Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131982 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Naufan Rizqullah
"Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) adalah salah satu organisasi mahasiswa Islam yang didirikan oleh para aktivis masjid. Para aktivis KAMMI memiliki Sistem kaderisasi yang ada didalamnya tentu tidak dapat berdiri sediri tentu ada ideologi dan paham yang melandasi setiap gerakan yang ingin dibangun oleh KAMMI. Paham Syumuliatul Islam atau berarti kesempurnaan Islam adalah paham atau ideologi yang digunakan oleh KAMMI dan diajarkan untuk seluruh kadernya, Proses penanaman paham dan ideologi sering dianggap sebagai proses indoktrinasi. Penelitian ini bermaksud melihat proses Indoktrinasi paham Syumuliatul Islam dalam organisasi KAMMI dengan melihat berbagai faktor baik pengaruh dari luar organisasi dan dinamika didalam organisasi. Paham Syumuliah Islam dalam Tesis ini menggunakan teori sosialisasi dalam menganalisis bagaimana paham itu diajarkan kepada seluruh anggota dan konsep doktrin sebagai cara baca dalam prespektif indoktrinasi, semua digunakan dengan cara baca kualitatif. Temuan dalam penelitian ini bahwa ada pengaruh dari luar organisasi yang cukup berperan membentuk ideologi gerakan KAMMI. Lalu berbagai dinamika internal yang cukup banyak merubah cara pandang KAMMI di masa depannya. Pemahaman dan Ideologi KAMMI dimuat dalam materi kaderisasi KAMMI dan Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana proses Indoktrinasi KAMMI terjadi dalam pelaksanaan kaderisasi. Hal ini juga menuntut KAMMI sebagai gerakan mahasiswa membawa ideologi tersebut dalam ruang politik dan sikap organisasi yang harus tercermin dari nilai Ideologi tersebut. Dan peran Syumuliatul Islam sebagai paham dasar dalam organisasi KAMMI ini menjadi panduan dalam menerapkan aksi-aksi KAMMI.

The Indonesian Muslim Student Action Union (KAMMI) is an Islamic student organization founded by mosque activists. KAMMI activists have a regeneration system that, of course, cannot stand alone, for there are ideologies and understandings that underlie every movement that KAMMI wants to build. The understanding of Syumuliatul Islam, which means the perfection of Islam, is the understanding or ideology used by KAMMI and taught to all its cadres. The process of inculcating understanding and ideology is often considered a process of indoctrination. This study aimed to look at the process of indoctrination of Syumuliatul Islam in the KAMMI organization by looking at various factors, both influences from outside the organization and dynamics within the organization. The Syumuliah understanding of Islam in this thesis uses the theory of socialization in analyzing how it is taught to all members and the concept of doctrine as a way of reading in an indoctrination perspective, all of which are used through qualitative reading. The finding in this study is that there are influences from outside the organization that play a significant role in shaping the ideology of the KAMMI movement. Then there are also various internal dynamics that quite a lot have changed the perspective of KAMMI in the future. KAMMI's understanding and ideology are contained in the KAMMI regeneration material and this study explains how the KAMMI indoctrination process occurs in the implementation of regeneration. This also requires KAMMI as a student movement to bring this ideology into the political space and organizational attitudes that must be reflected in the values of this ideology."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misri A. Muchsin
Djogyakarta: Ar-Ruzz Press , 2002
297.261 MIS f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abuddin Nata
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001
297.67 ABU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sunandari
"Secara umum, pemikiran para filsuf muslim merupakan sintesa sistematis antara ajaran-ajaran Islam, Aristotelianisme dan Neo-Platonisme yang dipelopori oleh al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd. Namun, sejak serangan yang dilakukan oleh al-Ghazali melalui Tahafut al-Falasifat, pemikiran filsafat di dunia Islam Barat, Sunni, mengalami pergantian suasana dari alam filosofis ke mistis, tasawwuf. Sedangkan di dunia Islam belahan Timur, Syi'i, pemikiran filsafat dan mistis tetap eksis berkembang bahkan keduanya saling melengkapi.
Harmonisasi yang sempurna dapat ditemui pada tokoh Suhrawardi yang bergelar Syaikh al-Isyraq. Suhrawardi memandang dirinya sebagai penyatu kembali apa yang disebutnya al-hikmar al-laduniyyat (kebijaksanaan Ilahi) dan al-hikmat al-'atigat (kebijaksanaan kuno), dengan menggabungkan dua metode yang telah mapan, yaitu metode diskursif filosofis yang diwakili oleh Aristotelianisme dan metode dzawq mistis, yang diwakili oleh Platonisme, ke dalam satu metode komprehensif yang bersifat teosofis.
Dengan ajaran teosofinya, Suhrawardi mampu membangun suatu cabang aliran yang baru dalam tradisi filsafat Islam, sehingga wajar jika digelari pendiri filsafat iluminasi. Pada tataran ontologis, Suhrawardi menawarkan suatu temuan baru dengan memperkenalkan istilah-istilah tersendiri dalam mengungkapkan seluruh pemikirannya. Melalui terminologi cahaya, Suhrawardi menumbangkan teori emanasi akal sepuluh yang menjadi acuan umum hampir seluruh filsuf Muslim dan menawarkan suatu bentuk baru dengan menggunakan istilah cahaya dan tidak membatasi jumlah pancarannya. Inilah iluminasionisme, suatu pancaran cahaya yang berasal dari Nur al-Anwdr membentuk suatu bangunan utuh yang merupakan kesatuan penyinaran yang disebut wahdat al-Isyraq. Sementara dalam tataran epistemologis, Suhrawardi mampu menunjukkan kelemahan metode pengetahuan diskursif filosofis dan mempelopori munculnya metode baru yaitu 'ilmu hudhuri (knowledge by presence)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T10930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad, Hadrat Mirza Ghulam
Jakarta: PT Gasha Pelangi Grafika, 1977
297.01 AHM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
"Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan. Tapi, agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, segera setelah ia berpindah dari khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan. Artinya, manusia tidak pernah bisa bicara tentang agama, kecuali dalam konteks manusia. Menyadari hal itu, maka seorang penganut agama mestinya tidak terkejut dan gagap untuk menerima kenyataan bahwa di kalangan agama yang sama terdapat begitu banyak perbedaan pendapat."
Bandung: PT Mizan Pustaka, 2019
297.71 HAI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leaman, Oliver
Jakarta: Rajawali, 1989
297.01 LEA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Rijaal Soedrajad
"Tulisan ini merupakan studi mengenai esensi kemurnian Islam dalam diskursus Islam Pribumi dan Islam Puritan yang ada di Indonesia. Berbagai peristiwa sosiologis berperiodik di wilayah Nusantara telah membuat masyarakat muslim di Indonesia kini terfragmentasi menjadi dua kelompok berbeda, berdasarkan kiblat ideal otentisitas Islam masing-masing. Sebagian ada yang menganggap bahwa esensi Islam ada pada zaman keemasan Muhammad dan berkiblat pada budaya Timur Tengah pada masa itu. Sebagian lainnya menganggap bahwa esensi Islam justru sudah hadir dan hidup di tengah transformasi sosial dan budaya di wilayah Nusantara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali seperti apa esensi dan wajah Islam di Indonesia yang seharusnya, melalui dialektika antara kedua jenis kelompok tersebut. Metode yang dipakai di dalam tulisan ini adalah studi literatur dengan pendekatan melalui hermeneutik Nasr Hamid Abu Zayd, dengan gagasannya terkait pembacaan kitab suci melalui konteks historis dan kritik teks Al-Qur’an. Esensi dan wajah Islam sesungguhnya telah hidup di Indonesia sejak awal kehadirannya di wilayah Nusantara karena Islam di Indonesia harus dapat berdialektika dengan pluralitas budaya dan masyarakatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompatibilitas gagasan Islam Pribumi dengan kondisi Indonesia, sesuai dengan pendekatan Nasr Hamid dalam melihat agama yang seharusnya dapat bersinergi dengan budaya.

This paper is a study of the essence of Islam in the discourse of Puritan Islam and Indigenous Islam in Indonesia. The Muslim community in Indonesia is now fragmented into two distinct groups. The first group considers that the essence of Islam must follow Middle Eastern traditions in all its aspects. The second group considers that the essence of Islam must adapt to local traditions/cultures as long as it does not conflict with the holy text of the Qur'an and Sunnah of Muhammad SAW. The purpose of this research is to explore what the essence of Islam in Indonesia should be. The method used in this paper is a literature study through Nasr Hamid Abu Zayd's hermeneutic approach with his ideas related to the reading of the Qur’an through the historical context and criticism of Quranic verses. The results of the study indicate that the essence of Indonesian Islam is Indigenous Islam because Islam should be able to synergize with all times and places and thus be able to have a dialectic with the plurality of culture and society, so that Islam can be accepted by all, including Indonesian cultures that is different from the Middle Eastern culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Husein
"ABSTRACT
This study examines Fazlur Rahman's understanding of Islamic philosophy by
analyzing his attitude towards the works of Muslim philosophers and his belief in the value
of the Qur?an?s precepts. It pays specific attention to the relationship between his
understanding of philosophy and his method of interpreting the Qur?an, since in Rahman's
understanding, this method is the only means to satisfy the changing needs of society. It
explores Rahman?s definition of Islamic philosophy, which is strongly characterized by
three religious terms, iman, islam, and taqwa.
The thesis furthermore looks at the reasons why Rahman borrowed certain
philosophical expressions of the Muslim philosophers in his works when, at first glance,
their doctrines contradict Rahman?s cum position. Special attention is paid to his book
Major Themes ofthe Qur'an, wherein Rahman discusses human existence and his final
destiny through his interpretation of the Qur?an. The thesis concludes that Rahman?s
Islamic philosophy is a moral one, which is practically oriented and based on his
understanding ofthe Qur'an.

Abstract
Cette étude examine l?approache de Fazlur Rahman de la philosophic islamique en
analysant son attitude A l'éga.rd des ocuvres des philosophcs musulmans ainsi que les
convictions de l'auteur concemant la valeur des préceptes du Qur?an. Elle explore les
relations existant entre sa philosophic et sa méthode d?interprétation du Qur?an puisque,
selon le raisonnement de Rahman, cette méthode demeure le seul moyen puovant satisfaire
les besoins changeants de la société. De plus, l?étude explore la definition donnée par
Rahman de la philosophic islarnique, qui est fortemcnt caractérisée par trois termes rcligieux,
c?est-A-dire, l?.iman, l?islam et le taqwa.
Du plus, ce mémoire examine les motivations qui ont poussé Rahman, dans ses
oeuvres, it emprunter ccrtaines expressions utilisées par les philosophcs musulmans, puisque,
A premiere vue, cela semble contredire les positions prises par Rahman. Une attention
particulicre sera accorclée 5 son livre Major Themes ofthe Qur?an dans lequel Rahman
élabore sur l'existence humaine et l?ultime destin selon son interpretation du Qur?an. Ce
mémoire parvient a la conclusion que la philosophic islamiquc de Rahman est une
philosophic morale, qui est pratiquement oricntée et basée sur sa comprehension du Qur?an."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra,
297 KANZ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>