Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirait, Grace Natasya
"Sediaan sirup salbutamol sulfat dan guaifenesin kerap digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif (PPOK). Namun sediaan sirup mempunyai stabilitas yang buruk sehingga batas waktu penggunaan sirup tersebut setelah diracik atau setelah kemasan primer dibuka (beyond use date) perlu diketahui. Penelitian ini dilakukan dengan maksud menentukan kondisi optimum analisis dan menentukan beyond use date (BUD) sirup salbutamol sulfat dan guaifenesin. Kondisi optimum untuk analisis dilakukan dalam mode isokratik dan kolom Waters® Spherisorb ODS2 C18 (250 × 4,6 mm, 5 μm) dengan komposisi fase gerak dapar fosfat 0,05 M , pH 4,5 – metanol (50 : 50 v/v), panjang gelombang 276 nm, laju fase gerak 1 mL/menit, dan volume injeksi sebesar 20 μL. Penentuan BUD dalam sampel dilakukan dengan perhitungan t90 sampel yang telah dikondisikan dan disimulasikan sesuai dengan arahan pemakaian selama 39 hari. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan BUD berdasarkan konvensi United State of Pharmacopeia (USP). Hasil penelitian menunjukan bahwa 2 merek sirup kombinasi salbutamol sulfat dan guaifenesin memiliki hasil perhitungan nilai t90 selama 7 hari untuk sirup uji A dan 9 hari untuk sirup uji B. Nilai tersebut berbeda dengan BUD yang tertera pada USP yaitu 35 hari.

Salbutamol sulfate and guaifenesin syrup are often used to treat diseases on respiratory tract such as asthma and obstructive pulmonary disease (COPD). However, syrup preparations have poor stability, so the time limit for using the syrup after it is mixed or after the primary packaging is opened (beyond use date) needs to be known. This research was conducted with the aim of determining the optimum conditions of analysis and determining beyond use date (BUD) of salbutamol sulfate and guaifenesin syrup. The optimum conditions for the analysis were carried out in isocratic mode and a Waters® Spherisorb ODS2 C18 column (250 × 4.6 mm, 5 μm) with the mobile phase composition of 0.05 M, pH 4,5 phosphate buffer – methanol (50 : 50 v/v), wavelength 276 nm, mobile phase rate of 1 mL/min, and injection volume of 20 μL. The determination of the BUD in the sample was carried out by calculating the t90 sample which had been conditioned and simulated according to the user guidelines for 39 days. These results were then compared with the BUD standard on the United State of Pharmacopoeia (USP) convention. The results of this study indicate that the 2 brands of syrup combination of salbutamol sulphate and guaifenesin have a calculated t90 value of 7 days for test syrup A and 9 days for test syrup B. These result values are different from the BUD listed on the USP, which is 35 days."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
TA1349
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rahmawati
"Mikroalga merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan asam amino pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Kadar protein diukur menggunakan metode Biuret dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin) yang diukur pada panjang gelombang 540 nm. Hasil pengukuran kadar protein dengan metode Biuret didapatkan persentase proteinnya yaitu 4.16 % untuk mikroalga Scenedesmus sp dan 1.64 % untuk mikroalga Coelastrum sp. Penentuan kandungan asam amino dilakukan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Hasil analisis kandungan asam amino menunjukkan hasil bahwa asam amino esensial leusin merupakan asam amino esensial yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Coelastrum sp dan pada mikroalga Scenedesmus sp asam amino esensial lisin merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial diperoleh hasil bahwa asam amino glutamat merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp.
Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan jumlah sel alga dengan metode kapasitansi dimana hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel menggunakan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, dan didapatkan perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi

Microalgae is an alternative solution to solve the problem of the lack of nutrient in Indonesia. The aims of this research is to determine protein concentration and amino acids in the microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. Measurument of protein concentration using the Biuret method with a standard curve of BSA (Bovine Serum Albumin) is measured at a wavelength of 540 nm. The results of protein obtained with Biuret method is 4.16% to microalgae Scenedesmus sp. and 1.64% for microalgae Coelastrum sp. Determination of the amino acid is done using HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
Results of the analysis of amino acid content shows that the highest essential amino acid of microalgae coelastrum sp is leucine, and lysine is the highest essential amino acid of microalgae scenedesmus sp. And glutamic is the highest non-essential amino acid of microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp.
In this research, we also calculate the number of algal cells with a capacitance method in which the calculation results as compared with the calculation of the number of cells using the Counting chamber and absorbance values with a spectrophotometer, and obtained the same proportion of large capacitance, the number of cells, and absorbance.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rahmawati
"Mikroalga merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan asam amino pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Kadar protein diukur menggunakan metode Biuret dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin) yang diukur pada panjang gelombang 540 nm.
Hasil pengukuran kadar protein dengan metode Biuret didapatkan persentase proteinnya yaitu 4.16 % untuk mikroalga Scenedesmus sp dan 1.64 % untuk mikroalga Coelastrum sp. Penentuan kandungan asam amino dilakukan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Hasil analisis kandungan asam amino menunjukkan hasil bahwa asam amino esensial leusin merupakan asam amino esensial yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Coelastrum sp dan pada mikroalga Scenedesmus sp asam amino esensial lisin merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial diperoleh hasil bahwa asam amino glutamat merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp.
Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan jumlah sel alga dengan metode kapasitansi dimana hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel menggunakan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, dan didapatkan perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi.

Microalgae is an alternative solution to solve the problem of the lack of nutrient in Indonesia. The aims of this research is to determine protein concentration and amino acids in the microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. Measurument of protein concentration using the Biuret method with a standard curve of BSA (Bovine Serum Albumin) is measured at a wavelength of 540 nm.
The results of protein obtained with Biuret method is 4.16% to microalgae Scenedesmus sp. and 1.64% for microalgae Coelastrum sp. Determination of the amino acid is done using HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
Results of the analysis of amino acid content shows that the highest essential amino acid of microalgae coelastrum sp is leucine, and lysine is the highest essential amino acid of microalgae scenedesmus sp. And glutamic is the highest non-essential amino acid of microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp.
In this research, we also calculate the number of algal cells with a capacitance method in which the calculation results as compared with the calculation of the number of cells using the Counting chamber and absorbance values with a spectrophotometer, and obtained the same proportion of large capacitance, the number of cells, and absorbance.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aryani
"Stabilitas obat dapat dipengaruhi dengan lamanya waktu penyimpanan. Beyond Use Date (BUD) dan Expired Date (ED) merupakan istilah yang sering digunakan sebagai batasan waktu terkait stabilitas obat. Beyond Use Date merupakan batas waktu penggunaan suatu sediaan obat steril maupun non-steril yang terhitung setelah obat diracik atau setelah kemasan primer sediaan obat dibuka atau dirusak. Pembuatan materi terkait Beyond Use Date dalam bentuk leaflet bertujuan untuk memberikan informasi bagi Masyarakat yang membaca, sedangkan materi dalam bentuk poster dibuat dengan tujuan memudahkan tenaga kefarmasian untuk mendapatkan informasi terkait BUD suatu sediaan guna disampaikan kepada pasien. Laporan ini dibuat dengan melakukan studi literatur dari beberapa referensi. Data dan materi yang dikumpulkan berdasarkan hasil studi literatur divisualisasikan dalam bentuk desain leaflet  dan poster. BUD merupakan salah satu parameter untuk menjamin efikasi dan keamanan obat. Edukasi mengenai BUD penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar lebih memperhatikan batas watu pemakaian sediaan farmasi yang sedang digunakan.

Drug stability can be affected by the length of storage time. Beyond Use Date (BUD) and Expired Date (ED) are terms that are often used as time limits related to drug stability. Beyond Use Date is the time limit for the use of a sterile or non-sterile drug preparation counted after the drug is compounded or after the primary packaging of the drug preparation is opened or damaged. The making of leaflet related to the Beyond Use Date aims to provide information for the community, while the poster was made to help pharmacists to obtain information related to the BUD of a preparation to be delivered to patients. This report was written by conducting a literature study from several references. The data and materials collected based on the results of the literature study were visualized in the form of leaflets and poster designs. BUD is one of the parameters to ensure drug efficacy and safety. Education about BUD is important to increase public knowledge to pay more attention to the time limit for the use of pharmaceutical preparations that are being used."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Kamila
"Di setiap rumah tangga umum ditemukan obat yang disimpan sebagai persediaan untuk digunakan saat gawat darurat. Tidak jarang juga ditemukan obat yang disimpan di rumah merupakan sisa dari penggunaan obat sebelumnya karena jumlah obat yang tersisa masih banyak ketika gejala penyakit sudah membaik atau penyakitnya sendiri terlah sembuh. Obat harus disimpan dengan cara yang benar. Apabila penyimpanan obat tidak tepat maka, dapat mempengaruhi kualitas dan kestabilan obat yang digunakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat adalah beyond use date (BUD). BUD merupakan batas waktu penggunaan obat setelah dibuka dari kemasan primer, dilarutkan, atau diracik. BUD ditetapkan berdasarkan waktu penyiapan obat, stabilitas zat aktif, sifat dan mekanasime degradasi zat aktif beserta bahan tambahannya, potensi kontaminasi mikroba, tipe wadah, kondisi penyimpanan, dan durasi terapi. BUD merupakan salah satu parameter penting dalam menjamin efikasi dan keamanan obat. Tingkat pengetahuan masyarakat berkaitan dengan beyond use date di Indonesia masih terbilang rendah. Edukasi mengenai BUD penting untuk dilakukan untuk mencapai terapi obat yang aman dan efektif. Dalam hal ini diperlukan peran tenaga kesehatan khususnya apoteker untuk dapat memberikan informasi kepada pasien mengenai beyond use date. Edukasi mengenai BUD dapat dilakukan melalui media leaflet, poster dan penyuluhan secara langsung.

In every household, it is common to find medicines stored as supplies to be used during emergencies. It's also common to find left over from previous drug use stored at home because there is still a large amount of medicine left over when the symptoms of the disease have improved or the disease itself has been cured. Medicines must be stored properly. If drug storage is not appropriate, it can affect the quality and stability of the drugs used. One factor that needs to be considered in drug storage is beyond use date (BUD). BUD is the time limit for using the drug after it has been opened from the primary packaging, reconstituted, or compounded. BUD is determined based on drug preparation time, stability of the active substance, characteristics and degradation mechanism of the active substance and its additives, potential microbial contamination, type of container, storage conditions, and duration of therapy. BUD is one of the important parameters in ensuring drug efficacy and safety. The level of public knowledge related to beyond use date in Indonesia is still relatively low. Education about BUD is important to achieve safe and effective drug therapy. In this case, the role of healthcare professional, especially pharmacists, is needed to deliver information to patients about beyond use date. Education about BUD can be done through leaflets, posters and direct counseling."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadya Tsurayya
"Ketika obat yang disimpan akan digunakan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya expired date, BUD, dan juga kondisi fisik obat. Istilah expired date sudah umum didengar oleh masyarakat namun tidak dengan istilah beyond use date (BUD). Sediaan farmasi yang sudah dibuka kemasan aslinya akan memiliki masa simpan yang berbeda dengan expired date yang tertera pada kemasan, masa simpannya akan menjadi lebih cepat yang dikenal dengan beyond use date (BUD). Pada tugas khusus Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan Kalideres ini dilakukan pembuatan brosur edukasi & informasi beyond use date sediaan farmasi dan contoh analisis beyond use date (BUD) pada resep racikan puyer di Puskesmas Kecamatan Kalideres sehingga dapat digunakan sebagai bahan edukasi dan informasi. Selain itu pada tugas khusus ini dilakukan analisis penetapan BUD dari resep racikan yang ditujukan pada pasien anak. Selain informasi hasil analisis BUD, perlu disampaikan juga kepada pasien jika sebelum tanggal tersebut racikan puyer sudah berubah warna, bau, rasa, dan membentuk massa yang keras atau lembab dan lengket menggumpal, maka obat sudah tidak dapat lagi digunakan sebab obat sudah rusak dan tidak dapat dijamin efektifitas dan keamanannya.
When the stored medicine is to be used, there are several things you need to pay attention to, including the expiration date, BUD, and also the physical condition of the medicine. The term expired date is commonly heard by the public, but not the term beyond use date (BUD). Pharmaceutical preparations that have been opened in their original packaging will have a shelf life that is different from the expiry date stated on the packaging, the shelf life will be shorter, known as the beyond use date (BUD). In this special task of the Pharmacist Professional Work Practice Report (PKPA) at the Kalideres District Health Center, educational brochures & information on beyond use date on pharmaceutical preparations and examples of beyond use date (BUD) analysis on puyer concoction recipes at the Kalideres District Health Center were made so that they could be used as educational materials. and information. In addition, in this special task, an analysis of BUD determination was carried out from concoction prescriptions aimed at pediatric patients. Apart from information on the results of the BUD analysis, it is also necessary to convey to the patient that if before that date the powder mixture has changed color, smell, taste, and formed a hard or moist and sticky lumpy mass, then the medicine can no longer be used because the medicine has been damaged and cannot be used. Guaranteed effectiveness and safety."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Djoko Agus Purwanto
"ABSTRACT
Bangsa Indonesia patut berbangga memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa ditambah dengan warisan nenek moyang yang berharga, salah satunya adalah jamu. Saat ini, dirasakan perlu dilakukan diversifikasi pengembanaan jamu sebagai minuman sehat sehingga tercipta jamu yang murah, terjangkau masyarakat, dan sehat. Ada kecenderungan beberapa hotel berbintang di Indonesia menciptakan jamu sebagai welcome drink untuk menarik pelanggan, yang tidak hanya segar tetapi juga menyehatkan. Pemberdayaan masyarakat untuk bisa membuat sirup minuman jamu yang sehat perlu lebih dikembangkan sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Indonesia. Dalam kegiatan ini telah dapat dilatih 10 orang warga RT 25 dan 11 orang warga RT 59 Desa Kebon Agung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo dalam pembuatan sirup sereh dan sirup kulit buah manggis dengan cara yang sehat yaitu tanpa pengawet tanpa pewarna, dan tanpa penambah rasa, sekaligus cara pengemasannya yang higienis sehingga dapat bertahan lama, memenuhi persyaratan estetis, dan layak jual. Metode yang digunakan adalah pelatihan, pendampingan, serta ceramah untuk menjelaskan pembuatan sirup sereh dan sirup kulit buah manggis hingga peserta mampu memproduksi sendiri dengan baik dan benar. Produksi pertama ditargetkan dapat dibuat 200 botol sirup sereh dan 200 botol sirup kulit buah manggis yang layak untuk dijual. Pembelian botol, peralatan pengemasan botol, dan alat-alat pendukung lainnya akan diserahkan seluruhnya sebagai modal awal dari POSDAYA. Harapannya setelah program selesai, keberlanjutan usaha ini dapat terus dilakukan di bawah binaan Universitas Airlangga."
Surabaya: Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>