Ditemukan 69122 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Fathurrohman
"Mutu pendidikan akan tercapai, apabila didukung oleh seluruh komponen pendidikan yang diselenggarakan dengan segala pertimbangan. Masing-masing komponen tersebut adalah input, proses, dan output, dan hal tersebut perlu mendapat dukungan sepenuhnya dari berbagai pihak yang berperan penting dalam lembaga pendidikan. Namun satu hal yang menjadi fokus di sini adalah selama ini mutu pendidikan dinilai dengan prestasi belajar, output yang diterima di perguruan tinggi unggulan, dan sebagainya, sebaiknya hal tersebut ditambah dengan indikator-indikator nilai keagamaan yang terinternalisasi dalam diri peserta didik. Karena tidak ada nilai-nilai keagamaan yang terinternalisasi dalam diri peserta didik, meskipun peserta didik diajarkan yang berprestasi setinggi-tingginya, pada akhirnya akan menjadi Gayus Tambunan baru. Berangkat dari hal tersebut, maka sangat urgen bagi lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan menengah untuk menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan ke dalam diri peserta didik dengan menggunakan pembiasaan melalui kultur keagamaan."
Tulungagung: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2012
297 JPIK 7:1 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sunaryo Kartadinata
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
371.4 SUN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
JHHP 3-4 (1-2) 2005-2006
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jeehan Risqy Chairunnisa
"Loyalitas mahasiswa menjadi salah satu faktor penting bagi keberlangsungan dan keberlanjutan institusi perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran komitmen mahasiswa terhadap perguruan tinggi sebagai mediator dalam hubungan antara kepuasan mahasiswa dan loyalitas mahasiswa. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Students' Commitment to the Educational Institutes dari Alvi dan Sharma (2021), alat ukur Student Loyalty yang dikembangkan oleh Li (2013) dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Hadi (2018), serta alat ukur Student Satisfaction yang dikembangkan oleh Tuan (2012) dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Abdallah (2013). Data diambil dari 120 mahasiswa strata satu yang sedang menempuh perkuliahan minimal semester enam di perguruan tinggi di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan SPSS Versi 29.0.2.0 dan PROCESS versi 4.3. Hasil analisis PROCESS (Model 4) menunjukkan bahwa komitmen mahasiswa terhadap perguruan tinggi memediasi hubungan antara kepuasan mahasiswa dan loyalitas mahasiswa (ð½ = .11, BootSE= .036, CI 95% [.04, .18]). Penelitian ini menunjukkan apabila kepuasan mahasiswa meningkat, maka komitmen mahasiswa terhadap perguruan tingginya akan meningkat, diikuti peningkatan loyalitas mahasiswa pada perguruan tingginya.
Student loyalty is a crucial factor for the sustainability and continuity of higher education institutions. This study aims to examine the role of student commitment to higher education institutions as a mediator in the relationship between student satisfaction and student loyalty. The measurement tools used in this study are the Students' Commitment to the Educational Institutes from Alvi and Sharma (2021), the Student Loyalty Scale developed by Li (2013) and adapted into Indonesian by Hadi (2018), and the Student Satisfaction Scale developed by Tuan (2012) and adapted into Indonesian by Abdallah (2013). Data were collected from 120 undergraduate students who were in at least their sixth semester at various higher education institutions. The analysis was conducted using SPSS Version 29.0.2.0 and PROCESS version 4.3. The results of the PROCESS analysis (Model 4) indicate that student commitment to their educational institution mediates the relationship between student satisfaction and student loyalty (ð½ = .11, BootSE= .036, CI 95% [.04, .18]). This study demonstrates that when student satisfaction increases, their commitment to the institution also increases, leading to an enhancement in student loyalty."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan Civitas Akademik, di mana Perguruan Tinggi itu berada. Dalam buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi disebutkan bahwa, Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unsur penunjang Perguruan Tinggi dalam kegiatan pendidikan , penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu Perpustakaan perlu mengadakan, menghimpun, mengolah, menyimpan dan melayankan koleksinya yang berisi informasi yang dibutuhkan oleh Penggunanya. Mengingat begitu berarti dan pentingnya perpustakaan bagi Penggunanya, maka perlu diadakan suatu kegiatan yang memperlihatkan dan menjelaskan manfaat pentingnya Perpustakaan bagi seluruh sivitas akademikanya. Hal yang sering terjadi adalah bahwa kemampuan pemakai dalam memanfaatkan Perpustakaan merupakan dasar yang amat penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Selain itu Perpustakaan diharapkan mampu untuk mendidik pemakai untuk tertib dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan semua koleksinya secara maksimal. Dengan demikian Perpustakaan akan berfungsi secara optimal apabila penggunanya dapat mengetahui dengan baik dan cepat di mana dan bagaimana cara menemukan sumber informasi yang mereka butuhkan."
JUPITER 14:2 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ahmad Syukri
"Rerata persentase mahasiswa Sarjana Keperawatan ekstensi untuk melanjutkan pendidikan profesi Ners di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) tiga tahun terakhir adalah 15,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi mahasiswa Sarjana Keperawatan ekstensi tingkat akhir untuk melanjutkan pendidikan profesi Ners di FIK-UI. Desain penelitian menggunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, yaitu sampel yang diambil adalah seluruh mahasiswa Sarjana Keperawatan ekstensi tingkat akhir FIK-UI yang berjumlah 53 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dari teori Motivasi Herzberg, hasil penelitian Murphy (2006) serta Cheng (2007) berjumlah 27 soal yang telah dimodifikasi (α = 0,882, r hitung = 0,296-0,743). Analisis data menggunakan analisis univariat, yaitu distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi responden adalah tinggi (50,9%). Upaya peningkatkan motivasi dapat dilakukan oleh institusi pendidikan dan tempat kerja, baik dalam hal kebijakan program maupun kemudahan perijinan.
The mean percentage of Nursing Bachelor students for continuing professional education nurses in Faculty of Nursing Universitas Indonesia (FON?s UI) in the last three years was 15.4%. The aim of this research was described the degree of final level extension Nursing Bachelor students motivation to continue professional education nurses in FON?s UI. The research used descriptive with cross sectional approach. The sampling technique used total sampling, the samples taken were all final level extension Nursing Bachelor students FON?s UI totaling 53 people. The research instrument used was a questionnaire of Herzberg motivation theory, the research of Murphy (2006) and Cheng (2007) amounted to 27 questions that have been modified (α = 0.882, r count = 0.296 to 0.743). Analysis of data used univariate, the frequency distribution and percentage. The results showed that the respondents' FON?s UI level of motivation was high (50.9%). Efforts to increasing motivation can be done by educational institutions and the workplace, both in terms of ease of licensing policies and programs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64198
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lumbantobing, Jessica Rosdiana Emmanuelle
"Di masa transisi ke perguruan tinggi dalam masa pandemi Covid-19, mahasiswa baru harus menghadapi banyak tantangan dan kesulitan yang berpeluang membuat mahasiswa baru tidak dapat beradaptasi dengan baik dan tidak mencapai prestasi akademik yang maksimal. Khususnya, mahasiswa baru tahun 2020 mengalami keadaan yang cukup menantang karena harus menjalani pendidikan jarak jauh akibat dari pandemi Covid-19. Untuk menjalani masa transisi dengan sukses, mahasiswa baru membutuhkan resiliensi akademik. Dengan resiliensi akademik, mahasiswa baru dapat mengatasi tantangan yang ada dalam masa transisi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan resiliensi akademik yaitu mindset dan stres. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan antara mindset dan stres dengan resiliensi akademik mahasiswa baru dalam pendidikan jarak jauh. Penelitian ini meneliti 327 sampel mahasiswa baru (88 laki-laki dan 238 perempuan; rata-rata umur = 18,10). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Academic Resilience Scale 30 (Cassidy, 2016), Implicit Theories Measures (Henderson et al., 1992), dan Impact of Event Scale-Revised (Weiss & Marmar, 1997). Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mindset dengan resiliensi akademik mahasiswa baru dalam pendidikan jarak jauh (r(325) = -0,068, p > 0,01). Di sisi lain, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara stres dengan resiliensi akademik mahasiswa baru dalam pendidikan jarak jauh (r(325) = -0,145, p < 0,01).
In transition period to university during Covid-19pandemic, freshmen are faced with various challenges and difficulties. Because of that, freshmen may have some difficulties to achieve academic achievement. Particularly, freshmen year 2020 have to online learning context due to Covid-19 pandemic. To overcome all the setbacks that freshmen may have, academic resilience is needed so that they may solve every and achieve good grades. Previous studies found several factors that were related with academic resilience, such as mindset and stress. The objective of this present correlational study is to determine the relationship between mindset, stress, and academic resilience among freshmen in online learning. Research data were collected by online questionnaire technique on 327 participants (88 males and 238 females; mean age = 18,10). Academic Resilience Scale 30 (Cassidy, 2016), Implicit Theories Measures (Henderson et al., 1992), and Impact of Event Scale-Revised (Weiss & Marmar, 1997) were used to measure variables. Pearson correlation analysis is conducted to test all the hypotheses. The results of present study shows that there is no significant relationship between mindset and academic resilience (r(325) = -0,068, p > 0,01). Meanwhile, there is a significant negative relationship between stress and academic resilience (r(325) = -0,145, p < 0,01"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wawan
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat RI, {s.a.}
324
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rangkuti, Anna Armeini
"Fenomena kecurangan akademik masih terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Sebagian besar mahasiswa yang menyaksikan terjadinya kecurangan memilih diam saja dan tidak melaporkannya kepada pihak dosen pengajar atau pihak yang berwenang mengatasinya. Padahal pelaporan kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa yang menyaksikannya akan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya peristiwa kecurangan. Disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi motif yang melatarbelakangi diamnya (silence) mahasiswa yang mengetahui atau menyaksikan kecurangan akademik sekaligus menjelaskan mekanisme pelemahan silence berdasarkan perspektif pengambilan keputusan etis. Disertasi ini terdiri atas 2 studi: studi pertama menggunakan pendekatan exploratory sequential mixed method untuk mengeksplorasi motif-motif silence, dan studi kedua menggunakan pendekatan kuantitatif model persamaan struktural untuk menjelaskan mekanisme pelemahan silence dalam beragam motif yang ditemukan pada studi pertama. Partisipan pada studi 1 kualitatif berjumlah 13 mahasiswa, partisipan pada studi 1 kuantitatif berjumlah 564 mahasiswa, dan partisipan pada studi 2 berjumlah 295 mahasiswa. Temuan pada disertasi ini menunjukkan kebaruan dalam beberapa hal: pertama, penelitian ini berhasil mengidentifikasi dan mengkonfirmasi motif-motif utama silence mahasiswa saksi kecurangan akademik sama dengan motif-motif silence yang selama ini dijelaskan di dalam literatur silence di dunia kerja, yaitu: acquiescent, prososial, oportunistik, dan defensif. Motif prososial dan defensif merupakan motif yang lebih dominan dibandingkan motif acquiescent dan oportunistik. Selain itu, terdapat dua motif silence lain yang belum ada dalam literatur yang ditemukan dari partisipan penelitian, yaitu: a) karena tidak mengetahui cara melaporkan kecurangan; b) karena pernah menjadi pelaku kecurangan. Dua motif ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut dengan melibatkan partisipan yang lebih banyak. Kedua, terujinya ketepatan penggunaan perspektif pengambilan keputusan etis dalam menjelaskan mekanisme pelemahan silence dalam empat motif mahasiswa yang menyaksikan kecurangan akademik. Silence dalam empat motifnya dapat dilemahkan melalui peran academic cheating awareness dengan dimediasi secara serial oleh seriousness of academic cheating dan peer reporting judgment. Pelibatan faktor seriousness of academic cheating sebagai mediator ke dalam model pengambilan keputusan etis memperkaya penjelasan teoretis terkait mekanisme pelemahan silence, khususnya pada mahasiswa saksi kecurangan akademik.
The phenomenon of academic cheating still occurs in the college environment. Most of the students who witnessed the occurrence of cheating chose to remain silent and did not report it to the teaching staff or the authorities. Even though the reporting of academic cheating committed by students who witness it will be able to prevent or reduce the occurrence of fraud events. This dissertation aims to explore the motives behind the silence of students who know or witness academic cheating and to explain the mechanism of weakening silence based on an ethical decision-making perspective. This dissertation consists of 2 studies: the first study used an exploratory sequential mixed method approach to explore silence motives, and the second study used a quantitative approach to structural equation models to explain the mechanism of silence attenuation in the various motives found in the first study. There were 13 students in the first qualitative study, 564 students in the first quantitative study, and 295 students in the second study. The findings of this dissertation indicate novelty in several respects: first, this study succeeded in identifying and confirming the main motives for silence in students who witness academic fraud are the same as the motives for silence that have been described in the literature on silence in the world of work, namely: acquiescent, prosocial , opportunistic, and defensive. Prosocial and defensive motives are more dominant than acquiescent and opportunistic motives. Apart from that, there are two other motives for silence that do not yet exist in the literature which were found among research participants, namely: a) because they did not know how to report academic cheating; b) having been a perpetrator of academic cheating. These two motives still require further proof by involving more participants. Second, the accuracy of the use of an ethical decision-making perspective has been tested in explaining the mechanism of weakening silence in the four motives of students who witnessed academic cheating. Silence in its four motives can be weakened through the role of academic cheating awareness serially mediated by the seriousness of academic cheating and peer reporting judgment. Involving the seriousness of academic cheating as a mediator into the ethical decision-making model enriches the theoretical explanation regarding the mechanism of weakening silence, especially for students who witness academic cheating."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
JPK 18(1-2)2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library