Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kayla Zahra Azalea
"Kasus diabetes mengalami peningkatan di dunia dan juga di Indonesia. Meningkatnya diabetes akan meningkatkan risiko terkena luka ulkus diabetik. Tujuan penelitian untuk menggali informan mendalam mengenai perilaku kepatuhan dan peranan terhadap kepatuhan perawatan kaki pada penderita ulkus diabetik di Klinik Swasta kota Bogor tahun 2024. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, menggunakan purposive sampling meliputi pasien kaki ulkus diabetik, anggota keluarga pasien, dan perawat pada klinik swasta di Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan patuh melakukan perawatan kaki, yang di dalamnya termasuk mengurangi kadar gula darah, menjaga pola sehat, menjaga perban kering, obat-obatan. Dukungan sosial dan ekonomi yang baik, kondisi kesehatan penderita, terapi perawatan kaki ulkus diabetik, dan persepsi-persepsi dari pasien berperan dalam kepatuhan perawatan kaki. Namun masih ada informan yang tidak patuh melakukan perawatan kaki dalam bentuk pengaplikasian losion dan sepatu diabetes dikarenakan hambatan yang berupa pekerjaan dan persepsi maskulinitas terhadap losion. Pemberian edukasi melalui penyuluhan maupun media massa mengenai luka ulkus diabetik diperlukan guna meningkatkan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan perawatan luka kaki ulkus diabetik.

The prevalence of diabetes is increasing globally, including in Indonesia. As the incidence of diabetes rises, so does the risk of developing diabetic ulcers. This study aimed to investigate the adherence behaviors and the role of foot care compliance in patients with diabetic ulcers at a private clinic in Bogor in 2024. The study was conducted using a qualitative approach, with purposive sampling including diabetic foot ulcer patients, family members of patients, and nurses at private clinics in Bogor. The results demonstrated that the majority of informants exhibited compliance with foot care practices, which included reducing blood sugar levels, maintaining a healthy pattern, keeping bandages dry, and taking medication. The findings indicated that social and economic support, the patient's health condition, diabetic foot ulcer care therapy, and perceptions of the patient play a role in foot care compliance. However, there are still informants who are not compliant with foot care in the form of applying lotions and diabetic shoes due to barriers in the form of work and perceptions of masculinity towards lotions. Providing education through counseling and mass media regarding diabetic ulcers is needed to improve public behavior in the prevention and treatment of diabetic ulcers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Ginanjar
"Ulkus diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus, lama sembuh dan terjadi berulang sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetes. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Pemilihan sampel dengan cara purposive sampling yang melibatkan 30 responden. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara nilai depresi dengan kualitas hidup dengan p-value 0,000. Hasil penelitian ini diharapkan merekomendasikan program pencegahan dan penanganan depresi pada pasien dengan ulkus diabetik.

Diabetic ulcers is complications of diabetes mellitus, delayed healing and repeated that affect the quality of life patients. The purpose of this study was to identify the relationship between depression and quality of life patients with diabetic ulcer. The design of this study is a descriptive correlation cross-sectional approach. The selection of samples were done in purposive sampling method and involved 30 respondents. The result are a significant correlation value depression with quality of life with p-value 0,000. The results of this study are expected to recommendation a program of prevention and treatment of depression patients with diabetic ulcers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Fiolenty B. Marulianna
"Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi yang sering muncul pada pasien DM, terutama mereka yang selalu dalam tingkat gula darah yang tinggi dan lama menderita DM lebih dari 10 tahun. Neuropati diabetes ini juga diperberat dengan buruknya perawatan kaki dan aktifitas fisik yang rendah.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan kepatuhan pasien neuropati diabetes melakukan perawatan kaki dalam pencegahan ulkus diabetikum. Rancangan penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Pemilihan sampel dengan cara purposive sampling dan diteliti pada 100 responden. Uji statistik dengan menggunakan uji T-test dan Chi square. Hasilnya terdapat hubungan yang signifikan nilai dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki diabetes dengan p-value 0,0005, tidak terdapat hubungan yang signifikan nilai kejelasan informasi terhadap kepatuhan perawatan kaki diabetes dengan p-value 0,160, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan nilai kepatuhan dengan p-value 0,292. Rekomendasi dari penelitian ini adalah melakukan penelitian yang berhubungan dengan kepatuhan perawatan kaki diabetes dengan jumlah sampel yang lebih besar dan meneliti aspek predictor yang lebih bervariasi.

Diabetic neuropathy is a frequent complication in patients with diabetes, especially in patients whose blood sugar level are always high, and have had diabetes for more than 10 years. Diabetic neuropathy can also be exacerbated by poor foot care and low physical activity. The purpose of this study was to determine the factors associated with patient compliance with diabetic neuropathy. The design of this study is a quantitative analytical cross-sectional approach. The selections of samples were done in purposive sampling method and were studied in 100 respondents. Statistical tests using T-test and Chi square test. The results are: a significant correlation value of family support for compliance with p-value 0.0005, no significant correlation values clarity of information on diabetic foot care compliance with pvalue 0.160, no significant correlation value of long-suffering DM with diabetic foot care compliance with p-value of 0.292. Recommendation of this study is to conduct research on diabetic foot care compliance with a larger sample size and examine the predictors with more varied aspects related to the compliance of diabetic foot care."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nareswari
"ABSTRAK
Ulkus kaki diabetik mengakibatkan mortalitas yang semakin meningkat terutama
pasca amputasi, beban yang signifikan pada pembiayaan kesehatan dan
menyebabkan hilangnya produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas terapi kombinasi dari laserpunktur dan perawatan luka konvensional
dibandingkan dengan laserpunktur sham dan perawatan luka konvensional
terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik. Uji klinis acak tersamar ganda dengan
pembanding dilakukan terhadap 36 pasien yang dialokasikan ke dalam kelompok
kasus atau kelompok kontrol. Tindakan laserpunktur dilakukan pada titik LI4
Hegu, ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao, dan KI3 Taixi bilateral serta penyinaran
pada ulkus dua kali seminggu, selama empat minggu. Rerata ukuran ulkus kaki
diabetik sebagai keluaran primer diukur setiap minggu. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara penurunan luas luka akhir di
kelompok laserpunktur dan perawatan luka konvensional dengan kelompok
laserpunktur sham dan perawatan luka konvensional (p=0,006). Dapat
disimpulkan bahwa terapi kombinasi laserpunktur dan perawatan luka
konvensional efektif mempercepat penyembuhan ulkus kaki diabetik dengan
frekuensi terapi dua kali seminggu. ABSTRACT
Diabetic foot ulcers result in mortality is increasing, especially after the
amputation, a significant burden on health financing and lead to loss of
productivity. This study aims to determine the effectiveness of the combination
therapy between laserpuncture and conventional wound care compared with
sham laserpuncture and conventional wound treatment for healing diabetic foot
ulcers. Double-blind randomized clinical trial with a control carried out on 36
patients allocated to the case group or control group. Laserpuncture actions
performed on LI4 point Hegu, Zusanli ST36, SP6 Sanyinjiao and Taixi KI3
bilateral as well as exposure to ulcers twice a week, for four weeks. The mean size
of diabetic foot ulcers as the primary output is measured every week. The results
showed a significant difference between the reduction in wound area at the end of
the group laserpuncture and conventional wound care compare with
laserpuncture sham group and conventional wound treatment (p = 0.006). It can
be concluded that the combination therapy laserpuncture and conventional wound
care effectively accelerate the healing of diabetic foot ulcers with frequency
therapy twice a week.;Diabetic foot ulcers result in mortality is increasing, especially after the
amputation, a significant burden on health financing and lead to loss of
productivity. This study aims to determine the effectiveness of the combination
therapy between laserpuncture and conventional wound care compared with
sham laserpuncture and conventional wound treatment for healing diabetic foot
ulcers. Double-blind randomized clinical trial with a control carried out on 36
patients allocated to the case group or control group. Laserpuncture actions
performed on LI4 point Hegu, Zusanli ST36, SP6 Sanyinjiao and Taixi KI3
bilateral as well as exposure to ulcers twice a week, for four weeks. The mean size
of diabetic foot ulcers as the primary output is measured every week. The results
showed a significant difference between the reduction in wound area at the end of
the group laserpuncture and conventional wound care compare with
laserpuncture sham group and conventional wound treatment (p = 0.006). It can
be concluded that the combination therapy laserpuncture and conventional wound
care effectively accelerate the healing of diabetic foot ulcers with frequency
therapy twice a week.;Diabetic foot ulcers result in mortality is increasing, especially after the
amputation, a significant burden on health financing and lead to loss of
productivity. This study aims to determine the effectiveness of the combination
therapy between laserpuncture and conventional wound care compared with
sham laserpuncture and conventional wound treatment for healing diabetic foot
ulcers. Double-blind randomized clinical trial with a control carried out on 36
patients allocated to the case group or control group. Laserpuncture actions
performed on LI4 point Hegu, Zusanli ST36, SP6 Sanyinjiao and Taixi KI3
bilateral as well as exposure to ulcers twice a week, for four weeks. The mean size
of diabetic foot ulcers as the primary output is measured every week. The results
showed a significant difference between the reduction in wound area at the end of
the group laserpuncture and conventional wound care compare with
laserpuncture sham group and conventional wound treatment (p = 0.006). It can
be concluded that the combination therapy laserpuncture and conventional wound
care effectively accelerate the healing of diabetic foot ulcers with frequency
therapy twice a week."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Indrayati
"Telehealth nursing adalah layanan berbasis teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempermudah komunikasi antara pasien dan perawat dalam merawat luka terutama pada saat kondisi pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas telehealth nursing terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 46 orang diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Kelompok eksperimen diberikan telehealth nursing yang berisi kombinasi edukasi dan monitoring perawatan luka mandiri dan kelompok kontrol diberikan edukasi dan perawatan luka secara langsung di klinik luka. Penyembuhan luka diukur dengan menggunakan Bates Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telehealth nursing memiliki efektifitas yang signifikan yaitu sebesar p=0,873 (α>0.05) pada proses penyembuhan luka. telehealth nursing adalah pilihan terbaik dalam merawat ulkus kaki diabetik pada pasien yang mengalami kesulitan atau dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk perawatan luka secara langsung ke layanan kesehatan.

Telehealth nursing as an information technology-based service is expected to be a means to facilitate communication between patients and nurses in caring for wounds, especially during the COVID-19 pandemic. This study aims to identify the effectiveness of telehealth nursing in healing diabetic foot ulcers.This study was a quasi-experimental with a pre-post test with a control group. The study was conducted on 46 people using consecutive sampling. The intervention group was given telehealth nursing which contained a combination of education and self manage wound care monitoring and the control group was given education and wound care at the wound clinic. Wound healing was measured using the Bates Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). The results showed that telehealth nursing had significant effectiveness of p=0.873 (α>0.05) in the wound healing process. telehealth nursing is the best choice in treating diabetic foot ulcers in patients who have difficulty or with conditions that do not allow direct wound care to health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Oktaviani
"Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit di dunia yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kementrian Kesehatan RI (2022) memproyeksikan lebih dari setengah miliar, yakni 537 juta manusia di seluruh dunia hidup dengan diabetes dan akan mencapai 643 juta pada tahun 2030. Penderita DM di Kelurahan Jatijajar juga tercatat sejumlah 860 orang pada tahun 2022, dimana hanya 837 orang mendapatkan pelayanan kesehatan. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran hasil penerapan praktik berbasis bukti pada pengelolaan Diabetes Melitus melalui asuhan keperawatan pada keluarga Ibu PS di RT.02/RW.04 Kelurahan Jatijajar. Metode penulisan yang digunakan adalah laporan studi kasus dengan penerapan senam kaki diabetes dalam 10 kali kunjungan. Tolak ukur keberhasilan intervensi ini dilihat berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah serta hasil tes monofilamen. Hasil pemeriksaan glukosa darah pada Ibu PS sebelum intervensi sebesar 178 mg/dl dengan tes monofilamen, 6/9 pada kaki kanan dan 7/9 pada kaki kiri. Setelah dilakukan intervensi selama 10 kali, kadar glukosa darah Ibu PS sebesar 90 mg/dl dengan tes monofilamen, 9/9 pada kaki kanan dan 9/9 pada kaki kiri. Berdasarkan hal tersebut, senam kaki diabetes terbukti berhasil untuk mengontrol kadar glukosa darah serta mencegah neuropati perifer sehingga dapat diterapkan oleh perawat pada wilayah kerja binaannya.

Diabetes mellitus (DM) is a disease in the world that is increasing every year. The Indonesian Ministry of Health (2022) projects that 537 million people in the world have diabetes, and this will reach 643 million people in 2030. In 2022, there were 860 people in Kelurahan Jatijajar who were detected to have diabetes, but only 837 had treatment at the health services. This scientific paper was written to provide an overview of the results of implementing evidence-based practices in diabetes mellitus through nursing care for Mrs. PS, who lives in RT.02/RW.04 Kelurahan Jatijajar. The writing method used is a case study report made by doing diabetes foot exercises 10 times. The success of this intervention is measured based on the results of checking blood glucose levels and the results of the monofilament test. Before the intervention, the glucose level of Mrs. PS was 178 mg/dl, and the monofilament test results were 6/9 on the right leg and 7/9 on the left leg. After 10 interventions, Mrs.PS's blood glucose level was 90 mg/dl, and monofilament test results were 9/9 on the right leg and 9/9 on the left leg. Therefore, family caregivers can apply diabetic foot exercises to control blood glucose and prevent peripheral neuropathy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Muljono
"Latar belakang: Ulkus Kaki diabetik atau Diabetic Foot Ulcer merupakan salah satu komplikasi yang berat, karena sering kali ulkus kaki diabetik berakhir dengan amputasi kecacatan dan kematian. USG Doppler merupakan modalitas yang mudah tersedia dan non invasif untuk evaluasi arteri ekstremitas inferior dan dapat mendeteksi tingkat keparahan gangguan aliran darah atau Penyakit Arteri Perifer (PAP) dengan sensitivitas 42,8% dan spesifisitas 97,5%. WHO merekomendasikan klasifikasi Perfusion, Extent/Size, Depth/Tissue Loss, Infection, Sensation (PEDIS) sebagai sarana penegakan diagnosis dan membantu menentukan tatalaksana kaki diabetik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi skor PEDIS dalam menilai gangguan aliran arteri tungkai berdasarkan spektral USG Doppler pada penderita ulkus kaki diabetik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Subjek dan Metode: Subjek penelitian adalah pasien ulkus kaki diabetes yang dirawat di Divisi Bedah Vaskular dan Endovaskular FKUI-RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan dengan perhitungan menggunakan sensitivitas estimasi sebesar 80%, error absolut (d=5%), prevalensi estimasi 51,8% maka besar sampel minimal adalah 76. Setelah itu diperoleh data berupa skor PEDIS dan hasil spektral USG pada arteri femoralis, arteri poplitea, arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior. Penelitian ini mengumpulkan 81 orang subjek dengan 52 orang (64%) jenis kelamin laki-laki, 29 orang (36%) perempuan dan rata-rata usia 59,8+10,5 tahun. Profil gula darah sewaktu subjek median 265 mg/dl dengan kisaran antara 105-571 mg/dl. Pada tabel 3 dalam menentukan Cut Off skor PEDIS menggunakan kurva ROC (Receiver Operating Characteristic), didapatkan Cut Off arteri poplitea >10, sedangkan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior >8.

Main topics: Diabetic Foot Ulcer or Diabetic Foot Ulcer is one form that is severe, because often diabetic foot ulcers end with disability amputation and death. Doppler ultrasound is an easily available and unlimited modality for lower limb risk and can detect the severity of arterial disease or peripheral arterial sensitivity (PAP) with a sensitivity of 42.8% and specificity of 97.5%. WHO that performs Data Perfusion, Area/Size, Depth/Tissue Loss, Infection, Sensation (PEDIS) as a means of enforcing the diagnosis and helps determine the management of diabetic foot. This study was conducted to look at the PEDIS score in assessing the disturbance of limb arterial flow based on Doppler ultrasound in patients with diabetic foot ulcer at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Subjects were patients with diabetic foot ulcers performed in the Division of Vascular and Endovascular Surgery of the Faculty of Medicine-Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta and fulfilled the inclusion and exclusion criteria. This research was conducted by calculating using an estimation sensitivity of 80%, absolute error (d = 5%), the largest prevalence of 51.8%, then the minimum sample size was 76. After that data was obtained in the form of PEDIS scores and spectral results of ultrasound in the femoral artery, arteries poplitea, dorsalis pedis artery and posterior tibial artery. This study collected 81 subjects with 52 people (64%) male gender, 29 people (36%) women and an average of 59.8 + 10.5 years. The blood sugar profile was median 265 mg/dl with a range of 105-571 mg/dl. In table 3 in determining the PEDIS score Cut-Off using the Receiver Operating Characteristic curve, obtained Cut-ff popliteal artery> 10, while the dorsalis pedis artery and posterior tibial artery> 8."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Iswanti Afelya
"Penderita Ulkus Kaki Diabetik (UKD) memiliki risiko potensial terjadinya kasus berulang, rehospitalisasi dan amputasi. Diperkirakan 50% dari UKD dan amputasi dapat dicegah dengan mengidentifikasi kaki yang berisiko dan menerapkan strategi pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi UKD berulang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang yang dipilih secara consecutive sampling dari tiga rumah sakit di Makassar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia, lama menderita DM, riwayat ulkus, lokasi ulkus, HbA1C, penyakit penyerta, pengetahuan perawatan kaki, kemampuan perawatan kaki, neuropati sensorik, deformitas kaki dan ABI (p<0.05) dengan frekuensi UKD berulang pada pasien DM di Makassar. Namun tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga (p<0.102) dengan frekuensi UKD berulang. Analisis menggunakan Multiple Linier Regresion diperoleh lima faktor yang paling dominan mempengaruhi UKD yaitu usia, HbA1C, perawatan kaki, dukungan keluarga dan penyakit penyerta dengan p<0.05. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi UKD berulang dan memaksimalkan kontrol glikemik, perawatan kaki teratur, peningkatan dukungan keluarga, dan kontrol penyakit penyerta pada pasien kelompok usia dewasa tengah dan lanjut usia untuk mencegah UKD berulang.

Patients with Diabetic Foot Ulcer (DFU) have a potential risk for recurrence, rehospitalized and amputation. It is estimated that 50% of DFU and amputation can be prevented by identifying of foot risk and implementing prevention strategies. This study aimed to identify influencing factors of DFU's recurrence. This study used cross-sectional design with the 96 samples selected consecutively at three different hospitals in Makassar. Bivariate analysis showed that there were relationship between age, duration of diabetes mellitus, ulcers history, ulcers location, HbA1C, comorbidities, foot care knowledge, foot care ability, sensory neuropathy, foot deformities and ABI with DFU's recurrence frequency in patients with DM in Makassar (p<0.05). However, there was no significant relationship between family support with DFU's recurrence frequency (p= 0.102). Analysis result of Multiple Linear Regresion found the most dominant influencing factors of DFU's recurrence were age, HbA1C, foot care, family support, and comorbidities. This study recommends that nurses need to identify the influencing factors of DFU's recurrence and motivate the patient to increase routine glycemic control, regular foot care, increase family support and control of comorbidities in middle adult and elderly patients to prevent DFU's recurrence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufqi Handaru Priyanto
"Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan luka kronik pada pasien diabetes melitus (DM). Vitamin D dipercaya memiliki peran penting pada diferensiasi, proliferasi, pertumbuhan sel, dan modulasi sistem imunitas sehingga kadar yang optimal dibutuhkan untuk penyembuhan luka. Defisiensi vitamin D juga diduga mengganggu produksi dan sekresi insulin sehingga berkontribusi pada kronisitas UKD. Penelitian bertujuan membandingkan kadar vitamin D pada pasien DM dengan dan tanpa UKD; serta untuk mengetahui korelasi antara durasi UKD dan keparahan UKD berdasarkan skor PEDIS (perfusion, extension, depth, infection, sensation) dengan kadar vitamin D. Serum 25-hidroksivitamin D (25(OH)D) dianalisis menggunakan in-vitro chemiluminescent immunoassay (CLIA). Analisis statistik yang sesuai dilakukan untuk membuktikan tujuan penelitian. Perbandingan nilai median (Q1-Q3) kadar vitamin D pada pasien DM dengan dan tanpa UKD secara berurutan adalah 8,90 ng/mL (6,52-10,90) dan 16,25 ng/mL (13-19,59), serta bermakna secara statistik (p<0,001). Tidak ada korelasi antara durasi UKD dan keparahan UKD berdasarkan skor PEDIS terhadap kadar vitamin D, serta tidak bermakna secara statistik. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kadar vitamin D pada pasien DM dengan UKD lebih rendah dibandingkan pasien tanpa UKD. Namun belum ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara durasi UKD dan keparahan UKD berdasarkan skor PEDIS terhadap kadar vitamin D.

Diabetic foot ulcers (DFU) are chronic wounds in patients with diabetes mellitus (DM). Vitamin D believed have important role in differentiation, proliferation, cell growth, and immune system modulation hence optimal levels are needed for wound healing. Vitamin D deficiency also thought to interfere insulin production and secretion, thereby contributing to DFU chronicity. This study aims to compare vitamin D levels in DM patients with and without DFU; and determine the correlation between DFU duration and severity by PEDIS (perfusion, extension, depth, infection, sensation) score to vitamin D levels. 25-hydroxyvitamin D serum analyzed using in-vitro chemiluminescent immunoassay. Appropriate statistical analysis was done following the study. Comparison of median values ​​(Q1-Q3) vitamin D levels in DM patients with and without DFU were 8.90 ng/mL (6.52-10.90) and 16.25 ng/mL (13-19.59) respectively, and statistically significant (p<0.001). There was no correlation between DFU duration and severity PEDIS score to vitamin D levels, and it was not statistically significant. The results of this study indicate that vitamin D levels in DM patients with DFU are lower than patients without DFU. However, there is not enough evidence to conclude that there is no correlation between DFU duration and severity by PEDIS score to vitamin D levels."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Darmayanti
"ABSTRAK
Luka kaki diabetik adalah komplikasi diabetes mellitus DM yang dapatmengakibatkan amputasi ekstremitas bawah. Pengetahuan tentang perawatan lukakaki diabetik berkaitan erat dengan keterampilan perawat dalam melakukanperawatan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuanperawat tentang perawatan luka kaki diabetik di Kota Depok. Penelitian inimenggunakan consecutive sampling sebanyak 102 responden dari tiga rumah sakittipe C di Kota Depok. Penelitian menggunakan kuesioner Nurses rsquo; KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM-DFU yang terdiri dari 40 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagianbesar 92,2 perawat memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sisanya memilikitingkat pengetahuan cukup. Hasil penelitian merekomendasikan perawat untuksecara aktif mengikuti pelatihan dan mencari informasi mengenai perawatan lukakaki diabetik. Selain itu, institusi layanan keperawatan dapat menyusun kebijakanberkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan perawat.

ABSTRACT
Diabetic foot wound is a complication of diabetes mellitus DM that can causeamputation of lower extremity. Nurses rsquo knowledge about diabetic foot woundcare is related to nurses rsquo wound care practice. This study aimed to identify thelevel of nurses rsquo knowledge regarding diabetic foot wound care in Depok. A totalsample of 102 nurses from three general hospitals of type C were involved byusing consecutive sampling method. Data was collected using Nurses rsquo KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM DFU questionnaire consisting of 40 question items. The result showed that the majorityof participants 92,2 have low level of knowledge regarding diabetic footwound care. This study recommends nurses to apply for wound care training andactively look up latest information about diabetic wound care. It is alsorecommended that the nursing service institutions consider establishing somepolicies in an effort to optimize nurses rsquo knowledge."
2015
S70105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>