Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Al Farizi Shah Amanatullah
"Penelitian ini membahas mengenai strategi Bank Negara Indonesia khususnya pada Kantor Cabang Menteng dalam menghadapi krisis moneter sejak tahun 1997 hingga tahun 2000. Ketika krisis moneter menerjang Indonesia pertengahan tahun 1997 perekonomian nasional mendapatkan dampak yang sangat buruk, hal ini berimbas kepada dunia perbankan. Bank Negara Indonesia ikut mengalami kerugian secara finansial selama dua tahun berturut-turut, masalah tersebut diakibatkan Negative Spread yaitu pendapatan yang diterima bank lebih kecil daripada biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan langkah mendasar seperti program penyehatan perbankan salah satunya ialah restrukturisasi bank-bank bermasalah melalui aspek finansial, operasional, dan struktural. Restrukturisasi ini membuahkan hasil dengan perbaikan kinerja rasio keuangan Bank Negara Indonesia pada tahun 2000. Penelitian ini berupaya menjelaskan bagaimana strategi penanggulangan krisis yang dilakukan Bank Negara Indonesia Cabang Menteng selama krisis moneter dan pengaruhnya pada operasional bank. Penelitian ini lebih lanjut menggunakan sumber primer seperti surat kabar, serta laporan tahunan Bank Negara Indonesia juga sumber sejarah lisan berupa wawancara dan sumber sekunder berupa buku/monograf terkait pembahasan krisis moneter dan Bank Negara Indonesia. Penelitian ini memakai metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

This research discusses the strategy of Bank Negara Indonesia, especially at the Menteng Branch Office, in dealing with the monetary crisis from 1997 to 2000. When the monetary crisis hit Indonesia in mid-1997, the national economy had a very bad impact, this had an impact on the banking world. Bank Negara Indonesia experienced financial losses for two consecutive years, this problem was caused by Negative Spread, namely the income received by the bank was smaller than the costs it had to incur. To overcome this, the government is taking basic steps such as a banking restructuring program, one of which is restructuring problematic banks through financial, operational and structural aspects. This restructuring resulted in an improvement in the performance of Bank Negara Indonesia's financial ratios in 2000. This research seeks to explain the crisis management strategy implemented by Bank Negara Indonesia Menteng Branch during the monetary crisis and its impact on bank operations. This research further uses primary sources such as newspapers, as well as Bank Negara Indonesia’s annual reports as well as oral history sources in the form of interviews and secondary sources in the form of books/monographs related to discussions of the monetary crisis and Bank Negara Indonesia. This research uses a historical method which consists of four stages, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Arya Ramadhani Viryandri
"Tren individu yang terdampak Covid-19 terus meningkat sejak awal kemunculannya hingga menyebar secara global dan muncul di Indonesia. Salah satu dampak negatif dari Covid-19 adalah debitur kurang mampu membayar kembali hutangnya kepada kreditur. Akibatnya, semakin banyak orang yang mengajukan pailit, terutama di Indonesia yang lebih banyak mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang (surseance of payment). Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui kebijakan surseance of payment dalam perjanjian kredit perbankan dan pelaksanaan surseance of payment selama pandemi Covid-19 di Bank Negara Indonesia (BNI). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis data primer dan data sekunder dengan melakukan pengkajian terhadap undang-undang, buku, jurnal dan melakukan wawancara yang berkaitan dengan topik skripsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah telah menetapkan POJK 11/2020 yang memberikan tambahan enam kanal restrukturisasi bagi debitur terdampak Covid-19 sebagai solusi untuk melunasi hutangnya di masa sulit ini. BNI menerapkan POJK 11/2020 dan memberikan remisi kepada debitur yang tidak mampu melunasi hutangnya akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, BNI tidak memprioritaskan PKPU; BNI lebih memilih penyelesaian hutang secara musyawarah antara debitur dan bank. Penulis merekomendasikan BNI untuk tetap menerapkan prinsip-prinsip dasar kebijakan restrukturisasi hutang yang ada saat ini sebagaimana diatur dalam POJK 11/2020, meskipun telah habis masa berlakunya.

The trend of individuals affected by Covid-19 has risen steadily since its initial emergence until it spread globally and surfaced in Indonesia. One of the downfalls to Covid-19 is that debtors are less able to repay their creditors for their debts. Consequently, more people are filing for bankruptcy, particularly in Indonesia where there are more requests for PKPUs (surseance of payment). In this research, the author aims to determine the rules and regulations of surseance of payment in banking credit agreements and the implementation of surseance of payment during the Covid-19 pandemic in Bank Negara Indonesia (BNI). This study uses descriptive qualitative research method with primary data and secondary data types by assessing laws, books, journals and conducting interviews related to the topic of this thesis. The findings of this research shows that the government has enacted POJK 11/2020, which provides six additional restructuring canals for debtors affected by Covid-19 as a solution to settle their debts during these hard times. BNI implements POJK 11/2020 and provides remissions to debtors that are unable to settle their debts due to the Covid-19 pandemic. Based on the conducted research, BNI does not prioritize surseance of payment; BNI favors debt resolution through negotiation between the debtor and the bank. The author recommends BNI to continue implementing the fundamentals of the current debt restructuring policy as regulated by POJK 11/2020, despite the expiration of its validity period."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the year of 1997 Indonesia hit by financial dissaster known as monetary crisis. Thousands of bank's customer withdrawn their money in a great numbers from national banks, consequently many private banks in Indonesia have facing with deficit of liquidity. bank of Indonesia as lender of the last resort pouring fresh money into 48 banks arround IDR 144,5 trillion as loan assistance to back up their sort of liquidity, and additional loan assistance gave in 29 January 1999 about IDR 14,447 trillion therefore totally loan assistance in amount is IDR 158,947 trillion. The good faith is to help dying banks in the situation of crisis. Indonesiagovernment supports the loan assistance given by Bank of Indonesia Through releasing presidential decree No. 26/1998.On the first of November 1997 the government liquidated 17 private banks out of 48 receiver banks of the BI loan because of their incapabilityto continue running the banks caused by capital rush in a great amounts. The BI loan received by the 17 closing banks is IDR 11,89 trillion, but untill now the loan backs into state account just only IDR 2,96 trillion. How very protracted is the government in handling the BI loan cases in the history of Republic Indonesia. Protest, demonstration, till accusation against government and legal axamination of the government policy have been done frequently, however the rule of law and the government failed to jail the loan's embezzler, even less to confiscate their properties."
JUHUBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjri Rianda
"Skripsi ini bertujuan untuk menguji peran dari bank BUMN dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran kredit bank di Indonesia dengan metode VECM. Penelitian ini menggunakan data time series bulanan dari tahun 2006 sampai 2015. Melalui pengujian impulse response function dan variance decomposition menunjukkan bahwa kredit dari bank BUMN kurang responsif terhadap perubahan kebjijakan moneter. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank BUMN yang merupakan bank besar di Indonesia dan dimiliki pemerintah tidak berperan dalam saluran kredit bank.

This study aims to examine the role of state owned bank in monetary policy transmission mechanism through bank lending channel by VECM method. This study uses monthly time series data from 2006 to 2015. Through impulse response function and variance decomposition testing showed that credit from state owned bank is less responsive to changes in monetary policy. This indicates that state owned bank which are a big banks in Indonesia and owned by the government have no role in the bank lending channel."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ciwi Paino
"ABSTRAK
Perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak
djkeluarkannya Pakto 88. Berbagai pihak, terutama investor dalam negeri, membuka bank
baru untuk menyerap dana masyarakat. Kantor-kantor cabang bank baru bermunculan dimana
mana.
Berbagai usaha dilakukan dengan tujuan untuk memperbesar aset usaha perbankannya,
antara lain dengan pengucuran kredit, pembukaan kantor-kantor cabang, penaWaran berbagai
produk simpanan yang disertai iming-iming berbagal hadiah dan bonus.
Sedangkan untuk manajemen pengelolaannya, dilakukan usaha antara lain, membajak
tenaga kerja dan pesaingnya, menggunalcan tenaga kerja yang ada walaupun terkadang tidak
memenuhi persyaratan
Semua ini memberikan dampaknya niasing-masing ketika krisis moneter mulai
melanda Asia Pasifik, dan Indonesia path khususnya. Satu persatu bank-bank nasional kita
turnbang. Berbagai kasus perbankan berrnunculan, dan pelanggaran ketentuan BMPK maupun
kredit macet.
Permasalahan kredit macet memberikan dampak yang paling berat dan runut. Hampir
semua bank mengalami hal demikian, banya saja berbeda dalam bai kuantitas. Bank-bank
asing tidak ketinggalan dalam bal ini, sejumlah kredit yang dikucurkan sebelumnya ternyata
nngalami kenmcetari. Namun demilkian, permasalahan ini tidak sebesar yang dihadapi oleh
bank-bank nasional.
Bank-bank nasional papan atas merniliki kredit macet yang tidak kecil jumlahnya,
bahkan ada yang mencapai jumlah ieblh dan setengah total kredit yang dikucurkan. Beban
penvusutan yang besar dan turunnya pendapatan bunga atas kredit menyebabkan kinerja bank
bank nasional babak belur.
Selain itu, kenaikan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dan kenaikan suku kredit
menyebabkan terjadinya negative spread. Fenomena ini menghantui di tiap bank nasionaL
kerugian yang sangat besar diderita oleh perbankan kita. Tìngkat kesehatan menurun tajam,
modal yang dimiliki tidak mampu menutupi kerugian yang dideritanya.
Pemerintah terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan industri perbankan ini.
Melalui program rekapitalisasi, suntilcan modal dengan penyetoran obilgasi pernerintab, serta
pengailban kredit macct ke BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dilakukan. Selain
itu, penutupan sejumlah bank terpaksa dilakukan akibat tidak adanya harapan bagi bank-bank
tersebut untuk mempertahankan usahanya.
Dilain pihak, bank-bank asing yang tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena negative
spread, melihat peluang untuk menarik nasabah. Berbagai strategi dan tindakan dilakukan
dengan gencar. Promo si sebagai predikat bank internasional, permudah persyaratan
pembukaan rekening dan peluncuran berbagal produk dilakukan oleh bank-bank ini.
Dlbarapkan dengan adanya usaha penyelamatan ¡ni yang menghabiskan dana yang
sangat tinggi, perbankan Indonesia mampu kembali beroperasi dengan bersaing dengan sehat.
lintuk 1w, berbagai tindakan dan peluang haruslah diperbatikan agar tidak sia-sia tindakan
yang telah dilakukan bersama ini.
Perbaikan kualitas SDM, kontrol dan pengawasan yang leblh ketat, penggalakan upaya
merger merupakan beberapa tindakan yang banus dilakukan agar dapat mempertabanican dan
bersaing ntnghadapi persaingan global. Selain itu, peluang pasar barn (new marker), yaìtu
inasyarakat muslim Indonesia, patut diperhitungkan dengan adanya ijin pembukaan bank
dengan prinsip syariah.
Jadi sesungguhnya perbankan na.sional Indonesia masih mampu bcrtaban, bahkan
untuk bersaing dengan bank-bank asing. Semua ini sangat tergantung dari komitmen
pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi perbaikan sektor ekonomi rill.
Karena walau bagaimanapun, sektor perbankan saling tergantung dengan sektor usaha lainnya.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Widyanti Tarindra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh market power terhadap efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui bank lending channel. Selain itu, pengujian terhadap sesitifitas deposito terhadap penyaluran kredit juga dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan bank lending channel sebagai saluran transmisi kebijakan moneter. Dengan menggunakan data panel terhadap 103 bank umum di Indoensia selama periode semester I-2005 sampai dengan semester II-2012, model penelitian diestimasi menggunakan metode regresi data panel. Hasil dari penelitian ini adalah market power dapat melemahkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa kebijakan moneter pada periode t-1 berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit, sedangkan kebijakan moneter pada periode t dan t-2 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada periode t.

This study examines how banks respomd to the monetary policy according to their characteristics, as in particular, market power. Using panel dataset from 103 banks from Indonesia over semester I-2005 to semester II-2012, the result suggest that bank with market power, which is proxied by Lerner Index, have a credit supply that is less sensitive to monetary policy shock. Therefore bank?s market power weaken the effectiveness of monetary policy transmission through bank lending channel. This research also find that banks needs some kind of time lagged to respons the monetary policy shock, and the effect of monetary policy on t-1 has significant and negative impact to bank lending, while monteray policy on t period and t-2 periode doesnt show any significant impact.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradi Wigianto Saheman
"Pertumbuhan industri perbankan tidak terlepas dari kondisi eksternal yang terkadang berkembang ke suatu kondisi yang tidak diinginkan. Krisis finansial global yang terjadi pada semester tahun 2008 telah mempengaruhi laju pertumbuhan industri perbankan nasional. Di tengah krisis yang menerpa perbankan nasional, BTN berhasil tumbuh. Dengan visi menjadi bank pembiayaan perumahan terbaik, BTN fokus pada sektor KPR. Tesis ini menunjukkan bahwa kolaborasi penerapan formulasi strategi secara teoritis dan best practice akan menghasilkan suatu struktur kuat secara fundamental hingga tetap dapat tumbuh dan berkembang dalam segala kondisi. Hasil penelitian ini memberikan gambaran uraian proses formulasi strategi pada divisi kredit bank BTN.

Banking Industry growth is always affected by external factors which sometime lead to an unwanted situation. Global financial crisis in 2008 has affected the growth rate of national banking industry. In this period of had time, Bank BTN was able to grow With a vision to become a the best housing credit bank, BTN decide to focus in housing credit sector. This thesis will show that a collaboration between theoretical and best practice strategic formulation will form a fundamentally strong structure that enable BTN to keep growing and expanding. The result of this study will give a clear picture on BTN credit division?s strategy formulation process."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28209
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Cahyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan moneter terhadap profitabilitas bank di Indonesia pada masa pandemi menggunakan data panel 93 bank di Indonesia dengan rentang waktu dari tahun 2017-2022 serta pendekatan metode Generalized Method of Moments (GMM). Motivasi untuk penelitian ini berasal dari identifikasi bahwa hubungan antara kebijakan moneter dan profitabilitas bank secara simultan sangat penting karena memiliki implikasi yang signifikan dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak signifikan positif kebijakan moneter berupa suku bunga kebijakan BI7DRR terhadap rasio ROA, ROE dan NIM pada periode tahun 2017-2022. Selanjutnya, kebijakan suku bunga BI7DRR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA dan ROE sebelum dan pada masa pandemi dengan pengaruh yang lebih besar pada masa pandemi untuk ROA dan pada masa sebelum pandemi untuk rasio ROE. Hal ini mencerminkan bahwa perbankan di Indonesia belum sepenuhnya menemukan cara untuk mengantisipasi dampak penurunan suku bunga kebijakan terhadap profitabilitasnya. Sementara BI7DRR hanya berpengaruh signifikan pada NIM pada masa sebelum pandemi, mengingat penurunan BI7DRR tidak langsung direspons perbankan dengan menurunkan suku bunga kredit.

This research aims to analyze the impact of monetary policy on bank profitability in Indonesia during the pandemic using panel data from 93 banks in Indonesia with a time span from 2017-2022 using the Generalized Method of Moments (GMM) approach. The motivation for this research comes from the identification that the relationship between monetary policy and bank profitability is simultaneously very important because it has significant implications in efforts to maintain monetary stability and financial system stability. The research results show that there is a significant positive impact of monetary policy in the form of the BI7DRR policy interest rate on the ROA, ROE and NIM ratios in the 2017-2022 period. Furthermore, the BI7DRR interest rate policy had a significant positive effect on ROA and ROE before and during the pandemic with a greater influence during the pandemic for ROA and during the pre-pandemic period for the ROE ratio. This reflects that banks in Indonesia have not yet fully found a way to anticipate the impact of lower policy interest rates on their profitability. Meanwhile, BI7DRR only had a significant effect on NIM in the pre-pandemic period, considering that the decline in BI7DRR was not immediately responded to by banks by reducing credit interest rates."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Ronny Rahman Nitibaskara
Jakarta: Angkatan XXXIII Wirapati Prasasta, 1998
345.023 NIT d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vienella Zharmida
"Secara umum bank-bank di Asia mengalami pergeseran struktur pendanaan bank dari core liabilities ke non core liabilities karena aliran dana ke negara-negara di Asia pasca krisis keuangan global. Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari non core liabilities tersebut terhadap kekuatan transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit di Indonesia. Menggunakan data level 95 bank secara bulanan selama periode 2010 hingga Desember 2019, hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan suku bunga kebijakan moneter secara signifikan mendorong kenaikan pertumbuhan kredit bank, dan sebaliknya kenaikan suku bunga kebijakan moneter secara signifikan berdampak penurunan pertumbuhan kredit untuk semua bank, bank besar, bank kecil, bank asing dan bank domestik. Penelitian ini menemukan bahwa posisi non core liabilities bank yang lebih tinggi mengurangi kekuatan transmisi kebijakan moneter jalur kredit untuk semua bank, bank kecil, bank besar, dan bank asing, namun tidak signfikan pada kelompok bank domestik. Implikasi dari temuan ini bank sentral dapat menggunakan instrumen makroprudensial yang mengarahkan posisi non core liabilities individu bank yang paling optimal dalam mengelola kekuatan pengaruh perubahan kebijakan suku bunga moneter terhadap pertumbuhan kredit bank. Terutama dengan berbagai inovasi keuangan dan perkembangan aktivitas usaha bank ke depan yang berpotensi meningkatkan akses bank terhadap sumber dana selain dana pihak ketiga.

After the financial global crisis, banks in Asia experienced a shift in their funding structure from core liabilities to non-core liabilities due to the flow of funds to countries in Asia. This study examines the impact of non-core liabilities on the strength of bank lending channels in Indonesia. Using monthly data at the level of 95 banks during the period 2010 to December 2019, the results show that a loosening of monetary policy significantly encourages an increase in bank loan growth, and a tightening of monetary policy significantly reduces loan growth for all banks, large banks, small banks, foreign banks, and domestic banks. This study found that a higher non-core bank liabilities position significantly reduced the strength of bank lending channel for all banks, small banks, large banks, and foreign banks, but not significant for the domestic bank group. This finding implies that the central bank can use macroprudential instruments that affect the optimal level of non-core liabilities of individual banks in managing the strength of monetary policy rates impact on bank loan growth. Especially with various future financial innovations and the development of bank business activities that have the potential to increase bank access to sources of funds other than third-party funds."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>