Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helen Burhan
"Layanan ride sourcing atau lebih dikenal sebagai layanan taksi online semakin populer sebagai pelengkap sarana angkutan umum bagi masyarakat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan jumlah armada yang bergabung dalam perusahaan platform atau operator penyedia layanan taksi online juga kian membesar. Jika pertumbuhan jumlah armada ini tidak dibatasi, maka masalah kemacetan yang sudah ada di Kota Jakarta saat ini bisa tambah memburuk. Sementara dari segi operasional, layanan taksi online masih dikatakan belum efektif, hal ini bisa dilihat dari waktu tunggu penumpang yang masih cukup tinggi dan adanya sistem surge pricing, yaitu tarif pelayanan lebih tinggi dari tarif biasanya karena tingginya permintaan layanan kendaraan sedangkan ketersediaan kendaraan sedikit.
Untuk mengatasi permasalahan meningkatnya jumlah armada taksi online dan juga masalah operasional pada layanan taksi online, penelitian ini bertujuan mengembangkan skema sharing platform untuk mengoptimalkan penggunaan layanan ride splitting pada layanan taksi online. Layanan ride splitting merupakan layanan ride sourcingdimana satu pengemudi (kendaraan) dapat melayani minimal dua pesanan customer sekaligus dalam satu kali perjalanan. Jumlah penumpang dalam satu pesanan customer bisa lebih dari satu orang, akan tetapi semua penumpang dalam satu pesanan customer tersebut mempunyai lokasi asal dan tujuan yang sama. Sementara itu, skema sharing platform atau resource sharing pada layanan ride sourcing adalah suatu skema dimana customer yang memesan layanan kendaraan dari platform A dapat dilayani oleh kendaraan dari platform B, begitu juga sebaliknya, dengan profit sharing yang telah ditentukan sebelumnya.
Model optimasi penggunaan layananan ride splitting dengan menerapkan skema sharing platform yang dikembangkan menggunakan bentuk New Modified Maximum Weighted Bipartite Matching, sedangkan metode penyelesaiannya menggunakan Greedy Heuristic Method. Fungsi tujuan dari model optimasi tersebut yaitu memaksimumkan nilai bobot yang merupakan rasio antara profit yang diperoleh operator dan pengemudi dengan konversi nilai uang dari waktu tunggu penumpang. Nilai bobot yang maksimum disini berarti memaksimumkan profit sekaligus meminimumkan waktu tunggu penumpang.
Untuk menguji model optimasi yang dikembangkan dilakukan simulasi dengan mempertimbangkan beberapa scenario. Skenario tersebut terkait dengan nilai faktor profit sharing , tarif perjalanan yang dikenakan operator per customer, serta kondisi lalu lintas berupa kecepatan tempuh perjalanan. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa layanan ride splitting yang menerapkan skema sharing platform dengan memperoleh hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan layanan tanpa skema. Nilai 95% artinya operator kendaraan awal yang dipesan oleh customermemperoleh profit sharing sebesar 5% dari operator kendaraan yang ditugaskan melayani customer dengan adanya sharing platform. Hasil yang lebih baik pada simulasi tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai bobot yang lebih besar sekitar 4,5% - 25,3 %, total profit dari operator dan pengemudi yang lebih besar sekitar 15,91% – 48,9%, waktu tunggu dari customer yang lebih kecil sekitar 1,9% - 13,7% dan jumlah pasangan ride splitting yang lebih besar sekitar 8,57%- 12,85%.

Ride sourcing services, or more famously known as online taxi services, is getting more popular as a complement of public transportation for the community. This has caused the growth in the number of fleet joining the platform company or the online taxi company to also increase. If the growth in the number of fleet is not regulated, the traffic issues currently already existing in Jakarta can get even worse. On the other hand, from the operational point of view, online taxi services is deemed as not yet effective; which can be seen from the long waiting time for the passengers and the surge pricing system that occurs when the demand for the vehicle is higher than the number of vehicles available.
To solve issues of the increasing number of online taxi fleet and also the operational issues in the online taxi services, this study aims to develop a sharing platform scheme to optimize the use of ride splitting service in online taxi services. Ride splitting services is a ride sourcing service where one vehicle can serve at least two request customers at one trip. The number of passengers per customer can be more than of one person, but all the passengers in one request customer have the same origin and destination. On the other hand, sharing platform scheme or resource sharing in ride sourcing services is a scheme where a customer ordering vehicle service from platform A can be served by vehicle from platform B, and the other way around, with a predetermined profit sharing applied.
The optimized model of ride splitting service usage by applying sharing platform scheme is developed using the New Modified Maximum Weighted Bipartite Matching form, while the solving method is using Greedy Heuristic Method. The objective function of the optimized model is to maximize the weighted value which is the ratio between profit earned by the operator and money conversion of the passenger’s waiting time. Maximum weighted value means maximizing the profit and minimizing the waiting time.
To test the optimized model developed, we do a simulation which takes into consideration several different scenarios. Those scenarios are related to factor values of profit sharing , travel rate difference charged by the operator per customer, and paying attention to the existing traffic condition. The simulation shows that ride splitting services applying sharing platform scheme with 95% gets better results than services without scheme. The value of 95% means initial operator requested by the customer gets 5% of profit sharing from the operator whose vehicle is actually serving the customer with sharing platform. The better results from the simulation are the higher weighted value of 4.5% - 25.3%, higher total profit of the operator and drivers of 15.91%-48.9%, and shorter customer waiting time of 1.9%-13.7% and bigger number of matchs of 8.57%-12.85%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eriandra Junitha
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aplikasi dari theory of planned behavior dan menganalisis pengaruh dari attitudes, subjective norms, dan perceived behavioral control terhadap buying intention dan buying behavior layanan ride-sharing berbayar di Indonesia. Sampel penelitian ini adalah penumpang layanan ride-sharing yang menggunakan layanan tersebut kurang dari waktu enam bulan terakhir di wilayah Indonesia yang diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa attitudes, subjective norms, dan perceived behavioral control memiliki pengaruh kepada buying intention. Dalam penelitian ini, tidak terbukti adanya pengaruh perceived behavioral control terhadap buying behavior secara langsung tanpa adanya mediasi dari buying intention.

This study aimed to analyze application from theory of planned behavior and to analyze the effect of attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control towards buying intention and buying behavior on paid ride sharing in Indonesia. The sample of this study consist of passengers of ride sharing services who rsquo s been using ride sharing services for less than six months in Indonesia and the data is analyzed using Structural Equation Modeling SEM . The result of this study indicates that attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control have positive effect towards buying intention. Meanwhile, the result of this study doesn rsquo t show direct effect between perceived behavioral control towards buying behavior without being mediated by buying intention."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Rehulina Aglaia
"Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dan koneksi seluler di Indonesia, transformasi digital dengan cepat mengambil alih dan meningkatkan kualitas hidup dengan mengembangkan cara orang berkomunikasi, berinteraksi, dan bertransaksi. Implikasi dari kemajuan teknologi yang dibawa untuk memudahkan aktivitas sehari-hari masyarakat adalah inovasi alternatif angkutan umum, yaitu layanan ride-hailing. Dengan hadirnya beberapa penyedia jasa ride-hailing yang saling bersaing di Indonesia, loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu menarik untuk ditelaah. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan dalam konteks ini. Sebanyak 398 responden yang merupakan pengguna layanan ojek online dikumpulkan secara purposive sampling dan data diolah menggunakan Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa perceived benefits of ride-hailing app, perceived sales promotion, perceived app-related risks dan perceived vehicle and driver-related risks berperan penting dalam memprediksi kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan secara langsung. Sedangkan perceived service quality tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan tetapi memiliki efek mediasi melalui kepuasan pelanggan.

With the increasing number of internet users and cellular mobile connections in Indonesia, digital transformation is rapidly taking over and improving the quality of life by evolving the way people communicate, interact, and make transactions. An implication of technological advancements that has been brought to ease people’s daily activities is the innovation in public transport alternative, ride-hailing services. With the presence of several competing ride-hailing providers in Indonesia, the loyalty of customers towards a particular brand is interesting to be explored. This quantitative descriptive research is conducted to analyze the factors influencing customer satisfaction and loyalty in this context. A total of 398 respondents who are recent customers of motorcycle ride-hailing services were collected using purposive sampling and the data was processed using Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The findings suggest that perceived benefits of ride-hailing app, perceived sales promotion, perceived app-related and vehicle and driver-related risks play a significant role in predicting both customer satisfaction and customer loyalty directly. Meanwhile, perceived service quality has no significant direct effect on customer loyalty but has a mediating effect through customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yea Renata Saraseka
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh services quality dan price fairness terhadap customer satisfaction pada pengguna layanan Go-Ride Jabodetabek. Berkembangnya teknologi di era globalisasi saat ini mengakibatkan terjadinya peningkatan persaingan dalam dunia usaha khususnya dibidang penyedia layanan jasa. GOJEK merupakan perusahaan pertama yang memperkenalkan ojek online di Indonesia pada tahun 2010. Meskipun sebagai perusahaan pioneer dan sudah dikenal oleh banyak masyarakat akan tetapi GOJEK juga tidak terlepas dari permasalahaan yang terjadi baik dalam hal kualitas layanannya maupun kewajaran harganya. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 responden dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti yakni generasi millenial baik laki-laki maupun perempuan minimal berumur 17 tahun yang berdomisili di wilayah Jabodetabek, pengguna smartphone, mengetahui GOJEK serta pernah menggunakan layanan Go-Ride minimal 3 bulan terakhir lebih dari dua kali. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari services quality dan price fairness terhadap customer satisfaction pada pengguna layanan Go-Ride Jabodetabek.

The purpose of this research is to analyze the influence of services quality and price fairness towards customer satisfaction of Go-Ride users in Jabodetabek. The development of technology in the current era of globalization has resulted in increased competition in the business world, especially in the service providers. GOJEK was the first company that introduce an online motorcycle in Indonesia in 2010. Even though it is a pioneer company and has been known by many people, GOJEK is also inseparable from the problems that occur both in terms of services quality and fairness of price.This research using quantitative approach by spreading questionnaires to 200 respondents with criteria that established by researchers. The criterias are millenials at least 17 years old who live in Jabodetabek, smartphone users, know about GOJEK and have used Go-Ride services for at least the last 3 months and more than two time. The results showed that there is a significant influence from services quality and price fairness to customer satisfaction of Go-Ride services users in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Baharuddin
"ABSTRAK
Konsep backhaul trips delivery dan swaps of extra capacities telah diperkenalkan secara luas dalam berbagai kesempatan baik dalam konferensi atau seminar di tingkat nasional maupun internasional [1][3]. Hingga saat ini konsep tersebut masih sebagai wacana dalam upaya meningkatkan pangsa pasar penjualan LNG, terbukti dengan belum ada satupun kontrak LNG yang menerapkan konsep tersebut.
Dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep tersebut dan potensi pasar LNG yang ada di dunia hingga saat ini, disertasi ini membahas penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan konsep backhaul trips dan swaps terutama diterapkan pada setiap kemungkinan skenario yang melibatkan baik penerapan backhaul dan swaps secara murni maupun kombinasinya. Ada lima skenario yang dikembangkan dan disimulasikan. Skenario tersebut meliputi: penerapan backhaul trips secara murni (Skenario 1), penerapan swaps secara murni untuk kontrak dengan kapasitas yang sama (Skenario 2) dan kapasitas yang berbeda (Skenario 5), kombinasi backhaul trips dan swaps sebagian (Skenario 3) dan kombinasi backhaul trips dan swaps penuh (Skenario 4). Sebagai acuan, disimulasikan pula sebuah skenario yang menunjukkan bagaimana sebuah kontrak LNG yang sama apabila diterapkan menurut mekanisme penjualan yang lazim digunakan saat ini (Skenario 6 - konvensional). Simulasi dilakukan untuk studi kasus kontrak antara Qatar-Jepang dan Indonesia-India/Pakistan.
Hasil Simulasi menunjukkan bahwa kapasitas tanker yang dapat digunakan dalam penerapan backhaul trips rata-rata adalah 57%. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa skenario yang paling baik ditinjau dari segi efisiensi biaya, feasibility dan analisis resiko adalah Skenario 4 yang merupakan kombinasi antara backhaul trips dan swaps penuh. Skenario tersebut memberikan penurunan biaya transportasi sebesar 44.9%. Batasan penerapan konsep backhaul trips dan swaps ini terletak pada persyaratan letak geografis, volume kontrak maksimum yang dapat dilakukan yaitu sebesar 96% dari volume kontrak utama, dan jangka waktu kontrak backhaul trips yang bergantung pada jangka waktu kontrak utamanya.

Abstract
he concepts of using backhaul deliveries of LNG integrated with the swap of extra production capacity between plants have been publicly promoted in several national and international seminar and conference events [I] [3]. So far, these concepts are still considered new approaches in LNG marketing strategy, since LNG contracts, which are long term contracts, still utilize the traditional way of dedicated LNG transportation that has existed for over 30 years. There have been no LNG contracts that utilize these new strategies.
The research to analyze the implementation of the back haul and swap concepts is performed in this dissertation backed by an in depth understanding of the concepts and the LNG market potential of these concepts in the current world LNG trade. Combinations of the two concepts are also explored.
This research has developed five (5) scenarios and studied them in the form of operating simulations. These are:
Scenario Description
1 Pure backhaul trips
2 Pure production swap for identical volumes
Combination of backhaul and partial swap Combination of backhaul and full swap Pure swap for non-identical volumes
The results are then compared with Scenario 6, which is the conventional production and transportation concept. Case studies used in these simulations are the contracts between Qatar-Japan and Indonesia-India/Pakistan.
Results show that the average tanker capacity that can be utilized for backhaul trips is 57%. Scenario 4 is the best scenario that allows the highest cost efficiency, feasibility and lowest risk. Using the case studies, scenario 4 can reduce transportation cost by up to 44.9%.
However, there are significant limitations for the implementation of the backhaul trip/swap concepts. In order to be successfully implemented, there are geographical limitations that should be considered, as well as recognizing a strong dependence on the main LNG contract in terms of the maximum volume of the contract (96%) that can be considered for backhaul, and the length of the contract.
"
2002
D1165
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Baharuddin
"Konsep backhaul trips delivery dan swaps of extra capacities telah diperkenalkan secara luas dalam berbagai kesempatan baik dalam konferensi atau seminar di tingkat nasional maupun internasional [1][3]. Hingga saat ini konsep tersebut masih sebagai wacana dalam upaya meningkatkan pangsa pasar penjualan LNG, terbukti dengan belum ada satupun kontrak LNG yang menerapkan konsep tersebut.
Dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep tersebut dan potensi pasar LNG yang ada di dunia hingga saat ini, disertasi ini membahas penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan konsep backhaul trips dan swaps terutama diterapkan pada setiap kemungkinan skenario yang melibatkan baik penerapan backhaul dan swaps secara murni maupun kombinasinya. Ada lima skenario yang dikembangkan dan disimulasikan. Skenario tersebut meliputi: penerapan backhaul trips secara murni (Skenario 1), penerapan swaps secara murni untuk kontrak dengan kapasitas yang sama (Skenario 2) dan kapasitas yang berbeda (Skenario 5), kombinasi backhaul trips dan swaps sebagian (Skenario 3) dan kombinasi backhaul trips dan swaps penuh (Skenario 4). Sebagai acuan, disimulasikan pula sebuah skenario yang menunjukkan bagaimana sebuah kontrak LNG yang sama apabila diterapkan menurut mekanisme penjualan yang lazim digunakan saat ini (Skenario 6 - konvensional). Simulasi dilakukan untuk studi kasus kontrak antara Qatar-Jepang dan Indonesia-India/Pakistan.
Hasil Simulasi menunjukkan bahwa kapasitas tanker yang dapat digunakan dalam penerapan backhaul trips rata-rata adalah 57%. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa skenario yang paling baik ditinjau dari segi efisiensi biaya, feasibility dan analisis resiko adalah Skenario 4 yang merupakan kombinasi antara backhaul trips dan swaps penuh. Skenario tersebut memberikan penurunan biaya transportasi sebesar 44.9%. Batasan penerapan konsep backhaul trips dan swaps ini terletak pada persyaratan letak geografis, volume kontrak maksimum yang dapat dilakukan yaitu sebesar 96% dari volume kontrak utama, dan jangka waktu kontrak backhaul trips yang bergantung pada jangka waktu kontrak utamanya.

The concepts of using backhaul deliveries of LNG integrated with the swap of extra production capacity between plants have been publicly promoted in several national and international seminar and conference events [I] [3]. So far, these concepts are still considered new approaches in LNG marketing strategy, since LNG contracts, which are long term contracts, still utilize the traditional way of dedicated LNG transportation that has existed for over 30 years. There have been no LNG contracts that utilize these new strategies.
The research to analyze the implementation of the back haul and swap concepts is performed in this dissertation backed by an in depth understanding of the concepts and the LNG market potential of these concepts in the current world LNG trade. Combinations of the two concepts are also explored.
This research has developed five (5) scenarios and studied them in the form of operating simulations. These are:
Scenario Description
1 Pure backhaul trips
2 Pure production swap for identical volumes
Combination of backhaul and partial swap Combination of backhaul and full swap Pure swap for non-identical volumes
The results are then compared with Scenario 6, which is the conventional production and transportation concept. Case studies used in these simulations are the contracts between Qatar-Japan and Indonesia-India/Pakistan.
Results show that the average tanker capacity that can be utilized for backhaul trips is 57%. Scenario 4 is the best scenario that allows the highest cost efficiency, feasibility and lowest risk. Using the case studies, scenario 4 can reduce transportation cost by up to 44.9%.
However, there are significant limitations for the implementation of the backhaul trip/swap concepts. In order to be successfully implemented, there are geographical limitations that should be considered, as well as recognizing a strong dependence on the main LNG contract in terms of the maximum volume of the contract (96%) that can be considered for backhaul, and the length of the contract.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
D88
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ayu Kurniati
"MaaS (Mobility as a Service) diinterpretasikan sebagai sebuah konsep yang menawarkan solusi mobilitas yang dapat diimplementasikan di perkotaan Indonesia dengan angkutan umum sebagai fundamental utama. Penelitian ini akan mengembangkan suatu framework indikator baru yang komprehensif dan dapat digunakan untuk melihat kesiapan suatu kota terhadap implementasi MaaS berdasarkan perspektif pemerintah di wilayah perkotaan di Indonesia. Pengembangan framework ini dilakukan dengan menyusun framework dari berbagai studi literatur kemudian menguji kelayakan framework dilakukan dengan analisis pre-sampling dan sampling. Analisis pre-sampling dilakukan untuk menguji validitas suatu framework dengan para ahli melalui pengujian Content Validity Index sehingga terbentuk instrumen yang dapat digunakan sehingga dapat dilakukan analisis sampling. Sebanyak 20 (dua puluh) variabel framework dari analisis pre-sampling kemudian diujicobakan di wilayah Joglosemar. Tahap selanjutnya, pada analisis sampling dibagi menjadi 2 (dua) analisis yaitu deskriptif dan SEM-PLS. Data kemudian diolah dan diperoleh 11 (sebelas) variabel yang memenuhi uji SEM-PLS. Berdasarkan analisis SEM-PLS diketahui pengaruh variabel eksogen yang paling berpengaruh baik langsung dan pengaruh tidak langsung terhadap "Ketersediaan Dana" (variabel endogen) melalui variabel "Familiarisasi" (variabel mediasi) adalah variabel Regulasi dan Peraturan. Oleh karena itu, kebijakan untuk menjalankan perencanaan implementasi MaaS di Indonesia, harus didukung dengan ketersediaan dana dan diperlukan regulasi dan peraturan yang kuat melalui familiarisasi MaaS kepada stakeholder terkait.

MaaS (Mobility as a Service) is interpreted as a concept that offers mobility solutions that can be implemented in Indonesian cities with public transportation as the main fundamental. This research will develop a new, comprehensive indicator framework that can be used to see a city's readiness for MaaS implementation based on the government's perspective in urban areas in Indonesia. The development of this framework is carried out by compiling frameworks from various literature studies and then testing the feasibility of the framework is carried out by pre-sampling and sampling analysis. A pre-sampling analysis is carried out to test the validity of a framework with experts by testing the Content Validity Index so that an instrument is formed that can be used so that a sampling analysis can be carried out. A total of 20 (twenty) framework variables from the pre-sampling analysis were then tested in the Joglosemar area. In the next stage, the sampling analysis is divided into 2 (two) analyzes, namely descriptive and SEM-PLS. The data was then processed and 11 (eleven) variables were obtained that fulfilled the SEM-PLS test. Based on the SEM-PLS analysis, it is known that the exogenous variables that have the most direct and indirect influence on the "Availability of Funds" (endogenous variable) through the "Familiarization" variable (mediation variable) are Regulatory and Regulatory variables. Therefore, policies to carry out MaaS implementation plans in Indonesia must be supported by the availability of funds and strong regulations and rules are needed through familiarization of MaaS to relevant stakeholders."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berto Mulia Wibawa
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2018
650 ESENSI 8:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rolando
"ABSTRACT
KoinWorks merupakan financial technology berbasis electronic commerce produk pinjaman dengan konsep online peer to peer lending yang menggunakan media mobile application untuk menawarkan berbagai jenis pinjaman kepada calon investor. Jumlah pengunjung KoinWorks pada mobile application meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan perbaikan yang dilakukan KoinWorks. Namun ternyata masih terdapat permasalahan dalam pengoperasian aplikasi ini, data dari pihak KoinWorks menunjukkan bahwa tingkat canceled order KoinWorks masih cukup tinggi dimana dapat dilihat pada funnel proses pembelian hanya sekitar 7,5 dari total pengunjung yang berhasil dikonversi menjadi pembeli. Disamping itu, hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan yang dialami terkait usability aplikasi KoinWorks. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dan menemukan permasalahan serta merancang perbaikan interface aplikasi KoinWorks dengan pendekatan usability testing dan eye tracking.Perancangan usulan perbaikan didasarkan oleh analisis permasalahan yang dihadapi pengguna dari kedua kelompok partisipan dan dilakukan usability testing kembali kepada tiga desain yaitu aplikasi KoinWorks saat ini, wireframe dan prototipe untuk mengetahui rancangan mana paling mudah dipakai, disimpulkan bahwa rancangan perbaikan dalam bentuk prototipe lebih efektif dan efisien sehingga lebih mudah dipakai daripada kedua desain lainnya.

ABSTRACT
KoinWorks is one of financial technology in Indonesia that running its businesses with online peer to peer lending model on mobile application. The number of KoinWorks mobile application users is increasing but there is still some of obstacles. KoinWorks canceled order rates are still quite high that can be viewed from their funnel chart. It is only 7,5 from the total users who succeeded in becoming buyers. In addition, the result of a preliminary study conducted to 114 respondents shows that nearly 75 of the users find it difficult to use the application. This study aims to evaluate usability after using KoinWorks mobile application, to analyze the existing usability problem, and to achieve a better usability interface design. Usability is measured using both quantitative and qualitative measurements. The quantitative measurement comprises user performance metrics such as task success, time on task and error that measure effectiveness and eficiency of mobile application and saccade on eye tracking. The qualitative measurements includes System Usability Scale questionnaire SUS , Questionnaire for User Interface Satisfaction QUIS and Retrospective Think Aloud RTA . This study shows that KoinWorks mobile application has a bad performance and usability. Interface redesign was proposed and resulted in a better performance and usability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nur Fajriyah
"ABSTRAK
Artikel ini tentang pergeseran pola konsumsi pada masyarakat urban kelas menengah, yang merupakan hasil dari adanya transportasi online sebagai alternatif penyedia layanan konsumsi karena permasalahan di perkotaan dan kemudahan bertransaksi. Pergeseran pola konsumsi tersebut berupa metode pembayaran dan berubahnya makna leisure pada masyarakat. Studi sebelumnya mengemukakan belanja online dan lingkungan sosial menggeser pola konsumsi masyarakat. Penulis sependapat dengan studi sebelumnya dari Lunn Suman, 2002; Keisidou, Sarigiannidis Maditinos, 2011; Dini Hidayat, 2013 dan Delormier, Frohlich Potvin, 2009; Johnston, Rodney Szabo, 2012; Sebayang, Yusuf Priyatama, 2011, namun penulis melengkapi dengan konsep transportasi online. Penulis berargumen terjadinya pergeseran pola konsumsi karena adanya transportasi online dan berubahnya makna leisure. Pergeseran pola konsumsi tersebut terjadi karena adanya transaksi dengan metode pembayaran non-tunai pada aplikasi transportasi online. Begitu juga pada perubahan makna leisure, terlihat dari masyarakat melakukan leisure dengan tujuan ldquo;to see rdquo; menjadi ldquo;to be seen rdquo; setelah menggunakan transportasi online. Studi ini menggunakan kasus pada masyarakat perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat yang merupakan perumahan kelas menengah. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif data primer yaitu pada perempuan dewasa berkeluarga yang melakukan kegiatan harian di rumah, observasi serta data sekunder yaitu dengan menggunakan studi-studi sebelumnya.

ABSTRACT
This article is about shifting consumption patterns in middle class urban communities, which is the result of online transport as an alternative to consumption service providers due to urban problems and ease of transactions. The shift in consumption pattern is in the form of payment method and changing the meaning of leisure in society. Previous studies have suggested online shopping and social environment are shifting people 39 s consumption patterns. The author agrees with previous studies from Lunn Suman, 2002 Keisidou, Sarigiannidis Maditinos, 2011 Dini Hidayat, 2013 and Delormier, Frohlich Potvin, 2009 Johnston, Rodney Szabo, 2012 Sebayang, Yusuf Priyatama, 2011, but the authors complete with the concept of online transportation. The authors argue that there is a shift in consumption patterns due to online transport and the changing of leisure meaning. This shift in consumption patterns occurs because of transactions with non cash payment methods in online transport applications. Likewise in the change in the meaning of leisure, seen from the public to do leisure with the goal of to see to to be seen after using the online transport. This study uses cases in residential communities Khayangan Enchantment, Depok, West Java which is a middle class housing. Methods in this study using qualitative methods of primary data that is in adult married women who perform daily activities at home, observation and secondary data that is by using previous studies."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>