Pendahuluan: Penyintas kanker terus menghadapi berbagai masalah fisik, psikologis, sosial, dan keuangan setelah menyelesaikan pengobatan primer. Ketakutan kambuh merupakan salah satu masalah psikososial yang sering dilaporkan oleh penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam persepsi ketakutan kambuh pada penyintas kanker ginekologi.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi interpretatif. Partisipannya adalah 15 penyintas kanker ginekologi berusia 19-60 tahun dan telah menyelesaikan tahapan pengobatan primer. Pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur mendalam. Analisis data menggunakan analisis tematik.
Hasil: Analisis tematik memunculkan 6 tema yaitu: 1) pemicu ketakutan kambuh. 2) hal yang ditakutkan jika terjadi kekambuhan. 3) dampak ketakutan kambuh. 4) upaya yang dilakukan untuk mengalihkan ketakutan kambuh. 5) upaya yang dilakukan untuk mencegah kekambuhan. 6) ketidakpastian tentang kekambuhan.
Simpulan: Ketakutan kambuh merupakan pengalaman multidimensi yang yang dipicu oleh berbagai faktor dan memiliki dampak terhadap berbagai aspek kehidupan penyintas kanker
Methods: This study used an interpretative phenomenological approach. The participans were 15 gynecologic cancer survivors aged 19-60 years and had completed the primary treatment stage. Data were collected through indepth semi stuctured interviews. Data analysis used thematic analysis.
Result: Thematic analiysis revealed 6 themes, namely: 1) triggers of fear of recurrence. 2) things that are feared if there is a relapse. 3) the impact of fear of recurrence. 4) effort made to divert the fear of recurrence. 5) effort made to prevent recurrence. 6) uncertainty about fear of recurrence.
Conclucion: Fear of recurrence is a multidimensional experiences that is trigered by various factors and has an impact on various aspect of cancer survivor lives."
Pasien penyintas kanker ginekologi mengalami masalah kesehatan yang kompleks dan memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Pasien penyintas kanker dengan masalah kekambuhan kanker mengharuskan pasien beradaptasi secara adaptif dan mendapatkan kenyamanan dalam menjalani kondisinya saat ini. Teori yang dapat digunakan pada kasus dengan kekambuhan adalah teori adaptasi Roy dan kenyamanan Kolcaba. Penerapan teori keperawatan pada lima pasien kelolaan yang mengalami kekambuhan dengan berbagai diagnosis kanker yang berbeda-beda. Dua orang didagnosis kanker serviks, dua orang lainnya kanker ovarium dan satu orang lainnya kanker vagina. Karena respon yang berbeda dari setiap pasien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, maka dilakukan modifikasi intervensi keperawatan. Kedua teori ini sesuai untuk diterapkan pada pasien penyintas kanker ginekologi dalam meningkatkan kenyamanan dan membantu klien beradaptasi secara fisiologis dengan kondisi yang dialaminya.
or reload the browser
ÃÂ
Penerapan teori keperawatan Roy Adaptation dan Comfort Kolcaba pada Kanker Ginekologi. Kasus pasien kanker Ginekologi mengalami masalah kesehatan yang tidak terduga dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut antara lain fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Penderita masalah kekambuhan kanker dituntut untuk beradaptasi secara adaptif dan merasa nyaman dalam menjalani kondisi mereka saat ini. Teori-teori yang dapat digunakan dalam kasus-kasus berulang adalah adaptasi Roy dan kenyamanan Kolcaba. Penerapan teori keperawatan pada lima pasien yang dirawat yang mengalami kekambuhan dengan berbagai diagnosa kanker yang berbeda. Dua orang didiagnosis menderita kanker serviks, dua lainnya menderita kanker ovarium dan satu lagi menderita kanker vagina. Karena setiap pasien memberikan respon yang berbeda terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, maka modifikasi intervensi keperawatan harus dilakukan.
or reload the browser
ÃÂ