Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erika Tanuwijaya
"Tumbuhan telang (Clitoria ternatea L.) dikenal kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid yang bermanfaat bagi kesehatan dan anti-penuaan, termasuk aktivitas antioksidan, antitirosinase, antielastase, dan antikolagenase. Aktivitas antihialuronidase yang kuat telah dilaporkan pada ekstrak daun telang, tetapi belum dilaporkan pada ekstrak bunga telang. Meski telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan, belum ada penelitian terhadap bunga telang dari Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antihialuronidase dan antioksidan dari ekstrak etanol 70% bunga telang, dengan fokus aplikasinya dalam kosmetik anti-penuaan. Aktivitas antihialuronidase diukur untuk menilai potensi ekstrak mencegah degradasi asam hialuronat dalam menjaga kelembapan dan elastisitas kulit. Aktivitas antioksidan dievaluasi dengan metode DPPH untuk menilai kemampuan ekstrak menangkal radikal bebas penyebab kerusakan oksidatif pada sel kulit. Hasil menunjukkan rendemen ekstrak 46,95% dan kadar air 6,88 ± 0,14%. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, fenolik, glikosida, saponin, dan terpenoid. Uji aktivitas antihialuronidase menunjukkan penghambatan kuat dengan IC50 95,6015 ± 0,4377 μg/mL dibandingkan standar asam oleanolat 41,3646 ± 0,5183 μg/mL yang menunjukkan penghambatan sangat kuat. Uji aktivitas antioksidan dengan DPPH menunjukkan penghambatan sangat kuat dengan IC50 49,8647 ± 0,9502 μg/mL dibandingkan standar asam askorbat 3,3063 ± 0,414 μg/mL yang menujukkan aktivitas sangat kuat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% bunga telang (Clitoria ternatea L.) dari Kecamatan Ngaliyan memiliki potensi besar sebagai bahan aktif dalam produk kosmetik anti-penuaan melalui aktivitas penghambatan hialuronidase dan antioksidan yang kuat.

Butterfly pea flower (Clitoria ternatea L.) is known for its richness in phenolic and flavonoid compounds that are beneficial for health and anti-aging, including antioxidant, anti-tyrosinase, anti-elastase, and anti-collagenase activities. Strong anti-hyaluronidase activity has been reported in the leaf extract of butterfly pea, but it has not been reported in the flower extract. Although it has been proven to have antioxidant activity, no research has been conducted on the flower of butterfly pea from Ngaliyan District, Semarang. This study aimed to examine the anti-hyaluronidase and antioxidant activities of 70% ethanol extract of butterfly pea flowers, with a focus on its application in anti-aging cosmetics. The anti-hyaluronidase activity was measured to assess the extract's potential to prevent the degradation of hyaluronic acid, thereby maintaining skin moisture and elasticity. The antioxidant activity was evaluated using the DPPH method to assess the extract's ability to scavenge free radicals that cause oxidative damage to skin cells. The results showed an extract yield of 46.95% and a moisture content of 6.88 ± 0.14%. Phytochemical screening revealed that the extract contained alkaloids, tannins, flavonoids, phenolics, glycosides, saponins, and terpenoids. The anti-hyaluronidase activity test showed strong inhibition with an IC50 of 95.6015 ± 0.4377 μg/mL compared to the standard oleanolic acid with an IC50 of 41.3646 ± 0.5183 μg/mL, which indicated very strong inhibition. The antioxidant activity test using DPPH showed very strong inhibition with an IC50 of 49.8647 ± 0.9502 μg/mL compared to the standard ascorbic acid with an IC50 of 3.3063 ± 0.414 μg/mL, which indicated very strong activity. Based on the results, it can be concluded that the 70% ethanol extract of butterfly pea flower (Clitoria ternatea L.) flowers from Ngaliyan District has great potential as an active ingredient in anti-aging cosmetic products due to its strong anti-hyaluronidase and antioxidant activities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Mutiara Annisa
"Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan salah satu tanaman dari genus Clitoria yang mengandung senyawa golongan flavonoid serta memiliki aktivitas antioksidan sehingga berpotensi dalam menghambat enzim elastase. Namun, penelitian tentang kemampuan ekstrak dalam menghambat enzim elastase masih belum tersedia di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan metode ABTS dan aktivitas penghambatan enzim elastase dalam ekstrak etanol 70% bunga telang. Sebagai langkah awal, dilakukan pengamatan mikroskopis simplisia bunga telang yang menunjukkan adanya beberapa sel atau jaringan di dalamnya, yakni stomata anomositik pada epidermis, pembuluh annular, butiran serbuk sari, kristal kalsium oksalat prismatik, papila, dan trikoma. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70% menghasilkan rendemen sebesar 45,521% dengan rata-rata kadar air ekstrak sebesar 5,445 ± 0,08%. Penetapan kadar flavonoid total kemudian dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri AlCl3 menunjukkan hasil sebesar 4,75 ± 0,7 mgEK/g ekstrak. Aktivitas antioksidan melalui pengujian ABTS dalam ekstrak etanol 70% bunga telang dan pembanding asam askorbat memberikan nilai IC50 dengan kategori sangat kuat, masing-masing sebesar 26,40 ± 0,2 dan 3,20 ± 0,07 ppm. Pada pengujian anti-elastase, pembanding epigalokatekin galat (EGCG) mendapatkan nilai IC50 sebesar 39,4 ± 0,07 μg/mL, sedangkan ekstrak memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim elastase yang relatif rendah, yaitu sebesar 10,06 ± 0,2% pada konsentrasi 500 μg/mL dan 19,766 ± 0,4% pada konsentrasi 1000 μg/mL. Dengan demikian, meskipun ekstrak bunga telang berpotensi sebagai antioksidan kuat, kemampuannya dalam menghambat enzim elastase tergolong tidak aktif.

The butterfly pea (Clitoria ternatea L.) is a plant from the genus Clitoria known for its flavonoid content and antioxidant activity, making it potentially capable of inhibiting the enzyme elastase. However, research on its elastase inhibition ability is lacking in Indonesia. This study aims to determine the antioxidant activity using the ABTS method and the elastase inhibitory activity in a 70% ethanol extract of butterfly pea flowers. Microscopic observations of the flower revealed several cellular structures, including anomocytic stomata, annular vessels, pollen grains, calcium oxalate crystals, papillae, and trichomes. The extraction process used maceration with 70% ethanol, yielding a rendement of 45.521% and an average moisture content of 5.445 ± 0.08%. The total flavonoid content was determined using the AlCl3 colorimetric method, resulting in 4.75 ± 0.7 mgQE/g extract. The ABTS testing showed very strong antioxidant activity, with IC50 values of 26.40 ± 0.2 ppm for the extract and 3.20 ± 0.07 ppm for ascorbic acid. In the anti-elastase test, the comparator epigallocatechin gallate (EGCG) had an IC50 value of 39.4 ± 0.07 μg/mL. However, the extract demonstrated relatively low elastase inhibitory activity, with inhibition rates of 10.06 ± 0.2% at 500 μg/mL and 19.766 ± 0.4% at 1000 μg/mL. Thus, while the butterfly pea flower extract exhibits strong antioxidant potential, its ability to inhibit elastase is less effective compared to EGCG. This suggests that the extract might be more useful for applications focused on antioxidant properties rather than as an elastase inhibitor."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Kasuma Indah
"Bunga telang (Clitoria ternatea L.) telah digunakan secara turun-temurun dan diketahui mengandung senyawa fenolik. Fenolik diketahui berpotensi dalam menghambat sintesis melanin melalui penghambatan enzim tirosinase dan sebagai antioksidan. Dengan demikian, bunga telang dapat dikembangkan sebagai agen pencerah kulit dan antipenuaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya pada ekstrak bunga telang asal Thailand, ekstrak etanol 95% konsentrasi 200 μg/mL memiliki persentase inhibisi enzim tirosinase 22,04±2,42% serta pada ekstrak air suling memiliki aktivitas antioksidan 0,38±0,01 mmol ekuivalen FeSO4/mg ekstrak. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut terkait aktivitas antitirosinase dan antioksidan dengan metode FRAP pada ekstrak etanol 70% bunga telang dari Semarang, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antitirosinase dan antioksidan dengan metode FRAP pada ekstrak etanol 70% bunga telang asal Semarang, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen dan kadar air ekstrak etanol 70% bunga telang berturut-turut sebesar 46,702% dan 5,303±0,072%. Berdasarkan skrining awal, ekstrak bunga telang positif mengandung senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Lebih lanjut, kadar fenolik totalnya adalah 32,877±0,652 mgEAG/g ekstrak. Selain itu, aktivitas penghambatan enzim tirosinasenya memiliki IC50 73,675±0,753 μg/mL (aktivitas kuat), sedangkan pembanding asam kojat memiliki IC50 11,423±0,065 μg/mL (aktivitas sangat kuat). Sementara itu, hasil uji aktivitas antioksidan metode FRAP-nya adalah 11,752±0,091 g ekuivalen FeSO4/100g ekstrak, sedangkan pada pembanding asam askorbat adalah 303,553±2,217 g ekuivalen FeSO4/100g asam askorbat. Dengan demikian, ekstrak etanol 70% bunga telang dari Semarang memiliki aktivitas antitirosinase yang kuat, tetapi aktivitas antioksidan melalui mekanisme transfer elektron yang cenderung lemah.

Butterfly pea flowers (Clitoria ternatea L.) has been used for generations and is known to contain phenolic compounds. Phenolics are known to have potential in inhibiting melanin synthesis through inhibition of tyrosinase enzyme and as antioxidants. Thus, butterfly pea flowers can be developed as skin lightening and anti-aging agent. Based on previous research on butterfly pea flowers extract from Thailand, 95% ethanolic extract at 200 μg/mL could inhibited tyrosinase enzyme 22.04±2.42% and distilled water extract had antioxidant activity 0.38±0.01 mmol FeSO4 equivalent/mg extract. However, there was no further research related to antityrosinase and antioxidant activity with FRAP method on 70% ethanolic butterfly pea flowers extract from Semarang, Indonesia. This study aimed to analyze the antityrosinase and antioxidant FRAP method activities on 70% ethanolic butterfly pea flowers extract from Semarang, Indonesia. The results showed that the yield and moisture content were 46.702% and 5.303±0.072%, respectively. Based on preliminary screening, it was positive for phenolics, flavonoids, alkaloids, and terpenoids. Furthermore, the total phenolic content was 32.877±0.652 mgGAE/g extract. In addition, its antityrosinase activity had an IC50 73.675±0.753 μg/mL (strong activity), while kojic acid had an IC50 11.423±0.065 μg/mL (very strong activity). Meanwhile, the results of antioxidant activity test by FRAP method was 11.752±0.091 g FeSO4 equivalent/100g extract, while the ascorbic acid comparator was 303.553±2.217 g FeSO4 equivalent/100g ascorbic acid. Thus, 70% ethanolic butterfly pea flowers extract from Semarang had strong antityrosinase activity, but antioxidant activity through electron transfer mechanism was weak."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khyla Maharani Putri
"Penuaan dini pada kulit sering terjadi akibat ketidakseimbangan radikal bebas dan agen antioksidan, menyebabkan hilangnya kelembapan kulit. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) berpotensi sebagai agen antioksidan dan antipenuaan, namun belum diteliti sebagai inhibitor enzim hialuronidase. Penelitian ini bertujuan mengukur rendemen, mengidentifikasi metabolit sekunder, menentukan kadar total fenol, mengevaluasi aktivitas antioksidan, dan aktivitas inhibisi enzim hialuronidase dari ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh yang diekstraksi dengan metode maserasi. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode uji warna, kadar total fenol dengan reagen Folin-Ciocalteu, aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan inhibisi enzim hialuronidase dari testis sapi dengan metode turbidimetri. Rendemen ekstraksi maserasi daun belimbing wuluh dengan etanol 70% adalah 21,353%. Ekstrak positif mengandung fenol, flavonoid, alkaloid, tanin, steroid, glikosida, dan saponin. Kadar fenol total adalah 85,929 ± 0,232 mgEAG/g ekstrak. Nilai IC50 antioksidan metode DPPH adalah 46,391 ± 0,104 μg/mL, menunjukkan antioksidan sangat kuat. Nilai IC50 antihialuronidase adalah 170,008 ± 3,086 μg/mL, menunjukkan inhibitor lemah. Ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh memiliki potensi sebagai agen antioksidan kuat, namun kurang berpotensi sebagai inhibitor enzim hialuronidase.

Premature aging of the skin is a common problem today, caused by an imbalance of free radicals and antioxidants in the body, leading to moisture loss in the skin. Wuluh starfruit leaf (Averrhoa bilimbi L.) shows potential as an antioxidant and anti-aging agent for the skin, though it has not been specifically studied for hyaluronidase enzyme inhibition. This study aimed to assess yield, identify secondary metabolites, determine total phenol content, evaluate antioxidant activity, and assess hyaluronidase enzyme inhibition in a 70% ethanol extract of wuluh starfruit leaves using maceration. Phytochemical screening was conducted via color test, total phenol content with Folin-Ciocalteu reagent, antioxidant activity with the DPPH method, and hyaluronidase inhibition using a turbidimetric method on bovine testes. The extraction yield of wuluh starfruit leaves with 70% ethanol was 21.353%. The extract tested positive for phenols, flavonoids, alkaloids, tannins, steroids, glycosides, and saponins. Total phenol content was 85.929 ± 0.232 mgGAE/g extract. The IC50 value from the DPPH antioxidant test was 46.391 ± 0.104 μg/mL, indicating very strong antioxidant activity. The IC50 value from the antihyaluronidase test was 170.008 ± 3.086 μg/mL, indicating weak inhibition. Thus, the 70% ethanol extract of wuluh starfruit leaves is a strong antioxidant but a weak hyaluronidase inhibitor."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Fatmawati
"Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Kekhawatiran akan efek akibat antioksidan sintetik karena bersifat karsinogenik, membuat antioksidan alami menjadi pilihan alternatif. Garcinia merupakan salah satu genus tanaman di Indonesia yang mempunyai aktifitas antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang Garcinia celebica dengan metode perendaman 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Kulit batang Garcinia celebica diekstraksi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan methanol secara maserasi bertingkat. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 11,351 µg/mL. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 8 fraksi. Masing-masing fraksi diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi D sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 2,10 µg/mL. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, terpenoid, glikosida, dan tanin.

Antioxidants are substances needed for body to neutralize free radicals and prevent them from damage caused by free radicals. The concerns about the effects caused by synthetic antioxidants because of carcinogenic nature make natural antioxidants as the chosen alternative for antioxidant sources. Garcinia is one of a genus plant in Indonesia which has good antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity of the stem bark extract of Garcinia celebica by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Garcinia celebica stem bark is extracted using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent then do the test antioxidant activity. The IC50 value of methanol extract as the most active fraction is 9,15µg/mL. The extract which has the highest antioxidant activity is fractinated by accelerated column chromatography and earned 8 fractions. The antioxidant activity of each fraction is tested by DPPH assay and the result is D fraction which has the lowest IC50 value of 2,10 µg/mL. The compounds of the active fractions are flavonoid, glikon, terpenoid and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Nurhidayati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dine Agustine
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T40168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
"Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin.

Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahim
"Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Many marine organism have been known as source of antioxidant that could counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster (echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml, respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan 194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has negative result of terpenoid test.
Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk
menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada
ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH
digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann
Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung
terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing
sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan
fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara
berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid,
sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang
bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Abstract
Many marine organism have been known as source of antioxidant that could
counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity
and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster
(echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the
antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the
presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of
Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than
ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml,
respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have
strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan
194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction
and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity
of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has
negative result of terpenoid test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>