Ditemukan 57296 dokumen yang sesuai dengan query
Ichsan Pandu Wicaksono
"
Perovskite halida logam organik dapat menyerap sinar matahari dan meningkatkan efisiensi konversi energi tanpa biaya pembuatan yang tinggi. Namun, sebelum teknologi PSC dipasarkan secara massal, masalah stabilitas, toksisitas, dan daur ulang perlu diselesaikan. Sintesis hijau adalah alternatif yang murah dan teknik yang sepenuhnya dapat diakses untuk memproduksi nanopartikel yang saat ini sedang dieksplorasi dalam sintesis TiO2. Dalam penelitian ini, ekstrak alami diperoleh dengan mencampurkan daun Basella rubra dengan air distilasi atau air distilasi + Etanol dalam magnetic stirrer selama 30 menit. Ekstrak-ekstrak ini selanjutnya digunakan sebagai media untuk mensintesis nanopartikel TiO2 menggunakan prekursor titanium isopropoksida (TTIP). Karakterisasi nanopartikel TiO2 yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared (FTIR) spectroscopy, Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Ultraviolet-Visible (UV-Vis) spectroscopy, sedangkan kinerja dalam perangkat sel surya perovskite (PSC) dianalisis menggunakan sumber meter yang terhubung dengan simulator surya. Hasilnya menunjukkan bahwa nanopartikel TiO2 yang disintesis secara hijau memiliki struktur kristal anatase dengan ukuran kristalin rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan rekan komersialnya. Pengamatan menggunakan SEM menunjukkan bahwa morfologi nanopartikel terdiri dari setidaknya dua jenis partikel, yaitu bentuk yang kasar hampir tajam dan bentuk kecil yang terdistribusi secara uniform. Puncak absorbansi dari UV-Vis juga mengonfirmasi pembentukan nanopartikel TiO2 yang disintesis secara hijau dengan energi celah pita sebesar 2,85 eV. Untuk memperoleh kinerja, kurva I-V dianalisis untuk mendapatkan efisiensi konversi daya (PCE). Hasil kurva I-V menunjukkan banyak tanda ketidakstabilan dengan kurva yang memiliki kepadatan arus yang naik dan turun secara sporadis, kemungkinan disebabkan oleh proses pembuatan PSC atau nanopartikel TiO2 yang kurang baik. Nilai PCE tertinggi didapat dari PSC yang difabrikasi dari TiO2 yang disintesis secara hijau dengan pelarut air distilasi + etanol (0,355%) diikuti oleh yan gmenggunakan pelarut air distilasi (0,2467%), yan gmenggunakan pelarut air distilasi + etanol (0,1976%), dan yang menggunakan pelarut air distilasi saja (0,0620%). Bahan TiO2 komersial P25 yang digunakan sebagai perbandingan dalam penelitian ini hanya menghasilkan nilai PCE 0,0259%, relative lebih rendah dibandingkan dengan yang disintesis secara hijau."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library