Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Turner, Natasha
New York: Rodale, 2010
615.854 TUR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hermita Bus Umar
"Pola makan yang tidak sehat berhubungan dengan tingginya Dietary Inflammatory Index (DII) yang pada akhirnya memiliki hubungan timbal balik dengan profil lipid yang tidak normal seperti peningkatan LDL. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis DII pada diet Wanita Usia Subur (WUS) etnik Minangkabau dan hubungannya dengan kadar kolesterol LDL. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang pada 143 orang WUS etnik Minagkabau, yang terbagi ke dalam dua kelompok berdasarkan kadar LDL, yaitu LDL tinggi (n=71) dan kadar kolesterol LDL normal (n=72). Pengumpulan data meliputi wawancara, pengukuran antropometri dan pemeriksaan kolesterol LDL. Penilaian konsumsi makanan untuk menghitung DII menggunakan metode Semi Quatitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ) dan Food Recall. Analisis menggunakan uji t idependen, uj Chi square, Uji Anova dan Uji Regresi logistik ganda untuk melihat hubungan DII dengan kolesterol LDL dengan memperhatikan variabel kovariat. Hasil penelitian mendapatkan Skor DII secara keseluruhan sebesar 2,44±1,03, dengan nilai DII pada kelompok LDL tinggi sebesar 2,62±1,15 lebih tinggi dibanding kelompok LDL normal yaitu sebesar 2,27±0,86 (p<0,05). Subjek yang mempunyai DII tinggi (tertil 3) berisiko 2,69 kali mengalami kolesterol LDL tinggi dibanding subjek dengan DII rendah (tertil 1) setelah dikontrol dengan aktifitas fisik. Daging, ayam dan minyak mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kadar kolesterol LDL tinggi, sumber protein nabati (tahu dan tempe), sayuran dan bumbu mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kolesterol LDL normal. Ikan dan santan memberikan kontribusi pada kedua kelompok tergantung teknik pengolahan. Perlu adanya perubahan pola konsumsi dari jenis dan bahan makanan yang bersifat proinflamasi menjadi antiinflamasi, serta membatasi cara pengolahan makanan dengan cara digoreng dan mempertahankan tradisi penggunaan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan kunyit di dalam pengolahan makanan terutama yang menggunakan santanPola makan yang tidak sehat berhubungan dengan tingginya Dietary Inflammatory Index (DII) yang pada akhirnya memiliki hubungan timbal balik dengan profil lipid yang tidak normal seperti peningkatan LDL. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis DII pada diet Wanita Usia Subur (WUS) etnik Minangkabau dan hubungannya dengan kadar kolesterol LDL. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang pada 143 orang WUS etnik Minagkabau, yang terbagi ke dalam dua kelompok berdasarkan kadar LDL, yaitu LDL tinggi (n=71) dan kadar kolesterol LDL normal (n=72). Pengumpulan data meliputi wawancara, pengukuran antropometri dan pemeriksaan kolesterol LDL. Penilaian konsumsi makanan untuk menghitung DII menggunakan metode Semi Quatitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ) dan Food Recall. Analisis menggunakan uji t idependen, uj Chi square, Uji Anova dan Uji Regresi logistik ganda untuk melihat hubungan DII dengan kolesterol LDL dengan memperhatikan variabel kovariat. Hasil penelitian mendapatkan Skor DII secara keseluruhan sebesar 2,44±1,03, dengan nilai DII pada kelompok LDL tinggi sebesar 2,62±1,15 lebih tinggi dibanding kelompok LDL normal yaitu sebesar 2,27±0,86 (p<0,05). Subjek yang mempunyai DII tinggi (tertil 3) berisiko 2,69 kali mengalami kolesterol LDL tinggi dibanding subjek dengan DII rendah (tertil 1) setelah dikontrol dengan aktifitas fisik. Daging, ayam dan minyak mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kadar kolesterol LDL tinggi, sumber protein nabati (tahu dan tempe), sayuran dan bumbu mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kolesterol LDL normal. Ikan dan santan memberikan kontribusi pada kedua kelompok tergantung teknik pengolahan. Perlu adanya perubahan pola konsumsi dari jenis dan bahan makanan yang bersifat proinflamasi menjadi antiinflamasi, serta membatasi cara pengolahan makanan dengan cara digoreng dan mempertahankan tradisi penggunaan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan kunyit di dalam pengolahan makanan terutama yang menggunakan santan.

Poor dietary patterns correlate with high Dietary Inflammatory Index (DII) which ultimately has a reciprocal relationship with abnormal lipid profiles such as elevated Low-Density Lipoprotein (LDL). The purpose of this study was to analyze DII in the diet of Minangkabau ethnic women and their relationship with LDL cholesterol levels. This study uses a cross-sectional design, recruited 143 Minangkabau women of reproductive age, divided into two groups based on LDL levels, namely high LDL (n = 71) and normal LDL cholesterol levels (n = 72). Data collection includes interviews, anthropometric measurements, and examination of LDL cholesterol. Assessment of food consumption to calculate DII using the Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and Food Recall methods. The analysis used independent t-test, Chi-square, ANOVA, and multiple logistic regression tests to see the relationship of DII with LDL cholesterol by observing covariate variables. The results obtained an overall DII score of 2.44 ± 1.03, with a DII score in the high LDL group of 2.63± 1.15, higher than the normal LDL group of 2.27±0.86 (p <0.05). Subjects who have high DII ( 3rd tertile) have a 2.69 times risk of experiencing high LDL cholesterol compared to those with low DII (1st tertile) after being controlled with physical activity. Meat, chicken, and oil have a more dominant contribution to high LDL cholesterol levels, sources of vegetable protein (tofu and tempeh), vegetables, and seasonings have a more dominant contribution to normal LDL cholesterol. Fish and coconut milk contribute to both groups depending on processing techniques. There needs to be a change in consumption patterns from types and foods that are pro-inflammatory to anti-inflammatory, as well as limiting the way food is processed by frying and maintaining the tradition of using herbs such as onions, garlic, and turmeric in food processing, especially those using coconut milk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dubin, rese P
New Jersey: Prentice Hall Press, 1999
615.854 DUB m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Pinayungan
"ABSTRAK
Diabetes melitus tipe dua DM2 adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kegagalan produksi insulin dan/atau resistensi insulin. Metformin merupakan intervensi farmakologi lini pertama pasien DM2. Metformin memiliki efek samping akut dan kronis. Salah satu alternatif pengobatan DM2 yang sedang marak di masyarakat adalah obat herbal, salah satunya Acalypha indica Linn. AI . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak AI terhadap resistensi insulin tikus pascainduksi diit tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK . Tiga puluh ekor tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi enam perlakuan: diit normal, DTFK, metformin 100 mg/kgBB/hari, ekstrak AI 250 mg/kgBB/hari, kombinasi metformin dan ekstrak AI, serta diit normal dengan ekstrak AI. Masa induksi DTFK adalah tujuh minggu dan dilanjutkan dengan terapi selama empat minggu yang tetap disertai induksi DTFK. Ekstrak AI dapat menurunkan kadar insulin plasma tikus pascainduksi DTFK secara signifikan p=0,018 , serupa dengan metformin p=0,009 . Ekstrak AI memiliki efek aditif terhadap metformin dalam meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin p=0,021 dan memperbaiki resistensi insulin tikus pascainduksi DTFK p=0,034 . Oleh karena itu, ekstrak AI dapat digunakan sebagai pendamping terapi metformin pada pasien DM2 serta sebagai terapi pencegahan resistensi insulin pada individu normal.

ABSTRACT
Type 2 diabetes mellitus T2DM is metabolic disorder characterized by chronic hyperglycemia because insulin production impairment and or insulin resistance. Metformin is first line pharmacology intervention of T2DM. Metformin has acute and chronic side effects. One of alternative medicine which mostly developed in society is herbal medicine, like Acalypha indica Linn AI . This research aims to investigate AI extract effect to insulin resistance of high fructose and high cholesterol fed HFHC rats. Thirty male Sprague Dawley rats divided into six group normal diet, HFHC, metformin 100 mg kgBW day, AI extract 250 mg kgBW day, combination metformin and AI extract, normal treated by AI extract. HFHC induction period is four weeks and continued by therapy period as long as seven weeks together with HFHC induction. AI extract is able to decrease plasma insulin significantly p 0,018 , similar to metformin p 0,009 . AI extract has additive effect to metformin in increasing sensitivity of peripheral tissues towards insulin p 0,021 and improving insulin resistance in rats induced by HFHC p 0,038 . Hence, AI extract could be used as metformin complementer on T2DM therapy and as insulin resistance prevention therapy on normal individual."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Werbach, Melvyn R.
"Buku yang berjudul "Healing through nutrition : a natural approach to treating illness with diet and nutrients" ini ditulis oleh Melvyn R. Werbach. Buku ini membahas tentang nutrisi-nutrisi yang dapat menjaga kesehatan tubuh dari penyakit."
London: Thorsons, 1993
R 616.854 WER h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Amelya Augusthina Ayusari
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi di dunia dengan insidensi 25,1% dari semua jenis kanker. Pasien kanker payudara yang menjalani radiasi, umumnya tidak memenuhi kriteria malnutrisi pada skrining gizi namun kebanyakan pasien memiliki massa otot yang rendah, sehingga berpotensi mengalami penurunan kapasitas fungsional. Proses keganasan dan radiasi dapat menyebabkan peningkatan IL-6 yang berdampak pada penurunan kadar Hb. Kadar kolesterol LDL yang tinggi juga sering ditemukan pada pasien dengan obes/riwayat obes, peningkatan ini merugikan karena berdampak pada prognosis dan kesintasan pasien. Terapi medik gizi yang adekuat diperlukan pada pasien kanker payudara.
Metode: Pasien kanker payudara berusia antara 36-79 tahun. Empat pasien telah menjalani mastektomi dan tiga di antaranya telah dikemoterapi. Pasien memiliki hasil skrining MST ≥2. Pemantauan yang dilakukan meliputi keluhan subjektif, kondisi klinis, tanda vital, pemeriksaan laboratorium, antropometri, komposisi tubuh, kapasitas fungsional dan analisis asupan 24 jam. Keempat pasien mendapatkan edukasi nutrisi, oral nutrition support (ONS), suplementasi vitamin dan mineral serta omega-3.
Hasil: Dari hasil pemantauan diketahui bahwa pasien kanker payudara yang mendapatkan terapi medik gizi dapat meningkatkan asupan makanannya, berat badan, massa otot, kekuatan genggam tangan, kadar hemoglobin dan perbaikan kadar kolesterol LDL. Skor ECOG/Karnofsky Performance dari keempat pasien mengalami perbaikan bila dibandingkan dengan pemeriksaan awal.
Kesimpulan: Terapi medik gizi dapat memperbaiki outcome klinis, kapasitas fungsional, antropometri, dan laboratorium pada semua pasien dalam serial kasus ini.

Background: Breast cancer is the most common cancer in the world with an incidency 25.1% of all types of cancer. Generally, breast cancer patients who had undergoing radiation did not meet the criteria for malnutrition based on nutritional screening, but most patient had low muscle mass that reduce functional capacity. Malignancy and radiation cause an increase of IL-6 which result a decrease in Hb levels. High LDL cholesterol levels were also found in obesity or history of obesity which affected the prognostic and survival of breast cacer patient. The patients mostly had skeletal mass decreased. Adequate nutritional therapy is needed for breast cancer patients.
Method: The case saries reported breast cancer patients aged between 36-79 years. Three patients had mastectomy and chemotherapy, while the other had only mastectomy. Patients had MST screening ≥ 2. Patiens were examined of subjective complaints, clinical conditions, vital signs, laboratory examination, anthropometry, body composition, functional capacity and 24-hour intake analysis. The four patients received nutritional education, oral nutrition support (ONS), vitamin and mineral supplement and omega-3.
Results: Breast cancer patients who got adequate nutritional therapy had increased their food intake, body weight, skeletal mass, handgrip strength, hemoglobin levels and improvement of LDL cholesterol levels. The ECOG/Karnofsky Performance Score of the all patients showed improvement from the initial examination.
Conclusion: Medical nutrition therapy improves the outcome, nutritional status, laboratory parameters and body composition in breast cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Aminy M.
"ABSTRACT
Tingginya konsumsi fruktosa dan kolesterol di masyarakat meningkatkan kejadianobesitas, dislipidemia, resistensi insulin, serta sindroma metabolik yang merupakanfaktor risiko utama terjadinya perlemakan pankreas atau non-alcoholic fattypancreas disease NAFPD . NAFPD merupakan kondisi yang masih minimdiketahui patogenesis serta tatalaksanya, namun kondisi NAFPD memiliki sifatreversibel apabila dilakukan modifikasi terhadap faktor risiko utamanya. Penelitian ini meneliti efek penggunaan kombinasi simvastatin dan ekstrak etanol akar tanaman Acalypha indica Linn. yang diketahui memiliki efek antihiperlipidemia dan antidiabetik terhadap perbaikan perlemakan pankreas tikus Sprague-Dawley pasca diet tinggi fruktosa dan kolesterol. Tikus diinduksi diet tinggi fruktosa dan kolesterol selama 4 minggu dan selanjutnya tikus dibagi menjadi 4 kelompok lalu diberikan perlakuan tatalaksana yang berbeda selama 4 minggu, yaitu kontrol negatif K , kontrol positif menggunakan simvastatin S , ekstrak A. indica AI , dan kombinasi S-AI. Hasil analisis uji One Way Anova dengan uji Post Hoc Bonferroni menunjukkan adanya perbedaan perlemakan pankreas yang bermakna antara kelompok tikus K dengan kelompok S p = 0,024, 95 CI: 0,038-0,696 serta antara kelompok tikus K dengan kelompok terapi kombinasi S-AI p = 0,001, 95 CI: 0,241 ndash; 0873 . Kombinasi simvastatin-ekstrak A. indica memberikan efek sinergis dalam perbaikan perlemakan pankreas, namun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan efek samping interaksi tersebut.

ABSTRACT
High fructose and cholesterol diet nowadays has increased the incidence of obesity, dyslipidemia, insulin resistance, and metabolic syndrome which are the main risk factors of non fatty pancreas disease NAFPD . The pathogenesis and treatment of NAFPD is currently not well understood yet, but studies show that NAFPD is a reversible state which can be treated by modifying its underlying risk factors. This research aims to understand the effect of simvastatin ndash Acalypha indica Linn. extract combination which is known to have antihyperlidemic and antidiabetic properties on fatty pancreas improvement in Sprague Dawley mice induced with high fructose and cholesterol diet. Sprague Dawley mice were induced with high cholesterol and fructose diet for 4 weeks, followed by 4 weeks of different 4 treatments for different mice groups, which are negative control, positive control using simvastatin, A. indica extract, and simvastatin A. indica extraxt combination. One Way Anova and Post Hoc Bonferroni test results show significant improvement of fatty pancreas in mice without therapy and mice treated with simvastatin therapy p 0,024, 95 CI 0,038 0,696 , also in mice without therapy and mice treated with simvastatin A. indica extract therapi p 0,000, 95 CI 0,241 ndash 0873 . Simvastatin A. indica extract combination shows synergic effect on fatty pancreas improvement, but further research on adverse effects of the two substrates interaction is needed to confirm safety use of the therapy."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hebert, David
New York: Avery Pub. Group, 1998
616.12 HEB n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Kristiningrum
"Latar Belakang: Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan budaya, termasuk bekerja dari rumah dan pola makan. Meningkatnya penggunaan aplikasi pesan antar makanan selama pandemi Covid-19, mengakibatkan lebih banyak konsumsi makanan jauh dari rumah/food away from home (FAFH), terutama di kalangan pekerja kantoran, dapat berdampak pada kualitas diet, yang dapat berkontribusi pada obesitas dan penyakit tidak menular (PTM) yang berhubungan dengan diet. Namun, hubungan antara FAFH dan faktor sosiodemografis yang memengaruhi kualitas diet pada pekerja kantoran masih belum jelas. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara frekuensi konsumsi FAFH dan sosiodemografi terhadap kualitas diet pada pekerja kantoran. Metode: Data cross-sectional dikumpulkan dari 220 pekerja kantoran di Jakarta, Indonesia, mengenai informasi tentang sosio-demografis dan frekuensi konsumsi FAFH menggunakan kuesioner online terstruktur dan berpartisipasi dalam wawancara food recall 2x24 jam melalui wawancara online. Alternative Healthy Eating Index (AHEI) yang dimodifikasi digunakan untuk menilai kualitas diet. SPSS Versi 22 digunakan untuk semua analisis statistik dalam penelitian ini. Hasil: Kualitas diet yang secara signifikan lebih rendah ditemukan pada pekerja kantoran laki-laki dan pekerja kantoran yang mengonsumsi FAFH frekuensi tinggi (p < 0.05). Dalam model regresi linier, kualitas diet berhubungan signifikan dengan jenis kelamin (β = -3.567; 95% CI = (-6.190) - (0.945); p = 0.008) dan frekuensi konsumsi FAFH (β = -7.853; 95% CI = (-10.081) - (-5.625); p = 0.000). Kesimpulan: Pekerja kantoran, terutama pekerja kantoran laki-laki, sebaiknya membatasi konsumsi FAFH dan memilih opsi yang lebih sehat saat mengonsumsi FAFH. Pemerintah sebaiknya memberikan program pendidikan gizi berorientasi FAFH untuk industri makanan.

Background: The Covid-19 pandemic has led to cultural changes, including working from home and eating patterns. The increased use of food delivery during the Covid-19 pandemic, which resulted in more consumption of food away from home (FAFH), especially among office workers, may have an impact on diet quality, which may be contributed to obesity and non-communicable diseases (NCD) related to diet. However, the relationships between FAFH and sociodemographic factors influencing diet quality among office workers are still unclear. This study explored the association between the consumption frequency of FAFH and sociodemographics on the diet quality among office workers. Methods: Cross-sectional data were collected from 220 office workers in Jakarta, Indonesia, regarding information about the socio-demographics and consumptionfrequency of FAFH using a structured online questionnaire and participating in the 2x24-hour dietary recall interview through an online interview. A modified Alternative Healthy Eating Index (AHEI) was used to assess the diet quality. SPSS Version 22 was used for all statistical analyses. Results: Significantly lower diet quality was found in male office workers and office workers consuming high-frequency FAFH (p < 0.05). In the logistic linear regression model, the diet quality was significantly associated with gender (β = -3.567; 95% CI = -6.190 to -0.945; p = 0.008) and consumption frequency of FAFH ( β = -7.853; 95% CI = -10.081 to -5.625; p = 0.000). Conclusions: Office workers, especially male office workers, should limit their consumption of FAFH and choose healthier options when consuming FAFH. The government should give FAFH-oriented nutrition education programs for the food industry."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>