Ditemukan 59813 dokumen yang sesuai dengan query
Salamah Althea Pradana
"Pemikiran tradisional dari ajaran Konfusianisme masih memengaruhi tingkah laku dan pola pikir masyarakat Korea Selatan sampai saat ini. Ajaran Konfusianisme cenderung meninggikan laki-laki dan membedakan peranan laki-laki dan perempuan. Peran yang terbatas dan posisi yang lebih rendah daripada laki-laki, meminimalkan hak dan kekuasaan perempuan. Peran gender ini terbentuk atas dasar stereotip terhadap gender tertentu. Salah satu drama Korea yang menentang stereotip atas peran gender tersebut dan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah drama Strong Woman Do Bong Soon. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran gender khususnya terhadap perempuan yang digambarkan dalam drama Strong Woman Do Bong Soon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa di balik peran gender, terdapat pandangan tokoh-tokoh lain di sekitar Bong-soon yang melemahkan posisi dan perannya sebagai perempuan. Pandangan-pandangan tersebut seperti terjadinya marginalisasi, subordinasi, stereotip, dan kekerasan. Berkebalikan dari judulnya, apa yang digambarkan pada drama ini justru menampilkan bahwa perempuan Korea Selatan masih dianggap lemah. Makna “kuat” pada drama ini tidak hanya sekadar kekuatan fisik semata tetapi juga kemandirian, kepercaya dirian dan keberanian perempuan. Drama ini dianggap penulis sebagai bentuk harapan perempuan Korea Selatan untuk mendobrak stereotip yang dilekatkan pada mereka.
Traditional thinking from Confucianism still influences the behavior and mindset of South Korean society to this day. Confucian teachings tend to elevate men and differentiate the roles of men and women. Limited roles and lower positions than men, minimize women's rights and power. These gender roles are formed on the basis of stereotypes against certain genders. One of the Korean dramas that opposes the stereotype of gender roles and which will be discussed in this study is the drama Strong Woman Do Bong Soon. This study aims to describe gender roles, especially for women depicted in the drama Strong Woman Do Bong Soon. The method used in this study is a qualitative descriptive method. Based on the results of the study, the researcher found that behind gender roles, there were views of other characters around Bong-soon that weakened her position and role as women. These views such as the occurrence of marginalization, subordination, stereotypes, and violence. Contrary to the title, what is described in this drama actually shows that South Korean women are still considered weak. The meaning of "strong" in this drama is not only physical strength but also women's independence, self-confidence and courage. This drama is considered by the author as a form of hope for South Korean women to break the stereotypes attached to them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tri Marhaeni Pudji Astuti
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2008
305.3 TRI k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Widi Lestari Putri
"Jurnal ini membahas tentang empat lukisan karya Johannes Veremeer. seorang pelukis asal Belanda yang abad ke-17. Lukisan karya Johannes Vermeer berbeda dari lukisan karya pelukis pada abad-17 lainnya seperti Rembrandt dan Frans Haals, karena di saat para pelukis banyak menghasilkan karya lukisan potret, Johannes Vermeer tidak. Dari analisis terlihat bahwa Vermeer membuat pembedaan antara lukisan bersubyek perempuan dan laki-laki. Baik secara komposisi, penempatan subyek dalam frame dan pemberian judul. Analisis dalam pembahasan ini menggunakan 2 pendekatan yaitu; culture studies, seni dan gender. Pendekatan culture studies digunakan untuk menganalisis profesi dan identitas, pendekatan seni digunakan untuk menganalisis estetika lukisan, dan pendekatan gender digunakan untuk menganalisis posisi gender dalam lukisan karya Johannes Vermeer.
This journal is specifically a research about 4 paintings made by Johannes Veremeer, a Deutschland painter from th 17th century. Johannes Vermeer creations are different from the other painters from that century like Rembrandt and Frans Haals. Other painters created a portraits paintings, but Johannes Vermeer not. From this analysis, Vermeer paintings has some difference for a woman and a man as a subject from the paintings, compositionally, subject placement, and the headings. The research in this journal using 3 methods, which is ; culture studies, an art, and gender. Culture study approach, used to analyze the profession and identity, art approach used to analyze the paintings aestethic, and gender approach used to analyze the gender position in Johannes Vermeer creations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rika Saraswati
Jakarta: Convention Watch & UI dengan NZAID, 2000
345 Sav p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Dian Rakyat, 2005
305.3 WOR p (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jasmine Nabila Widyaningrum
"Konstruksi gender merupakan sebuah masalah yang sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Permasalahan tersebut muncul antara laki-laki dan perempuan karena adanya banyak perbedaan dalam peran yang dimiliki, fungsi, dan tanggung jawab. Konstruksi gender bahkan sudah terlihat saat bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan mencari tahu bagaimana perbandingan konstruksi gender dalam poster iklan rokok Belanda (Caballero 1980, Caballero 1995, dan Marlboro 1999) dengan poster iklan rokok dari Indonesia (Djarum Super 1985, Djarum Super 1989, dan Gudang Garam 1999). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori semiotika Roland Barthes mengenai makna denotasi dan konotasi, penelitian ini membandingkan representasi konstruksi gender berdasarkan teori J. MacInnes pada tiga poster iklan rokok Belanda dengan tiga poster iklan rokok Indonesia. Analisis menghasilkan kesimpulan bahwa poster iklan rokok Indonesia lebih banyak memunculkan konstruksi gender dibandingkan poster iklan rokok Belanda. Poster iklan rokok Belanda memperlihatkan nilai toleransi lebih tinggi karena tokoh dengan gender yang berbeda digambarkan sebagai individu yang setara.
Gender construction is a problem that has existed until now. These problems arise because of the differences in roles, functions and responsibilities between men and women. Gender construction can even be seen when a new baby is born. This study aims to compare gender construction in Dutch cigarette advertising posters (Caballero 1980, Caballero 1995, and Marlboro 1999) with cigarette advertising posters from Indonesia (Djarum Super 1985, Djarum Super 1989, and Gudang Garam 1999). This research uses a descriptive qualitative method and Roland Barthes' semiotic theory which discusses the meaning of denotation and connotation. This study compares the representation of gender construction based on J. MacInnes theory on three Dutch cigarette advertisement posters with three Indonesian cigarette advertisement posters. The analysis concludes that Indonesian cigarette advertisement posters generate more gender constructs than Dutch cigarette advertisement posters. Dutch cigarette advertisement posters show a higher tolerance value because characters with different genders are depicted as equal individuals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Alinda Febrina
"Isu mengenai gender merupakan salah satu bentuk keanekaragaman fenomena sosial yang cukup sensitif di kalangan masyarakat. Setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih peran gendernya masing-masing. Akan tetapi, akibat adanya paham dan nilai-nilai masyarakat patriarki yang mengkategorikan peran gender telah memunculkan pakem tertentu tentang peran gender perempuan dan laki-laki. Seiring berjalannya waktu mulai terjadi perubahan peran gender tradisional dalam masyarakat Korea. Representasi dari peran gender perempuan salah satunya tercermin dalam drama berjudul My Mister. Penelitian ini menganalisis peran gender perempuan yang direpresentasikan melalui tiga tokoh perempuan dalam drama My Mister, dengan melihat narasi visual dan oral yang disajikan melalui gambar dan dialog antar tokoh. Hasil penelitian menunjukkan peran gender perempuan dalam drama My Mister terbagi menjadi tiga kategori, yaitu perempuan dalam sektor publik, perempuan dalam sektor domestik, dan maskulinitas perempuan dalam melawan kekerasan yang membuktikan adanya perubahan peran gender perempuan yang cukup signifikan dengan berubahnya stereotipe perempuan dalam peran gender tradisional.
The issue of gender is one form of the diversity of social phenomena that is quite sensitive in the community. Each individual has the freedom to choose their respective gender roles. However, due to the understanding and values of patriarchal society that categorize gender roles, it has given rise to certain standards regarding the gender roles of women and men. Over time, the traditional gender roles in Korean society began to change. The representation of women's gender roles is reflected in a drama called My Mister. This study analyzes the gender roles of women represented through three female characters in the drama My Mister, by looking at the visual and oral narratives presented through pictures and dialogues between characters. The results of the study show that the gender role of women in the drama My Mister is divided into three categories, namely women in the public sector, women in the domestic sector, and women's masculinity in fighting violence which proves that there is a significant change in women's gender roles with the changing stereotypes of women in traditional gender roles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
"Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kesenjangan gender dalam pemerataan dan perluasan akses pendidikan dilihat dari empat hal, yaitu: 1) sasaran umum pendidikan bagi perempuan, 2) akses pendidikan bagi perempuan 3) kontrol pendidikan bagi perempuan dan 4 ) manfaat pendidikan bagi perempuan....."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
2007: Trans Pacific Press, 2007
303.4 GEN VI
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Peningkatan minat masyarakat urban Jerman terhadap olahraga digital eSports menimbulkan kesadaran masyarakat urban Jerman terhadap isu kesetaraan gender dalam bidang eSports. Tim eSports profesional Jerman ternama “SK Gaming” melaksanakan program “Project Avarosa” yang bertujuan meningkatkan kesetaraan gender dalam dunia eSports. Penelitian ini secara kualitatif menganalisis representasi gender perempuan dan nonbinary dalam video dokumentasi program “Project Avarosa” menggunakan teori representasi oleh Stuart Hall. Tujuan dari penelitian adalah untuk memahami kesetaraan gender menurut video dokumentasi, menyelidiki unsur yang merendahkan representasi gender dalam video dokumentasi, serta menyediakan bentuk representasi alternatif sebagai solusi yang dapat meningkatkan kesetaraan gender dalam eSports. Hasil penelitian memperlihatkan representasi gender perempuan dan nonbinary dalam video dokumentasi yang memberdayakan, namun tidak dapat menyelesaikan isu kesetaraan gender, serta mengandung unsur eksploitasi. Dinilai kesetaraan gender dalam video dokumentasi perlu perbaikan.
The rise of interest towards eSports game within the German urban society has prompted the call for gender equality in the eSports sector. Famous German professional eSports team “SK Gaming” launched a program called “Project Avarosa” which purpose is to recruit more women and nonbinary eSports athletes to be introduced to the wider audience of eSports community, by doing so lifting minorities out of gender inequalities. This research qualitatively analysed the representation of women and nonbinary eSports athletes through a series of “Project Avarosa” documentation video by utilizing Stuart Hall’s representation theory. The purpose of this research is to understand the form of gender equality according to the documentation video, investigating the undermining element found within the documentation video, and providing an alternative solution to a better representation that could improve gender equality inside the eSports’ sphere. Result of analysis shows an empowerment of women and nonbinary gender, albeit possesses exploitation element as well as the prospect of continuous inequality conflict. It is determined that the image of gender equality based on the documentation video requires improvement."
[Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan ], 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library