic conditions of Indonesian society. The Indonesian have not yet fully understood the system of digitized payments. Therefore, with this obstacle, Indonesian who use streaming video like Netflix often experience obstacles in terms of payment. With such a gap, Iflix present in the Indonesian community with a payment option that facilitate users to use telephone credit. Netflix is leading in the world of subscribed video on demand, but still less flexible in payment so that indonesian consumers, especially the middle class switch to Iflix. Therefore, in this study, the authors use the issue of the political economy, hybridization theory, and market theory to review this phenomenon."
2018
T51176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenedi Binowo
"Startup digital yang sukses dapat meningkatkan taraf hidup kesejahteraan banyak orang. Namun, bagi yang ingin merintis startup-nya, faktor kunci kesuksesan perintisan startup digital masih kompleks diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor kunci kesuksesan yang berperan penting dalam tahap perintisan. Thematic Analysis (TA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan perintisan startup digital, sedangkan metode Interpretive Structural Modelling (ISM) digunakan untuk alat analisis penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dari 10 studi literatur terkait, wawancara dari 12 narasumber sebagai Founder/Co-Founder, dan ppengisian hasil kuesioner dari 6 pakar yang berpengalaman dalam bidang bisnis startup. Hasil identifikasi TA menunjukkan bahwa terdapat 17 faktor kunci yang menjadi faktor keberhasilan dalam perintisan startup digital, yaitu berupa: Peluang bisnis (problem), ide bisnis, tim startup, model bisnis, modal atau funding, produk/jasa, inkubator, validasi, kompetitor, marketing, penguasaan teknologi, analisis market, Founder & Co-Founder, mitra, passion, eksekusi ide, dan empati. Sedangkan temuan analisis ISM menunjukan bahwa faktor tim startup adalah faktor yang paling penting dan paling berpengaruh terhadap kesuksesan perintisan startup digital karena, berada di lingkungan independen, dan top level model hirarki kesuksesan perintisan startup digital, serta mempunyai pengaruh nilai driving power yang lebih besar dalam perintisan startup digital. Memiliki tim startup yang solid akan membuat startup digital berhasil karena, melalui tim startup-lah segala faktor terkait dapat dieksekusi dengan cepat dan mudah. Sehingga bisa berakibat pada kesuksesan perintisan dan keberlanjutan hidup startup. Temuan penelitian ini diharapkan menjadi fondasi bagi siapa saja yang tertarik untuk merintis startup digital.

Successful digital startups can improve the standard of living and well-being of many people. However, for who want to start their own startup, the key success factors in pioneering digital startups are still difficult to determine. The purpose of this research is to identify and analyze the key success factors that play an important role in the digital startup pioneering stage. Thematic Analysis (TA) is used to identify success factors for digital startup pioneering, whereas the interpretive structural modeling (ISM) method is used as a quantitative research analysis tool. Data for this study were gathered from a variety of sources, including 10 related literature studies, 12 interviews with Founders/Co-Founders of digital startups, and the results of questionnaires completed by 6 experts with startup experience. The results of TA identification show that there were 17 key success factors in pioneering digital startups, which take the form of: business opportunities (problems), business ideas, startup teams, business models, capital or funding, products/services, incubators, validation, competitors, marketing, technology mastery, market analysis, Founder & Co-Founder, partners, passion, idea execution, and empathy. While the ISM analysis findings show that the startup team factor is the most important and influential factor on the success of digital startup pioneering because, it is in an independent environment and the top-level model of the digital startup success hierarchy, it also has a greater driving power value influence in digital startup pioneering. A solid startup team is essential for the success of a digital startup because it is through the startup team that all related factors can be executed quickly and easily. As a result, startup teams have the potential to influence the success pioneering and sustainability of startup life. These findings were expected to be ground-breaking for anyone interested in launching an innovative digital startup."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>