Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155494 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Monik Purnamasari
"atar Belakang: Kejadian obesitas pada remaja terus meningkat di Indonesia. Kadet mahasiswa Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) adalah remaja yang perlu diperhatikan status gizinya karena merupakan komponen cadangan dalam pertahanan negara yang siap dimobilisasi kapan saja. Salah satu penentuan status gizi adalah berdasarkan pemeriksaan antropometri, termasuk komposisi tubuh. Penelitian di luar negeri menunjukan bahwa pelatihan dasar militer memengaruhi komposisi tubuh yang berkaitan dengan performa fisik tentara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 12 minggu pelatihan dasar militer terhadap antropometri, serta untuk mengetahui model prediksi total dan delta persentase lemak tubuh (PLT) pada kadet mahasiswa Unhan RI. Metode: Studi ini adalah studi kuantitatif dengan metode Pre-Experimental One-Group Pretest-Posttest Design pada 111 wanita and 146 pria mahasiswa Unhan RI yang mengikuti pelatihan dasar militer yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2023. Variabel bebas dalam studi ini adalah Skinfold Thickness (ST), skor Z Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap umur, lingkar pinggang, kualitas tidur, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan PLT prapelatihan, dengan variabel terikat delta dan total persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer. Perbedaan variabel bebas sebelum dan setelah pelatihan diuji dengan Dependent T-Test. Uji korelasi Pearson dilakukan dan dilanjutkan dengan uji multivariat regresi linier berganda untuk memeroleh model prediksi delta PLT dan total PLT pascapelatihan dasar militer. Hasil: Pelatihan dasar militer secara signifikan berpengaruh menurunkan lingkar pinggang, skinfold thickness, skinfold trisep, skinfold bisep, skinfold suprailiaka, skinfold subscapular ke arah ideal, tetapi secara signifikan meningkatkan berat badan dan status gizi berdasarkan skor Z IMT kadet mahasiswa pria Unhan RI ke arah tidak ideal. Pelatihan dasar militer tidak berpengaruh terhadap kualitas tidur, kadar lemak subkutan, PLT, massa otot skeletal kadet mahasiswa Unhan RI pria di Indonesia. Pelatihan dasar militer pada kadet wanita Unhan RI secara signifikan berpengaruh menurunkan PLT, lingkar pinggang, skinfold thickness, skinfold trisep, skinfold bisep, skinfold suprailiaka, skinfold subscapular ke arah ideal, meningkatkan massa otot skeletal ke arah ideal, tetapi meningkatkan berat badan dan status gizi berdasarkan skor Z IMT ke arah tidak ideal. Pelatihan dasar militer tidak berpengaruh terhadap kualitas tidur dan kadar lemak subkutan kadet mahasiswa Unhan RI wanita di Indonesia. Model prediksi delta persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer di Indonesia pada kadet mahasiswa Unhan RI wanita adalah “Delta PLT= 4.829-0.103*ST-0.537*Z IMT” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 53.8%, sedangkan pada pria adalah “Delta PLT= 5.313-0.106* ST-0.497*Z IMT-8.051E-5*Aktivitas Fisik” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 56.5%. Model prediksi total persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer di Indonesia pada kadet mahasiswa Unhan RI wanita adalah “PLT Total Pascapelatihan = 12.034 + 0.535*PLT prapelatihan” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 76.8%, sedangkan pada pria adalah “PLT= 6.368 - 0.072*ST + 0.7*PLT prapelatihan + 0.004*karbohidrat - 7.951E-5*Aktivitas Fisik” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 81.3%. Kesimpulan: Komposisi tubuh kadet mahasiswa S1 pria dan wanita Unhan RI membaik setelah pelatihan dasar militer. Prediktor paling kuat terhadap kadar PLT total dan delta PLT pada pria adalah lingkar pinggang dan PLT prapelatihan, sedangkan pada wanita prediktor paling kuat terhadap kadar PLT total dan delta PLT adalah skor Z IMT terhadap umur dan PLT prapelatihan.

Background: The incidence of obesity in adolescents continues to increase in Indonesia. The nutritional status of Republic of Indonesia Defense University (RIDU) cadets is important to be monitored because they are reserve components in national defense that ready for mobilization anytime. Anthropometric examination is one of nutritional assessment, including body composition analysis. Research abroad showed that basic combat training altered body composition related to army physical performance. Objective: This study aims to assess the effect of 12-weeks Basic Combat Training (BCT) on the anthropometry and to determine the total and delta body fat percentage (BFP) prediction model of RIDU cadets after basic combat training in Indonesia. Method: This study is a quantitative study using the Pre-Experimental Model One-Group Pretest-Posttest Design method with 111 female and 146 male students from the RIDU who participated in basic combat training that fullfilled the inclusion and exclusion criteria. The study was conducted in May-September 2023. The independent variables in this study were Skinfold Thickness (ST), Body Mass Index (BMI) for age, Waist Circumference (WC), sleep quality, eating habits, physical activity, and BFP before training, with dependent variable were the delta and total body fat percentage after basic combat training. Differences in independent variables before and after training were analysed by using Dependent T-Test. The Pearson correlation test was carried out and followed by a multivariate multiple linear regression test to obtain delta and total body fat percentage predictive model formula after basic combat training. Results: Basic combat training significantly reduces waist circumference, skinfold thickness, triceps skinfold, biceps skinfold, suprailiac skinfold, subscapular skinfold toward ideal values but significantly increases body weight and nutritional status based on BMI Z-scores toward less ideal levels for male Unhan RI cadets. BCT has no effect on sleep quality, subcutaneous fat levels, BFP, skeletal muscle mass of male RIDU cadets. In female, BCT significantly reduces body fat percentage (BFP), waist circumference, skinfold thickness, triceps skinfold, biceps skinfold, suprailiac skinfold, subscapular skinfold towards ideal values, and increases skeletal muscle mass towards ideal levels. However, it also increases body weight and nutritional status based on BMI Z-scores toward less ideal levels. BCT has no effect on sleep quality and subcutaneous fat levels of female RIDU cadets. The delta predictive model formula for body fat percentage after basic combat training in Indonesia for female RIDU cadet was "Delta BFP = 4.829-0.103*ST-0.537*BMI age" with the variables ability to explain BFP was 53.8%, while in men the predictive model formula was "Delta BFP= 5.313-0.106*ST-0.497*BMI age-8.051E-5*Physical activity" with the ability of the variables to explain BFP was of 56.5%. Predictive model formula of total body fat percentage after basic military training in Indonesia in female cadet was “total BFP after BCT = 12.034 + 0.535*BFP before BCT” with variable's ability to explain BFP was 76.8%, while for male the total predictive model formula was “total BFP after BCT = 6.368 - 0.072*ST + 0.7* BFP before BCT + 0.004*Carbohydrate - 7.951E-5*Physical Activity” with variable’s ability to explain BFP was 81.3%. Conclusion: Body composition among female and male RIDU cadets were improved after basic combat training. The strongest predictor of total BFP and delta BFP level in male were waist circumference and BFP before training, while in female the strongest predictor of total BFP and delta BFP level were Z-score BMI for age and BFP before training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inarota Laily Bt Abd Mukti
"Tingkat aktivitas fisik di kalangan anak remaja semakin menurun. Gaya hidup sedenter, penggunaan gadget dan pola makanan cepat saji menyebabkan anak remaja berisiko menjadi overweight dan obes. Faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan dengan peningkatan persentase lemak tubuh. Perlu upaya preventif untuk meningkatkan aktivitas fisik anak, salah satunya dengan melakukan transportasi aktif ke sekolah. Anak kelas 7 dan kelas 8 SMPN7 diminta mengisi lembar pertanyaan data pribadi dan penghasilan orang tua, lembar pertanyaan transportasi, Physical Activity Questionnaire for older Children PAQ-C , 24-hour food recall dan Tanner Stage. Pemeriksan tinggi badan, berat badan serta persentase lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara persentase lemak tubuh dengan transportasi. Indeks massa tubuh IMT yang meningkat akan memberikan nilai persentase lemak tubuh yang turut meningkat. Skor PAQ-C yang meningkat akan memberikan nilai persentase lemak tubuh yang menurun.

Level of physical activity among adolescents has declined. Sedentary lifestyle, use of gadgets and fast food causing teenagers at risk of becoming overweight and obese. These factors associated with an increase in body fat percentage. One of preventive efforts in increasing physical activity is with active transportation to school. Seventh and 8th graders of SMPN7 who met the inclusion criterias were asked to fill out questions of personal data and parents income, a transport question sheet, Physical Activity Questionnaire for older Children PAQ C , 24 hour food recall and a personal assessment of Tanner Stage, continued with measurement of height, weight and body fat percentage using BIA. There is no relationship between percentage of body fat and transportation. Increasing of Body mass index BMI will give an increased of body fat percentage. An increase of PAQ C scores will provide a value of decreased body fat percentage."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Andriani
"Kebugaran dengan fleksibilitas rendah dapat berkontribusi pada timbulnya cedera akut. Posisi yang dimodifikasi and-reach test, yang merupakan tes yang paling banyak digunakan untuk mengukur hamstring dan backflexibility yang lebih rendah, dilakukan untuk mengukur kelenturan kebugaran dari para penari mahasiswa tingkat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara BMI, persentase lemak tubuh, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, asupan kualitas tidur, energi dan makronutrien dengan kebugaran fleksibel Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 160. Kebugaran fleksibilitas rata-rata dengan metode tes duduk dan jangkauan yang dimodifikasi dalam penelitian ini adalah 31,70 ± 6,70 cm. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara aktivitas peregangan dengan kebugaran fleksibel (nilai p 0,001). Selain itu, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, kualitas tidur, dan asupan protein memiliki hubungan positif dengan kebugaran fleksibilitas. Sementara itu, BMI, persentase lemak tubuh, asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan lemak memiliki hubungan negatif dengan kebugaran fleksibilitas.

Fitness with low flexibility can contribute to acute injury. Modified position and-reach test, which is the most widely used test to measure hamstring and lower backflexibility, was carried out to measure the flexibility of fitness of high-level student dancers. The purpose of this study was to determine the relationship between BMI, body fat percentage, activity physical activity, stretching activity, intake of sleep quality, energy and macronutrients with flexible fitness This study used a cross sectional design with a total sample of 160. Fitness average flexibility with the sitting test method and the modified range in this study was 31.70 ± 6.70 The results of the bivariate analysis showed a significant relationship between stretching activity and flexible fitness (p value 0.001). In addition, physical activity, stretching activity, sleep quality, and protein intake have a positive relationship with fitness flexibility. Meanwhile, BMI, body fat percentage, energy intake, carbohydrate intake, and fat intake have a negative relationship with fitness flexibility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Ernandini
"Pendahuluan Kehilangan pendengaran adalah problem yang sering diderita pekerja yang terpajan bising, diantaranya adalah masinis kereta api. Pajanan bising dapat menyebabkan kondisi stres oksidatif yang menyebabkan kematian pada sel rambut melalui proses nekrosis atau apoptosis. Untuk mengatasi hal tersebut, tubuh manusia memiliki mekanisme pertahanan endogen dengan membentuk enzim antioksidan, salah satunya glutathione peroxidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk korelasi antara aktivitas glutathione peroxidase dengan hasil pemeriksaan audiometri dan mengetahui akurasi aktivitas glutathione peroxidase sebagai prediktor hasil pemeriksaan audiometri yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini kehilangan pendengaran akibat bising. Metode Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada masinis kereta api. Variabel prediktor mencakup aktivitas glutathione peroxidase, indeks brinkman, indeks massa tubuh, dan usia. Variabel respon adalah nilai rerata ambang pendengaran pada frekuensi 3000, 4000, dan 6000 Hz. Hasil Subyek penelitian terdiri dari 46 orang masinis yang memiliki rerata nilai ambang pendengaran pada frekuensi 3000, 4000, 6000 Hz < 25dB. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa aktivitas glutathione peroxidase berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (p = 0,03) dengan kekuatan korelasi negatif yang lemah (r = -0,312). Dari analisis regresi linier didapatkan bahwa aktivitas glutathione peroxidase, indeks brinkman, indeks massa tubuh, dan usia melalui sebuah persamaan regresi (p = 0,018) dapat digunakan untuk memprediksi nilai ambang pendengaran = 15,104 – 0,019 (glutathione peroxidase) - 0,002 (indeks brinkman) – 0,474 (indeks massa tubuh) + 0,237 (usia) dengan nilai adjusted R2 = 0,175. Kesimpulan Aktivitas glutathione peroxidase bersama indeks brinkman, indeks massa tubuh, dan usia dapat memprediksi nilai ambang pendengaran sesuai dengan persamaan regresi yang didapatkan dalam penelitian ini. Namun, masih terdapat beberapa variabel lain yang mungkin dapat memengaruhi nilai ambang pendengaran yang harus diperhitungkan.

INTRODUCTION Hearing loss is a common problem among workers, including train drivers exposed to loud noise. Noise exposure results in oxidative stress that damages hair cells permanently. One of the antioxidant enzymes produced by the human body’s endogenous defense mechanism is glutathione peroxidase. This study aims to determine the correlation between glutathione peroxidase activity and hearing threshold level, as well as the accuracy of glutathione peroxidase activity as a predictor of the hearing threshold for the early detection of noise-induced hearing loss.
MATERIALS AND METHODS This population study of train drivers used a cross-sectional design. Predictor variables include age, glutathione peroxidase activity, the Brinkman index, and the body mass index. The response variable is the mean hearing threshold at 3000, 4000, and 6000 Hz.
RESULTS 46 train drivers with a mean hearing threshold below 25 dB at 3000, 4000, and 6000 Hz were included as subjects. The correlation test showed that glutathione peroxidase activity was associated with a hearing threshold value (p = 0.03) with a relatively weak negative correlation (r = -0.312). According to linear regression analysis, age, glutathione peroxidase activity, Brinkman index, and body mass index can be used to predict the hearing threshold value = 15.104 + 0.237 (age) - 0.019 (glutathione peroxidase) - 0.002 (Brinkman index) - 0.474 (body mass index) with adjusted r squared = 0.175.
CONCLUSION This study reveals that age, glutathione peroxidase activity, Brinkman index, and body mass index can predict hearing threshold values. However, there are additional variables that must be considered.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shabrina
"ABSTRAK
Komposisi tubuh yang tidak ideal memberikan masalah kesehatan pada manusia yakni terkait dengan obesitas maupun obesitas sentral. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh High-Intensity Interval Training Focus T25 Workout terhadap penurunan persen lemak tubuh. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi eksperimental pada 13 orang mahasiswa perempuan di FKM, FIK dan FMIPA UI pada bulan Mei 2017. Subjek diberikan intervensi berupa kegiatan HIIT dengan frekuensi 3 x perminggu untuk kelompok intervensi dan 2 x per minggu untuk kelompok kontrol. Data diperoleh denganpengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh dan pengisian formulir pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan persen lemak tubuh setelah dilakukan intervensi pada kedua kelompok. Pada uji bivariat didapati perbedaan yang signifikan pada persen lemak sebelum dan sesudah intervensi. Namun tidak didapati perbedaan yang signifikan pada penurunan persen lemak tubuh jika dibandingkan pada kedua kelompok.

ABSTRACT
Unideal body composition can caused health problem such as obesity or viseral obesity. This study was conducted to assesseffect of HIIT Focus T25 Workout to body fat percentage loss. This study used quasi experimental design on 13 overfat ge 30 woman college students in FPH, FN and FMNS University of Indonesia in May 2017. HIIT was offered for 4 week,3 x per week for intervention group and 2 x week for control group 25 minute session . Body fat percentage of subject were compared before and after intervention. Data was collected weight, height, body fat percentage and macronutrient intake. Result of this study show that HIIT decreased body fat percentage on both of group. There is statistically significant on body fat percentage before and after intervention, but if it were compared both of grup were not statistically significant. There was correlation between carbohydrate and fat intake and body fat percentage loss. HIIT decreased body fat percentage loss effectively."
2017
S68015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwaratu Syafira
"Indeks Massa Tubuh IMT memiliki banyak manfaat, termasuk untuk memberikan gambaran obesitas suatu populasi maupun untuk merancang diet pasien di rumah sakit. Namun orang yang memiliki kesulitan menopang berat badannya atau tidak dapat berdiri tegak belum tentu dapat diukur IMT-nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan metode alternatif menghitung IMT berdasarkan ukuran ekskremitas tubuh pada mahasiswa usia dewasa muda di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 132 responden.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat antara rasio LiLA/ radic;Panjang Ulna dengan IMT r = 0,926 pada laki-laki dan r = 0,886 pada perempuan dan juga antara LiLA dengan IMT r = 0,913 pada laki-laki dan r = 0,877 pada perempuan . Model prediksi yang paling ideal digunakan adalah IMT laki-laki kg/m2 =1,109 LiLA cm ndash; 9,202 dan IMT perempuan kg/m2 = 0,236 0,825 LiLA cm dengan pertimbangan akurasi yang tinggi serta kemudahan pengaplikasian di lapangan.

Body Mass Index BMI serves various purposes, including to measure the prevalence of obesity in a population, and also in formulating a patient rsquo s diet at a hospital. However, the BMI of an individual with difficulties in carrying their own weight or standing up straight can not necessarily be measured. The aim of this study was to form a prediction model for the BMI of young adult students of Public Health Faculty of University of Indonesia. This study used a cross sectional design, with a total sample of 132 respondents.
Results of this study showed that there is a very strong correlation between MUAC radic Ulna Length and BMI r 0,926 for males and r 0,886 for females, and also between MUAC and BMI r 0,913 for males and r 0,877 for females. The prediction model considered most ideal to be used is Male BMI kg m2 1,109 MUAC cm ndash 9,202 and Female BMI kg m2 0,236 0,825 MUAC cm, based on the high accuracy levels and the convinience of application on the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamaluddin
"Berat badan merupakan ukuran antropometri yang penting digunakan untuk beberapa prosedur medis dan gizi, tetapi dalam beberapa kondisi seperti remaja dengan disabilitas atau pasien tirah baring menyebabkan pengukuran berat badan yang akurat sulit untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus yang sederhana dalam memprediksi berat badan pada remaja di Bogor. Pengukuran berat badan (BB), lingkar lengan atas (LiLA) dan tinggi lutut (TL) dilakukan pada 130 siswa di SMA Budi Mulia Kota Bogor (14-18 tahun) pada bulan April 2016. Analisis korelasi dilakukan antara prediktor dengan berat badan aktual, serta dilakukan analisis regresi linier ganda untuk mendapatkan hasil rumus prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara BB dengan LiLA (r = 0,881) serta terdapat korelasi sedang antara BB dengan TL (r = 0,506). Model prediksi yang didapatkan pada remaja laki-laki adalah: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 70,1 dan pada remaja perempuan: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). Rumus yang didapatkan dalam penelitian berhasil memprediksi berat badan remaja secara akurat dan rumus ini direkomendasikan untuk digunakan dalam mengestimasi berat badan remaja.

Body weight is an important anthropometric measurement for many medical and nutritional procedures, but in some conditions like people with disability or bedridden patients, it is difficult to be weighed accurately. The aim of this study is to create a simple body weight predicting equations for Bogor adolescents. body weight (BW), mid-upper arm circumference (MUAC), and knee height (KH) measurements were taken from 130 SMA Budi Mulia students (14-18 years) on April 2016. A correlation analysis was performed between predictors and actual body weight, and a multiple linear regression was performed for analysis of the results.
The result showed that there were a perfect correlation between BW and MUAC (r = 0,881), and a medium correlation between BW and KH (r = 0,506). The resulting equation for adolescent boys was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 70,1 and for adolescent girls was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). The developed equations predicted accurately Bogor adolescents body weight and recommended to be used for estimating body weight in Bogor Adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Firdaus
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan status kebugaran komposisi tubuh berdasarkan status gizi, aktivitas fisik, status merokok dan asupan gizi pada pengemudi taksi Express Group Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada 96 responden. Indikator kebugaran yang digunakan adalah persen lemak tubuh sebagai representasi kebugaran komposisi tubuh (bugar dengan PLT: 6 ? 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72,9% responden memiliki tubuh yang tidak bugar. Variabel-variabel yang berhubungan dengan status kebugaran antara lain: status gizi dengan (pvalue 0,001), status merokok (0,014), asupan energi (0,004), protein (0,004), lemak (0,015), karbohidrat (0,008), zat besi (0,037), seng (0,001), vitamin B1 (0,020), vitamin B2 (0,037), vitamin B5 (0,013), dan vitamin B6 (0,028).

ABSTRACT
This study aims to determine body composition fitness status difference based on nutritional status, physical activity, smoking status and nutritional intake of Express Group Taxi Driver 2014. This research uses cross-sectional study design on 96 respondents. Fitness indicator which is used in this study is body fat percent as to represent body composition fitness (fit status: 6 ? 10% of BFP). The result shows 72,9% of the respondents are unfit. Variables which are significantly related to fitness status are: nutritional status (pvalue 0,001), smoking status, (0,014), energy intake, (0,004), protein intake (0,004), fat intake (0,015), carbohydrate intake (0,008), iron intake (0,037), zinc intake (0,001), vitamin B1 intake (0,020), vitamin B2 intake (0,037), vitamin B5 intake (0,013), and vitamin B6 intake (0,028)."
2014
S54902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasywa Athalia Kaltsum
"Latar Belakang
Prevalensi diabetes tipe 2 (DMT2) terus meningkat dari setiap tahunnya, baik dalam skala global maupun nasional. DMT2 dapat memengaruhi abnormalitas metabolisme lipid, yaitu dislipidemia. Sebagian besar pasien DMT2 mengalami dislipidemia. Namun, dislipidemia juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, salah satunya komposisi tubuh. Sementara itu, penelitian mengenai hubungan komposisi tubuh (massa lemak, persentase massa lemak, lean body mass, dan lemak viseral) dengan dislipidemia pada pasien DMT2 masih terbatas sehingga peneliti ingin meneliti hubungan tersebut. Metode
Studi observasional cross-sectional ini melibatkan 171 pasien dewasa dengan riwayat DMT2. Pengukuran BIA dan kadar profil lipid telah dilakukan pada penelitian utama. Data baseline dianalisis menggunakan uji perbedaan rerata untuk melihat hubungan komposisi tubuh terhadap dislipidemia. Selain itu, analisis juga menggunakan uji korelasi untuk melihat hubungan komposisi tubuh dengan setiap kadar profil lipid, yaitu kolesterol LDL, non-HDL, dan trigliserida.
Hasil
Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p>0,05) antara komposisi tubuh dengan dislipidemia atau setiap profil lipid.
Kesimpulan
Komposisi tubuh, berupa massa lemak, persentase massa lemak, lean body mass, dan lemak viseral, tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan dislipidemia dan profil lipid (kolesterol LDL, kolesterol non-HDL, dan trigliserida) pada pasien DMT2.

Introduction
The prevalence of type 2 diabetes (T2DM) continues to increase each year, both globally and nationally. T2DM can affect lipid metabolism abnormalities, namely dyslipidemia. The majority of T2DM patients experience dyslipidemia. However, dyslipidemia can also be influenced by various other factors, one of which is body composition. Meanwhile, research on the relationship between body composition (fat mass, fat mass percentage, lean body mass, and visceral fat) and dyslipidemia in T2DM patients is still limited, prompting the researcher to investigate this relationship. Method
This cross-sectional observational study involved 171 adult patients with a history of T2DM. BIA measurements and lipid profile levels were conducted in the main study. Baseline data were analyzed using a mean difference test to assess the relationship between body composition and dyslipidemia. In addition, a correlation test was used to examine the relationship between body composition and each lipid profile level, including LDL cholesterol, non-HDL, and triglycerides.
Results
There was no significant relationship (p>0.05) between body composition and dyslipidemia or any of the lipid profiles.
Conclusion
Body composition, including fat mass, fat mass percentage, lean body mass, and visceral fat, does not have a significant relationship with dyslipidemia and lipid profiles (LDL cholesterol, non-HDL cholesterol, and triglycerides) in T2DM patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Graceline Martha Theresia Manik
"ABSTRACT
Menarche merupakan kejadian pertama kali menstruasi yang dialami oleh remaja perempuan. Menarche dini yaitu kejadian menstruasi kurang dari usia 12 tahun. Penurunan usia menarche yang dini menyebabkan risiko kehamilan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi IMT/U, persen lemak tubuh, asupan zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat, aktivitas fisik, usia menarche ibu, keterpaparan media, dan status sosial ekonomi dengan usia menarche, serta mengetahui faktor dominan usia menarche pada siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data primer di 6 sekolah dasar negeri pada bulan April 2018. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 48 dari 127 responden mengalami menarche dini dan rata-rata usia menarche yaitu usia 11,61 tahun. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara persen lemak tubuh p-value 0,007 dan usia menarche ibu p-value 0,028. Dari analisis regresi logistik didapatkan bahwa persen lemak tubuh sebagai faktor dominan OR=5,976 terhadap usia menarche pada siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahun 2018. Dari penelitian ini disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi dengan dukungan dari instansi kesehatan terkait.

ABSTRACT
Menarche was being the onset of menstruation on a girl adolescent. Early menarche was age before 12 and impact to the risk of early pregnancy. This study aimed to identify the association between nutritional status BMI Y, body fat percentage, nutrient intake intake of energy, protein, fat, and carbohydrate, physical activity, mothers age of menarche, stimulant electronic media, social economics status, and the dominant factors among girl adolescent student 6th grade primary school student in West Jakarta, 2018. The design of this research was cross sectional that using primary data of 6 public elementary school on April 2018. Data were collected by using a self administered questionnaire and anthropometric measurements. The result of this research showed that 48 from 127 respondents had age of menarche before 12 by the average of menarche age 11,61 year. The variable which has correlation with the age of menarche in this research are the body fat percentage p 0,007 and mother rsquo s age of menarche p 0,028. Regression binary logistic showed that body fat percentage was dominant factors that related to age of menarche OR 5,976. Considering from this conclusion suggested the existence of adolescent reproductive health education in primary school and supported by the public health institution. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>