Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahfa Rahma Aulia
"Penelitian ini membahas mengenai pola spasial kasus penganiayaan berdasarkan dinamika suhu di Jakarta Selatan. Bermula dengan penelitian tentang kaitan antara suhu dan tingkat aktivitas kriminal yang telah diteliti sejak lama dan menjadi perhatian bagi para peneliti dan pembuat kebijakan (Cohn, 1990; Linning, 2015). Bagaimana suhu lingkungan dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan pelaku dalam memilih lokasi kejahatan. Dalam penelitian ini ingin menganalisis bagaimana pola kejadian kasus penganiayaan dan pengaruh dinamika suhu terhadap kasus penganiayaan di Kota Jakarta Selatan. Data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan berupa data tabular dari data lokasi kejadian, dan waktu kejadian yang diperoleh dari Polsek di Jakarta Selatan, data rata-rata suhu didapat dari BMKG, kemudian data penggunaan lahan dan jaringan jalan yang diperoleh dari BIG dan Google Maps. Berdasarkan uji analisis tetangga terdekat pola spasial yang terbentuk dari kasus penganiayaan adalah pola mengelompok (clustered) pada jaringan jalan arteri dan permukiman. Kasus penganiayaan paling banyak terjadi pada wilayah dengan suhu 28-29°C namun, berdasarkan uji korelasi, dinamika suhu dengan jumlah kasus penganiayaan memiliki tingkat keeratan lemah dan tidak memiliki hubungan.

This study explores the spatial patterns of assault cases based on temperature dynamics in South Jakarta. It begins with research into the correlation between temperature and crime rates, a topic of long-standing interest to researchers and policymakers (Cohn, 1990; Linning, 2015). It examines how environmental temperature can influence criminals' decision-making in choosing crime locations. The research aims to analyze the occurrence patterns of assault cases and the impact of temperature dynamics on assault cases in South Jakarta. The study utilizes quantitative data, including tabular data of incident locations and times obtained from the South Jakarta Police, average temperature data from BMKG (Indonesia's Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency), and land use and road network data from BIG (Geospatial Information Agency) and Google Maps. Based on nearest neighbor analysis, the spatial pattern observed in assault cases forms clusters along arterial roads and residential areas. Assault cases predominantly occur in regions with temperatures ranging from 28-29°C. However, correlation tests indicate a weak and non-significant relationship between temperature dynamics and the number of assault cases."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandi Siwi Saraswati
"Wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah pemirsa televisi yang tinggi merupakan salah satu wilayah uji coba siaran digital di Indonesia. Namun, kualitas siaran digital masih perlu di evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran sebaran spasial dan menganalisis pola spasial layanan sinyal televisi digital di wilayah penelitian berdasarkan karakteristik kerapatan bangunan dan ketinggian bangunan untuk dapat ditingkatkan secara optimal. Metode penelitian ini adalah kuantitatif berdasarkan hasil uji analisis regresi linier sederhana dengan cluster sampling menggunakan alat ukur Sat-link WS-6980. Metode analisis yang digunakan adalah analisis link-budget, spasial interpolasi, dan spasial deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah grid 0,5 km x 0,5 km dengan satuan unit penelitian berupa ketinggian dan jarak dari stasiun pemancar. Hasil dari penelitian ini adalah layanan sinyal dengan klasifikasi baik cenderung berada di wilayah bangunan rendah dengan kerapatan jarang pada ketinggian < 60 mdpl dan jangkauan < 15 km, sedangkan klasifikasi buruk cenderung berada di wilayah bangunan rendah dengan kerapatan padat pada ketinggian > 60 mdpl dan jangkauan > 15 km. Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier, variabel kerapatan bangunan memiliki persentase pengaruh 18,6% dan variabel ketinggian bangunan memiliki persentase pengaruh 6,2%terhadap layanan sinyal televisi digital di wilayah Jakarta Selatan.

The South Jakarta area has a high number of television viewers so that the area has become one of the trial areas for digital broadcasting in Indonesia. However, the quality of digital broadcasts still needs to be evaluated. This study aims to provide a spatial distribution picture and analyze the spatial pattern of digital television signal services in the study area based on the characteristics of building density and building height to be optimally increased. This research used quantitative methods based on the results of the linear regression analysis test. This research used cluster sampling and using an instrument measurement Sat-link WS-6980. The analytical method used is link-budget analysis, interpolation spatial analysis, and descriptive spatial analysis. The analysis unit is a 0,5 km x 0,5 km grid with the research unit in the topography and distance from the transmitter station. This study's results are signal services with good quality classification found in low-density areas with sparse density in an altitude of < 60 masl and a range of < 15 km. Then, signal services with awful quality classifications are in low-density regions with height buildings areas in an altitude of > 60 masl and a range of > 15 km. Based on the test results of linear regression analysis, the building density variable has an influence percentage of 18.6%; and the building height variable has a 6.2% percentage of influence on digital television signal services in the South Jakarta area"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Yannuar Vitoarsa
"Dinamika Suhu merupakan suatu perubahan suhu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan tersebut dapat berpengaruh terhadap berbagai aktivitas manusia sehari-hari, khususnya terhadap perilaku manusia. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan suhu yang terjadi dari tahun ke tahun. Perubahan perilaku yang terjadi dapat berupa berbagai hal, seperti perubahan perilaku belanja konsumen es tebu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menyimpulkan pengaruh dari Dinamika Suhu yang terjadi terhadap perilaku belanja konsumen es tebu yang ada di Jakarta Selatan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dinamika suhu yang diwakili oleh suhu udara serta perilaku belanja konsumen yang diwakili oleh alasan, waktu, dan frekuensi pembelian es tebu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menggunakan observasi serta wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi serta data dari konsumen. Adapun, penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika suhu yang terjadi di Jakarta Selatan memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku belanja konsumen es tebu di Jakarta Selatan. Pengaruh tersebut terlihat dari alasan, waktu, serta frekuensi pembelian oleh konsumen yang membeli es tebu di wilayah ini. Konsumen es tebu umumnya membeli es tebu di siang hari ketika suhu sedang panas untuk menyegarkan tubuh mereka. Selain itu, sebagian besar konsumen yang menjadi informan penelitian ini juga sering membeli minuman es tebu karena mereka mencari minuman yang menyegarkan tubuh serta memiliki minat tersendiri terhadap es tebu.

Temperature Dynamics is a change in temperature that occurs over a certain times. These changes can af ect various daily human activities, especially human behavior. These changes are caused by temperature changes that occur from year to year. Behavioral changes that occur can take the form of various things, such as changes in consumer shopping behavior for sugar cane ice. This research aims to analyze and conclude the influence of temperature dynamics on the shopping behavior of sugarcane consumers in South Jakarta. The variables used in this research are temperature dynamics represented by temperature and consumer consuming behavior represented by the reasons, time and frequency of purchasing sugarcane ice. The analytical method used in this research is a qualitative method that uses observation and in-depth interviews to obtain information and data from consumers. Meanwhile, this research shows that the temperature dynamics that occur in South Jakarta have a direct influence on the consuming behavior of sugar cane consumers in South Jakarta. This influence can be seen from the reasons, time and frequency of purchases by consumers who buy sugar cane ice in this region. Sugarcane ice consumers generally buy sugarcane ice during the day when the temperature is hot to refresh their bodies. Apart from that, most of the consumers who were informants for this research also often buy sugarcane ice drinks because they are looking for drinks that refresh the body and have a special interest in sugarcane ice."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herika
"ABSTRAK
Trafik dalam telekomunikasi seluler dapat dibedakan menjadi data, sms
dan voice. Seiring perkembangan internet yang sangat pesat, trafik seluler
mengalami konvergensi paradigma dari voice centric menjadi data centric dimana
telekomunikasi tidak lagi digunakan sebatas pembicaraan verbal dari satu lokasi
ke lokasi lain namun kenyataannya sudah beralih menjadi bentuk pertukaran dan
penyebaran informasi data.
Sehubungan hal tersebut mutlak sebuah operator seluler perlu memiliki
informasi terkait perilaku pelanggan berbasis wilayah sebagai data basic untuk
pengambilan kebijakan bisnisnya. Adapun wilayah untuk kepentingan penelitian
dibedakan menjadi pemukiman mewah dan non mewah serta wilayah usaha, hal
ini didasarkan pada teori Von Thunen tentang diagram cincin pola penggunaan
tanah perkotaan
Untuk mengetahui perbedaan dan dinamika spasial trafik voice seluler
yang terjadi pada masing ? masing jenis penggunaan tanah tersebut maka
penelitian mengambil studi kasus operator Indosat dengan wilayah studi Jakarta
Selatan
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis statistik meliputi uji
kesamaam varian, uji normalitas data, dan uji perbandingan berganda. Adapun
analisis spasial yang digunakan yaitu berupa tinjauan perbedaan deliniasi wilayah
trafik voice berdasarkan lokasi dan perbedaan waktu
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan trafik voice
berdasarkan jenis penggunaan tanah baik pemukiman mewah, non mewah
ataupun wilayah usaha dimana perbedaan secara signifikan terjadi antara
pemukiman non mewah dengan selainnya, sementara perbedaan antara
pemukiman mewah dengan wilayah usaha tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Selain itu perbedaan trafik voice pada hari kerja, sabtu-minggu, dan
hari libur nasional tidak nyata mempengaruhi dinamika kapasitas trafik voice
secara keseluruhan.
Hasil lain memperlihatkan bahwa dinamika trafik voice pada jenis
penggunaan tanah pemukima non mewah cenderung berpola padat baik siang
malam, hari kerja maupun libur sehingga tidak terpengaruh oleh perbedaan waktu
yang terjadi. Sementara trafik voice pada pemukiman mewah dan wilayah usaha
cenderung berpola rendah kecuali normal hanya di hari kerja waktu siang

Abstract
Traffic in cellular telecommunications can be divided into data, sms and voice. As
the rapid development of internet, cellular traffic has the convergence from voice
centric paradigm to a data centric. Respect it, a cellular operator must needs
information based on customer behavior for the region as a data basic business
policy decisions. The area of research can be divided into low class residential,
high class residential and business areas, it based on the theory of Von Thunen
diagram of the ring patterns of urban landuse. To know the difference and the
spatial dynamics of cellular voice traffic that occurs on each type of landuse, the
research took a case study operator is Indosat with the study area of South Jakarta.
The method used is the statistical analysis includes similarity test variants, test for
normality of data, and multiple comparison test. The spatial analysis used is a
review of voice traffic delineation of regional differences based on location and
time differences. The results showed there were significant differences occurred
among high class residental with other landuse, while the difference between high
class residential with business areas does not have significant differences. Beside
it differences in voice traffic on a workdays, weekend, and national holidays do
not affect the dynamics of the overall voice traffic capacity. Other results show
that the dynamics of voice traffic on low class residential tend to be high like day
and night, weekday or holiday, that is not affected by differences time. While
voice traffic in high class residential and business areas tend to be lower"
2012
T31598
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Tri Widodo
"[ABSTRAK
Remaja meruapakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa yang penuh dengan stabilitas emosional yang masih labil dan dapat terjadi krisis dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang berupa kenakalan remaja. Jakarta Selatan menjadi Kota yang kasus kenakalan remajanya tertinggi dan kecenderungannya meningkat di Jakarta. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui Pola kejadian kenakalan remaja dengan jenis yang berbeda kaitannya dengan karakteristik Wilayah di Kota Jakarta Selatan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan pola keruangan kenakalan remaja tawuran dan balapan liar di mana pola keruangan kejadian tawuran yang terbentuk berada di wilayah dengan penduduk remaja tinggi yang potensial sebagai pelaku, dekat dengan tempat aktivitas remaja dan jalan dengan lebar minimal 10 meter atau persimpangan sebagai ruang terbuka, namun tidak terhambat dengan keberadaan fasilitas keamanan. Sedangkan pola keruangan kejadian balapan liar yang terbentuk berada di wilayah dengan penduduk remaja tinggi yang potensial sebagai pelaku, dekat dengan tempat aktivitas remaja, jalan dengan lebar lebih dari 10 meter, jalur lurus yang panjang lebih dari 100 meter, kondisi jalan baik dan tidak ada pengawasan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada satu lokasi balapan liar di setiap ruas jalan utama.

ABSTRACT
Juvenile is a period of transition from childhood to adulthood is filled with emotional stability are still unstable and crisis can occur with the emerging trend of deviant behavior such as delinquency. South Jakarta into a city of the highest juvenile delinquency cases and the trend is increasing in Jakarta. The purpose of the study was to determine the incidence of juvenile delinquency patterns with different types of region in relation to the characteristics of the South Jakarta using descriptive analysis with spatial approach. The results showed the spatial pattern of juvenile delinquency brawl and wild race in which the spatial pattern formed brawl incident was in an area with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of youth and street with a minimum width of 10 meters or intersection as open space, but not hampered by the presence of security facilities. While the spatial pattern of events was a wild race that is formed in a region with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of teenagers, roads with a width of more than 10 meters, long straight lines more than 100 meters, the road condition is good and there is no supervision good, as shown on the location of a wild race in any main roads., Juvenile is a period of transition from childhood to adulthood is filled with emotional stability are still unstable and crisis can occur with the emerging trend of deviant behavior such as delinquency. South Jakarta into a city of the highest juvenile delinquency cases and the trend is increasing in Jakarta. The purpose of the study was to determine the incidence of juvenile delinquency patterns with different types of region in relation to the characteristics of the South Jakarta using descriptive analysis with spatial approach. The results showed the spatial pattern of juvenile delinquency brawl and wild race in which the spatial pattern formed brawl incident was in an area with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of youth and street with a minimum width of 10 meters or intersection as open space, but not hampered by the presence of security facilities. While the spatial pattern of events was a wild race that is formed in a region with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of teenagers, roads with a width of more than 10 meters, long straight lines more than 100 meters, the road condition is good and there is no supervision good, as shown on the location of a wild race in any main roads.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S58517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sopi Maulidia
"Grafiti merupakan seni urban yang sangat terkait dengan dimensi spasial, dengan para penulisnya terlibat dalam pengambilan dan pembuatan ruang kota dengan menggunakan dinding-dinding kota sebagai kanvasnya. Melalui penggunaan konsep perilaku spasial dalam geografi, penelitian ini mencakup dua aspek utama: bagaimana persepsi penulis grafiti memengaruhi pemilihan lokasi, dan bagaimana pemilihan lokasi berkaitan dengan gaya penulisan para penulis grafiti di Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, temuan menunjukkan bahwa, di Jakarta Selatan, penulis grafiti memiliki persepsi terhadap lokasi yang akan mereka pilih untuk melancarkan aksinya, yang dapat dibagi menjadi dua kategori: lokasi santai dan lokasi menantang. Lokasi santai dipilih untuk gaya penulisan yang rumit dan kompleks karena kondisi yang minim gangguan dan risiko penghapusan oleh pihak berwenang. Sebaliknya, lokasi menantang dipilih untuk gaya penulisan tanda tangan dasar, penulisan cepat bergaya gelembung, dan gaya blok besar. Persepsi terhadap lokasi yang menantang ini didorong oleh motivasi berupa pencapaian adrenalin, dengan pertimbangan pada lokasi yang menawarkan tantangan dan visibilitas tinggi. Namun, tidak semua penulis grafiti memenuhi kriteria spesifik ini, melainkan memiliki preferensi yang berbeda dan penyesuaian dengan lokasi yang tersedia.

Graffiti is an urban art form intrinsically linked to spatial dimensions, with its writers engaging in the appropriation and creation of urban spaces using city walls as their canvas. By applying the concept of spatial behavior in geography, this research addresses two main aspects: how graffiti writers' perceptions influence location selection, and how location choice is related to their writing styles in South Jakarta. Employing a qualitative approach through in-depth interviews and participatory observation, the findings reveal that, in South Jakarta, graffiti writers have specific perceptions of the locations they select for their activities, which can be categorized into two types: relaxed locations and challenging locations. Relaxed locations are chosen for intricate and complex writing styles due to the minimal disturbances and low risk of removal by authorities. Conversely, challenging locations are selected for basic tag writing, quick bubble-style writing, and large block styles. The perception of these challenging locations is driven by motivations such as achieving an adrenaline rush, considering locations that offer both challenges and high visibility. However, not all graffiti writers meet these specific criteria; instead, they have different preferences and adaptations to the available locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanisa Fitri Amelia
"ABSTRAK
Jakarta Selatan sebagai bagian dari ibukota negara menjadi pusat bisnis dan investasi termasuk bagi kaum ekspatriat Korea dalam mengembangkan bisnis kuliner Korea. Pada umumnya, terdapat 2 jenis restoran Korea khususnya yang berada di Indonesia, yaitu restoran Korea tradisional dan modern. Tren budaya K-Pop disinyalir dapat memengaruhi peningkatan konsumen di restoran Korea. Sebagai konsumen restoran Korea, penggemar budaya K-Pop memiliki faktor yang berpengaruh dalam memilih restoran Korea yang dapat dikaji dari aspek spasial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan makna tempat restoran Korea tradisional dengan restoran Korea modern dan menganalisis perilaku spasial penggemar budaya K-Pop dalam memilih restoran Korea di Jakarta Selatan dengan mengetahui aspek kognitif, afektif serta konatif. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan informan penelitian yang selanjutnya akan ditemui untuk wawancara mendalam. Analisis spasial dengan metode deskriptif digunakan untuk menganalisis pola spasial dari perilaku penggemar budaya K-pop sebagai konsumen restoran Korea. Penelitian ini menghasikan 10 informan utama yang dibedakan berdasarkan tipologi penggemar budaya K-Pop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran Korea tradisional dimaknai sebagai restoran dengan suasana formal yang tidak memutarkan lagu K-Pop serta memiliki harga menu makanan relatif mahal dengan rasa autentik. Sementara restoran Korea modern K-Pop dimaknai sebagai restoran dengan suasana casual yang memutarkan lagu K-Pop serta memiliki harga menu makanan relatif murah dengan rasa yang telah dimodifikasi. Dalam memilih restoran Korea, pola spasial perilaku penggemar budaya K-Pop yang terbentuk yaitu perilaku mengunjungi restoran Korea modern yang dekat dari titik asal keberangkatan dengan mengendarai alat transportasi dan menempuh waktu yang relatif singkat. Penggemar budaya K-Pop dari ketiga tipologi umumnya memiliki preferensi terhadap restoran Korea modern K-Pop yang memiliki site yaitu memutarkan lagu dan musik K-Pop, dengan motivasi mengunjungi yaitu motivasi sosial sehingga memunculkan makna tempat restoran Korea sebagai fungsi sosial.

ABSTRACT
South Jakarta as part of the capital city became a center of business and investment for Korean expatriates in developing Korean culinary business. In general, there are two types of Korean restaurants, particularly those in Indonesia, which are traditional and modern Korean restaurants. K Pop trends are alleged to affect the increase of consumer in Korean restaurants. As a Korean restaurant consumer, K Pop fans have influential factors in choosing a Korean restaurant that can be studied from spatial aspects. This study aims to analyze the difference of sense of place, of a traditional Korean restaurant with a modern Korean restaurant and to analyze the spatial behavior of K Pop fans in choosing Korean restaurant in South Jakarta by knowing cognitive, affective and conative aspects. This study uses qualitative approach by using purposive sampling method to determine informant of research which can be encountered for in depth interviews. Spatial analysis by using the descriptive method is used to analyze the spatial patterns of K Pop fans behavior as a Korean restaurant consumer. This study produces 10 main informants that are distinguished by the typology of K Pop fans. The results show that traditional Korean restaurant is interpreted as a restaurant with a formal atmosphere that does not play K Pop songs and has a relatively expensive food menu prices with an authentic taste. While a modern Korean restaurant K Pop is interpreted as a casual atmosphere restaurant that plays K Pop songs and has a relatively cheap food menu prices with modified taste. In choosing a Korean restaurant, the spatial pattern of K Pop fan behavior is the act of visiting modern Korean restaurants that are close to the point of departure by driving and taking relatively short periods of time. K Pop fans by the three typologies generally have a preference for a modern Korean restaurant K Pop that has a site that plays K Pop songs and music, with a visiting motivation social motivation that raises the sense of place of Korean restaurant as a social function."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Hanif
"Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia. Namun, dewasa ini lahan untuk bermain sepak bola makin menyusut dikarenakan pertambahan penduduk sehingga lahan yang ada berubah fungsi menjadi permukiman. Masyarakat pun berinisiatif untuk mencari pengganti dari olahraga sepak bola ini, yaitu futsal. Skripsi ini membahas tentang pola spasial yang terbentuk antara karakteristik lokasi lapangan futsal dan juga karakteristik dari pemain yang bermain di lapangan futsal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei lapangan ke lokasi dengan melakukan observasi dan dokumentasi, serta pembagian kuesioner kepada responden melalui gform. Hasil penelitian lapangan menunjukkan adanya perbedaan motivasi dengan usia pemain yang bemain. Selain itu temuan di lapangan juga membuktikan bahwa ada beberapa alasan bagi pemain untuk menentukan lapangan futsal yang dipilihnya sebagai contoh adalah harga sewa.

Football is one of the popular sports in Indonesia. However, nowadays, the available space for playing football is decreasing due to population growth, leading to a change in the function of existing areas into settlements. As a result, the community has initiated a search for an alternative to this sport, which is futsal. This thesis discusses the spatial patterns that form between the characteristics of futsal court locations and the characteristics of players who play on those courts. The research utilizes a field survey method by conducting observations and documentation at the locations, as well as distributing questionnaires to respondents through Google Forms (gform). The results of the field research indicate differences in motivation based on the age of the players. Additionally, field findings also prove that there are several reasons for players to choose a specific futsal court, one example being the rental price."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Alatas
"Pembangunan banyak terjadi di kota besar di Indonesia, salah satunya terjadi di Kota Tangerang Selatan. Pembangunan ini mengakibatkan peningkatan suhu di wilayah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan daratan dan kaitannya dengan kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2005, 2010 dan 2014. Data suhu diperoleh dengan menggunakan metode menghitung nilai radiansi dari pengolahan citra Landsat TM dan Landsat 8 sedangkan data kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan diperoleh dengan menghitung indeks NDVI dan NDBI. Berdasarkan hasil analisis spasial dan penghitungan statistik menggunakan analisis regresi linier berganda didapatkan pola suhu menyebar dengan pusat di timur Kota Tangerang Selatan. Perubahan suhu tertinggi bergeser dari di timur kota mengarah ke pusat kota.

Development occurs in many big cities in Indonesia, one of which occurred in South Tangerang City. This development resulted in an increase in temperature in the region of South Tangerang City. This study aims to determine the spatial patterns of land surface temperature and its relation to vegetation density and building density in South Tangerang City in 2005, 2010 and 2014. The temperature data obtained using the method of calculating the value of radiance from the processing of Landsat TM and Landsat 8 while the data vegetation density and building density is obtained by calculating the index NDVI and NDBI. Based on the analysis of spatial and statistical calculation using multiple linear regression analysis obtained temperature patterns spread to the center in the eastern city of South Tangerang. The highest temperature change shifted from east of the city leading to the center city."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Hildayanti
"Kabupaten Banjar memiliki jumlah penduduk sebesar 565.635 jiwa pada tahun 2021. Jumlah penduduk tersebut diprediksi mengalami peningkatan secara terus menerus yang mengakibatkan pertumbuhan lahan terbangun yang ada akan mengalami peningkatan juga. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya daya dukung lahan yang ada di Kabupaten Banjar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan dan mensintesa kajian model dinamika spasial daya dukung lahan di Kabupaten Banjar. Penelitian ini menggunakan data kependudukan tahun 2009-2021. Prediksi daya dukung lahan dilakukan pada tahun 2009-2100 dengan mengunakan metode sistem dinamis. Adapun data yang dibutuhkan berupa pertumbuhan penduduk, ketesediaan lahan, dan juga lahan terbangun yang nantinya akan dilihat perkembangannya secara keruangan menjadi model dinamika spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan yaitu berbanding terbalik. Ketika jumlah penduduk meningkat, maka ketersediaan akan lahan akan menurun. Hingga pada tahun 2063 diprediksi bahwa luas lahan terbangun yang ada di Kabupaten Banjar telah mencapai 67,94% yaitu seluas 322.912,40 Ha dari wilayah penelitian, sehingga daya dukung lahan yang ada di Kabupaten Banjar sudah mendekati ambang batas pada tahun 2063.

Banjar Regency has over 565.635 residents in 2021. The total number of residents have experienced a continuous rise which caused the increase of existing built lands to grow even more. This particular event resulted in the downfall of the land carrying capacity in Banjar Regency. The objective of this study is to analyze the connection between the surplus of people with land availability and to synthesize a model dynamic of land carrying capacity in Kabupaten Banjar. This study makes use of the data of citizens in the year 2009-2021. The prediction with the land carrying capacity is done using a method of a dynamics system. However, the data that is needed in the form of population growth, access to land, and built lands will be seen later on as a spatial development model for spatial dynamics. The result of this study is to show the relationship between the increase of population and the preparation of land is inversely proportional. If the growth of the population does not stop, land availability will decrease. It is predicted that in the year 2063, the width of land in Banjar Regency will reach at 67,94% which is as big as 322.912,40 Ha from research area, to the carrying capacity located in Banjar Regency is approaching it’s threshold in 2063."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>