Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Faisal Fahyumi
"Penelitian ini mengkaji peranan keberangkatan Kereta Api Luar Biasa di Stasiun Manggarai dalam upaya memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke Yogyakarta pada masa Revolusi Indonesia (1945-1946). Pembangunan jalur kereta api saat masa kolonial membawa dampak besar bagi peranan kereta api kedepannya yaitu pasca kemerdekaan. Stasiun Manggarai menjadi titik sentral di Jakarta pada masa itu dalam menyusun kekuatan dari berbagai pihak untuk mempertahankan kemerdekaan. Di tengah pembangunan stasiun Manggarai yang masif dan modern, stasiun ini masih menyimpan nilai sejarah yang mendalam. Peran Stasiun Manggarai sejak awal dibagun sampai masa revolusi menjadi titik sentral sejarah nasional. Penulisan kali ini akan difokuskan dalam peran Keberangkatan Kereta Api Luar Biasa pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Penulisan disusun dengan menggunakan metode sejarah yang memiliki 4 tahap yaitu: pencarian sumber atau heuristik menggunakan berbagai sumber primer yaitu berupa Berita Antara yang berada di Arsip Nasional Indonesia, Perpustakaan Nasional dan situs Delpher. Berbagai sumber sekunder seperti literatur buku, jurnal dan artikel yang mendukung tema penelitian; verifikasi sumber; interpretasi; serta historiografi atau penulisan hasil riset sejarah. Penelitian ini menunjukan peranan Kereta Api Luar Biasa dengan menunjukan berbagai persiapan, perjalanan yang dimulai pada Stasiun Manggarai dan berhasilnya Kereta Api Luar Biasa sampai di Yogyakarta.

This article examines the role of the Extraordinary Train departure at Manggarai Station in the effort to move the capital city from Jakarta to Yogyakarta during the Indonesian Revolution (1945-1946). The construction of the railroad during the colonial period had a major impact on the role of the railroad in the future, namely after independence. Manggarai Station became a central point in Jakarta at that time in organizing forces from various parties to defend independence. In the midst of the massive and modern development of Manggarai Station, this station still holds a deep historical value. The role of Manggarai Station from the beginning of its construction until the revolutionary period became a central point of national history. This writing will focus on the role of the Extraordinary Train Departures in the early days of Indonesian independence. The writing is organized using the historical method which has 4 stages, namely: source finding or heuristics using various primary sources, namely Antara News archives located at the Indonesian National Archives, the National Library and the Delpher site. Various secondary sources such as literature books, journals and articles that support the research theme; source verification; interpretation; and historiography or writing the results of historical research. This research shows the role of the Extraordinary Train by showing various preparations, the journey that began at Manggarai Station and the success of the Extraordinary Train to Yogyakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Hermawan
"As with the development of the railway, the construction of the train station has an important role in the development of the rail transportation mode. The afford ability and alignment with other modes of transportation are important to consider in its placement in the layout of the city. The placement of Bandung’s railway station in the city of Bandung in spatial colonial times is the issue of this paper. The descriptive analytical research methods used to answer this issue. Data were collected through survey and literature studies. The result showed that the placement of Bandung’s railway station in the city is very strategic for its location is within easy reach from all parts of the city.
"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2013
PURBAWIDYA 2:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Erick
"Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan suatu instalasi vital yang berguna dalam menjamin lancarnya distribusi bahan bakar minyak (BEM) kepada masyarakat luas. Pengoperasian SPBU membutuhkan penatalaksanaan yang tertib,sehat aman dan berwawasan lingkungan .Peranan Standing Operating Procedure /petunjuk tehnis digunakan sebagai suatu alat untuk menjamin adanya kestabilan operasional dengan memperhatikan norma dan prinsip LK3 ( Lingkungan,Kesehatan dan Keselamatan Kerja ). Kegagalan di dalam pelaksanaan operasi kegiatan yang ditunjukkan dengan adanya bahaya kecelakaan kerja ,bahaya kebakaran ,kerusakan instalasi,ledakan sampai pada kematian , karena itu perlu dikendalikan. Mengurangi dan menghilangkan resiko-resiko tersebut melalui pelaksanaan St.O.P merupakan salah satu solusi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menggunakan wawancara mendalam terhadap pihak regulator/UPPDN-III, pengelola SPBU,pengawas dan operator SPBU yang berada pada 5 SPBU di Jakarta. Pengenalan,pemberlakuan dan pengawasan terhadap St.OP di lokasi yang berbeda memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas St.OP yang sesungguhnya .Tingkat kecelakaan yang dirasakan cukup besar ditingkat Div.UPPDN-III menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan/ketaatan para pelaku di SPBU belum menjalankan St.OP secara optimal.
Perbedaan antara fakta dilapangan dan pedoman yang dicantumkan dalam St.OP merupakan suatu fenomena yang perlu dikaji untuk mendapatkan nilai-nilai perbaikan terhadap perubahan teknologi dan pengetahuan. Lemahnya sosialisasi , kurang efektifnya fungsi pengawasan dalam penerapan St.OP mencerminkan bahwa jiwa LK3 belum mendarat dengan baik sehingga terkesan baru merupakan suatu wacana belaka.
Perbaikkan dan peningkatan St.OP yang dilaksanakan dengan kepatuhan yang benar, proaktif dari semua unsur terkait , terutama dalam mengamalkan LK3 akan memberi manfaat yang besar di masa datang.
Daftar bacaan : 20 (1984-2002)

Implementation Analysis of Standing Operating Procedure (St.OP) in DKI JAYA as a self assessment on 5 SPBU (gas stations) in the PERTAMINA/UPPDN- III JakartaGas stations (SPBU) are a vital installation in assuring fuel distribution to the wide society. Gas station operation requires an orderly, healthy and safe layout as well as following an orderly the environmental standard operating procedures used as a tool for stable operation taking into mind the danger of occupational accidents, fire, installation damage, explosions to death which needs to be diminished through an orderly implementation of Standing Operating Procedure (St.OP).
The research is a qualitative method using deep interviews on regulator/UPPD-III, gas station managers, supervisors, and operators in 5 (five) gas stations in Jakarta. Introduction, implementation and monitoring of the different operation stations gives a description of the level of effectiveness of the real or actual SLOP The high level of accidents and incidents in the Div UPPDN-III shows that the level of obedience of the people as SPBU (gas stations) have not fully followed an optimum St.OP.
The difference in fact finding and the procedure stated in the SLOP is a phenomenon which needs to be reviewed in order to achieve the value of improvement toward technology and sciences changes. The weak socialization, lack of supervision in in the implementation of St.OP shows that HSE (Health Safety and Environmental) has not been well understood.
St.OP improvement done in a correct and proactive obedience from all concerned parties especially in minding the HSE shall benefit greatly in the future.
Bibliography: 20 (1984-2002)"
2000
T10142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Muslim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Rainfall station should be selected based on the proposed three systems nomely flood forescating, low water monitoring and irrigation area...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aditiya Mininda
2009
T26746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mushfar Ferdian
"Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 memanfaatkan sistem circuit switch dalam komunikasi suara dan packet switch dalam komunikasi data antara pengguna dan RBS (Radio Base Station). Penanganan terhadap kedua jenis komunikasi tersebut merupakan ukuran yang bisa menunjukkan kehandalan suatu jaringan.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui dan mengoptimalkan performansi dari RBS untuk menangani trafik suara maupun paket data. Performansi dari RBS dapat diketahui dengan cara mengukur parameter performansi RBS pada BSC (Base Station Control). Parameter- parameter ini antara lain berupa set up failure ratio, drop ratio, dan occupancy. Selain itu dihitung pula tren peningkatan trafiknya untuk masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka diketahui bahwa salah satu cara untuk meningkatkan performansi RBS adalah dengan menyesuaikan pengaturan tiap RBS dengan daerah cakupannya. Penambahan kapasitas perlu segera dilakukan pada beberapa RBS dan belum perlu pada beberapa RBS lainnya. Di sisi lain didapatkan bahwa komunikasi data buruk sedangkan untuk suara sudah cukup baik.

Flexi Radio Base Station (RBS) Performance Analysis of Voice and Trafic on Kota 2 Jakarta Barat Base Station Control (BSC). The CDMA 2000 technology uses circuit switch method to handle voice traffic and packet switch method to handle data traffic between the user and RBS (Radio Base Station). These two parameters can be used to measure performance of the network generally, so it is necessary to optimize them.
This paper analyze the performance of RBS by measuring its parameters such as set up failure ratio, drop ratio, and occupancy. Furthermore, the traffic increment is calculated too in order to provide information for improvement in the future.
Through the analysis, it is realized that a way to improve configuring it uniquely based on its area of scope. Some RBS need soon, but some others don?t. Beside of that, it is also known that the voice communication effectively while data communication roughly."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Kebakaran pada struktur bawah tanah, khususnya stasiun bawah tanah, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada stasiun bawah tanah telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya pada Stasiun Jungangno-Korea (198 korban jiwa) dan Baku-Azerbaijan (289 korban jiwa). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada stasiun bawah tanah, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada stasiun bawah tanah jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan. Prioritas peninjauan ini akan semakin meningkat dengan semakin pesatnya pembangunan jalur transportasi massal bawah tanah pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu usaha dalam pembangunan infrastruktur, jalur transportasi massal bawah tanah diperlukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan transportasi massal yang sering ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta - Indonesia. Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi dan pergerakan asap pada kondisi kebakaran stasiun bawah tanah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simultor V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap, jika kebakaran terjadi, dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap tersebut atau dengan meninggikan langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besarnya kapasitas pembuangan asap berpengaruh besar terhadap cepatnya visibilitas kembali normal dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Sedangkan peninggian langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi mempunyai andil yang besar terhadap minimum visibilitas yang terjadi pada saat kebakaran terjadi. Pada penelitian ini, kapasitas pembuangan asap divariasikan dengan besar 3000 m3/jam, 4000 m3/jam, 5000 m3/jam, 6000 m3/jam, dan 7000 m3/jam. Dengan variasi terhadap tinggi peron stasiun bawah tanah yang berperan sebagai ruangan tempat terjadinya kebakaran adalah 3 m dan 4 m.
Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan terhadap luas lantai tempat kebakaran terjadi untuk menentukan kapasitas pembuangan asap juga diperlukan dengan tidak melupakan peninjauan terhadap tinggi ruangan untuk menyediakan kondisi kondusif evakuasi jika kebakaran terjadi. Kemudian, peletakan fan pembuangan asap perlu mendapat peninjauan khusus untuk menekan penyebaran asap guna menyediakan kondisi kondusif evakuasi.

Fire in underground structures (e.g. Metro Subway Station), is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires in underground stations has caused many casualties, for example is Jungangno Station's Fire - Korea (198 fatalities) and Baku's Fire - Azerbaijan (289 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done. Predictions and the movement of smoke in the subway fire in this work obtained by using Fire Dynamic Simulator V5 (FDS V05). Harm caused by the movement of smoke, if a fire occurs, kept to a minimum by sucking the smoke out or by elevating the ceiling height of the room where the fire occurred.
The results of this study prove that the magnitude of smoke exhaust capacity affect the required time for a visibility to return to a normal condition with only a slight effect on the minimum visibility's value. While the elevation of the ceiling's height of the room have contributed greatly to the minimum visibility's value when the fire occurred. In this study, the capacity of the exhaust smoke varied within 3000 m3/hr, 4000 m3/hr, 5000 m3/hr, 6000 m3/hr, and 7000 m3/hr. While the variation of the underground station platform's height that acts as a room where the fire broke out is 3 m and 4 m.
Another conclusion that can be obtained from this study is that the approach to the floor's area to determine the capacity of smoke exhaust is necessary with also considering the height of the room to provide tenable condition to evacuate if a fire occurs. Then, the location of the smoke exhaust's ducting needs to get a special consideration to suppress the smoke's spread in order to provide a tenable condition for evacuation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Theresia Febrianne L.
"ABSTRAK
KRL Jabodetabek merupakan salah satu moda transportasi yang tersedia di Jabodetabek untuk melayani masyarakat yang melakukan aktivitas commuter. Meningkatnya pengguna layanan KRL Jabodetabek mengakibatkan PT. KAI Commuter Jabodetabek meningkatkan frekuensi perjalanan. Hal ini menyebabkan terjadinya antrian kereta di Stasiun Manggarai yang merupakan stasiun transit terbesar. Antrian ini dipicu oleh tingkat kedatangan yang besar namun tingkat pelayanan kecil karena lamanya waktu berhenti di Stasiun Manggarai yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Melalui model matematis, antrian berlangsung selama 10 menit, dan hal ini akan mengakibatkan efek beruntun kepada kereta selanjutnya.

ABSTRACT
KRL Jabodetabek is one of the modes transportation that available on Jabodetabek to serve the people doing commuter activities. The increase of KRL Jabodetabek users make PT. KAI Commuter Jabodetabek increasing its travel frequencies. This led to the queue of trains at Manggarai Station which is the largest transit station. This queue is triggered by a large arrival rate but the service level is small due to the dwelling time at Manggarai Station which is not according to the schedule already made. Through mathematical model, the queue length lasts for 10 minutes, and this will effected the next train.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Sugiarso
"ABSTRAK
Perilaku tidak selamat oleh operator dan customer merupakan perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan SPBU. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis perilaku tidak selamat oleh operator dan customer SPBU. Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu cross sectional pada SPBU COCO dan DODO terpilih berdasarkan mayoritas customernya yaitu kendaraan pribadi dan kendaraan umum di Wilayah DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan observasi dan kuesioner di delapan lokasi SPBU COCO dan DODO. Hasil analisis data secara keseluruhan bahwa sebanyak 36,6% operator dan customer berperilaku tidak selamat, sedangkan 63,4 % berperilaku selamat. Selanjutnya dari hasil analisis pada operator dan customer untuk tiap SPBU di temukan jenis-jenis perilaku yang menyimpang dari prosedur standard operasi, sehingga beberapa perilaku ini yang menjadi karakteristik untuk harus dihindari oleh operator dan customer SPBU. Maka dari
itu, langkah awal yang harus dilakukan oleh manajeman SPBU adalah melakukan pengawasan terhadap perilaku kerja dari operator dan customer di lingkungan SPBU, sehingga tercipta budaya kerja yang sudah mencerminkan managemen keselamatan dan kesehatan kerja.

ABSTRACT
Unsafe behaviour an operator or customer that is a behavior at caused the accident s at Gas Station Fuelling Sistem. The purpose of research to identificating the unsafe behavior abaut the operators or customers at Gas Station. This research use of cross sectional Methode at gas station COCO and DODO choosen with the major of customers is private vehicles and public vehicles in DKI Jakarta. Observation abaout it is take at eight gas statioan in COCO and DODO. The analysis result for all responden have 36,6% operators dan customers doing the unsafe behavior but 63,4 % doing safe behavior. So for the analysis result an operators and customers at each gas station has been know the others unsafe behavior for the prosedur operation standar. The first solution to solved the problem is give a monitoring for operators and cutomers behavior, and to make the safety cultures at the gas station anf the operatora and customers can be doing the safe behavior."
Universitas Indonesia, 2013
T31337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>