Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahri Helmi Zacky
"Jurnal ini dilatarbelakangi oleh perbedaan tata cara pembacaan kalimat “Wa Qutilū wa Qātalū” pada Qiraat Imam Ḥamzah dan Imam Al-Kisāī dengan “Wa Qātalū wa Qutilū” atau “Wa Qātalū wa Quttilū” pada Qiraat lainnya yang terdapat pada Q.S Ali-Imran ayat 195. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah analisis deskriptif. Teori yang digunakan merupakan teori Abul Faḍl Ar-Rāzī mengenai Sabʻatu Aḥruf. Ilmu Qirā’āt Sabʻah adalah ilmu mengenai tujuh tata cara membaca al-Quran yang sahih dan mutawatir karena memiliki sanad periwayatan tersambung hingga Rasulullah dan memiliki kaidah-kaidah dan aturannya tersendiri. Pembacaan “Wa Qutilū wa Qātalū” pada Q.S Ali-Imran ayat 195 di Qiraat Imam Ḥamzah dan Imam Al-Kisāī berkaitan dengan ciri khas kedua Qiraat tersebut yang memiliki kaidah Taqdīm, dan Ta’khīr. Berdasarkan tinjauan secara morfologis (ṣaraf), kata Qutilū merupakan verba pasif (fiʻil majhūl) yang bermakna dibunuh atau terbunuh, sedangkan Qātalū merupakan verba aktif (fiʻil maʻlūm) yang bermakna berperang. Berdasarkan tinjauan sintaksisnya (naḥwu) partikel و yang memiliki makna mendahulukan kata pertama (as-sābiq), mengakhirkan kata pertama (al-lāḥiq), dan berbarengan atau bersamaan (muṣāḥibun) antara 2 kata yakni Qutilū dan Qātalū. Berdasarkan tinjauan linguistik pragmatik (balāghah) Taqdīm dan Ta’khīr pada ayat ini dapat menimbulkan 2 makna diantaranya: Taqdīm dengan niat Ta’khīr yakni menyebutkan kata Qutilū di awal dengan maksud diakhirkan sehingga maknanya sama dengan mayoritas kaidah qiraat yang lain yaitu mereka berperang dan terbunuh. Makna yang kedua berkaitan dengan majaz mursal kulliyyah yakni menyebutkan keseluruhan pada kata Qutilū dengan maksud sebagian saja, sehingga maknanya adalah sebagian dari mereka terbunuh pada saat peperangan dan sebagian dari mereka tetap hidup, dan terus berperang meskipun beberapa sahabatnya terbunuh, sehingga makna yang kedua merupakan pujian bagi para sahabat Rasulullah yang tetap berperang meskipun beberapa sahabat mereka gugur.

This research journal discusses the difference of qiraat recitation that was used on a sentence in QS. Al-Imran verse 195. The difference being the use of "Wa Qutilū wa Qātalū" in Imam Hamzah’s and Imam Kisai's qiraat compared to the use of "Wa Qātalū wa Qutilū” or “Wa Qātalū wa Quttilū” that was used in other qiraats. Abdul Fadl Ar-Razi's theory on Sabʻatu Aḥruf and the method of descriptive-analysis was used in this research. Qirā’āt Sabʻah is the study of the seven styles of qiraat; the science of reading the Qur'an. These seven styles have their own characteristics and principles while still being shahih and mutawatir. Qiraa'at Sab'ah can be traced back to the times of the Prophet Muhammad PBUH. The sentence “Wa Qutilū wa Qātalū” in verse 195 of QS. Al-Imran follows both Imam Hamzah’s and Imam Kisai's qiraat. These two qiraat have a distinct Taqdīm and Ta’khīr qualities. In morphology (ṣaraf), “Qutilū” means “killed” and is a passive verb (fiʻil majhūl) while “Qātalū” on the other hand is an active verb (fiʻil maʻlūm) meaning “to go to battle/war”. Meanwhile, in syntax (naḥwu), the particle “و” can be interpreted as as-sābiq, al-lāḥiq and muṣāḥibun in its use between “Qutilū” and “Qātalū”. As-sābiq refers to the 1st verb in a sentence (in this case “Qutilū”) as the verb that happened first. While al-lāḥiq means the opposite. The 2nd verb in a sentence (“Qātalū”.) happened before the 1st verb. Muṣāḥibun means that both verb happens simultaneosly. In pragmatics (balāghah), the sentence “Wa Qutilū wa Qātalū” invoke two meanings. First, Taqdīm and Ta’khīr; “Qutilū” was mentioned in the beginning but with the intention of it being mentioned in the ending. Thus rendering the meaning the same like the other qiraat; they go to war then got killed at the war. Second, majaz mursal kulliyyah; “Qutilū” only refer to a part and not a whole with the intention being: not everybody was “Qutilū” or killed, some are still alive and continued fighting during the war. That’s why the second verb is “Qātalū” which is also a praise toward the sahabat that keeps on fighting bravely."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Rizki Pratomo
"Skripsi ini membahas kosakata dalam situs jejaring sosial facebook yang dilihat dari segi morfologi dan semantik. Analisis ini adalah analisis kualitatif dengan desain deskriptif. Signifikansi analisis ini adalah untuk memaparkan kepada pembaca tentang bentuk-bentuk dan makna-makna kosakata yang terdapat dalam facebook bahasa Arab. Data-data dalam skripsi ini secara garis besar didapatkan dari situs jejaring sosial facebook bahasa Arab. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori morfologi dari Bakalla, Peter About dan Versteegh dan teori semantik dari J.D. Parera.
Hasil analisis ini "dari sisi morfologi" menyatakan bahwa kosakata dalam facebook bahasa Arab ada yang berbentuk nisbah, arabisasi, derivasi, hibrida, dan gabungan kata sedangkan dari sisi semantik, kosakata dalam facebook bahasa Arab terdapat kosakata yang mengalami pergeseran makna, dan beberapa kata yang memiliki makna sepadan/ekuivalensi dengan makna asalnya.

This thesis discusses about the analysis of the vocabulary of the social networking site facebook registers from morphology and semantic perspective. This thesis using qualitative method with a descriptive-analyzed. This thesis purpose is to explain to the reader about the forms and meanings of the vocabulary contained in the Arabic facebook registers in the term of morphology and semantics process. The data in this thesis largely obtained from the social networking site Facebook in Arabic. This research's use morphology theory from Bakalla, Peter About, and Versteegh and Semantic theory from J.D. Parera.
The results of this thesis in the sight of morphology- states that the vocabulary in Arabic here formed through Arabization, derivation, hybrid, and the combination of the words. In the terms of semantic , vocabulary in Arabic there is a vocabulary of up to a shift of meaning, and some of the words have equal significance/equivalence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1997
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Mubarak
"Al-Kalam dan al-qaul merupakan dua buah kata yang berbentuk nomina, yang bermakna perkataan dan ucapan, penggunaan kedua kata ini dalam kehidupan seharihari dapat saling menggantikan atau merupakan sinonim, akan tetapi tidak demikian di dalam Al-Quran, kedua kata ini dan derivasnya tidak dapat saling menggantikan, bahkan merupakan dua kata yang berbeda. Ada tiga permasalahan yang akan di bahas yaitu: _apa komponen makna umum kata al-kalam dan al-qaul dalam Al-Quran_ dan _komponen makna pembeda kata al-kalam dan al-qaul dalam Al-Quran_, dan apa perbedaan dan persamaan makna kata al-kalam dan al-qaul dalam Al-Quran. Analisis kata al-kalam dan al-qaul menggunakan teori analisis komponen yang dikemukakan Nida, yang terdiri atas empat langkah kerja, yaitu: Penamaan, Parafrasa, Pendefinisian, dan Pengklasifikasian. Melalui empat langkah kerja analisis komponen makna tersebut, diharapkan komponen makna umum, dan komponen makna pembeda kata al-kalam dan al-qaul dalam Al-Quran dapat diketahui. Penelitian Pustaka tentang kata al-kalam dan al-qaul dalam Al-Quran Al-Karim dimaksudkan untuk mengetahui bentuk serta kasusnya sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat.Hasil dari analisis ini yaitu Komponen makna umum kata al-kalam dan alqaul yaitu berkata, komponen makna pembeda kata al-kalam yaitu: Ketetapan,keputusan, ketentuan, janji, Al-Quran, kalimat-kalimat-Nya, kalimat-Nya, kalimat,kalimat tauhid, kalimat kun (jadilah), firman, berfirman, perintah & larangan, kalimat , hukuman, menunjukkan kebenaran, taubat, perkataan yang mengubah arti kata, kalimat Kufur, taurat, ayat-ayat-Nya, kitab suci, ilmu dan Hikmat Allah SWT, dan komponen pembeda kata al-qaul yaitu: Menjawab, jawabannya, berfirman, difirmankan, memfirmankan, firman, ucapkan, ucapkanlah, mengucapkan, ucapanucapan, diucapkannya, berdoa, berdoalah, bertanya, azab, keputusan, mengadaadakan, mengadakan, membuat-buat, perintah, diperintahkan, perintahkan, orang yang berkata, pembicaraan, berbicara, tuduhan, dituduhkan, wahyukan, wahyu, suara, membacakan, bacaan, sindiran, ucapan buruk, berpendapat, mengaku, sebutan, amanat, bernama, hukuman, menyatakan, ditanyakanlah, pendapat. Persamaan kata al-kalam dan al-qaul yaitu, kedua kata dapat disandarkan kepada Allah SWT, manusia, malaikat, dan hewan, dan perbedaan kata al-kalam dan al-qaul yaitu, kata al-kalam dapat bermakna janji Allah SWT yaitu janji umum baik tentang ancaman hukuman, atau tentang kabar bahagia, tetapi kata al-qaul hanya dapat bermakna janji tentang hukuman. Kata al-kalam yang terdapat dalam Al-Quran penempatannya sebagian besar digunakan pada saat percakapan, atau perkataan antara dua pihak, walaupun tidak semua demikian, sedangkan kata al-qaul digunakan sebagian besar untuk pendapat atau perkataan dan bagaimana pendapat dan perkataan itu disampaikan. Kemudian dari beberapa contoh dari Al-Quran terlihat bahwa kata al-kalam dapat berarti perkataan yang bukan hanya berasal dari lisan, fikiran atau hati, tetapi juga berdasarkan amal perbuatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Firdaus
"Skripsi ini membahas tentang kosakata bahasa Arab laras tata busana yang diteliti melalui kajian morfo-semantik. Metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif. Tujuan analisis ini adalah memaparkan analisis pembentukan kata dan analisis makna dalam kosakata bahasa Arab laras tata busana. Data-data dalam skripsi ini secara garis besar didapatkan dari Fashion Glossary fashionglossary.herokuapp.com, kamus istilah tata busana daring berbahasa Arab-Inggris/Inggris-Arab yang disusun oleh Muhammad Abdul Hamid Hagag. Peneliti menggunakan 126 kosakata sebagai sampel penelitian. Penulis menemukan dua proses pembentukan secara morfologis arabisasi dan derivasi dan dua proses pembentukan secara semantis metafora dan penerjemahan dalam korpus penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan morfologis yang paling banyak muncul adalah cara derivasi yang berjumlah 25 data dan proses pembentukan semantis yang paling banyak muncul adalah cara penerjemahan yang berjumlah 43 data. Secara morfologis, hal ini menunjukkan kekayaan gramatika bahasa Arab karena memiliki pola pembentukan kata-kata baru yang sepadan dengan kosakata dalam menghasilkan kosakata baru. Sedangkan secara semantis, hal ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Arab belum terdapat padanan terhadap konsep kosakata laras tata busana bahasa Inggris sehingga pembentukannya dihasilkan dengan cara menerjemahkan per kata.

This thesis discusses the Arabic vocabulary of the fashion that is examined through morpho semantic studies. The method of this analysis is qualitative method. The purpose of this analysis is to explain about word forming analysis and meaning analysis in the Arabic vocabulary fashion. The data in this thesis was obtained from Fashion Glossary fashionglossary.herokuapp.com, online dictionary of the Arabic English English Arabic fashion terms created by Muhammad Abdul Hamid Hagag. The researcher discovers 126 vocabulary as the research sample. The researcher discovers the two morphological forming process arabization and derivation and two semantical forming process metaphors and translations in the research corpus. The results of this study indicate the morphological forming process that appear the most is derivation with 25 data and semantical forming process that appear the most is translation with 43 data. Morphologically, this shows the richness of Arabic grammar because it has a pattern of new words formation that is commensurate with the vocabulary in generating new vocabulary. While semantically, this shows that in Arabic there is no equivalent to the concept of English fashion barrel vocabulary therefore its formation is produced by translating per word.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Setiawati
"Skripsi ini membahas bahasa Arab TKI di Arab Saudi yang dipandang dari aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif, yaitu dengan membandingkan bahasa Arab standar dan bahasa Arab nonstandar. Signifikansi analisis ini yaitu untuk memaparkan kepada pembaca mengenai perubahan fonologi, morfologi, dan bentuk kalimat dalam bahasa Arab nonstandar. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendapat Lado mengenai bilingualisme. Data dalam skripsi ini secara garis besar berasal dari kuesioner, modul pengajaran, dan hasil pengamatan. Hasil analisis dari aspek fonologi menyatakan bahwa terdapat beberapa perubahan bunyi dalam bahasa Arab nonstandar yaitu afesis, apokop, sinkop, proteis, dan paragog. Dari Aspek morfologi ditemukan bahwa dalam bahasa Arab nonstandar juga terdapat proses derivasi dan infleksi. Dan dari aspek sintaksis, kalimat dalam bahasa Arab nonstandar terdiri dari kalimat minor, kalimat mayor, kalimat nomina, kalimat verba, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat larangan. Selain itu, penulis menganalisis bagaimana penguasaan bahasa Arab TKI di Arab Saudi.

This research describes about the Arabic language by Indonesian employers that looked from phonology, morphology, and syntactic aspect. An analysis method that used in this research is comperative analysis which compared standard Arabic with nonstandard Arabic. signification of this analysis are describe readers about changes of phonology, morphology and sentence form in nonstandard Arabic. This research using lado’s perfective about bilingualisme. The data in this paper outlines obtained from questionnaires, teaching modules, and from the observations. The results of analize phonological aspect states that there are some sound changes in Arabic nonstandard namely afesis, apokop, syncope, proteis, and paragog. From Morphology Aspect in Arabic found that there are processes nonstandard derivations and inflections. From syntax aspect, sentence in nonstandard Arabic consists of minor phrase, major phrase, noun phrase, verb phrase, interrogative, imperative, and negative commands. In addition, the writer analyze how Indonesian employers mastery nonstandar Arabic in Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S115
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti
"This study discusses the formation of Arabic vocabulary terminology Mathematical be viewed from two perspectives, namely morphology and semantics. This research is a descriptive analysis that aims to identify the process of word formation and assorted shapes and semantic analysis in the vocabulary of Arabic terminology Mathematics. The data used as a corpus is the Dictionary of Mathematical Terms compiled by Qatar University and the English-Arabic Glossary Mathematics compiled The State Education Department, The University of the State of New York. Results of the study found that the vocabulary of Arabic terminology shaped Mathematics Arabization, derivation, combination of words, abbreviations and emblems of letters, eponymous, pluralization and preferences. In terms of semantics, vocabulary Arabic terminology Matematka formed by extension of meaning ( semantic extension ), translation ( calque ), and idiomatic meaning.
This thesis is dealing with the forming of arabic vocabulary in Mathematics terminology viewed by morph semantics perspectives. The method of the research used here is descriptive analysis in order to know the process of forming, the forms and analysis of semantics of Arabic vocabulary in Mathematics term. The Dictionary of Mathematical Terms from Qatar University and the English-Arabic Mathematics Glossary from The state Education Department, The University of The State of New York are the best data used in this research. By this research I found that the vocabulary in Mathematics term can be in forms of arabicization, derivation, abbreviation, composite word (phrase), eponym, plural, and preference. In semantics perspectives, the Arabic vocabulary in Mathematics term can be in forms semantic extension, calque, and idiomatic form as well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62385;S62385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desya Asrota Aina
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemunculan virus yang bernama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-cOv-2) atau disebut juga dengan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan ditetapkan sebagai global pandemic. Sejatinya, ilmu akan terus berkembang seiring masalah yang ada di dalamnya. Istilah-istilah atau kosakata baru dalam ilmu kesehatan mulai bermunculan seiring dengan keberadaan virus ini, baik istilah dalam pengendalian atau dalam pencegahannya. Penelitian ini membahas kosakata bahasa Arab laras kesehatan yang muncul saat pandemi COVID-19 yang dilihat dari sisi morfologi dan semantik. Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk-bentuk dan makna-makna dalam kosakata bahasa Arab laras kesehatan yang muncul saat pandemi COVID-19. Adapun data-data yang didapat dalam penelitian ini bersumber dari surat kabar Almasdaronline dari Yaman. Hasil yang didapat dari penelitian ini dari sisi morfologi ditemukan bahwa kosakata bahasa Arab laras kesehatan yang muncul pada masa pendemi COVID-19, ada yang berbentuk arabisasi, derivasi, pluralisasi, gabungan kata, dan hibrida. Sedangkan dari sisi semantik ditemukan bahwa kosakata bahasa Arab laras kesehatan yang muncul pada masa pandemi COVID-19 ada yang berbentuk metafora, penerjemahan dan perubahan makna. Jika ditinjau dari relasi makna, terdapat relasi makna sinonimi, antonimi dan idiom.

This research was motivated by the emergence of a virus called Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-cOv-2) or also called Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) and is set as a global pandemic. In fact, science will continue to evolve as the problems that exist in it. New terms or vocabulary in health sciences began to emerge along with the presence of this virus, either in control or in prevention. This study discusses the Arabic vocabulary of health barrels that emerged during the COVID-19 pandemic in terms of morphology and semantics. This analysis uses qualitative descriptive methods. The main purpose of this study is to expose to the reader about the forms and meanings in the health barrel Arabic vocabulary that emerged during the COVID-19 pandemic. The data obtained in this study are outlined from almasdaronline newspaper from Yemen and assisted with Arabic dictionary. The results obtained from this study from the morphological side found that arabic vocabulary barrel health that appeared during the COVID-19 protesters, some in the form of Arabicization, derivation, pluralisation, combined words, and hybrid. From the semantic side, it was found that the Arabic vocabulary of health barrels that appeared during the COVID-19 pandemic was in the form of metaphors, translations and changes in meaning. When viewed from meaning relations, there are relationships of sinonimi, antonimi and idiom meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestiowati
"Kalimat Istisna adalah salah satu bentuk transformasi dalam bA, terdiri dari dua kalimat dasar atau lebih, mengandung makna pengecualian dan memiliki tiga unsur khas, yaitu: /mustana/ (m), /mustana minhu/ (mm) dan /adatul istisna'i/ (ai). m adalah unsur yang dikecuali_kan, mm unsur yang bermakna umum dan ai adalah kata yang menghubungkan kedua unsur lainnya, misalnya dikatakan: /ja' at tullabu ilia `al iyyan/. Pengumpulan data didapat dari buku-buku teks bahasa dan linguistik bA, kemudian dikelompokkan dan dianalisis. Hasilnya menunjukkan bahwa KI merupakan kalimat transformasi sematan; m selalu merupakan nomina takrif demikian juga mm kecuali apabila didahului penanda ingkar, tanya atau larangan; posisi ai selalu di muka m, sedang letak m dapat sebelum atau sesudah mm; unsur m dapat ber_kasus nominatif, akusatif atau genitif sesuai kaidah bA."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Baraniq, Muhammad Ahmad
"Buku ini mengajarkan tentang jumlah-jumlah yang ada dalam bahasa arab serta penulisan dalam bahasa arab yang baik dan benar."
Kairo: Matba`ah Lajnah Al-bayan al-Arabi, 1959
ARA 492.7 BAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmedali, S.A.
Pakistan: Kashmiri Bazar, 1949
ARA 492.7 AHM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>