Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Siti Maryamah
"Adanya kondisi dimana kuantitas dan kualitas fasilitas pendidikan tinggi yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan pendidikan, mendorong pelajar melakukan migrasi untuk memperoleh pendidikan tinggi. Kondisi ini diperkuat dengan terus meningkatnya jumlah pelajar migran baik pelajar menengah atas maupun perguruan tinggi dari tahun 2007 s.d. 2014. Adapun penelitian bertujuan untuk menganalisis sejauh mana kuantitas dan kualitas program studi memengaruhi keputusan migrasi dalam memperoleh pendidikan tinggi. Disamping itu, melalui asumsi bahwa keputusan migrasi untuk memperoleh pendidikan tinggi sudah dilakukan sejak pelajar masih berada di jenjang pendidikan menengah atas, penelitian ini menggunakan pelajar yang sedang berada di jenjang pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi sebagai unit analisisinya. Dengan menggunakan gabungan data yang bersumber dari IFLS, PDDikti Kemendikbud dan BPS, serta melalaui metode analisis regresi multinomial probit dengan pendekatan multiple imputing on chained equation untuk data pooled cross section, penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar migran lebih cenderung untuk mendatangi wilayah yang memiliki jumlah program studi akreditas “A” lebih banyak daripada wilayah asalnya, serta mempunyai pembangunan wilayah yang lebih rendah daripada wilayah asalnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa perilaku migrasi untuk pendidikan di Indonesia didominasi oleh motivasi investasi, yang mana mengharapkan adanya pengembalian ekonomi dari migrasi yang dilakukannya. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bagaimana peran gender, peran keluarga, serta preferensi sekolah memengaruhi perilaku bermigrasi pelajar di Indonesia.

The existence of conditions where the quantity and quality of higher education facilities are unable to meet educational needs, encouraging students to migrate to obtain higher education. In this condition, the number of students, both students, and high school students, was high from 2007 to 2004. This study aims to analyze the extent to which the quantity and quality of departments influence migration decisions in obtaining higher education. In addition, assuming that the decision to migrate to obtain higher education has been made since students are still in senior secondary education, this study uses students in senior secondary education and higher education as the unit analysis. This study uses a combination of data sources from IFLS, PDDikti Kemendikbud, and BPS, and the multinomial probit regression analysis method with the multiple imputing chained equation approach for pooled cross-section data. This study proves that migrant students are more likely to come to an area with more “A” accredited study programs than their regions and have lower regional development than their original regions. This condition proves that migration behavior for education in Indonesia is dominated by investment motivation, which expects an economic return from the migration it does. In addition, this study also reveals how gender roles, family roles, and school preferences affect student migration behavior in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Shelomita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah migrasi yang dilakukan individu saat anak-anak dapat dianggap sebagai saluran yang efektif untuk investasi modal manusia, khususnya dalam konteks pendidikan, yang dicerminkan pada mobilitas pendidikan antargenerasinya. Menggunakan data longitudinal dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) di tahun 2000, 2007, dan 2014 dengan metode Ordinary Least Regression (OLS), hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang pernah bermigrasi memiliki mobilitas pendidikan antargenerasi lebih rendah 0.5 tahun dibandingkan dengan anak yang tidak bermigrasi. Penelitian ini juga mengontrol faktor lain yang turut mempengaruhi mobilitas pendidikan antargenerasi, seperti ukuran rumah tangga, pendidikan ayah, pengeluaran biaya pendidikan, dan region tempat tinggal di tahun 2014. Hasil ini dipengaruhi oleh motif migrasi di mana sebagian besar sampel bermigrasi atas tujuan lain selain pendidikan, serta sebagian besar sampel bermigrasi ke daerah rural. Di samping itu, pada penelitian terdahulu, faktor internal anak, seperti kesulitan untuk beradaptasi di tempat tujuan juga mempengaruhi hasil migrasi.

This study aims to examine whether migration undertaken by individuals during childhood can be considered an effective channel for human capital investment, particularly in the context of education, as reflected in intergenerational educational mobility. Using longitudinal data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) for the years 2000, 2007, and 2014 with the Ordinary Least Squares (OLS) method, the results show that children who migrated had intergenerational educational mobility 0.5 years lower compared to children who did not migrate. The study also controls for other factors that affect intergenerational educational mobility, such as household size, father's education, educational expenditure, and region of residence in 2014. These results are influenced by migration motives, as the majority of the sample migrated for reasons other than education and predominantly to rural areas. Additionally, previous research indicates that internal factors of the child, such as difficulty adapting to the destination, also affect migration outcomes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhani Ade Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor polusi udara dalam keputusan untuk bermigrasi di Indonesia dan apakah pengaruhnya bervariasi menurut PDRB kabupaten/kota daerah asal. Studi ini menggunakan data PODES 2014, PDRB kabupaten/Kota BPS 2019, dan SUSENAS 2019. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa tingkat polusi udara per kabupaten/kota signifikan memiliki pengaruh dalam keputusan bermigrasi dengan arah bervariasi, positif atau negatif, menurut asal dan tujuan migrasi antarwilayah. Efek dari tingkat polusi udara juga bervariasi menurut PDRB kabupaten/kota daerah asal. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran komprehensif bagaimana tingkat polusi udara bisa memengaruhi keputusan bermigrasi antarwilayah. 

This study aims to analyze the effects of air pollution level on migration decision-making and whether its effects vary by the GRDP of the district/municipality of origin in Indonesia. This study employs data from PODES 2014, GRDP district/municipality from BPS 2019, and SUSENAS 2019. The results of multinomial logistic regression show that the level of air pollution per district significantly affects the decision to migrate in varying directions, positive or negative, according to the origin and destination of interregional migration. The effects of air pollution levels also vary by the GRDP of the district/municipality of origin. The results of this research can provide a comprehensive picture of how the level of air pollution can influence interregional migration decisions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Cherya Putri
"Indeks Pembangunan Manusia, utamanya pada indikator pendidikan menunjukkan tren yang terus meningkat sejak 2010. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa migrasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi IPM, khususnya pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari migrasi yang dilakukan di usia anak-anak terhadap pencapaian pendidikannya di jangka panjang dengan berfokus pada wilayah Indonesia. Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) di tahun 2000, 2007, dan 2014 dengan metode regresi logistik multinomial. Menggunakan tiga pengukuran migrasi yang berbeda, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang pernah bermigrasi, bermigrasi secara berulang, atau pun bermigrasi sendiri dan didampingi oleh orang lain, cenderung lebih rendah untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik pada jenjang SMA, SMK, ataupun perguruan tinggi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya faktor internal anak, motif migrasi, dan wilayah tujuan migrasi. Di samping itu, terdapat faktor lain yang juga turut memengaruhi pencapaian tiap jenjang pendidikan anak di jangka panjang seperti jenis kelamin, besarnya jumlah anggota rumah tangga, pendidikan orang tua, pengeluaran rumah tangga, biaya pendidikan, wilayah tempat tinggal, dan region.

The Human Development Index in Indonesia, particularly the education indicator, has shown an increasing trend since 2010. Previous research has shown that migration is one of the factors that affect HDI, especially in education. This research aims to study the effect of children’s migration on long-term educational attainment in Indonesia. This study employs longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2000, 2007 and 2014 analysed using the multinomial logistic regression. Using three different migration measurements, the results of the study show that children who have migrated, migrated repeatedly, or migrated alone and accompanied by others, tend to be less likely to achieve higher levels of education, either at the high school, vocational, or college level compared to primary education level. This can be affected by the internal factors of children, migration motives, and migration destinations. In addition, there are other factors that also affect the achievement of each level of children's education in the long term, such as gender, household size, parents' education, percapita expenditure, education costs, area of residence, and region."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Za`Im
"Kebijakan afirmasi pendidikan tinggi merupakan upaya untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif. APK pendidikan tinggi menjadi indikator 4.3.1(a) SDGs. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengamanatkan perhatian khusus bagi kelompok afirmasi. Lebih lanjut Permendikbud No.27 Tahun 2018 tentang Afirmasi Pendidikan Tinggi semakin memperkuat implementasi dari kebijakan afirmasi pendidikan tinggi. Namun terdapat permasalahan seperti kesenjangan capaian APK Indonesia dengan negara ASEAN, capaian APK nasional yang belum sesuai target SDGs, dan kesenjangan APK antar daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kebijakan afirmasi terhadap akses pendidikan tinggi di Indonesia tahun 2018-2022. Penelitian ini menguji 550 observasi dari 110 kabupaten/kota yang selalu menerima beasiswa ADik selama tahun 2018-2022. Data panel diestimasi menggunakan twoways fixed effect model dengan turut mengontrol beberapa karakteristik mencakup intervensi pendidikan lainnya, perguruan tinggi, fasilitas/infrastruktur, sosial-demografi, dan ekonomi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kebijakan afirmasi dalam bentuk beasiswa afirmasi pendidikan tinggi (ADik) baik secara total maupun proporsional, berpengaruh signifikan positif terhadap APK. Pada pengujian subsample, ADik menunjukkan pengaruh signifikan positif pada wilayah 3T namun tidak signifikan pada wilayah Papua. Lebih lanjut ADik konsisten menunjukkan pengaruh signifikan positif pada wilayah Papua 3T.

The affirmative policy on higher education is an effort to promote inclusive education. The gross enrollment ratio (APK) of higher education is an indicator 4.3.1(a) of SDGs. Law No. 12 of 2012 on Higher Education mandates special attention for affirmative groups. Furthermore, the Ministerial Regulation of Education and Culture No. 27 of 2018 on Affirmative Higher Education strengthens the implementation of the affirmative policy of higher education. However, challenges remain, as there is a gap between the APK of Indonesia and other ASEAN countries, the national APK has not met the SDGs target, and there is a gap in APK among regions in Indonesia. This study aims to determine the relationship between affirmative scholarship (ADik) and access to higher education in Indonesia in 2018-2022. This study applies 550 observations from 110 districts/cities that always received ADik scholarships during 2018-2022. Panel data is used with a two-way fixed effect regression model by employing several characteristics as control variables, including other policy interventions, number of universities, facilities/infrastructure, socio-demographics, and economy. The results show that the affirmative scholarships (ADik), both in total and proportionally, have a significant positive effect on the APK of higher education. Moreover, ADik has a significant positive effect in almost all the underdeveloped, frontier, and outermost regions (3T regions) but has no significant effect in Papua as a whole. ADik has a significant positive effect in the Papua regions that are categorized as the 3T regions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudin
"Sudah 15 tahun Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan di tingkat pendapatan menengah. Untuk menghindari middle income trap Indonesia diharuskan mengubah basis pertumbuhan ke arah produktivitas dimana pengetahuan menjadi sangat penting. Studi ini berupaya menganalisis pengaruh kemampuan kognitif terhadap keputusan berpartisipasi di pendidikan tinggi. Dengan model binomial logit menggunakan data IFLS, ditemukan adanya hubungan positif antara kemampuan kognitif dan keputusan partisipasi ke pendidikan tinggi.

Sudah 15 tahun Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan di tingkat pendapatan menengah. Untuk menghindari middle income trap Indonesia diharuskan mengubah basis pertumbuhan ke arah produktivitas dimana pengetahuan menjadi sangat penting. Studi ini berupaya menganalisis pengaruh kemampuan kognitif terhadap keputusan berpartisipasi di pendidikan tinggi. Dengan model binomial logit menggunakan data IFLS, ditemukan adanya hubungan positif antara kemampuan kognitif dan keputusan partisipasi ke pendidikan tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieke Nurcahyaningsih
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh dari pendapatan orang tua dan kepemilikan aset terhadap partisipasi anak untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia dengan menggunakan data cross-section dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2022. Sampel penelitian adalah anak usia 19-23 tahun dengan total sampel sebanyak 24.833. Dengan menerapkan metode regresi logistik, penelitian ini menemukan bahwa pendapatan orang tua dan kepemilikan aset berupa rumah serta perangkat TIK tidak berpengaruh signifikan terhadap peluang anak untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Sementara kepemilikan aset alat transportasi dan gabungan perangkat TIK & alat transportasi mempengaruhi secara signifikan. Selain itu terdapat faktor lainnya yang mempengaruhi partisipasi anak untuk melanjutkan pendidikan tinggi seperti usia ibu dan karakteristik wilayah.

This research aims to examine the effect of parental income and asset ownership on children's participation in attending higher education in Indonesia using cross-section data from the National Socio-Economic Survey (SUSENAS) 2022. Sample of this research is children aged 19-23 years with a total sample of 24,833. Applying logistic regression, this research found that parental income and asset ownership in the form of houses and ICT devices did not have a significant effect on the probability of children’s participation in higher education. Meanwhile, ownership of transportation assets and a combination of ICT devices & transportation devices significantly affect the children's participation. In addition, other factors influence children's participation in continuing higher education, such as maternal age and regional characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denissa Kumala
"Skripsi ini membahas perihal dampak educational mismatch terhadap pendapatan yang fokus kepada pekerja dengan lulusan pendidikan tinggi di Indonesia yang diidentifikasi berdasarkan kelompok usia (age group). Adanya permasalahan peningkatan angka pengangguran pada individu tamatan pendidikan tinggi serta munculnya isu terkait ketidaksesuaian vertikal antara pekerjaan dengan tingkat pendidikannya, menjadi latar belakang dari studi ini. Metode normatif digunakan dalam menganalisis data Sakernas 2022 untuk mengukur tingkat mismatch yang terjadi pada pekerja tamatan pendidikan tinggi serta metode regresi OLS untuk mengukur dampak antara overeducation dan undereducation terhadap upahnya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pekerja tamatan pendidikan tinggi pada usia 20-64 tahun yang mengalami overeducation memiliki dampak yang signifikan negatif dan yang mengalami undereducation berdampak signifikan positif terhadap upah mereka. Dampak ketidaksesuaian vertikal yang dirasakan oleh pekerja dengan tamatan pendidikan tinggi ternyata lebih kecil dibandingkan pekerja dengan tamatan pendidikan dibawah tingkat pendidikan tinggi.

This undergraduate thesis examines the impact of educational mismatch on income, focusing on workers with higher education graduates in Indonesia that identified by age group. The problem of increasing unemployment among higher education graduates and the emergence of issues related to the vertical mismatch between jobs and education levels are the background of this study. The normative method is used in analyzing the 2022 Sakernas data to measure the level of mismatch that occurs among workers who have graduated from higher education as well as the OLS regression method to measure the impact of overeducation and undereducation on their wages. The results of this study show that workers with higher education aged 20-64 years who experience overeducation have a significant negative impact and those who experience undereducation have a significantly positive impact on their wages. The impact of vertical mismatch felt by workers with higher education levels is apparently greater than for workers with less than a high education level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifky Fadhila Batubara
"Penelitian ini menjelaskan bantuan yang diberikan oleh Rockefeller Foundation bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia dalam studi kasus program University Development di Universitas Gadjah Mada. Bantuan ini merupakan bagian dari fokus program yang ditujukan untuk negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Fokus penelitian ini adalah pada bentuk bantuan yang diberikan, dan pengaruh bantuan tersebut terhadap Universitas Gadjah Mada dan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Rockefeller Foundation dalam hal ini memilih Universitas Gadjah Mada sebagai fokus bantuannya di Indonesia dengan memperbanyak cendekiawan yang berkontribusi terhadap dunia pendidikan tinggi Indonesia. Dalam upaya ini Rockefeller Foundation mengeluarkan dua jenis bantuan, yaitu secara fisik berupa pembangunan infrastruktur, dan pengadaan alat yang menunjang perkuliahan, dan non fisik yang berupa pemberian beasiswa, dan pengiriman staf ahli Rockefeller Foundation. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam proses heuristik penelitian ini mengangkat arsip dan dokumen yang dimiliki oleh Rockefeller Foundation dalam periode 1971-1983 . Penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman bahwa perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia tidak terlepas dari kontribusi pihak asing, termasuk Rockefeller Foundation dalam kurun waktu 1971-1983. Penelitian ini membuktikan bahwa bantuan yang diberikan terfokus kepada ilmu sosial, kesehatan, dan agrikultur. Beasiswa yang diberikan Rockefeller Foundation berhasil meningkatkan kuantitas dan kualitas pengajar di Universitas Gadjah Mada. Bantuan Rockefeller Foundation juga memiliki peran dalam pembangunan beberapa pusat studi di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1976 Rockefeller Foundation menetapkan bahwa program University Development di Universitas Gadjah Mada akan diakhiri pada tahun 1983 karena dianggap bantuan yang diberikan telah mencapai target, dan faktor finansial yang dialami Rockefeller Foundation.

This research explains about Rockefeller Foundation aid for Indonesia higher education in case study of University Development Program for Gadjah Mada University. This aid is part of program focus serving least-developed countries in Asia, Africa, and Latin America. The focus of this research is on the form of aid provided, and the impact of this aid on Gadjah Mada University and the higher education in Indonesia. Rockefeller Foundation in this case chose Gadjah Mada University as the focus of assistance in Indonesia by increasing the number of scholars who contribute to the higher education in Indonesia. In this effort, the Rockefeller Foundation issued two types of assistance, namely physical in the form of infrastructure development and procurement of tools that support lectures, and non-physical in the form of providing scholarships, and sending Rockefeller Foundation experts. This research uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The heuristic process of this research raised archives and documents owned by Rockefeller Foundation in the 1971-1983 periode. This research aims to increase understanding that the development of higher education in Indonesia cannot be separated from the contribution of foreign parties, including the Rockefeller Foundation during 1971-1983 periode. This research proves that the aid provided is focused on social science, health science, and agricultural science. The Rockefeller Foundation scholarships have succeed in increasing the quantity and quality of teachers at Gadjah Mada University. The Rockefeller Foundation aid has also played a role in the construction of several study centers at Gadjah Mada University. In 1976, the Rockefeller Foundation determined that the University Development Program in Gadjah Mada University would end in 1983, because it was considered that the aid provided had reached the target, and the financial factors experienced by the Rockefeller Foundation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abrar Gaffari
"Termotivasi dari laporan ketenagakerjaan yang mengungkapkan persentase NEE di Indonesia yang masih tinggi, maka dengan menggunakan data IFLS5 kami melakukan kajian terkait dampak karakteristik sosial demografi dan indikator wilayah dan pasar kerja lokal terhadap usia muda yang NEE . Kami tertarik untuk meneliti NEE sebagai populasi yang heterogen dengan cara mengelompokkannya berdasarkan atas sikap dan ketersediaan waktu dari usia muda terhadap pekerjaan (Salvà -Mut, Tugores-Ques, & Quintana-Murci, 2017)agar dapat menangkap pola kerentanan dan keputusan transisi usia muda ke pasar kerja sehingga dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan yang tepat.
Hasil estimasi dengan multinomial logistik menunjukkan bahwa NEE carers- cared mempunyai karakteristik sebagai perempuan yang berusia muda, tingkat pendidikan rendah, berstatus sudah menikah dan berasal dari latar belakang keluarga yang kurang beruntung terkait ekonomi dan cenderung di pedesaan dengan tingkat pengangguran lokal yang tinggi. Sedangkan NEE unemployed juga mempunyai karakteristik berusia muda, tapi dominan berjenis kelamin laki-laki dengan status belum menikah dan tingkat pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan bukan NEE, selain itu kategori ini cenderung di perkotaan dan juga dipengaruhi oleh tingkat pengangguran lokal yang tinggi. Namun berbeda dengan dua kategori sebelumnya, walaupun discourage juga cenderung berusia muda, berjenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan rendah, tapi usia muda ini tidak terpengaruh oleh indikator wilayah dan pasar kerja lokal. Hal ini dikarenakan kurangnya persepsi dan sikap terhadap pekerjaan.

Motivated from the employment report which reveals the still high percentage of NEE in Indonesia, by using IFLS5 data we conducted studies related to the impact of individual characteristics, education, family background and regional indicators and local labor market on NEE young age. We are interested in examining NEE as a heterogeneous population by grouping it based on attitudes and time availability from a young age to work (Salvà -Mut, Tugores-Ques, & Quintana-Murci, 2017), in order to capture patterns of vulnerability and young transition decisions to the labor market so that appropriate policy recommendations can be produced.
The estimation results with multinomial logistic show that NEE carers-cared have characteristics as young women, low education levels, married status and come from economically disadvantaged family backgrounds and tend to be in rural areas with high local unemployment rates. Whereas unemployed NEEs also have the characteristics of being young, but the dominant male sex is unmarried and the level of education is higher than non-NEE, besides this category tends to be in urban areas and also influenced by high local unemployment rates. However, it differs from the previous two categories, although discourage also tends to be young, male sex and education level low, but young age is not affected by regional indicators and the local labor market. This is due to a lack of perception and attitude towards work.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>