Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmawijaya
"Artikel ini merupakan kajian sejarah Ternate dengan menggunakan ilmu agama sebagai alat bantu dalam rangka menghadirkan sebuah kajian sejarah hubungan antara Kesultanan Ternate dan Portugis. Studi ini mengindikasikan bahwa Sultan Khairun adalah seorang Sultan yang baik, intelek ikhlas dan berlapang hati dalam menjaga relasinya dengan Portugis yang telah ada di Ternate sebelum ia diangkat sebagai Sultan. Dalam upaya menjaga relasinya dengan Portugis, Sultan berusaha mengedepankan sikap menghargai tamu, pemaaf, jujur dan menepati janji, serta berprasangka baik (berpikir positif). Itu bisa terlihat, misalnya, dari sikap Sultan Khairun yang berusaha melayani Francis Xavier dalam berdiskusi secara mendalam dan usahanya dalam memaafkan dua Gubernur Portugis yang telah menahan dan menangkapnya secara sepihak. Sikapnya yang baik itu terlihat kembali ketika ia menerima dengan baik ajakan Lopes de Masquita untuk mengadakan perjanjian damai. Padahal perjanjjian damai itu hanyalah strategi licik dari Sang Gubernur untuk melumpuhkan Sultan Khairun. Melalui tipuan licik itu, Sultan Khairun yang baik dan intelek itu harus rela menemui kematian secara mengenaskan di Benteng Kastela. Kematiannya merupakan kematian syahid di jalan Allah dalam rangka membangun hubungan yang baik secara konsisten demi kemajuan negerinya. Itu semua adalah cerminan seorang Sultan yang banyak diilhami oleh ajaran Islam yang ingin membangun peradaban yang aman, adil dan makmur."
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Maulida
"Sastra merupakan salah satu bentuk dokumentasi dari peristiwa sejarah. Salah satu peristiwa sejarah yang diangkat dalam karya sastra adalah kasus pembunuhan buruh Marsinah. Sapardi Djoko Damono mengangkat peristiwa sejarah tersebut ke dalam bentuk puisi. Tulisan ini membahas reka ulang kasus pembunuhan buruh Marsinah dalam puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Dongeng Marsinah”. Tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) menggambarkan kasus pembunuhan buruh Marsinah melalui struktur fisik dan batin dalam puisi berjudul “Dongeng Marsinah” dan (2) menjelaskan kaitan antara puisi “Dongeng Marsinah” dan aspek historis dalam karya sastra. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik studi pustaka. Hasil analisis pada struktur fisik, batin, dan aspek historis puisi “Dongeng Marsinah”menunjukkan bahwa puisi ini menjadi dokumentasi peristiwa sejarah dengan mereka ulang kasus pembunuhan Marsinah.Unsur fisik yang menonjol, di antaranya diksi, majas, dan citraan. Sementara itu, unsur batin yang menonjol adalah tema, nada dan suasana, serta amanat. Perpaduan unsur fisik dan batin pada puisi “Dongeng Marsinah” diperdalam dengan tinjauan dari aspek historis untukmemperoleh pemahaman yang menyeluruh.

Literature is one way to make documentation of historical events. One of which is the murder case of the laborer, Marsinah. Sapardi Djoko Damono elevates the tragedy into a poem. This article discussed about the re-emuneration of Marsinah’s murder case in the poem “Dongeng Marsinah” by Sapardi Djoko Damono. The purposes of this research are (1) describing the Marsinah murder case through physical and structure of poetry in the poem “Dongeng Marsinah” and (2) explaining the colleration of the poem “Dongeng Marsinah” with the historical aspect in literature. This research used the qualitative method and reference review technic. The analysis result on the physical and inner structure, and the historical aspect of “Dongeng Marsinah” shows that this poem is a historical event documentation by doing re-emuneration of the Marsinah murder case. The prominent physical elements are diction, figure of speech, and imagery. Meanwhile, the prominent inner structure elements are theme, tone, athmosphere, and message. The compilation of the physical and inner elements in the poem “Dongeng Marsinah” is deepen with the historical aspect view in order to get a thorough understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
POL 2 (1-2) 2011
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Nursin
"ABSTRAK
Salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat golongan ekonomi lemah (sektor usaha kecil) adalah dengan menyediakan sumber pembiayaan usaha yang terjangkau bagi mereka. Dalam hal ini, satu stiategi pembiayaan bagi masyasakat golongan ekonomi lemah banyak digunakan di berbagai negara adalah pembiayaan mikro (Syahril syubirin,2001)
Pada awalnya, konsep pembiayaan rnikro (microfinance) lahir sebagai suatu terobosan bagi penyediaan jasa keuangan kepada masyarakat berpendapatan rendah yang tidak memiliki akses ke sistem keuangan modern. Dalam perkembangannya, konsep pernbiayaan mikro telah meluas tidak sekadar sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan usaha kecil tetapi, lebih dari itu, sebagai suatu pendekatan dalam pembangunan ekonomi.
Aktivitas pembiayaan mikro meliputi antara lain: penyedian kredit kecil, biasanya utuk modal kerja; pelaksanaan uji kelayakan secara informal terhadap peminjam dan jenis usaha/investasi yang akan dibiayai; penyediaan fasilitas pengganti janiinan melalui pembentukan jaminan kelompok atau tabungan wajib; pemberian akses terhadap fasilitas kredit lanjutan dalam jumlah yang lebih besar berdasarkan kinerja pelunasan penyediaan mekanisme pencairan kredit dan momtong yang sistematis, dan penyediaan produk tabungan yang aman.
Akan tetapi akscs UKM terhadap sumber modal masìh jauh dari yang diharapkan, masih sering terdengar keluhan bahwa rakyat kecil sulit untuk menerima kredit bank. Hal ini terjadi karena berbagai sebab, kesulitan administrasi dari pihak usaha kecil, kesulitan dan pihak bank dalam melayani usaha kecil karena terbatasnya kantor cabang dan personelnya, terutama sistem perbankan yang dinilai terlalu kaku karena kultur perbankan yang tidak sama dengan budaya ekonomi rakyat kecil yang biasanya berupa syarat-syarat teknis seperti syarat agunan atau jaminan usaha, yang sering tidak dimiliki oleh pengusaha kecil (Adi Sasono (1998,p3).
Akibat hal ini lalu banyak tumbuh berbagai lembaga keuangan non bank yang mempunyai tujuan sebagai mediator untuk memperbaiki pelayanan keuangan yang tersedia bagi masyarakat miskin di pedesaan. Salah satunya adalah Lembaga Keuangan Mikro (Micro Financing institution) dalam bentuk yayasan.
Beberapa yayasan yang telah melakukan berbagai kegiatan program bantuan bagi usaha kecil dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar, akses ke pendanaan edukasi bisnis dan pelatihan usaha, Yayasan-yayasan ini adalah Yayasan Pengembangan Wirausaha Indonesia (YPWI) dan Yayasan Dharma Bhakti Parasahabat (YDBP). Yayasan-Yayasan ini yakin bahwa upaya ini dapal membantu pengembangan diri dari masyarakat miskin di indonesia dengan solusi jangka panjang.
Tetapi hingga kini belum diketahui apakah yayasan memiliki kinerja yang baik dan efisien selama melakukan aktivitas pendanaan mlkronya (microfinancing) dan bagaimana jika yayasan sebagai sebuah LKM ingin inengetahui kinerjanya.
Salah satu model evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja LKM adalah Model Cashpor Operational Manual (COM) Model ini adalah model dikembangkan dan dibiayai oleh Consultative Group to Assist the Poorest (CGAP) melalui kapasitas program pembuatan dengan Credit and Savings for the Hardcore Poor (Casfipor Inc.). Untuk model evaluasi ini, Cashpor telah menggunakan alat-alat (tools) yang ada dalam mengevaluasi performansi keuangan dan operasional LKM secara umum, dan juga disesuaikan terhadap prosedur operasi dan kebutuhan dari para replikator metode Grameen Bank (GBR?s). Dan sebelum model evaluasi COM diterapkan pada kedua yayasan tersebut terlebih dahulu model evaluasi ini dibandingkan dengan model evaluasi yang biasa dipakai untuk menilai kinerja lembaga keuangan perbankan pada umumnya, hal ini dimaksudkan hanya untuk melihat perbedaan dari kedua model evaluasi ini.
Dan selanjutnya berdasarkan perbandingan hasil penerapan model evaluasi ini pada YPWI dan YDBP telab menunjukkan bahwa ternyata model COM adalah model yang kurang fleksibel dalam arti model ini memerlukan sejumlah penyesuaian terhadap proses penerapannya agar tetap dapat dipergunakan oleh LKM yang memiliki karateristik yang berbeda-beda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilman Dzikri
"ABSTRAK
Artikel ini mencoba mengeksplorasi faktor-faktor eksplanatif di balik reformasi sektor keamanan
Indonesia yang kurang efektif. Secara umum, reformasi militer Indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa aspek: normatif (kerangka regulatif), substantif (doktrin militer), struktural (organisasi
militer) dan ekonomi pertahanan. Artikel ini menerapkan kerangka difusi militer Horowitz,
terutama melihat modal finansial dan organisasional sebuah organisasi sebagai faktor utama
dalam menjelaskan adaptasi inovasi militer di sistem internasional. Pada akhir artikel ini, artikel
ini menyimpulkan bahwa kedua aspek tersebut terbukti menjadi faktor utama di balik
transformasi pertahanan Indonesia yang kurang efektif."
Depok: Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
320 UI-GLOBAL 18:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tentang masalah trafficking dilakukan untuk mendiskripsikan permasalahan dasar terjadinya trafficking ,karakteristik daerah asal korban trafficking yang telah dilakukan oleh lembaga sosial
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nandita Humaira Luthfiya Artanti
"Bangunan bertingkat tinggi seperti gedung perkantoran yang berlokasi di wilayah padat penduduk dengan aktivitas tinggi seperti DKI Jakarta rentan dan berisiko tinggi terhadap bahaya kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di gedung kantor PT X berdasarkan elemen dalam NFPA 1600 edisi 2019: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi langsung, serta telaah dokumen perusahaan. Data yang terkumpul dianalisis kesesuaiannya terhadap standar NFPA 1600 edisi 2019 dan Permen PU No. 20/PRT/M/2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total persentase elemen NFPA 1600 edisi 2019 yang terpenuhi sebesar 91,58%, terpenuhi sebagian sebesar 4,49%, tidak terpenuhi sebesar 1,68%, dan tidak dapat diaplikasikan sebesar 2,24%. Sedangkan total persentase elemen Permen PU No. 20/PRT/M/2009 yang terpenuhi sebesar 87,50% dan terpenuhi sebagian sebesar 12,50%. Secara keseluruhan, penerapan sistem tanggap darurat terhadap bahaya kebakaran di gedung kantor PT X sudah baik, namun terdapat beberapa aspek yang perlu dievaluasi kembali oleh perusahaan seperti struktur tim tanggap darurat, penilaian risiko gedung terhadap bahaya kebakaran, serta prosedur pemulihan dari insiden kebakaran.

High-rise buildings such as office buildings located in densely populated areas with high activity such as DKI Jakarta are vulnerable and have a high risk of fire hazard. This study aims to analyze the emergency response preparedness for fire hazards in the PT X office building based on the elements in the 2019 edition of NFPA 1600: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management and Permen PU Nomor 20/PRT/M/2009. This research design uses a qualitative approach with a descriptive design. The data used are primary and secondary data collected through interviews, direct observation, and review of company documents. The collected data was analyzed by comparing it with the 2019 edition of the NFPA 1600 standard and Permen PU No. 20/PRT/M/2009. The study results showed that the total percentage of elements of the 2019 edition of NFPA 1600 that were fulfilled was 91.58%, partially fulfilled was 4.49%, not fulfilled was 1.68%, and not applicable was 2.24%. Meanwhile, the total percentage of elements of Permen PU No. 20/PRT/M/2009 that were fulfilled was 87.50% and partially fulfilled was 12.50%. Overall, the implementation of emergency response preparedness for fire hazards in PT X's office building is good, but there are several aspects that need to be re-evaluated by the company such as the structure of the emergency response team, building risk assessment for fire hazards, and recovery procedures from fire incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Permana Erawaty
"Tesis ini membahas kasus perpindahan suara dalam Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 dan 2019 yang merupakan pertandingan ulang antara Jokowi dengan Prabowo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perubahan suara para milenial urban pelajar pendidikan tinggi sebagai unit analisis, serta untuk mengetahui apakah media sosial berkontribusi dalam pengambilan keputusan tersebut.
Menggunakan pendekatan Columbia dan Michigan dalam model sosial psikologis, kebaharuan yang disajikan adalah adanya perubahan konsep komunikasi massa yang telah bergabung dengan komunikasi interpersonal dalam konsep mass selfcommunication. Penelitian dilakukan secara kualitatif dalam paradigma post-positivism dengan metode holistic single-case study. Analisis dilakukan dengan teknik analisis pattern-matching logic dengan logika pencocokan pola model sosial dan psikologis.
Hasil penelitian menunjukkan variabel sosial yang berkontribusi adalah agama dan etnis dari pemilih dan keluarga pemilih. Terkait dengan variabel psikologi, penelitian ini menunjukkan tidak adanya identifikasi partai, yang ada adalah evaluasi kandidat dan orientasi isu. Preferensi isu yang diinginkan adalah isu Hak Asasi Manusia dan Isu Perempuan. Kinerja petahana dipandang baik dalam infrastruktur dan buruk dalam manajemen manusia serta anggaran. Penantang memiliki koherensi identitas yang berbeda dengan kontestasi Pilpres 2014.
Meme politik menjadi gerbang diskusi dalam kelompok sosial serta pencarian lebih lanjut dalam mengetahui identitas kandidat. Kemampuan kandidat dalam debat sangat berkontribusi dalam proses penetapan keputusan pemilih. Millenial swing voters tidak melakukan mass self-communication jika itu terkait dengan politik karena tidak ingin identitas politik mereka diketahui pengguna media berita daring dan media sosial.

This thesis discussed about voting in the 2014 and 2019 Presidential Elections which was a rematch between Jokowi and Prabowo. The purpose of this study is to explain swing voters in college urban students millennial generation as unit of analysis, as well to find out whether social media contributes to their swing decisions.
By using Columbia and Michigan in the socio psychological model, the novelty presented was a change in the concept of mass communication that had been joined interpersonal communication in the concept of mass communication. The study was conducted qualitatively in the post-positivism paradigm with a single holistic case study method. The analysis had been done by matching the pattern of logic with matching pattern of social and psychological logic.
The results showed the social variables that contributed were religion and ethnicity of the voters and the voters' families. Related to psychological variables, this study shows there was no parties identification, but instead an assessment of candidates and discussion of problems. The preference issues that desired by millennial swing voters was Human Rights and Women's Issues. The incumbent's performance had been seen as good in infrastructure but poor in human management and budget. The challenger had a different identity coherence than on the last contestation in 2014.
Political memes lead to discussions in social groups as well as further findings of a candidate's identity. The ability of candidates in debates greatly contributes to the process of determining election decisions. Millennial swing voters did not engage in mass self-communication if it related to politics because they did not want their political identity to be known by press and on social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hizbullah
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan relasi makna Allah, Ilah, dan Rabb di dalam Al-Quran. Teori yang digunakan adalah Lyons (1977,1995), Nida (1995), dan Cruse (1986,2000). Data penelitian ini diperoleh dari Al-Quran.
Di dalam penelitian ini dibahas komponen makna yang dimiliki oleh masing-masing kata Allah, Ilah, dan Rabb. Atas dasar komponen itu, penelitian ini menentukan bentuk relasi makna yang terjadi antara ketiganya. Relasi makna itu juga menjadi dasar bagi terbentuknya konfigurasi hierarkis ketiga kata tersebut.
Makna sebuah kata dapat ditentukan dengan menguraikan komponen maknanya. Komponen itu terdiri atas komponen umum, komponen diagnostik atau pembeda, dan komponen suplementer. Komponen itu berguna untuk menentukan bentuk relasi yang tesjadi antar kata. Dengan melibat kepada relasi makna itu, ditentukanlah struktur hierarkis kata-kata Allah, Ilah, dan Rabb.
Di dalam Al-Quran, Allah merupakan kata kunci bagi konsep teologi Islam. Kata itu memiliki makna utama sebagai Ilah dan Rabb. Ilah berarti 'Sembahan' dan Rabb berarti `Penguasa'. Keduanya merupakan komponen utama bagi Allah. Adapun Ilah dan Rabb masing-masing memiiki komponen utama; komponen diagnostik, dan komponen suplementer yang menjelaskan maknanya. Kedua kata itu memiliki perbedaan makna, sekalipun terdapat kesamaan komponen makna yang terbatas antara keduanya, yaitu komponen +kasih sayang, +berkuasa, dan +agung. Kesamaan komponen itu membuat keduanya bemelasi secara tumpang final, di samping keduanya merupakan sinonim dalam ranah yang terbatas oleh karena Allah memulia makna yang lebih generik, maka kata itu menjadi superordinat pada struktur kata yang terbentuk. Sedangkan Ilah, dan Rabb tercakup atau terinklusi dan berada di bawah Allah sebagai hiponim.

The aim of this study was to describe meaning relations of Allah, Ilah, dan Rabb in the Holy Koran. The theories used by writer were Lyons (1977,1995), Nida (I995), and Cruse (1986,2000). The data was taken from Holy Koran.
This study discussed meaning components belonged by each word of Allah, Ilah, and Rabb. Based on the components, this study determined the forms of meaning relations among them. The meaning relation became basis of hierarchical configuration form among the words Allah, Ilah, and Rabb.
Explaining its component the components consisted of general, diagnostic, and supplementary components could determine the meaning of a word. They were useful for determining interrelated word forms. By seeing meaning relations, the hierarchical structures of Allah, Ilah, and Rabb could be determined.
In the Holy Koran, Allah was a key for theology concept of Islam. It had major meaning as Ilah dan Rabb. Ilah meant 'object or person worshipped' and Rabb meant 'authority'. Both Ilah and Rabb were major components for Allah. They had their own major components, diagnostics, and supplementary components. Both Ilah and Rabb had different meanings, even though there were similarities that were affection, almighty, and majesty. The similarities of those components made them overlapped, besides that, Ilah and Rabb were synonym in limited domain As Allah had a generic meaning, the word Allah became super ordinate in the formed structure. The words Rah, dan Rabb were hyponyms of Allah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>