Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Glenn Dinov Harun Pangestu
"Gereja Katolik Santo Yoseph merupakan sebuah bangunan peribadatan yang terletak di Matraman, Jakarta Timur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek arsitektural bangunan gereja ini Melalui pendekatan arkeologi, penelitian ini menganalisis struktur, desain, dan elemen-elemen arsitektural gereja untuk memahami konteks budaya dan religius yang membentuk pembangunan gereja tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara arsitektur dengan praktik ibadah dan peran gereja dalam kehidupan beragama. Metode dalam penelitian ini melibatkan analisis arkeologi yang dikemukakan oleh Sharer dan Ashmore. ata primer dan sekunder dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkapkan makna dan fungsi yang terkait dengan aspek arsitektur gereja Santo Yoseph Matraman. Konsep-konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simbolisme arsitektur gereja, makna ritus keagamaan, dan hubungan antara ruang fisik dan praktik keagamaan. Mengungkapkan bahwa komponen-komponen arsitektur bangunan tersebut memiliki makna-makna yang relevan dengan aktivitas keagamaan, seperti simbolisme dalam fasad, denah, lantai, dan fasad bangunan. Selain itu, komponen-komponen arsitektur tersebut juga berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan, termasuk perayaan Ekaristi, Prosesi Sakramen Mahakudus, dan Ziarah Maria Fatima.

Santo Yoseph Catholic Church is a worship building located in Matraman, East Jakarta. The aim of this research is to determine the architectural aspects of this church building. Using an archaeological approach, this research analyzes the structure, design and architectural elements of the church to understand the cultural and religious context that shaped the construction of the church. This research also aims to determine the relationship between architecture and worship practices and the role of churches in religious life. The method in this research involves archaeological analysis proposed by Sharer and Ashmore. Primary and secondary data were collected and analyzed to reveal the meaning and function related to the architectural aspects of the Santo Yoseph Matraman church. The theoretical concepts used in this research include the symbolism of church architecture, the meaning of religious rites, and the relationship between physical space and religious practice. Revealing that the architectural components of the building have meanings that are relevant to religious activities, such as symbolism in the facade, floor plan, and building facade. Apart from that, these architectural components also play an important role in supporting various religious activities, including the celebration of the Eucharist, the Procession of the Blessed Sacrament, and the Pilgrimage of Mary Fatima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Dinov Harun Pangestu
"Gereja Katolik Santo Yoseph merupakan sebuah bangunan peribadatan yang terletak di Matraman, Jakarta Timur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek arsitektural bangunan gereja ini Melalui pendekatan arkeologi, penelitian ini menganalisis struktur, desain, dan elemen-elemen arsitektural gereja untuk memahami konteks budaya dan religius yang membentuk pembangunan gereja tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara arsitektur dengan praktik ibadah dan peran gereja dalam kehidupan beragama. Metode dalam penelitian ini melibatkan analisis arkeologi yang dikemukakan oleh Sharer dan Ashmore. ata primer dan sekunder dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkapkan makna dan fungsi yang terkait dengan aspek arsitektur gereja Santo Yoseph Matraman. Konsep-konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simbolisme arsitektur gereja, makna ritus keagamaan, dan hubungan antara ruang fisik dan praktik keagamaan. Mengungkapkan bahwa komponen-komponen arsitektur bangunan tersebut memiliki makna-makna yang relevan dengan aktivitas keagamaan, seperti simbolisme dalam fasad, denah, lantai, dan fasad bangunan. Selain itu, komponen-komponen arsitektur tersebut juga berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan, termasuk perayaan Ekaristi, Prosesi Sakramen Mahakudus, dan Ziarah Maria Fatima.

Santo Yoseph Catholic Church is a worship building located in Matraman, East Jakarta. The aim of this research is to determine the architectural aspects of this church building. Using an archaeological approach, this research analyzes the structure, design and architectural elements of the church to understand the cultural and religious context that shaped the construction of the church. This research also aims to determine the relationship between architecture and worship practices and the role of churches in religious life. The method in this research involves archaeological analysis proposed by Sharer and Ashmore. Primary and secondary data were collected and analyzed to reveal the meaning and function related to the architectural aspects of the Santo Yoseph Matraman church. The theoretical concepts used in this research include the symbolism of church architecture, the meaning of religious rites, and the relationship between physical space and religious practice. Revealing that the architectural components of the building have meanings that are relevant to religious activities, such as symbolism in the facade, floor plan, and building facade. Apart from that, these architectural components also play an important role in supporting various religious activities, including the celebration of the Eucharist, the Procession of the Blessed Sacrament, and the Pilgrimage of Mary Fatima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Chandra Bestari
"Gereja Santo Yoseph Matraman merupakan salah satu gereja yang dibangun pada awal abad ke-20 oleh F.J.L. Ghijsel yang memiliki beberapa keunikan, terutama di bagian fasad dan menaranya. Sebagai salah satu fitur arkeologi, Gereja Santo Yoseph dapat memberikan informasi penting terutama terkait gaya bangunan yang berkembang di Jakarta pada awal abad ke-20. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gaya bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman dengan mengkaji bentuk dan gaya bangunan gereja tersebut melalui tahap observasi, pengolahan data, dan interpretasi. Dalam menganalisis gaya bangunan digunakan metode analisis bentuk (formal analysis), analisis gaya (stylistic analysis), dan analisis komparatif (comparative analysis). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman menerapkan empat gaya yang berkembang di awal abad ke-20, yaitu Art Nouveau, Art Deco, Indis, dan Arts and Crafts. Perpaduan gaya ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bangunan kolonial yang sejaman dengan gereja tersebut, karena pada umumnya bangunan-bangunan lain hanya menerapkan satu gaya bangunan yang sedang populer pada masanya, sementara Gereja Santo Yoseph memadukan empat gaya yang berbeda pada satu bangunan. Hal ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki nilai penting secara arkeologis, historis, dan arsitektural dalam perkembangan gaya bangunan awal abad ke-20 di Indonesia.

The Church of Saint Joseph is one of the churches that built in the early 20th century by F.J.L. Ghijsels which has some uniqueness, especially in its fa�§ade and tower. As one of the archaeological features, the Church of Saint Joseph could provide important informations, especially related to the building style that developed in Jakarta during the early 20th century. This study seeks to find out more about the building style of the Saint Joseph Church by examining the shape and style of the building through stages of observation, data processing, and interpretation. In analyzing the building style, the methods of form analysis (formal analysis), stylistic analysis, and comparative analysis are used. The result of the study shows that the Saint Joseph Church building applies four styles that were popular and developed in the early 20th century, namely Art Nouveau, Art Deco, Indische, and Art and Craft. This makes the Church of Saint Joseph Matraman unique and different from other churches in Jakarta and Indonesia that were built in the same era. This marks the building styles that were popular in the early 20th century and the combination of styles at that time. Therefore, the Church of Saint Joseph Matraman has a significant archaeological, historical, and architectural values in the development of early 20th century building styles in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dwi Trisnaedy
"Kehadiran bangsa Belanda yang beragama Protestan di Bogor melatarbelakangi terjadinya pendirian bangunan Gereja Zebaoth. Gereja Zebaoth merupakan gereja tertua di Bogor yang dibangun pada awal abad ke-20 M dan menjadi salah satu bangunan Cagar Budaya yang dilindungi. Sebagai bangunan peninggalan kolonial, Gereja Zebaoth memiliki nilai sejarah penting mengenai gaya bangunan yang diterapkan pada bangunannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini membahas mengenai gaya bangunan pada Gereja Zebaoth Bogor yang didirikan pada awal abad ke-20 M. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian arkeologi menurut Sharer & Ashmore yang terdiri atas formulasi penelitian, implementasi penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan publikasi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gereja Zebaoth Bogor bergaya Indis.

The presence of Dutch Protestants in Bogor was the reason behind the construction of the Gereja Zebaoth Bogor. Gereja Zebaoth Bogor is the oldest church in Bogor which was built in the early 20th century AD and is one of the protected Cultural Heritage buildings. As a colonial heritage building, Gereja Zebaoth has an important historical value related to the building style applied to the building. Based on this explanation, this study discusses the building style of the Gereja Zebaoth Bogor which was founded in the early 20th century AD. This research will be conducted using archaeological research methods according to Sharer & Ashmore which consists of research formulation, implementation research, data collection, data processing, data analysis, and publication of research results. The results of the study show that the Gereja Zebaoth Bogor has an Indis style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Christina Fara Alfrida
"Penelitian ini merupakan pemaparan mengenai Gereja Katolik Hati Kudus Jakarta sebagai living monument yang dilakukan dengan kajian morfologi melalui upaya rekonstruksi bentuk dan gaya Gereja Katolik Hati Kudus Jakarta (Parochie van het Heilig Hart Batavia – Kramat). Metode penelitian yang digunakan meliputi formulasi, pengumpulan data, analisis data (analisis morfologi dan gaya), dan interpretasi. Selanjutnya pada analisis morfologi dipaparkan informasi mengenai bentuk bangunan gereja pada awal abad ke-20 yang dibandingkan dengan bentuk bangunan gereja saat ini. Pada analisis gaya bangunan dibandingkan dengan bangunan gereja katolik di kawasan yang sama, yaitu Gereja Katedral dan Gereja Santa Theresia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gereja ini merupakan gereja katolik tertua kedua di Jakarta setelah Gereja Katedral. Gereja ini memiliki bentuk dasar fasad persegi, denah berbentuk persegi panjang, sehingga mempengaruhi bentuk volume bangunannya, atap berbentuk gabel, dan memiliki satu buah menara berbentuk persegi panjang. Gereja ini mengadopsi gaya Indische yang merupakan gaya bangunan Eropa yang berkembang di Indonesia sekitar akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

This research is an description of the Hati Kudus Catholic Church in Jakarta as a living monument with a morphological study through effort to reconstruct form and style of the Catholic Church Hati Kudus Jakarta (Parochie van het Heilig Hart Batavia - Kramat). The methods used formulation, data collection, data analysis (morphology and style analysis) and interpretation. Furthermore, In the morphological analysis, information about the shape of the church building in the early 20th century is presented which is compared with the shape of the church building today. In the analysis, the building style is compared with the catholic church buildings in the same area, namely the Cathedral Church and the Church of Santa Theresia. The results showed that this church is the second oldest Catholic church in Jakarta after Cathedral Church. This church has basic shape of a square fasad, rectangular floor shape, so that it affects the volume of the building, the roof is gable, and has one rectangular tower. This church adopted Indische style which is a European building style that developed in Indonesia around the late of 19th century to early 20th century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Felicia Putri
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yng membahas mengenai pemanfaatan perpustakaan oleh siswa dengan menggunakan metode studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan analisis data. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemanfaatan koleksi, layanan dan fasilitas Perpustakaan Rumah Ibadah oleh pengguna di Perpustakaan Santo Ignasius. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang didapat adalah pemanfaatan perpustakaan Santo Ignasius Gereja Katolik Santo Stefanus masih rendah, maka dari itu perpustakaan harus meningkatkan keterbaruan koleksi, latar belakang pendidikan SDM petugas perpustakaan, fasilitas penunjang, serta kegiatan promosi perpustakaan.

This research is a qualitative research that discusses the library use by students with using case study as its method. The data is collected by observation, interview and data analysis. This study aims to explain how the users use the collection, service and facilities in the House of Worships Library at the St. Ignatius Library. Based on the results of the research, the conclusion is that the use of St. Ignatius Library of St. Stephens Catholic Church is still low. Therefore, the library should improve the novelty of their collections, educational background of library personnel, supporting facilities, and library promotion activities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilandika Hendra Pratama
"[ABSTRAK
Gereja Blendhuk merupakan salah satu bangunan gereja kuno peninggalan Belanda di Kota Lama (oud Holland) di
Semarang. Bangunan gereja yang sampai saat ini masih aktif digunakan warga Semarang untuk melakukan
kebaktian ini bergaya bangunan khas Belanda dengan kubah yang menjadi ciri khasnya. Dalam bahasa Jawa atap
dengan bentuk tersebut dikenal dengan istilah
blendhuk, Dengan bentuk kubahnya yang lain dari pada yang lain
serta gaya bangunan yang menarik inilah yang membuat gereja tersebut tidak hanya menjadi sebagai rumah
peribadatan tetapi juga menjadi tujuan wisata. Manfaat dari penelitian ini adalah memaparkan tentang bagaimana
pseudo baroque berpengaruh pada sebagian besar detail yang terdapat pada bangunan Gereja Blendhuk. Penelitian
ini akan difokuskan pada peninjauan akan fungsi serta seni gaya bangunan yang dimiliki Gereja Blendhuk.

ABSTRACT
Blendhuk Church is one of the old church from Netherland in the Old City (Old Holland) in Semarang. The building
of the church that still active for people around Semarang as a place of worship is using typical dutch building style
with a big dome as the trademark. In Javanese language its called
blendhuk, With the shape of the dome that
different than the other and also the bulding style that can attract the other people like a tourist not only as a place of
worship but also as a tourist destination. The benefits of this research is elaborated on how the
pseudo baroque
influence on most of the details contained in the building of Blendhuk Church.This research will take a focus on a problem about a function and the art of building style that owned by Blendhuk Church., Blendhuk Church is one of the old church from Netherland in the Old City (Old Holland) in Semarang. The building
of the church that still active for people around Semarang as a place of worship is using typical dutch building style
with a big dome as the trademark. In Javanese language its called
blendhuk, With the shape of the dome that
different than the other and also the bulding style that can attract the other people like a tourist not only as a place of
worship but also as a tourist destination. The benefits of this research is elaborated on how the
pseudo baroque
influence on most of the details contained in the building of Blendhuk Church.This research will take a focus on a problem about a function and the art of building style that owned by Blendhuk Church.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Dewi Lestari
"SMPN 5 Jakarta merupakan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah menengah pada masa Hindia Belanda. Bangunan SMPN 5 Jakarta belum ditetapkan sebagai cagar budaya dan perlu dilakukan kajian berkaitan dengan gaya bangunan serta nilai penting pada bangunanya. Penelitian bangunan SMPN 5 Jakarta dilakukan karena lokasi bangunan terletak di pusat Jakarta dan berada di antara bangunan Cagar Budaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap bangunan SMPN 5 Jakarta agar tetap terjaga eksistensi dan kelestarian bangunanya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, membahas gaya bangunan yang diterapkan pada bangunan SMPN 5 Jakarta dan nilai penting yang terkandung dalam bangunannya. Penelitian ini menggunakan tujuh tahapan pada metode yang dikemukakan oleh Pearson dan Sullivan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bangunan SMPN 5 Jakarta merupakan bangunan yang berdiri pada awal abad ke-20 dengan menerapkan beberapa gaya bangunan dengan gaya bangunan yang paling dominan, yaitu Gaya Art Deco dan Gaya Vernakular. Hasil analisis nilai penting bangunan mencakup nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Hasil dari analisisnya membantu dalam memberikan pertimbangan dalam penetapan bangunan SMPN 5 Jakarta sebagai bangunan Cagar Budaya.

SMPN 5 Jakarta is a Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) or secondary school during the Dutch East Indies period. The building of SMPN 5 Jakarta has not been designated as a cultural heritage site and requires further study regarding its building style and significant values. Research on the SMPN 5 Jakarta building was conducted because its location is in the center of Jakarta and is situated among cultural heritage buildings. Therefore, it is necessary to carry out research on the SMPN 5 Jakarta building to maintain its existence and preservation. The issues addressed in this study include the building style applied to the SMPN 5 Jakarta building and the significant values contained within it. This research uses seven stages of the method proposed by Pearson and Sullivan. The results of the research show that the SMPN 5 Jakarta building was built in the early 20th century, incorporating several building styles with Art Deco and Vernacular styles being the most dominant. The results of the analysis of the building's significance values ​​include significance for history, science, education, and culture. The results of the analysis help in considering the designation of the SMPN 5 Jakarta building as a Cultural Heritage Site."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"Studi ini menjelaskan ciri-ciri Masjid Kerajaan di Indonesia dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20 Masehi melalui kajian arsitektural dan arkeologis terhadap komponen bangunannya. Masjid Kerajaan adalah sebuah konsep yang bermakna bangunan tempat ibadah sultan shalat berjamaah bersama rakyatnya yang berlokasi di ibukota kerajaan Islam yang merupakan representasi sultan dan sekaligus menjadi identitas kerajaan yang bercorak Islam di masa lalu.
Melalui kajian arsitektural dan arkeologis, beberapa masjid kerajaan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, dikaji dengan memperhatikan konteks ruang (spatial) dengan pusat pemerintahan (istana), alun-alun, pasar, makam dan bangunan lainnya. Disamping itu, dikaji juga aspek relasi kuasa masjid dengan kraton sebagai pusat kuasa, untuk mengungkapkan representasi kuasa di dalam masjid, dengan memperhatikan gaya bangunan dan ritual.
Hasil yang diperoleh memperlihatkan masjid-masjid kerajaan di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus yang ditampilkan (display) dalam bangunannya dan praktik ritual lokalnya yang berbeda dengan masjid non kerajaan dan masjid di luar Indonesia sebagai suatu strategi dan resistensi terhadap relasi kuasa Islam global di masa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2120
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Novitasari
"Penelitian ini membahas mengenai perkembangan makna setiap iklan Douwe Egberts Koffie yang dipilih, antara abad ke-20 dan awal abad ke-21. Data yang dipakai dalam penelitian ini berupa tujuh iklan dari Douwe Egberts Koffie yang dipisahkan dan dibatasi berdasarkan empat periode. Periode pertama iklan berasal dari awal abad ke-20, periode kedua berasal dari pertengahan abad ke-20, periode ketiga berasal dari akhir abad 20, dan yang terakhir berasal dari awal abad ke-21 (tahun 2016 dan 2019). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan makna dari iklan Douwe Egberts Koffie. Penelitian ini akan menggunakan tiga teori makna dan sistem tanda untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh iklan tersebut merepresentasikan perkembangan dan perubahan budaya atau kebiasaan pada setiap zamannya. Perubahan dan perkembangan tersebut disampaikan oleh pembuat iklan melalui sistem tanda (indeks, ikon, simbol), serta objek dan latar belakang pada iklan itu sendiri.

This research discusses the meaning development of each selected Douwe Egberts Koffie advertisement, between the 20th century and the beginning of the 21st century.The data used in this study are seven advertisements from Douwe Egberts Koffie which are separated and limited based on four periods. The first period of advertising is from the early 20th century, the second period is from the mid-20th century, the third period is from the late 20th century, and the last period is from the early 21st century (2016 and 2019). This research is a qualitative research that aims to determine the meaning development of the Douwe Egberts Koffie advertisement. This research will use three theories of meaning and a sign system to answer the research problem. This research conclude that there are meaning developments and changes of each advertisement. The seven selected Douwe Egberts Koffie advertisements represent developments and changes in culture or habits in each era. These changes and developments are conveyed by advertisers through a system of signs (indexes, icons, symbols), as well as objects and backgrounds in the advertisements themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>