Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Estetika Yuli Asterini
"Meningkatnya penggunaan narkoba (narkotika, psikotropika dan berbahaya lainnya) di dunia, berdampak pada penyalahgunaan Methamphetamin (METH) khususnya di Indonesia. Efek METH dapat menginduksi neurotoksik, dimana terjadi kerusakan pada saraf terminal dopaminergik, serotonergik, apoptosis neuron, astroglia dan aktivasi mikroglia yang mengarah pada respon peradangan saraf di dalam otak. Studi menunjukkan efek NAC yang signifikan dalam memperbaiki TNF-α dan IL-6 pada fase infeksi akut atau kronis memotivasi pelaksanaan penelitian untuk mengevaluasi perubahan kadar IL-6 dan TNF-α pada pasien ketergantungan METH yang mengalami withdrawal pada kelompok yang mendapatkan terapi N- asetilsistein.
Penelitian ini menggunakan bahan biologis tersimpan (serum), untuk mengetahui kadar IL-6 dan kadar TNF-α sebagai indikator neuroinflamasi pada pasien dengan ketergantungan METH yang mendapatkan terapi NAC (n=30) atau Placebo (n=30) selama 30 hari (cross-sectional). Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Kinetik FKUI Salemba, Jakarta Pusat dan waktu penelitian pada bulan Agustus 2022 sampai bulan November 2022 dengan menggunakan metode ELISA.
Hasil penelitian didapatkan 15 sampel yang terukur dan hanya 7 sampel yang dapat dianalisis (NAC-Placebo, Pre-Post Intervensi). Hasil mean TNF-α (Pre NAC) = 78.403 (pg/ml) ± 108,02, dan mean TNF-α (Post NAC) = 55,3176 (pg/ml) ± 75,15. Hasil IL-6 didapatkan pre NAC= 13,52 pg/ml, dan post NAC= 7,57 pg/ml. Kesimpulan penelitian adalah kadar IL-6 pada kelompok yang mendapatkan NAC mengalami penurunan dan kadar TNF-α pada kelompok yang mendapat NAC mengalami penurunan. Saran untuk penelitian selanjutnya diperlukan sampel baru dengan subyek yang lebih banyak dengan parameter inflamasi lainnya, dan kit-reader yang sensitif untuk mendapatkan efek potensial anti-inflamasi NAC pada subyek ketergantungan METH.

The increasing use of drugs (narcotics, psychotropics and other dangerous drugs) in the world has had an impact on the abuse of Methamphetamine (METH), especially in Indonesia. The effects of METH can induce neurotoxicity, where there is damage to dopaminergic, serotonergic nerve terminals, neuronal apoptosis, astroglia and activation of microglia which leads to a neuroinflammatory response in the brain. The study shows the significant effect of NAC in improving TNF-α and IL-6 in the acute or chronic phase of infection motivating the implementation of research to evaluate changes in IL-6 and TNF-α levels in METH-dependent patients experiencing withdrawal in the group receiving N-acetylcysteine ​​therapy .
This study used stored biological material (serum), to determine IL-6 levels and TNF-α levels as indicators of neuroinflammation in patients with METH dependence who received NAC therapy (n=30) or Placebo (n=30) for 30 days (cross -sectional). The research was conducted at the Kinetic Pharmacology Laboratory, FKUI Salemba, Central Jakarta and the research period was from August 2022 to November 2022 using the ELISA method.
The research results showed that 15 samples were measurable and only 7 samples could be analyzed (NAC-Placebo, Pre-Post Intervention). Results mean TNF-α (Pre NAC) = 78.403 (pg/ml) ± 108.02, and mean TNF-α (Post NAC) = 55.3176 (pg/ml) ± 75.15. IL-6 results showed that pre NAC= 13.52 pg/ml, and post NAC= 7.57 pg/ml. The conclusion of the study was that IL-6 levels in the group that received NAC decreased and TNF-α levels in the group that received NAC decreased. Suggestions for further research require new samples with more subjects with other inflammatory parameters, and sensitive kit-readers to obtain the potential anti-inflammatory effect of NAC in METH-dependent subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetiyawan
"Metamfetamin merupakan salah satu zat yang paling banyak disalahgunakan di Indonesia diantara zat yang lainnya dan dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif. Prevalensi gangguan fungsi kognitif pada orang dengan ketergantungan metamfetamin kira-kira 40% pada penelitian di Amerika Serikat. Sedangkan  di Cina ditemukan 69,89%  pengguna metamfetamin kronis mengalami gangguan fungsi kognitif. Di Indonesia penelitian mengenai metamfetamin masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini untuk melihat profil fungsi kognitif pada orang dengan gangguan penggunaan metamfetamin. Penelitian dilakukan dengan rancang potong lintang. Subyek penelitian adalah pasien dengan gangguan penggunaan metamfetamin di Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dan Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta pada bulan Maret 2019. Besar sampel sebanyak 81 orang. Pemeriksaan fungsi kognitif menggunakan instrumen RAVLT dan pemeriksaan psikopatologi menggunakan instrumen SCL-90. Dari penelitian ini didapatkan hasil prevalensi gangguan fungsi kognitif pada orang dengan gangguan penggunaan metamfetamin sebanyak 37%. Sebagian besar orang dengan gangguan penggunaan metamfetamin yang mengalami gangguan fungsi kognitif adalah laki-laki (80%), berusia ≥30 tahun (63%), pendidikan tinggi (70%), telah bekerja (56,7%), status tidak menikah (53,3%) , tingkat keparahan berat (70%), penggunaan > 24 bulan (83,3%), frekuensi  tidak setiap hari (80%), dosis yang digunakan ≤ 0,5 gram (70%), menggunakan alkohol (46,7%%) dan ganja (46,7%), mempunyai psikopatologi (53,3%) dan gejala  psikotik (40,0%). Secara statistik tidak terdapat hubungan  antara karakteristik subyek, tingkat keparahan gangguan penggunaan metamfetamin, pola penggunaan metamfetamin, penggunaan zat lain serta psikopatologi dengan fungsi kognitif. Prevalensi gangguan fungsi kognitif pada orang dengan gangguan penggunaan metamfetamin cukup besar dan tidak ditemukan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Methamphetamine use is increasing in Indonesia and commonly associated with cognitive impairment. The estimated prevalence of cognitive impairment in methamphetamine dependent individuals was found to be approximately 40% in the United States. In China, approximately 69.89% of chronic methamphetamine user exhibit cognitive impairment. Methamphetamine study in Indonesia is still limited. The research purpose is to explore profile of cognitive impairment in people with methamphetamine use disorder. The research was conducted with cross-sectional design. The subjects were the people with methamphetamine use disorder in Marzoeki Mahdi Mental Hospital in Bogor and Drug Dependence Hospital in Jakarta in March 2019.  The sample consisted of 81 persons. The cognitive function was measured using RAVLT and psychopathology examination using SCL-90. The estimated prevalence of cognitive impairment in people with methamphetamine use disorder was found to be approximately 37%. Subjects with cognitive impairment were aged ≥30 years (63%), males (80%), had a higher level of education (70%), employed (56.7%), married (53.3%), with profound severity (70%), methamphetamine ever used > 24 months (83.3%), not daily use of methamphetamine  (80%), dose of methamphetamine use ≤ 0,5 gram (70%), reported less alcohol drinking (46.7%%), less cannabis use (46.7%), had psychopathology (53.3%) and had more psychotic symptoms (40,0%). No association was found between subjects’ characteristic, severity, pattern, another drug and psychopathology with cognitive impairment. Cognitive impairment occurred frequently among methamphetamine use disorder. This study provides  no association between potential related factors of cognitive impairment among patients with methamphetamine use disorder."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erniawati Lestari
"Ketergantungan metamfetamin merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia dan global dengan angka yang meningkat setiap tahunnya. Terbatasnya bukti klinik farmakoterapi sehingga sampai saat ini belum terdapat terapi standar bagi penyalahgunaan metamfetamin. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas dan keamanan asetilsistein yang merupakan prekursor glutation, sebagai salah satu pengobatan baru yang memiliki potensi dalam bidang adiksi yang dapat mengurangi gejala putus zat dan keinginan untuk menggunakan metamfetamin melalui kuisioner ‘Putus Zat Metamfetamin’ dan SCL-90, serta pemeriksaan kadar glutation (GSH) dan glutation disulfide (GSSG).
Penelitain Randomised control trial (RCT) ini dilakukan bulan september sampai november 2019 pada 66 pria dengan ketergantungan metamfetamin di Balai besar Rehabilitasi Lido Badan Narkotika Nasional (BNN) Indonesia. Dilakukan randomisasi blok pada peserta penelitian untuk menerima obat dan plasebo (2x600mg asetilsistein oral, n=33 atau plasebo, n=33). Gejala putus zat metamfetamin dinilai melalui skor kuisioner ‘Putus Zat Metamfetamin’ dan perbaikan gejala psikiatri pada saat putus zat metamfetamin dinilai melalui skor kuisioner SCL-90. Kadar antioksidan GSH dan GSSG diukur sebelum dan sesudah pemberian obat dan plasebo.
Asetilsistein tidak berbeda bermakna dalam mengurangi skor gejala putus zat (withdrawal) metamfetamin , perubahan gejala psikiatri dan perubahan kadar antioksidan jika dibandingkan dengan plasebo. Asetilsistein juga tidak memiliki perbedaan bermakna dalam hal keamanan jika dibandingkan dengan plasebo. Diperlukan penelitian lebih lanjut melalui uji klinik dengan randomisasi stratifikasi untuk menkonfirmasi hasil penelitian ini.

Methamphetamine dependece is one of the most prevalent health problems in Indonesia and globally, with increasing number every year. Current pharmacotherapies have limited clinical evidence and there has been no standard therapy for methamphetamine dependece. This study was designed to evaluate the efficacy and safety of acetylcysteine which is a precursor of glutathione, as one of the new treatments that has potential effect in addiction that can reduce withdrawal symptoms through the 'Methamphetamine withdrawal symptoms' and SCL-90 questionaire, and through measuring the levels of glutathione (GSH) and glutathione disulfide (GSSG)
This double-blind randomized clinical trial was conducted from September to November 2019 on 66 men with methamphetamine dependence at Lido Rehabilitation Center National Narcotics Control (NNB) of Indonesia. Block randomization of study participants was carried out to receive the drug and placebo (2x1200 mg of oral acetylcysteine, n = 33 or placebo, n = 33). Symptoms of methamphetamine withdrawal are assessed through the questionnaire score 'Methamphetamine withdrawal symtoms' and SCL-90. GSH and GSSG antioxidant levels were measured before and after administration of drugs or placebo.
Acetylcysteine was not significantly different in reducing the scores of methamphetamine withdrawal symptoms, changes in psychiatric symptoms and changes in antioxidant levels when compared to placebo. Acetylcysteine also did not have a significant difference in safety when compared with placebo. Further research is needed through clinical trials with stratified randomization to confirm the results of this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sembay, Jimmy Victor John
"Latar belakang: Pemeriksaan sampel whole blood merupakan pemeriksaan yang biasa dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang pada kasus kasus toksikologi forensik dan postmortem, termasuk pada kasus dugaan penyalahgunaan obat/zat tertentu. Sebaliknya sampel plasma lebih sering digunakan dalam kepentingan klinis dan penelitian farmakologi. Tesis ini akan membahas tentang perbandingan kadar metamfetamin antara whole blood dan plasma.
Metode: Penelitian merupakan penelitian analisis komparatif untuk menentukan perbandingan kadar metamfetamin dalam whole blood terhadap plasma. Sampel diperoleh secara consecutive sampling pada 9 subyek orang hidup yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel darah diambil dengan cara pungsi vena dan kemudian dimasukan ke dalam tabung vakum yang mengandung natrium fluorida dan natrium oksalat. Plasma dipisahkan dari whole blood dengan cara centrifuge sebelum pemeriksaan. Sampel Whole blood maupun plasma dianalisis dengan metode gas chromatography mass spectrometry (GC-MS) dan data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji Wilcoxon.
Hasil: Perbandingan atau rasio kadar metamfetamin whole blood terhadap plasma yaitu sebesar 1,0042 dengan nilai signifikasi p > 0,05 (p=0,753).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan bermakna antara kadar metamfetamin whole blood dan plasma, karena itu dalam pemeriksaan kadar metamfetamin dapat digunakan whole blood maupun plasma sebagai bahan pemeriksaan.

Background: Drug analysis in forensic and postmortem toxicology including drug abused cases is usually performed on whole blood whereas plasma is preferably used in clinical facilities and pharmacological studies. Most drugs are not equally distribute between blood and plasma, so the levels in plasma may differ from in whole blood. This thesis discusses about comparison of methamphetamine levels between whole blood and plasma.
Methods: The research is a study of comparative analysis to compare methamphetamine level in whole blood to plasma. Sampling was performed by consecutive sampling method from 9 live person who fullfiled inclusion criteria. Blood was taken with venipuncture and put in vacum container which containing natrium fluoride dan natrium oksalate . Plasma was separated from whole blood with centrifugation before analyzed. Samples was analyzed with gas chromatography mass spectrometry (GC-MS) and the data was analyzed with Wilcoxon test.
Result: This study showed ratio of methamphetamine levels in whole blood to plasma was 1,0042 and p value > 0,05 (p=0,753).
Conclusion: There is no difference between methamphetamine level in whole blood and plasma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Aprilina
"Metamfetamin merupakan jenis obat terlarang yang sering disalahgunakan oleh masyarakat. Dalam proses penanganan penyalahgunaan obat-obatan terlarang diperlukan metode analisis yang sensitif, selektif serta valid. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi kondisi analisis dan validasi untuk analisis metamfetamin dalam rambut. Sistem kromatografi terdiri dari kolom DB-5-MS (30 m x 0,25 mm, 0,25 μm) dengan fase gerak berupa gas helium. Sebagai baku dalam digunakan efedrin hidroklorida. Program suhu yang terpilih yaitu pada zona 1 diawali dari suhu 50oC ditahan selama 1 menit kemudian dinaikkan suhunya menjadi 150oC ditahan selama 5 menit dengan kenaikan suhu 20oC/menit, kemudian dinaikkan suhunya menjadi 250oC dan ditahan selama 2 menit dengan kenaikan suhu 30oC/menit, suhu injektor 250oC. dan laju alir 1,2 mL/menit. Pada validasi dalam rambut, diperoleh nilai LLOQ 0,5 μg/mL. Metode ini juga memenuhi kriteria akurasi dan presisi intra hari dan antar hari selama 5 hari dengan nilai %diff yang tidak melampaui +15%.

Methamphetamine is a type of drug that is often abused by people. In the process of handling the abuse of illicit drugs, a sensitive, selective and valid method is required.In this study, optimization of analytical conditions and validation for the analysis of methamphetamine in hair was conducted. Chromatography was performed on a DB-5MS column (30 m x 0,25 mm, 0,25 μm) with helium as mobile phase. Ephedrine hydrochloride was used as internal standard. Temperature programme selected for zone 1 begins from 50oC and held for 1 min then raised to 150oC temperature was held for 5 min with 20oC/minute temperature rise, then raised the temperature to 250oC and held for 2 minute with a temperature rise 30oC/minute; the injector temperature was 250oC, and a flow rate of 1.2 mL / minute. In hair validation the lower limit of quantification was 0.5 μg/mL. The method also fulfill the criteria for accuracy and precision intra and inter day for 5 days by %diff values that does not exceed + 15%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isrizal
"Masalah penelitian adalah : (I) Bagaimanakah proses pelaksanaan ToTu? ; (2) Adakah peningkatan pengetahuan terhadap materi (ToTu) antara sebelum dan sesudah mengikuti ToTu? (3) Adakah hubungan antara peningkatan pengetahuan materi ToTu dengan taraf fungsi menyeluruh subyek kelompok eksperimen? ; (4) Apakah ada pengaruh treatment yang berorientasi pada tugas (ToTu) dalam memperbaiki fungsi menyeluruh pasien GBZ ?
Subyek penelitian ialah pasien yang sedang menjalani program rawat inap di Unit Rehabilitasi Medik RSKO, kriteria : (a) Dengan diagnosis penggunaan heroin yang merugikan dan ketergantungan heroin dalam keadaan remisi.; (b) Pendidikan pasien minimal SMA; (c) Pendidikan orangtua tidak ditentukan, (d) Bersedia untuk berpartisipasi di dalam ToTu.Subyek diambil secara insidental dan ditempatkan ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara non random assignment.
Disain penelitian ini tergolong ke dalam evaluation research (Hawe,1994); quasi-experimental design, nonequivalent control group design (Craig &Metze,1986) dan models of combined designs - the dominant-less dominant design (Cresswel,1994:177); termasuk juga ke dalam.
Untuk mengumpulkan data penelitian ini akan digunakan instrumen-instrumen berikut: (1) Skala yang digunakan untuk mengevaluasi taraf fungsi menyeluruh yaitu Addiction Severity Index (AdSeI,McLellan dkk,1980; McLellan, dkk.1980 dalam Wanigaratne,S.dkk ,1995); (2) Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan terhadap materi ToTu setelah belajar, dibuat berdasarkan materi setiap tugas dan tugas yang hams dilakukan subyek; (3) Kuesioner evaluasi terhadap proses terdiri dari, perubahan yang dibutuhkan terhadap materi ToTu , form kepuasan pasien, form penilaian diskusi kelompok, form penilaian pasien. (Linney, 7.A & Wandersman,A.1991), ToTu terdiri dari sepuluh tugas pasien dan sepuluh tugas keluarga pasien. Tujuan ToTu adalah (I) meningkatkan pengetahuan pasien tentang ketergantungan zat, (2) membantu pasien mendiagnosa diri sendiri yang berarti mengakui bahwa pasien mempunyai penyakit ketergantungan, (3) memperkenalkan dan memudahkan keterlibatan pasien di dalam program treatment yang efektif terus-menerus, (4) menolong pasien mengambil tanggung jawab pribadi untuk mempertahankan atau memelihara program `kesembuhan'. Bagi keluarga pasien, diharapkan dapat mengambil tanggung jawab sebagai pendukung utama pasien dalam mencapai `kesembuhan'.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian, adalah (1) ToTu dapat diterapkan dan dianggap sangat diminati, berguna dan relevan dengan kebutuhan pasien dan keluarga serta berhasil memperbaiki taraf status medis dan penggunaan zat pada kelompok eksperimen; (2) Ada peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap materi ToTu pada kelompok eksperimen setelah mengikuti program; (3) Bila dilihat secara keseluruhan tidak ada hubungan yang kuat antara peningkatan pengetahuan materi ToTu dengan taraf fungsi menyeluruh kelompok eksperimen. Namun, bila dilihat per aspek, ada hubungan yang cukup kuat antara peningkatan pengetahuan materi ToTu dengan status medis dan status penggunaan zat kelompok eksperimen. Pada aspek fungsi menyeluruh - status pendidikan/pekerjaan, status legal, status social/eluarga, status psikologis tidak terdapat hubungan yang kuat dengan peningkatan pengetahuan materi ToTu. Bila dilihat secara keseluruhan ,tidak ada pengaruh ToTu dalam memperbaiki fungsi menyeluruh pasien GBZ pada tindak lanjut tiga sampai enam bulan setelah selesai dari treatment. Namun bila dilihat dari aspek-aspek taraf fungsi menyeluruh terdapat pengaruh yang signifikan ToTu dalam memperbaiki status medis dan status penggunaan zat.
Pada aspek fungsi menyeluruh : status pendidikan/pekerjaan, status legal, status sosial/keluarga, status psikologis tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ToTu. Penyebab pertama mungkin karena pelajaran pada tugas sembilan dan sepuluh yang membicarakan pengegahan kambuh dan mewujudkan rencana ke dalarn tindakan belum sempat dilatihkan kepada subyek kelompok eksperimen.
Hal kedua yang menjadi penyebab adalah terhentinya tugas-tugas ToTu untuk keluarga pasien pada tugas kedua dan kurangnya dukungan keluarga dan sosial kepada pasien dalam berjuang mencapai kesembuhan. Saran atau implikasi dari penelitian ini adalah: program dapat diterapkan di RSKO dan pusat pelayanan pasien GBZ lain, baik secara rawat inap maupun rawat jalan. Materi ToTu perlu dimodifikasi dan diperkaya dengan pengetahuan tentang aspek hukum dan etika, dunia kerja dan perencanaan karir di masa datang.
Penelitian mendatang perlu memusatkan perhatian pada perbaikan metode. penelitian terutama disain penelitian, kesulitan logistik berhubungan dengan subyek pasien GBZ (misal sering berpindah, kekurangan konsistensi dalam jaringan sosial), penempatan subyek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random assignment to treatment. Untuk tes pemahaman materi ToTu, perlu dibuat kumpulan soal tes secara integratif yang mencakup materi kesepuluh tugas. Pendidikan bagi keluarga berupa pelatihan intensif dalam beberapa hari untuk mengatasi kesibukan anggota keluarga yang terlibat dalam proses treatment pasien."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T3250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Elisabet Febriani
"ABSTRAK
Penelirian ini berfokus pada Strategi Penyu!uhan Dalam Upaya Menekan Tingkat Pecandu Dikalangan Mabasiswa Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada Universitas TrisaktiJ. Penelitian ini tennasuk penelitian kualitatif dengan desnin deskriptif-analitis.
Deputi Bidang Pencegahan Badau Narkotika Nasional memberikau pelayanan di bidang demand reduction kepada masya.rakat, dengan meiakukan penyuluhan. Pcnyuluhan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat tmtuk mengenal, mengerti, dan mengetnbui dampa_'<: buruk penyalahgunaan narkoba. Pengurupulan data dilakukan dengan wawancara mendalam.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa: Strategi Penyuluhan Dalam Upeya Menekan Tingkat Pecandu Dikalangan Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada Universitas Trisakti) yang menjadi fokus adalah pengimplementasiannya. Dalarn melakaanakan sebullh penyuluhan ada beberepa bal yang menjadi komponen utan10 yaitu kualitas tenaga penyuluh, kuantitas tenaga penyuluh, metode, dan dana. Pada kenyataannya penyuluhan yang diJakukan oleh BNN di Universitas Trisak:ti belum memenuhi krlteria-kriteria penyuluhan yang benar. Belum ada standar baku untuk meneapai sebuah penyuluhan tersebut mendekati penyuluhan ideal. Kurangnya jumlah tenaga penyuluh yang dimiliki oleh deputi bidang penceguhan dengan luasnya wilayah penyuluhan mengakibatkan mater!yang hendak disrunpelkan tidak tepat sasaran. Belum lagl metode dan pengetahuan dari penyuluh yang berbada-beda membuat
audience dengan segala hambatannya menerima materi, salah membentuk sebullh

ABSTRACT
This research focuses on the outreach strategies in the effort level pressing addicts amongst students in higher education (Case study at the University of Trisakti). This is a qualitative research using descriptive-analytic design.
Deputy Of Prevention of The National Narcotics Board provides services un he areas of demand reduction to the public, by way of Counseling. Guidance is to invite the public to know, understand, and know the bad effects of drugs abuse. Data collection -"vas done by in-depth interview.
From the analysis of the interview, it was concluded that: Outreach Strategies in the Effort Level Pressing Addicts Amongst Students in Higher Education (Case Study at the University of Trisakti) that become the focus is the implementation. In carrying out an extension there are some things that become a major component of quality of FEA, FEA quantity, methods, and funding. In fuct, counseling conducted by NNB at the University of Trisakti not meet the criteria for the correct counseling. There has been no standard to achieve an counseling is close to ideal coWll!eling. Lack of counseling workers who are owned by the deputy field with a vast area of prevention counseling resulted in material that is trying to convey is not on target. Not to mention the methods and knowledge of different.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20944
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Andhini Yosephine
"Penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkotika membutuhkan suatu rangkaian tindakan yang berkesinambungan dari berbagai unsur, salah satunya mencakup tindakan yang bersifat rehabilitatif. Sebab, paradigma penjatuhan sanksi kurungan penjara bagi penyalahguna tidaklah tepat, karena seorang penyalahguna yang memiliki sifat adiktif terhadap narkotika perlu disembuhkan melalui upaya rehabilitasi. Dengan mengolah data sekunder, maka dihasilkan tulisan yang menjabarkan profile relapse penyalahguna narkotika TC, untuk melihat kecenderungan relapse pada penyalahguna narkotika yang telah menjalani rehabilitasi terapi komunitas atau Therapeutic Community (TC) di Balai Besar Rehabilitiasi BNN. Hasil tulisan ini, menunjukan profile relapse pada rehabilitasi TC di BNN, tergolong cukup rendah dibanding profile relapse lainnya.

To overcome the abuse of drugs requires a continuous series of actions from various elements, which one of them is a rehabilitative action. Prison punishment for drug abusers is not appropriate, because a drug abuser who is addicted to drugs needs to be healed through rehabilitation. This paper is made by analyzing secondary data, and the result of the analysis is a description of Therapeutic Community drug abuse relapse profile, which is used to analyze the tendency of relapse on drug abusers who have experienced the Therapeutic Community in Balai Besar Rehabilitasi BNN. The result of this paper shows that relapse profile on Therapeutic Community rehabilitation in BNN is lower than other relapse profile."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Lita
"Skripsi ini membahas faktor yang mempengaruhi Indeks Severitas Adiksi Addiction Severity Index pada pengguna Napza dan gambaran keberhasilan program rehabilitasi sosial di Rumah Singgah PEKA tahun 2015-2017. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian menggunakan desain studi potong lintang cross sectional study dilakukan dengan total populasi dengan jumlah 132 orang klişen, dengan sampel 86 klien. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam sedangkan data sekunder diperoleh melalui data kuesioner ASI Addiction Severity Index 5th Edition.
Hasil: tingkat masalah indeks severitas adiksi terbesar pada area penggunaan obat. Penggunaan zat yang paling banyak adalah jenis heroin golongan narkotika sejumlah 49 klien. Tidak ditemukan hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status menikah dan penggunaan zat utama dengan indeks severitas adiksi. Namun, ada hubungan antara domisili dengan indeks severitas adiksi dengan nilai P = 0,006, PR 0,156 CI 0,038-0,642. Keberhasilan program di Rumah Singgah PEKA berdasarkan kemampuan klien mencapai tujuan dan pengurangan dosis, yaitu yang dinyatakan berhasil menurut konselot dari 86 klien sebanyak 62 72. Namun mantan klien masih mudah untuk mengalami relaps karena kurangnya monitoring.

This thesis discusses about the factors that influence the Addiction Severity Index on the drug users and the success of social rehabilitation program in Rumah Singgah PEKA in 2015 2017. This descriptive research with quantitative and qualitative approach with research design using cross sectional study design. Total population with 132 people client , with sample 86 client. The data used in this research is primary and secondary data. Primary data were obtained from in depth interviews while secondary data obtained through data of ASI questionnaire Addiction Severity Index 5th Edition.
Results the degree of problem of the largest addiction severity index in the area of drug use. The most widely used substance is narcotics type heroin of 49 clients. No association was found between age, sex, education, marital status and the use of key substances with an addiction severity index. However, there is a correlation between domicile and addiction severity index with value P 0,006, PR 0,156 CI 0,038 0,642. The success of the program in Rumah Singgah PEKA based on the client 39 s ability to achieve goals and dose reduction, which is declared successful according to the counsel of 86 clients as much as 62 72. But the former client is still easy to experience relapse due to lack of monitoring.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Senja Murni
"Rumah Sakit Ketergantungan Obat merupakan salah satu rumah sakit rujukan ketergantungan Obat yang terletak di daerah Cibubur Jakarta Timur. Rumah sakit ini tidak hanya memfokuskan kepada pasien-pasien ketergantungan obat saja melainkan dikembangkan pelayanan bagi pasien non ketergantungan obat (umum atau non NAPZA). Penelitian ini bertujuan untuk dapat menentukan target pasar yang sesuai bagi Instalasi Rawat Inap Non NAPZA RSKO Cibubur Tahun 2008 berdasarkan identifikasi dan pemilihan segmentasi pasar yang ada. Karakteristik penduduk dalam kajian ini dibagi berdasarkan segmen geografi, demografi. psikografi dan perilaku. Data yang digunakan dalam pene1itian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bersifat kualitatif kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan me1akukan wawancara mendalam kepada pihak rumah sakit sebagai informan. Sedangkan penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang ada disekitar lingkungan rumah sakit. Dari hasil anal isis dan pengolahan data didapat dua kluster segmentasi psikografi dan tiga kiuster segmentasi perilaku. Pada segmentasi geografi didapat bahwa responden memilih pelayan rawat inap yang dekat dengan tempat tinggal, sedangkan pada segmentasi demografi usia produktif yang paling dominan, ini sesuai dengan yang diharapkan pihak RSKO. Pekerjaan sebagai karyawan merupakan yang paling banyak, hal ini menjadi pertimbangan pihak RSKO untuk dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan yag ada disekitar RSKO. Dengan tingkat pendidikan terbanyak SMU dan berpenghasilan 1-2 juta maka pihak RSKO hendaknya meningkatkan kualitas tenaga medis dan peralatan serta menyediakan rawat inap kelas 2 dan kelas 3 lebih banyak lagi. Untuk mendapatkan target pasar yang diinginkan maka RSKO hendaknya melakukan seminar atau promosi untuk merubah paradigm RSKO sebagai rumah sakit menakutkan, meningkatkan pelayanan untuk rawat inap NON NAPZA dengan biaya yang terjangkau, menambah ruangan rawat inap untuk kelas 2 dan kelas 3.

Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur is one of drug dependence reference hospital which located in area Cibubur Jakarta Timur. This hospital not only focussed to just drug dependence patients but developed by service for patient non drug dependence {common or non NAPZA). This research aim to to be able to determine target of market appropriate for Installation R,awat !nap Non NAPZA RSKO Cibubur 2008 based on identification and election of the market segmentation. Resident characteristic in this study divided based on segment geography, demography, psychography and behavior. Data applied in this research is primary data and secondary data. This research is analytic descriptive research having the character of quantitative qualitative. Research qualitative is done by doing in depth quantitative research is done by propagating questionalre to the responder is around by hospital area. From result of analysis and data processing is gotten [by] two kluster segmentation of psychography and three kluster behavioristic-segmentation, At segmentation geography it is gotten that respondent chooses steward to rawat inap which close to residence, while at segmentation of productive age demography of which most dominance, this matching with?"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T20894
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>